Senin, 27 Februari 2012

MAKALAH ANATOMI : Sistem Perkemihan, Sistem Respirasi, Sistem Pencernaan,Sistem Kardiovaskuler, Sistem Reproduksi Pria, Sistem Reproduksi Wanita,

BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh.zat yang tidak dipergunakan tubuh dikeluarkan berupa urin, dan yang terpakai akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pembuluh kapiler darah ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh. 1. Ginjal Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitonial bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal. Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh. Ginjal terletak dalam rongga abdomen, retroperitonial primer kiri dan kanan kolumna vertebralis yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritonium. Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12 dan batas bawah ginjal kiri setinggi vertebrae lumbalis ke-3. Setiap ginjal memiliki panjang 11-25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang, sisi dalamnya menghadap ke ver¬tebrae thorakalis, sisi luarnya cembung dan di atas setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal. - Fungsi Ginjal dalam Homeostasis : Berbagai fungsi ginjal antara lain adalah: a. Mengekskresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh (sisa metabolisme dan obat-obatan). b. Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah cairan tubuh. c. Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D. d. Menghasilkan beberapa hormon antara lain: Eritropoetin yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah. Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon prostaglandin. - AliranDarahGinjal Kecepatan aliran darah melalui kedua ginjal sekitar 70 kg atau sekitar 1200 ml/runt. Ada dua jaringan kapiler yang men-suplai nef ron tersebut 1) Glomerulus, 2) kapiler peritubulus. Jaring¬an kapiler glomerulus menerima darahnya dari arterial afferen dan jaringan ini dipisahkan dari jaringan kapiler peritubulus yang dialiri oleh arterial efferen, yang memberikan tahanan cukup besar terhadap aliran darah. Sebagai akibatnya, jaringan kapiler glom¬erulus merupakan suatu jaringan bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler peritubulus merupakan suatu jaringan bertekanan rendah. Vasa recta, adalah suatu bagian khusus dari sistem kapiler peritubulus, yang merupakan suatu jalinan kapiler yang turun ke sekitar bagian bawah ansa henle. Kapiler ini membentuk gelungan di dalam medulla ginjal dan kemudian kembali kekorteks sebelum bermuara kedalam vena. Vasa rekta memegang peranan khusus dalam pembentukan urine pekat. Di dalam arteriol afferen tekanan turun dari 100 mmhg pada ujung arterinya menjadi tekanan rata-rata kira kira 60 mmHg di dalam glomerulus. Ketika darah mengalir melalui arteriol eferen dari glomerulus kesistem kapiler peritubulus, tekanan tersebut turun 47 mmhg lagi menjadi suatu tekanan kapiler peritubulus rata-rata sebesar 13 mmhg. Jadi jaringan kapiler bertekanan tinggi di dalam glomerulus bekerja pada tekanan rata-rata sebesar 60 mmHg, sehingga menyebabkan filtrasi cairan yang cepat ke kapsule bowman. Sebaliknya 1 jaringan kapiler bertekanan rendah di dalam sistem kapiler peri-j tubulus bekerja pada tekanan rata-rata 13 mmHg yang memung kinkan absorbsi cairan yang cepat karena tingginya tekanan osmotik plasma. - Struktur Ginjal a. Struktur Sekitar Ginjal - Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true kapsule) ginjal dan di luar terdapat jaringan lemak perirenal. - Disebelah cranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Ke¬lenjar adrenal bersama-sama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah ekstra vasasi urine pada saat terjadinya trauma ginjal. Selain itu fasia gerota berfungsi sebagai barier dalam menghambat penyebaran infeksi atau menghambat metastase tumor ginjal keorgan disekitarnya. - Disebelah posterior ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang iga ke XI dan XII - Sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh organ intra peritoneal. - Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon dan duodenum sehingga letaknya lebih rendah dari yang kiri. Sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pangkreas, jejenum dan kolon. b. Struktur Ginjal - Secara anatomis ginjal dibagi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal. - Di dalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan di dalam medulla banyak terdapat duktus ginjal. - Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam glomerulus kemudian ditubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsijdan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari ± 180 liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. - Sistem pelvikalis ginjal terdiri atas kaliks minor, infundi-bullum, kaliks mayor dan pileum/pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikalis terdiri atas epitel transisional dan dinding-nya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter. c. Nefron Merupakan satuan fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dan tiap nefron dapat membentuk urina sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah. Gambar Sel yang dikelilingi oleh komponen sel (dari Ethel Sloanei anatomi dan fisiologi untuk pemula, 320 : 2004, EGC . Pada dasarnya nefron terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: 1). Glomerulus Bagian ini mengandung anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul bowman dan menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah kesistem vena melalui arteriol aferen. Glomerulus berdiameter 200 mm, dibentuk oleh invagiansi suatu anyaman kapiler yang menempati kapsula bowmen dimana cairan difiltrasikan. a). Filtrasi Glomerulus - Cairan yang difiltrasikan melalui glomerulus ke dalam kapsula bowman disebut filtrat glomerulus - Lapisan pada membran glomerulus • Lapisan Endotel kapiler • Membran basalis • Lapisan sel epitel yang diilustrasikan pada permukaan luar kapiler glomerlurus. Tetapi permeabilitas kapiler membran glomerulus 100-1000 kali permeabilitas kapiler biasa. - Sangat besarnya permeabilitas glomerulus mem-brana disebabkan oleh struktur khususnya, sel endotel kapiler yang melapisi glomerulus terdapat pori-pori yang disebut fanestra. Dan pada filtrat harus melewati 3 lapisan di atas sehingga baru bisa filtrat dialirkan ke kapsula bowman. - Cela pori glomerulus menghalangi partikel yang besarnya lebih dari 7 nanometer misalnya protein plasma. - Komposisi cairan filtrat golmerulus mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan yang merembes dari ujung arteri kedalam cairan inter-stisial. Tidak mengandung eritrosit dan hanya mengandung 0,03 persen protein atau 1/200 pro¬tein di dalam plasma. Elektrolit dan komposisi solut lain dari filtrat glomenilus juga ditemukan pada cairan interstisial. b). Laju Filtrasi Glomerulus - Jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal disebut laju filtrasi glomerulus. - Pada orang normal sekitar 125 ml/mnt, tetapi; dalam berbagai keadaan dapat berubah sampai 200 ml/mnt. Dengan perkataan lain dalam sehari j sekitar 180 liter. Dan lebih dari 99 persen filtrat tersebut biasanya reasorbsi di dalam tubulus dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk urine. - Filtrasi glomerulus terjadi dengan cara yang hampir I sama seperti merembesnya cairan pada kapiler yang bertekanan tinggi ke dalam tubuh, yaitu tekanan di dalam kapiler glomerulus menyebabkan filtrasi cairan melalui membran kapiler kedalam kapsule bowman. Sebaliknya tekanan osmotik koloid di I dalam darah dan tekanan di dalam kapsula bow- j man menentang filtrasi tersebut. Tekanan kapsula I bowman sekitar 18 mmHg. - Tekanan osmotik koloid sekitar 32 mmHg. - Tekanan filtrasi adalah tekanan netto yang memaksa j cairan keluar melalui membran glomerulus, dan inij sama dengan tekanan glomerulus dikurangi jumM tekanan osmotic koloid glomerulus dan tekanan kapsuh,\ sehingga tekanan filtrasi normal sekitar 10 mmHg Koefisien filtrasi disebut Kf, yang merupakan konstanta dan merupakan laju filtrasi glomerulus untuk kedua ginjal per mmHg tekanan filtrasi glomerulus sama dengan tekanan filtrasi dikalikan koefisien filtrasi. c). Faktor yang Mempengaruhi LFG (GFR) • Tekanan Arteri, bila tekanan arteri mening-kat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam glomerulus, sehingga laju glomerulus mening-kat, tetapi peningkatan filtrasi masih diatur oleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glo¬merulus yang meningkat drastis. • Efek Kontriksi arteriol aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen me-nurunkan kecepatan aliran darah kedalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan tekanan glomerulus, akibatnya terjadi pe-nurunan filtrasi glomerulus. • Efek Kontriksi arteri eferen, kontriksi arteriol eferen meningkatkan tahanan terhadap aliran keluar dari glomerulus dan ini akan mening¬katkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga akan menurun. • Efek aliran darah glomerulus atas laju filtrasi glomerulus, bila arteriol aferen dan eferen berkontraksi, maka jumlah darah yang me-ngalir ke glomerulus tiap menitnya akan me-nurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan osmotik koloid plasma di dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi. d). Auto regulasi Laju Filtrasi Glomerulus - Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urina, tekanan ini dapat ber-ubah dari sekecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg. - Hal ini menyebabkan perubahan yang sangat kecil atas laju fitrasi glomerulus. Efek ini disebut Auto¬regulasi Laju Fitrasi Glomerulus. Ini penting karena nefron memerlukan laju fitrasi glomerulus yang optimum jika ia melakukan fungsinya. Bahkan laju fitrasi glomerulus lebih besar/lebih kecil 5% dapat menyebabkan pengaruh yang besar yaitu kehilang-an cairan yang berlebihan kedalam urina. Ekskresi produk-produk sisa yang diperlukan terlalu kecil. - Mekanisme umpan balik vasodilatator arteriol aferen. - Mekanisme umpan balik vasokontriktor arteriol aferen. - Mekanisme Autoregulasi Laju Fitrasi glomerulus - umpan balik tubuloglomerulus mungkin timbul seluruhnya atau hampir seluruhnya pada kom-pleks justaglomerulus yang mempunyai sifat laju fitrasi glomerulus yang rendah memungkinkan reabsorpsi klorida yang berlebihan di dalam tubulus jadi menurunkan konsentrasi ion klorida, pada macula densa. 2). Tubulus - Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir 1) melalui Tubulus proksimal, 2) Ansa henle, 3) tubulus distalis 4) duktus koligentes, kedalam pelvis ginjal. - Sepanjang perjalanan ini zat direabsorbsi dan di sekresi secara selektif oleh epitel tubulus, dan cairan yang dihasilkan memasuki pelvis ginjal sebagai urine. - Reabsorbsi memegang peranan lebih penting daripada sekresi pembentukan urin. Tetapi sekresi sangat pen-ting dalam menentukan ion kalium, hydrogen dan beberapa zat lain di dalam urine. - Mekanisme dasar absorbsi dan sekresi dalam tubulus adalah : • transpor aktif melalui dinding tubulus: Tiap sel mempunyai brush boerder pada permuka-an sel yang menghadap ke lumen. Tranposrt aktif natrium terjadi dari bagian dalam sel epitel melalui membran basalis. Transport keluar sel ini me-ngurangi konsentrasi natrium di dalam sel dan me-nurunkan potensial listrik di dalam sel. Kemudian karena konsentrasi rendah ini dan potensial negatif di dalam sel menimbulkan suatu perbedaan konsentrasi ion natrium, sehingga melakukan dif usi dari tubulus melalui brush border ke dalam sel. Bila sudah berada di dalam sel tersebut, natrium diangkut dengan proses tranport aktif ke dalam peritubular. • transpor pasif : bila berbagai solut ditransport keluar dari tubulus dan melalui epithel tubulus, maka konsentrasi totalnya di dalam lumen tubulus menurun dan yang di luar akan meningkat. Ini jelas menimbul kan perbedaan-perbedaan konsentrasi yang me-nyebabkan osmosis air dalam darah yang sama dengan tranpor solut. Tetapi beberapa bagian dari sistem tubulus lebih permeabel terhadap air dari pada yang lain. - Salah satu fungsi ginjal yang paling penting adalah untuk mangatur osmolalitas cairan tubuh. la berlaku begitu dengan mengekresikan kelebihan jumlah air kedalam urine bila cairan-cairan tubuh terlalu encer atau dengan mengekresikan kelebihan jumlah solut bila cairan tersebut terlalu pekat. Keseimbangan Glomerulo-tubulus dan hubungan dengan eksresi volume cairan dengan istilah keseimbangan glomerulo tubulus, dapat diartikan bila laju filtrasi glomerulus meningkat, semua filtrat tambahan direabsorbsi dan tidak keluar kedalam urine. 3). Gelung Henle 4). Tubulus Distal Konvulta 5). Duktus Koligen Medula 2. Ureter Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang ber-ungsi mengaHrkan urine dari pielum ginjal kedalam buli-buli. Pada •rang dewasa panjangnya kurang lebih 20 cm. Dinding terdiri atas nukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot polos sirkulair lan longitudinal yang dapat melakukan peristaltic (kontraksi) guna nengeluarkan urine ke buli-buli. Jika karena suatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urine, erjadi kontraksi otot polos yang berlebihan yang bertujuan untuk nendorong atati mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih. Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala sesuai dengan irama kontraksi ureter. Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada ditempat lain, sehingga batu atau benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut ditempat itu. Tempat penyempitan itu antara lain adalah 1) pada perbatasan antara pel¬vis renalis dan ureter atau pelvi ureter juction, 2) tempat ureter menyilang arteri iliaka rongga pelvis dan 3) pada saat ureter masuk ke buli-buli. Ureter masuk kebuli dalam posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli (intra mural). Keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau refluk vesiko ureter pada saat buli-buli berkontraksi. Gambar Ureter Untuk kepentingan radiology dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi 2 bagian yaitu ureter pars abdaminalis yaitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka dan ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk buli-buli. Di samping itu ureter secara radiologis dibagi 3 bagian yaitu: 1) Ureter 1/3 Proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sacrum, 2) Ureter 1/3 medial mulai dari batas atas sacrum sampai pada batas bawah sacrum dan 3) Ureter 1/3 distal mulai batas bawah sacrum sampai masuk ke buli-buli. 3. Buli-Buli Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyam. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, ditengah merupakan otot sirkulair, dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. Secara anatomis bentuk buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu 1) permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, 2) dua permukaan inferiolateral dan 3) permukaan posterior. Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi. Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal yang volume untuk orang dewasa ± 300 - 450 ml, sedangkan untuk anak menurut formula dari koff adalah: Kapasiatas buli = (umur (tahun) + 2) x 30 ml. Pada saat kosong, buli-buli terletak dibelakang simphisis pu-bis dan pada saat penuh berada di atas simphisis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi. Buli-buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medulla spinalis segmen sacral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot destrusor, terbukanya leher buli dan relaksasi spingter uretra sehingga terjadi proses miksi. 4. Uretra Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani /sperma. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada pembatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada pembatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna dipersarafi oleh sistem saraf simpatis sehingga pada saat buli-buli penuh sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang, pada saat kencing spingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing. Panjang uretra wanita ± 3-5 cm, sedangkan uretra pria idewasa ± 20-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering pada pria. Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika 'aitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra >ars membranase. Dibagian posterior lumen uretra prostatika, erdapat tonjolan verumontanum dan disebelah proksimal dan dis-al dari verumontanum ini terdapat Krista uretralis. Bagian akhir dari vasdeferen yaitu kedua duktus ejaku-atorius terdapat dipinggir kiri dan kanan verumontanum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktud prostatikus yang tersebar diuretra prostatika. Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra anterior terdiri atas 1) pars bulbosa, 2) pars pendularis 3) fossa navikularis dan 4) Meatus uretra eksterna. Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar cowperi berada di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara diuretra pars bulbosa. Letak uretra wanita berada di bawah simphisis pubis dan bermuara disebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra diantara kelenjar skene. Kurang lebih 1/3 me¬dial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsi mempertahankan urine tetap berada di dalam buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna. 5. Pembentukan Urine Daya reabsorbsi tubuli renalis ada maksimalnya. Bila glukosa dalam filtrat terlalu banyak, glukosa bisa didapatkan dalam urine (pada penderita kencing manis/DM). Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan komposisi Air sekitar 96% dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya (Elek-trolit terutama natrium dan sisa metabolisme terutama ureum, asam urat dan creatinin). Dalam urine sering didapatkan leuco¬cyte dan erytrocite 1-2 buah/lapangan pandang (ini normal). Pada penderita icterus adanya bilirubin dan urobilin yang menyebabkan urine menjadi kuning. Darah dari aorta- Arteri renalis- Afferent arteriole –Glomerulus -Terbentuk filtrat glomerulus (170 liter/24 jam) Komposisi: darah, sel-sel darah dan protein). Sel darah dan protein tidak dapat melewati membran glomerulus. -Tubulus renalis (terjadi proses sekresi dan reabsorbsi air, elektrolit dll.) Tubuh memilih mana yang perlu dibuang dan yang perlu diambil kembali. -Urea dikeluarkan. Protein dan glukosa djreabsorfasi kembali sehingga tidak terdapat protein dan glukosa diurin. -Urine (1,5 liter / 24 jam). 6. Mikturasi Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul refleks rasa ingin kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesica urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan oleh: 1. BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat. 2. Batu urethra. 3. Striktura urethra, urethra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi. Proses Miksi dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra. Darah memasuki glomerulus aferen dan kemudian meningkat melalui arteriol aferen. Glomerulus merupakan suatu jalinan dari 50 kapiler sejajar yang dilapisi oleh sel-sel epitel. Tekanan darah di dalam glomerulus menyebabkan cairan difiltrasikan ke dalam kapsula Bowman. Dari situ ia mengalir pertama ke dalam tubulus proksimalis. Dari sini cairan tersebut mengalir ke dalam ansa Henle, kemudian turun ke bawah ke medulla ginjal, sekitar seper-tiga sampai seperlima menembus jauh ke dalam medula. Bagian bawah ansa henle tersebut mempunyai dinding sangat tipis dan oleh karena itu disebut segmen tipis ansa Henle. Dari ansa Henle cairan tersebut mengalir melalui tubulus distalis. Akhirnya cairan tersebut mengalir ke dalam tubulus (duktus) koligens yang me-ngumpulkan cairan dari beberapa nefron. Duktus koligens berjalan dari korteks kembali ke bawah melalui medulla, sejajar dengan ansa Henle, kemudian ia bermuara ke dalam pelvis ginjal. Ketika filtrat glomerulus mengalir mealui tubulus tersebut, kebanyakan air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya direabsorpsi ke kapiler, peritubulus, dan sejumlah kecil. Solut lain disekre-sikan ke dalam nobulus. Air dan solut tubulus yang tersisa menjadi urina. Proses Miksi : Fase pengisian Pves : < 20 cm H2O dan Pup : 60 - 100 cm H2O Fase Ekspulsi : Isi blader 200 - 300 ml Mulai terangsang ingin kencing I Reseptor Strecth I Syaraf Otonom PS S2 - 4 I Tonus Bladder 60 - 120 cm Hf) (ingin kencing) Up membuka, sp. Eks masih menutup 7. Pengaturan Keseimbangan Asam – Basa Adalah pengaturan konsentrasi ion hidrogen di dalam cairan tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dalam berbagai larutan dapat berubah-ubah dari kurang dari pada 10-4 ekuivalen per liter sampai lebih tinggi dari 100, yang berarti suatu variasi total sebesar lebih daripada satu kudrilion kali. Konsentrasi ion hidrogen dalam cairan ekstrasel biasanya diatur pada suatu nilai konstan kira-kira sebesar 4 x 10-8 Eq/liter Nilai ini dapat bervariasi dari serendah 1, 0 x 10-8 sampai setingg 1, 0 x 10-7 tanpa menyebabkan kematian. PH dihubungkan dengan konsentrasi ion hidrogen yang sebenarnya dengan rumus berikut ini (bila konsentrasi H+ dinyatakan dalam ekuivalen per liter). 1 pH = log ————————— = -log konsentrasi H+ Konsentrasi H+ Dari rumus ini dapat disimpulkan bahwa suatu pH yang rendah sesuai dengan suatu konsentrasi ion hidrogen yang tinggi, yang disebut Asidosis. Dan sebaliknya pH yang tinggi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah disebut Alkalosis. B. Sistem Respirasi/ Pernafasan Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sis-tern pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melem-babkan udara yang masuk juga melindungi permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan udara diparu-paru melalui saluran pernafasan atas. 1. Pengertian Pernafasan - Pernafasan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh serta lingkungan. - Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. - Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi. 2. Fungsi Pernafasan Beberapa fungsi pernafasan yang penting adalah: • Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran. • Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang. Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu: • O2 - hidung - trachea - alveoli - pembuluh kapiler alveolus -ikatan O2 dengan Hb - jantung - seluruh tubuh sampai ke setiap sel. • CO2 - membran alveoli - kapiler - alveoli - bronchroli - bron¬chus - trakea - hidung. 3. Saluran Pernafasan Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut: Rongga hidung, faring, taring, trakea, percabangan bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus). Gambar: Sistem pernafasan secara unaan (dari Joyce LKee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 421 :1996, EGC) 4. Rongga Hidung Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan selaput lendir. Semua sinus yang mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung. Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut: - Bekerja sebagai saluran udara pernafasan. - Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung. - Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa - Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung. Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut nasophaynk. Rongga hidung dan nasoparing berhubungan dengan: - Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial. Berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium (lubang). Terdapat beberapa sinus paranasalis, sinus rnaksilaris dan si¬nus ethmoidalis yang dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis yang terletak lebih dalam. - Duktus nasolacrimalis, yang meyalurkan air mata kedalam hidung. - Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah. Pada rongga hidung misalnya terjadi influenza atau hidung buntu, tak boleh dilupakan kemungkinan tertutupnya lubang-lubang tersebut sehingga dapat menimbulkan penumpukan cairan dan terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang telinga tengah akibatnya bisa terjadi sinusitis, otitis media, keluar air mata, karena duktus nasolacrimalis buntu. Karena itu pada hidung buntu perlu diberi obat-obatan tetes hidung untuk mengurangi kemung¬kinan tertutupnya lubang-lubang tersebut di atas. Gambar : Saluran pernafasan pertama (hidung) 5. Faring Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis. Far¬ing terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring. 1. Nasofaring Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal melalui dua naris internal (koana), yaitu: - Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi kendang telinga. - Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid dapat menghambat aliran darah. 2. Orofaring Dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan palatum keras tulang. - Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak. - Amandel palatinum terletak pada kedua sisi ororfaring posterior. 3. Laringofaring Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya. 6. Laring Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor. Di bagian laring terdapat beberapa organ yaitu: - Epiglottis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup lar¬ynx sewaktu orang menelan. Bila waktu makan kita berbicara (epiglottis terbuka), makanan bisa masuk ke larynx (keslek) dan terbatu-batuk. Pada saat bernafas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan epiglotis menutup laring. Jika masuk ke laring maka akan batuk dan dibantu bulu-bulu getar silia untuk menyaring debu, kotoran-kotoran. - Jika bernafas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat disaring, dilembabkan atau dihangatkan yang me-nimbulkan gangguan tubuh dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi. - Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan, sehingga lebar sela-sela antara pita-pita tersebut berubah-ubah sewaktu bernafas dan berbicara. Selama pernafasan pita suara sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk. 7. Trakea Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan fang terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir. Gambar : Anatomi Saluran Nafas besar (Trakea & Bronkus) 8. Percabangan Bronkus Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut intrapuhnonar. Gambar: Saluran nafas besar dan bagian paru 9. Paru-paru (bronkiolus, alveolus) Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu Struktur blok padat yang berada dibelakanj tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan bersisi udara dengan pembagian ruang sebagai berikut: 1. Paru kanan, memiliki tiga lobus 2. dan paru kiri dua lobus Gambar: Saluran nafas besar 10. Proses Terjadinya Pernafasan Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan ekspirasi udara dari paru-paru kelingkungan luar tubuh. Ins¬pirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus pernikus lalu mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan ken-dor lagi dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. 11. Pengaturan Dan Pengendalian Pernafasan Mekanisrne pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu faktor kimiawi dan pengendalian oleh saraf. 12. Bentuk Dari Pernafasan Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu: a. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (external) - Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan tidak baik atau terganggu. - Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafas¬an semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafas¬an/menit atau 4,2 liter/menit. Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih sedikit dari pada pernafasan lambat dan dalam pada volume pernafasan semenit yang sama. Semua proses ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Jika gerak badan lebih banyak darah dari paru-paru membawa banyak CO2 dan sentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini me-rangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memper-besar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2. Gambar : Proses pernafasan b. Pernafasan jaringan (interna) - Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima hasil buangan CO2 dari jantung dan paru keluar. - Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna. c. Pernafasan Tingkat sel adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produksi CO2 oleh sel-sel tubuh. 13. Transportasi (Pertukara gas) Transportasi Darah paru - Jantung & keseluruh tubuh 14. Volume Dan Kapasitas Paru Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan expirasi dapat diukur melalui spirometer. a. Volume a. Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan. b. Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ex¬tra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximum di atas inspirasi tidal. GDI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada perempuan. c. Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidak normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan. d. Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-; laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Vo¬lume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan. b. Kapasitas a. Kapasitas, residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE). b. Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI) c. Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, vol¬ume cadangan inspirasi dan volume cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4. 500 ml. d. Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total uadara yang dapat ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR) Nilai rata-ratanya adalah 5. 700 ml. 15. Kecepatan Pernafasan Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bemafas dengan normal maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-ekspirasi-istirahat). Tabel 5.1 Kecepatan pernafasan normal C. Sistem Pencernaan Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang me-nerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, pene-lanan dan pencampuran) dengan enzym dan zat cair yang ter-bentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. 1. Fungsi Sistem Pencernaan Fungsi primer saluran pecernaan adalah menyediakan suplai terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, sehingga siap diabsorbsi. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya. Beberapa pengertian secara umum mengenai proses pen¬cernaan adalah sebagai berikut: 1. Ingesti, adalah masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi proses pemotongan dan penggilingan makanan yang dilakukan secara mekanik oleh gigi. 2. Peristalsis, adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan. 3. Digesti, adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung. 4. Egesti, (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan. 5. Absorbsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh. 2. Susunan Saluran Pencernaan Secara Umum Saluran pencernaan makanan secara umum terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut: Mulut - Pharynx (tekak) - Oesopha¬gus (kerongkongan) - Ventrikulus / gaster (lambung) - Usus halus -Colon (usus besar) - Anus. Gambar : Sistem pencernaan secara umum (dari Joyce L.Kee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 509 :EGC). 3. Mulut (Oris) Mulut merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pen¬cernaan. Secara umum mulut terdiri atas 2 bagian yaitu: 1. Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi. 2. Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan len¬dir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Dimulut ada beberapa bagian yang perlu diketahui yaitu antara lain: a. Palatum Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu: - Palatum Durum (palatum keras), yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum - Palatum mole (palatum lunak), terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. b. Rongga mulut 1) Gigi Manusia memiliki 2 susunan gigi 2 yaitu gigi primer dan gigi sekunder. - Gigi primer, dimulai dari ruang diantara dua gigi de-pan yang terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua geraham (molar), dan untuk total keseluruhan 20 gigi. - Gigi sekunder, terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar (bicuspid) dan tiga geraham (tricuspid) untuk total keseluruhan 32 buah. Juga gigi ada 2 (dua) macam, yaitu: - Gigi suiting, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan - Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah. Fungsi gigi adalah dalam proses mastikasi (pengunyaan). Makanan yang masuk dalam mulut dipotong menjadi ba-gian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan. 2) Lidah Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saaat di-kunyah atau ditelan. Selain itu juga untuk pengecapan dan produksi wicara. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, dilekatkan pada frenulum lin¬gua. Dibagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan nafas. kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas 3 bagian, yaitu: - Radiks lingua = pangkal lidah - Dorsum lingua = punggung lidah - Apeks lingua = ujung lidah Pada lidah terdapat indera peraba dan perasa: - Asin, dibagian lateral lidah. - Manis, dibagian ujung dan anterior lidah. - Asam, dibagian lateral lidah. - Pahit, dibagian belakang lidah. 3) Kelenjar ludah Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernatna duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ini mensekresi sa liva kedalam rongga oral. Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan didalam rongga mulut, yang disarafi oleh saraf-saraf tak sadar Disekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu : a. Kelenjar parotis, letaknya di bawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular duktusnya duktus stensoni b. Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular), terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan/renulwi lingua. Ukuran kurang lebih sebesar kacang kenari c. Kelenjar sub lungualis, letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bennuara didasar rongga mulut • Fungsi Saliva - Memudahkan makanan untuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjadi bolus, yaitu gumpalan yang siap tintuk ditelan sehingga terjadi pelarutan makanan secara kimia - Mempertahankan bagian mulut dan lidah tetap lembab atau basah sehingga memudahkan lidah bergerak saat bicara - Mengandung ptyalin atau amilase, yaitu suatu enzim yang mengubah zat tepung menjadi maltosa dan polisakarida - Sebagai zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti obat, virus, dan logam dieksresi kedalam saliva - Sebagai zat antibakteri dan antibody yang berfungsi untuk membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi. • Kendali syaraf pada saliva Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis (pikiran akan makanan), mekanis (keberadaan makanan), atau kimiawi (jenis makanan). Stimulus di bawah melalui serabut aferen dalam syaraf cranial V, Vn, IX dan X menuju nuclei salivatori inferior dan superior dalam medulla. Semua kelenjar saliva dipersyarafi serabut simpatis dan parasimpatis. • Komposisi Saliva Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim amilase serta berbagai jenis ion (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium, juga sekresi mucus yang lebih kental dan lebih sedikityang mengandung glikoprotein (musin), ion dan air. 4. Faring Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulul dengan kerongkongan (osefagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amande) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makan-an, yang letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilang-an. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan didepan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus priformis masuk ke osofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah konstraksi secara bersamaan. Gambar : Osefagus dan struktur yang berhubungan 5. Oesofagus Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan di¬ameter sekitar 2. 54 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati diafragma dan hiatus esofogus. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Lapisan terdiri dari 4 lapis yaitu mucosa, submucosa, otot (longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau bolus berjalan dalam oesofagus karena gerakan peristaltik, yang berlangsung hanya beberapa detik saja. Fungsi esofagus adalah menggerakkan makanan dari faring kelambung melalui gerak peristaltis. Mukosa esofagus mem-produksi sejumlah besar mucus untuk melumasi dan melindungi esofagus tetapi esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan. 6. Lambung (gaster) Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan osofagus melalui arifisium pilorik, terletak di bawah diapragma di depan pankreas lan limpa, menempel disebelah kiri fundus utreri. • Bagian-bagian lambung Regia-regia lambung terdiri dari: a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas. b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvantura minor, c. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus. e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvantura minor ter-bentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Liga-mentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa. f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik. • Fungsi Lambung - Menampung makanan, menghancurkan dan menghalus-kan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya inter¬val waktu yang panjang antara saat makan dan kemampu-an menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai ma¬kanan ini dapat terakomodasi dibagian bawah saluran. - Froduksi kimus, aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (masssa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya kedalam duodenum - Digesti protein, lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida - Produksi mucus, mucus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri - Produksi faktor instrinsik, yaitu glikoprotein yang disekresi sel parietal dan vitamin B12 yang didapat dari makanan yang dicerna dilambung yang terikat pada faktor instrinsik. Komplek faktor instrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, di mana tempat vitamin B12 di absorbsi - Absorbsi, dilambung hanya terjadi absorbsi nutrien sedikit. Beberapa zat yang diabsorbsi antara lain adalah beberapa obat yang larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung serta zat yang larut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas. 7. Usus Halus • Pengertian Adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. • Susunan usus halus a. Duodenum : Organ ini disebut juga usus 12 jari panjangnya 25 - 30 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas vane menghasilkan amilase yang berfungsi mencerna hidrat arang menjadi disakarida. Duodenum merupakan bagian yang terpendek dari usus halus. Gambar : Bagian usus halus dan usus besar b.Yeyenum : Adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjang-nya 1 - 1,5 m. c. ileum : Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar de panjang 2-2, 5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum: pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lip peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebag mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan de sekum dengan perantaraan lubang yang bernama Orifisium Ikoseihilis, Orifisium ini diperkuat oleh spinier; ikoseikcdis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula bcaikini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke ileum. Mukosa usus halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovilli memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan. • Gerakan Usus Halus Pergerakan usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh sistem syaraf otak. Gerakan usus halus antara lain adalah: - Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama dengan mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan absorbtif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks kesegmen lain. ri' Gerakan segmental memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorbsi. - Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus kearah bawah disepanjang saluran - Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur. • Fungsi usus halus - menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe dengan proses sebagai berikufc - menyerap protein dalam bentuk asam amino, - karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida b. Secara selektif mengabsorbsi produk digesti dan juga air, garam dan vitamin. • Kelenjar yang dihasilkan Usus Halus Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempumakan makanan yaitu: - Enterokinase, mengaktifkan enzim tripsinogen pancreas menjadi tripsin yang kemudian mengurai protein dan peptida yang lebih kecil . - Aminopeptidase, Tetrapeptidase dan dipeptidase yang mengurai peptida menjadi asam amino bebas . - Amilase usus yang menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa dan laktosa) - Maltase, isomaltase, lactase dan sukrase yang memecah disakarida maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi monosakaridu - Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol. - Erepsin, menyempumakan pencernaan protein menjadi asam amino. - Laktase, mengubah laktase menjadi monosakarida. - Maltosa, mengubah maltosa menjadi monosakarida. - Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida. • Absorpsi Makanan Makanan yang telah dicerna oleh berbagai getah pence yaitu ludah, getah lambung, getah pancreas, dan sukus enterik merijadi bentuk yang sederhana (protein menjadi asam ar lemak menjadi gliserol dan asam lemak, karbohidrat menjadi monosakarida). Akhirnya siap untuk diabsor'bsi didalain usus halus melalui dua saluran yaitu pembulu kapiler darah clan saluran lirnfe di Vili usus halus, dan oleh vena porta di bawah kehati iintuk mengalami beberapa perubahan. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya ber~ langsung didalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pem-buluh kapiler dalam darah dan saluran limfe yang verada di sebelah dalam permukaan vili usus. Sebuah vilus berisi lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat bersama oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelium. Jalur dalam absorbs!, diusus halus melalui jalur absorbtif, yaitu produk-produk seperti monosakarida, asam amino, asam le-mak, dan gliserol, juga air, elektroiit, vitamin dan cairan pencernaan diabsorbsi menembus membran sel epitel duodenum dan yeyenum. Hanya sedikit yang berlangsung diileum kecuali garam-garam empedu dan vitamin B12. 8. Hati (Hepar) Organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500 kg. Letaknya di bagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma. Hepar terletak di quadran kanan atas abdomen, di bawah diafragma dan terlindungi oleh tulang rusuk (costae), sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba). Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien vena porta hepatica. • Pembagian Hati Hati dibagi atas 2 lapisan utama yaitu: a. Permukaan atas berbentuk cembung, terletak di bawah diafragma. b. Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transjersus dan fisura longitudinal yang memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan yaitu Lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus. • Pembuluh Pada Hati Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu: - Arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika. - Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan 20% darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatika. Pembuluh darah halus berjalan diantara lobulus hati disebut Vena interlobuler. Gambar : Posisi hati dan pembulu darah disekitar hati • Fungsi Hati a. Sekresi - Hati memproduksi empedu dibentuk dalam sistem retikulo endotelium yang dialirkan ke empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbs! lemak - Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa menjadi glikogen b. Metabolisme - Hati berperan serta dalam mempertahankan homeos-tatik gula darah. - Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlu-kan tubuh. - Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak dan hasil penguraian protein meng-hasilkan urea dari asam amino berlebih dan sisa nitro¬gen. Hati menerima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. - Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein c. Penyimpanan - Hati menyimpan glikogen, lemak, vitamin A, D, E, K, dan zat besi yang disimpan sebagai feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepas- j kan bila zat besi diperlukan. - Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan I disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan-j nya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan d. Detoksifikasi - Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasij toksin dan obat dan memfagositosis eritrosit dan zatj asing yang terdisintegrasi dalam darah. - Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dieksresi dalam empedu dan urin (mendetoksifikasi). e. Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang. Gambar : Posisi hati dan Kandung empedu 9. Kandung Empedu a. Pengertian Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm berisi 60 cm3. b. Anatomi sekresi empedu Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatica menyatu untuk membentuk duktus he¬patic komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sisticus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis. Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pancreas bermuara diduodenum atau dialihkan untuk| penyimpanan dikandung empedu. c. Fungsi Kandung Empedu - Sebagai persediaan getah empedu dan membuat getah empedu menjadi kental. - Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sdj hati jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 ml sehari yang digunakan untuk mencerna lemak 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zatj lainnya. d. Kendali Sekresi Aliran Empedu Sekresi empedu diatur oleh faktor impuls parasimpatis hormon sekretin dan CCK. CCK dilepas untuk mengkontr. otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter oddi, cairi empedu kemudian didorong ke dalam duodenum e. Komposisi Getah Empedu Getah empedu adalah suatu cairan yang disekresi setiap oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 5000-1000 cc, sekresinnya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna lemak. Empedu berwarna kuning kehijauhan yang terdiri dari 97% air, pigmen empedu dan garam-garam empedu. Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini me-rupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses. Warna kekuningan pada jaringan (jaundice) merupa-kan akibat dari peningkatan kadar bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati, peningkatan dekstruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh batu empedu. Garam-garam empedu, yang terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Setelah diekskresi kedalam usus garam tersebut direabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali kehati dan didaur ulang kembali, peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohe-patika garam empedu. Fungsi dari garam empedu dalam usus halus adalah: - Emulsif ikasi lemak, garam empedu mengemulsi glob¬ules lemak besar dalam usus halus yang kemudian dijadikan globules lemak lebih kecil dan area permukaaan yang lebih luas untuk kerja enzim - Absorbsi lemak, garam empedu juga membantu mengabsorbsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel - Pengeluaran kolesterol dari tubuh, garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut micelle yang akan dibuang melalui feses 10. Pankreas Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar lambung. a. Kelenjar Pankreas Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II di belakang lambung. b. Fungsi Pankreas - Fungsi eksokrin (asinar), yang membentuk getah penkre yang berisi enzim-enzim pencernaan dan larutan beraii yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tingg Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui dukti pancreas, yang menyatu melalui duktus empedu komt dan masuk keduodenum dititik ampula hepatopankr Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum mela duktus penkreatikus, yang bermuara pada papila vati yang terletak pada dinding duodenum. Pankreas menerin darah dari arteri penkreatika dan mengalirkan darahnjj ke vena kava inferior melalui vena pankreatika. - Fungsi endokrin (pulau langerhans), sekelompok kecil sel epiteliurn yang berbentuk pulau-pulau kecil atau kepulauan langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin dan glukagon yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah dibawa ke jaringan tanpa melewati duktus untuk membantu metabolisme karbohidrat. c. Hasil Sekresi dan Komposisi cairan Pankreas Cairan pancreas mengandung enzim -enzim untuk mencerna protein, karbohidrat dan lemak. 1). Enzim proteolitik pancreas (protease), yaitu - Tripsinogen, yang disekresi pancreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi oleh usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil. - Kimotripsin, teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein. - Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase,adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasikan asam-asam amino bebas. 2). Lipase Pankreas, yang menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu. 3). Amilase pancreas, yang menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa). 4). Rribonuklease dan deoksiribonuklease, yang menghidro¬lisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya. 11. Usus Besar • Gambaran Umum Usus besar merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam dilambung, 6 sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya berada disus besar. Gambar : Anatomi usus besar • Anatomi Panjangnya ± 1, 5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukuran-nya lebih besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak menuliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae circulares). Serabut otot longitudinal dalam muskulus externa membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltic, sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari. Usus besar terdiri dari caecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, colon sigmoid, rectum dan canalis ani serta spinkter ani. • Fungsi usus besar Fungsi usus besar antara lain adalah: - Menyerap air dan elektrolit 80% sampai 90% dari makanan dan mengubah dari cairan menjadi massa - Tempat tinggal sejumlah bakteri koli, yang mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. - Memproduksi vitamin antara lain Vitamin K, ribovlafin, dan tiarnin serta berbagai gas - Penyiapan selulosa yang berupa hidrat arang dalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan sayuran hijau. • Defekasi Defekasi sebagian merupakan refleks, sebagian lagi merupakan aktivitas volunter (yaitu dengan mengejan terjadi kontraksi diafragma dan otot abdominal untuk meningkatkan tekanan intra abdominal). Komposisi Feses mengandung: - Air mencapai 75% sampai 80%, - Sepertiga materi padatnya adalah bakteri - Dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mu¬cus dan lemak. - Feses juga mengandung sejumlah bakteri kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna. - Warna coklat berasal dari pigmen empedu. - Dan bau berasal dari kerja bakteri. 12. Peritonium • Pengertian Peritonium merupakan membran tipis, halus dan lembab pada rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen serta terdiri dari membran serosa rangkap. • Bagian peritoneum Peritonium terdiri dari dua bagian yaitu: a. Peritonium parietalis, yang melapisi dinding rongga ab¬domen, b. Peritonium visceralis, yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut ruang peritonial atau kantong peritonium. Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk ke dalam rongga peritoneum. Di dalam peritonium banyak terdapat lipatan atau kanton Lipatan besar (omentum mayor) banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung. Lipatan kecil (amentum mimor) meliputi hati, kurvatura minor dan membentuk mesenterium usus halus. • Fungsi Peritoneum diantaranya - Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis. - Tempat pelekatan organ kedinding abdomen posterior dan satu sama lainnya. D. Sistem Kardiovaskuler Otot jantung bergaris lintang, sama seperti otot rangka Otot jantung mempunyai miofibril khas yang mengandung filamen aktin dan miosin yang hampir identik dengan filamen aktin dan miosin yang terdapat pada otot rangka. Tempat sel-sel otot jantung sangat kuat berikatan sehingga bila satu sel-selnya terangsang, potensial aksi menyebar ke semua sel dan menyebar ke seluruh kisi-kisi yang saling berhubungan Jantung berukuran sebesar kepalan tangan seseorang dan terletak dirongga thorax (dada). 1. Letak Jantung Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada (thorax), diantara kedua paru. - Bagian depan dilindungi oleh sternum dan tulang - tulang iga setinggi kosta ke-3 sampai ke -4 - Dinding samping berhubungan dengan paru-paru dan faises mediastinaUs - Dinding atas setinggi thorakal ke-6 dan servikal ke-2 ber- , hubungan dengan aorta, puknonalis, dan bronkus dekstra dan sinistra - Dinding belakang, mediastinum posterior oesofagus, aorta desenden, vena azigos, dan kolumna vertebra torakalis - Bagian bawah berhubungan dengan diafragma. Dua pertiga jantung berada di sebelah kiri sternum. Apeks jantung,; berada di sela iga keempat atau keHrna pada garis tengah klavicula. j Pada dewasa rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm dan lebar 9 on] dengan berat 300 sampai 400 gram. Gambar : Letak jantung dalam dada 2. Struktur Jantung Pada bagian permukaan inferior (Diafragma) sebagian besar adalah ventrikel kiri dan sebagian ventrikel kanan. Batas kanan jantung dibentuk oleh vena kava superior dan atrium kanan, sedangkan batas kiri jantung dibatasi oleh dinding lateral ventrikel kiri. Basis jantung dibentuk oleh atrium kiri dan sebagian atrium kanan yang berada di iga ke 2 (dua). Selaput yang membungkus I jantung disebut Perikardium, yang terdiri dari 2 lapisan: l. Perikardiumfibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada, diafragma dan pleura. 2. Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium terdiri dari lapisan parietalis; melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang juga disebut epikardium. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut rongga perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan perikardium kurang lebih 10 sampai 30 ml yang berguna untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung. Perikardium juga berfungsi sebagai barier terhadap infeksi dari paru dan mediastinum. Gambar : Struktur jantung 3. Ruang Jantung Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). a. Atrium Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang me-ningkatkan efektifitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal jantung mempunyai kemampuan memompa lebih dari 300 sampai 500% darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (res¬ervoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan inferior dan dari jantung melalui si¬nus koronarius. Tekanan di atrium kanan 2 sampai 6 mmHg dengan saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri me¬nerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4 sampai 12 mmHg dengan saturasi oksigen 95% sampai 98%. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat yang disebut septum interatrium. b. Ventrikel Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinea. - Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan biasanya 0,5 cm dan tekanan sistoliknya 15 -30 mmHg dan diastolik 0-5 mm Hg dengan saturasi oksigen 75%. - Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompa¬kan ke seluruh tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri kira- kira 1,5 cm. Tekanan sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120 mmHg dan diastolik 0-10 mmHg. Saturasi oksigen sebesar 95-98%. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut sep¬tum interventrikel. Ventrikel sebagai pompa sekunder, Volume akhir-diastolik dan akhir-sistolik ventrikel - Volume akhir diastolik adalah selama diastole, pengisian ventrikel dalam keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120 sampai 130 ml. - Waktu ventrikel kosong selama sistole, volumenya berkurang sekitar 70 ml (keadaan normal), yang dinamakan isi sekuncup (stroke volume). Dalam keadaan tertentu dapat naik sampai 200 ml, dan dapat turun sampai 140 ml. - Energi untuk kontraksi jantung adalah energi kimia dari metabolisme asam lemak dan zat gizi (as. Laktat dan glukosa). Gambar : Bagian dalam jantung (dari Joyce L.Kee & Evelin, R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 450 : 1996, EGC ) 4. Katup-Katup Jantung Terdiri dari 4 (empat) katub yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah. Setiap katub berrespon terhadap perubahan tekan-an. Katub dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu katub atrioventrikular dan katub semilunar. a. Katub Atrioventrikuler Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikuler. Katub yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun karub, disebut katub trikuspid. Sedangkan katub yang letaknya diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub mitral. Katub atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi). b. Katup Semilunar Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Gambar : bagian dalam jantung Kedua katub semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, terdiri dari tiga daun katub yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel. Pembukaan katub terjadi pada waktu masing-masing ventri¬kel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh arteri. Disebelah atas daun katub aorta terdapat tiga penonjolan dinding aorta, yang disebut sinus valsava. Muara arteri koronaria terletak pada tonjolan-tonjolan ini. Sinus-sinus tersebut berfungsi melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh daun katub pada waktu aorta terbuka. Bila ventrikel kiri berkontraksi, masuknya darah ke dalam aorta dan arteri lain menyebabkan dinding arteri teregang dan tekanannya meningkat ke tekanan sistolik normal 120 mmHg. Pada akhir sistole tekanan darah dalam aorta turun pelan-pelan selama diastole karena darah yang disimpan dalam arteri elastik yang teregang terus mengalir melalui pembuluh darah perifer kembali ke vena. Sebelum ventrikel berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun sampai tekanan diastolik sekitar SOmmHg, yang merupakan 2/3 tekanan maksimum 120 mmHg yang terdapat selama kontraksi. 5. Lapisan Jantung Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium dan endokardium a. Perikardium Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam medistinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan tulang rawan iga ke-2 sampai ke-6. - Perikardium Fibrosum (fiseral) : merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembulu darah besar melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial - Perikardium serosum (parietal) : dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Perikardium parietalis membatasi perikardium fibrosum sering disebut epikardium. Perikardium fiseral mengandung sedikit cairan yang erfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung. b. Miokardium Lapisan otot jantung yang menerima dara dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden ante¬rior dan tiga arteri sirkumflkes. Arteri koronaria kanan mem-berikan darah untuk sinotrial node, ventrikel kanan dan per-mukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengem-baUkan darah kesinus kemudian bersirkulasi langsung kedalam paru-paru. c. Endokardium Dinding dalamm atrium diliputi oleh membrane yang meng-kilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendiri yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kav. Dibagi-an ini terdapat bundelan otot paralel yang berjalan kedepan Krista, kearah bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang erjalan didepan muara V. Inverior menuju kesebelah tepi dan disebut vosa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare. 6. Sistem Konduksi Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu: - Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan. - Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur - Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls - Daya rangsang, kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang. Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA ke nodus AV, sampai ke serabut purkinye. Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat daripada sel jantung lain dengan otomatisasi 60 sampai 100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan, memperlambat, potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah dikeluarkan atrium dan memasuki nodus AV. Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampaui poten¬sial aksi sekaligus, ke Jaringan konduksi ventrikular, memungkin-kan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh meng-ejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel, sebagai persiapan untuk sistole ventrikel. Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikuler ke cabang berkas kanan dan kiri, dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke Jaringan miokard ven¬trikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi Jaringan penghantar tiga sampai tujuh kali lebih cepat daripada melalui miokard ven¬trikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati .. kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel, sehingga memung-kinkan terjadinya penyatuan kerja pompa maksimal. 7. Siklus Jantung Pada waktu aktivitas depolarisasi menjalar keseluruh ven¬trikel, ventrikel berkontraksi dan tekanan didalamnya meningkat Pada waktu tekanan di dalam ventrikel melebihi tekanan atriunv katub mitral dan trikuspid menutup dan terdengar sebagai bunyi jantung pertama. Fase kontraksi ventrikel yang berlangsung sebelum katub-katub semilunar terbuka disebut fase kontraksi isovolumetrik. Disebut demikian karena tekanan didalam ventrikel meningkat tanpa ada darah yang keluar, sampai tekanan didalam ventrikel melebihi tekanan aorta atau arteri pulmonalis, disaat mana katub-katub semilunar terbuka dan darah keluar dari ven¬trikel. Ejeksi darah dari ventrikel (terutama ventrikel kiri) berlang¬sung sangat cepat pada permulaan, sehingga kadang-kadang menimbulkan suara yang merupakan komponen akhir dari bunyi jantung satu. fase ini disebut fase ejeksi cepat. Sesudah darah keluar dari ventrikel maka tekanan didalam ventrikel akan menurun, pada saat tekanan ventrikel menurun lebih rendah dari tekanan aorta atau arteri pulmonalis, maka katub-katub semilunar akan menutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua. Selama katub mitral dan trikuspid tertutup, darah dari vena pulmonalis dan vena kava tetap mengisi kedua atrium yang menye-babkan peningkatan tekanan diatrium. Sementara itu tekanan dikedua ventrikel terus menurun sehingga menjadi lebih rendah dari tekanan atrium, dan katub mitral serta trikuspid akan terbuka. Setelah katub mitral dan katub trikuspid terbuka, maka darah akan mengalir dari kedua atrium ke kedua ventrikel, mula-mula secara cepat (fase pengisian cepat). dan makin lama makin lambat sampai berhenti, yakni sewaktu tekanan di atrium dan ventrikel sama. Sebelum saat akhir diastole ventrikel (diastole ventrikel dimulai sesudah penutupan katub semilunar), aktivitas listrik yang menimbulkan gelombang P pada EKG menyebabkan atrium berkontraksi, dan sisa darah didalam atrium akan masuk kedalam ventrikel. Kemudian mulailah kontraksi ventrikel lagi. Terbukanya katub ini tidak menimbulkan suara kecuali bila ada kelainan katub (opening snap pada stenosis mitral). Fase diantara penutupan katub semilunar dan pembukaan katub mitral atau trikuspid dinamakan fase relaksasi isovolumetrik ventrikel. 8. Tahap Jantung Jantung bekerja selama kita hidup dan membutuhkan inakanan yang berasal dari darah dengan tahap kerja sebagai berikut: • Tahap kontriksi : Ventrikel jantung dalam keadaan menguncup dan katup (bikuspidalis dan trikuspidalis) dalam keadaan tertutup. Val-vula semilunaris terbuka sehingga darah dari ventrikel kanan mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru, sedang-kan darah dari ventrikel kiri mengalir ke aorta lalu diedarkan ke seluruh tubuh. • Tahap dilatasi : Jantung mengembang, katub bikuspidalis dan trikuspidalis terbuka sehingga darah dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri begitupula pada jantung sebelah kanan. • Tahap istirahat : Darah masuk dalam kedua bagian jantung, yaitu jantung kanan dan jantung kiri. 9. Pengaturan Jantung Normal Dua cara dasar pengaturan kerja jantung yaitu: a. Autoregulasi intrinsic, yaitu pemompaan karena perubahan volume darah. b. Refleks, yaitu yang mengawasi kecepatan dan kekuatan kon-traksi jantung. Dalam hal ini jantung dipengaruhi oleh saraf simpatik dan parasimpatik. 10. Peredaran Darah Pembuluh darah adalah parasarana jalan bagi aliran dara Secara garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua yaitu : a. Peredaran besar (sirkulasi sistemik), yaitu dari jantung – seluruh tubuh - jantung. b. Peredaran darah kecil (sirkulasi pulmonal), yaitu jantung - paru- jantung. Darah kotor - atrium kanan - katup trikuspidal - ventrikel kanan - katup pulmonal - paru (CO2 dibuang dan O2 diambil) - atrium kiri - katup mitral - ventrikel kiri - katup aorta - seluruh tubuh. Jadi jantung kanan bersisi darah kotor dan jantung kiri berisi darah bersih. E. Sistem Reproduksi Pria Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas testis, vesika seminalis, Kelenjar prostat, epidermis, vas deferen, semen, uretra, penis, skrotum. 1. Skrotum Adalah kantong longgar yang tersusun atas kulit, fasia, dan I otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh yang pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa. Ada otot dartos yaitu suatu lapisan serat dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scro¬ta! sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. Ada dua kantong scrotal, yang setiap scrota! berisis satu testis tonggal yang dipisahkan oleh septum internal. 2. Testis Adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4-5 cm dan diameter 2,5 cm. Fungsi untuk menghasilkan hormon testosteron dan sperma. Dibagian kelenjar testis ada beberapa bagian yaitu: - Tunika albuginea, yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang kearah dalam yang terdiri dari sekitar 250 lobulus. - Ttibulus seminiferus, yaitu tempat berlangsungnya sper-matogenesis yang terlilit dalam lobulus. Didalamnya terdapat sel Sertoli yang fungsinya adalah memberi nutrisi pada spermatozoa yang sedang berkembang, pembentuk-an hormon testosteron dan estrogen serta produksi hormon inhibin (negative feedback) sehingga FSH turun. - Duktus, yang membawa sperma matur dari testis kebagian eksterior tubuh. - Dalam testis sperma bergerak kelumen tubulus seminiferus, kemudian menuju tubulus rekti, kemudian menuju jaring-jaring kanal testis yang bersambungan dengan 10 - 15 duktnhis eferen yang muncul dari bagian atas testis. - Epididimis, yaitu tuba terlilit yang panjangnya mencapai 4-6 meter yang terletak disepanjang sisi posterior testis. Dibagian ini menerima sperma dari duktus aferen. Fungsi epididimis sebagai tempat pematangan sperma. Epididimis menyimpan sperma dan manipu mempertahankannya sampai enam minggu. Selama enam minggu ini sperma akanmenjadi motil, matur, sempurna dan mampu melaku-kan fettilisasi. - Duktus deferen, adalah kelanjutan dari epididimis yang berupa tuba lurus yang terletak dalam korda spermatic yang mengandung pembulu darah dan pembulu limfatik, Syaraf SSO, otot kresmater dan jaringan ikat. Duktus ini mengalir dibalik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejaculator. 3. Duktus Ejakulasi Merupakan tempat pertemuan pembesaran (ampula) dibagian kedua ujung dukktus deferen dan duktus dari vesika seminalis. Panjang mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih. 4. Uretra yang merentang dari kandung kemih sampai ujung penis sebagai saluran sperma dan urine. 5. Kelenjar Aksesoris - Sepasang vesikel seminalis, yang merupakan kantong terkonvulsi (berkelok-kelok) yang bermuara kedalam duktus ejaculator menghasilkan secret berupa cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, yang berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi sperma, meningkatkan - PH ejakulat dan mengandung prostaglandin yanj menyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat, sehingg. lebih cepat sampai ke tuba fallopii Setengah lebih sekres: vesika seminalis adalah semen. - Kelenjar prostat, mengeluarkan cairan basa yang menye-rupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama seng-gama dan meningkatkan motilitas sperma yang optimum pada pH 6. 0 sampai 6. 5. Kelenjar ini membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya usia 20 tahun. Pada banyak lelaki ukurannya bertambah besar seiring ber-tambahnya usia, sehingga saat berusia tujuh puluhan tahun dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pem-besaran prostat yang mengganggu perkemihan. - Kelenjar bulbouretral (cowper), adalah sepasang kelenjar kecil yang ukurannya dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang me-, ngandung mucus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen (sperma¬tozoa + secret). 6. Penis Adalah organ yang berfungsi untuk tempat keluar urine, I semen serta sebagai organ kopulasi Penis terdiri dari 3 bagian, I yaitu akar, badan dan glans penis yang banyak mengandung] ujung-ujung syaraf sensorik. Badan penis dibentuk dari tiga massa I jaringan erektil silindris, yang terdiri dari 2 korpus kavernosum I dan satu korpus spongiusum ventral disekitar uretra. a. Mekanisme Ereksi Penis Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kaver nosum di bawah pengendalian sistem syaraf otak. penis lunak maka stimulus simpatis terhadap arterial nis menyebabkan kontriksi sebagian organ ini, sehinggal aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saatj stimulasi mental atau seksual, stimulasi parasimpatis Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kaver nosum di bawah pengendalian sistem syaraf otak. Penis lunak maka stimulus simpatis terhadap arterial nis menyebabkan kontriksi sebagian organ ini, sehinggal aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saatj stimulasi mental atau seksual, stimulasi parasimpati Gambar : Saluran spermatoid b. Ejakulasi Adalah saat pengeluaran sperma yang merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen diejakulasi melalui serangkaian semprotan. Impuls simpatis dari pusat reflek medulla spinalis menjalar disepanjang syaraf spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontriksi peristaltic dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakkan sperma dise-panjang salnran. Impuls parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama. Kontraksi yang stimulan pada vesika seminlais, prostat dan kelenjar bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan semi¬nal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen. c. Kualitas dan Komposisi Semen Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml dan rata-rata 3 ml. Semen terdiri dari 90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma per ml. Volume sperma mencapai 5% volume semen. Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan I epididimal, dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikal seminalis. Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya 24 sampai 72 jam dalam saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan beberapa hari pada suhu rendahl atau dibekukan jika akan disimpan lebih dari satu tahun. I Spermatozoa bergerak dengan ekornya 1-4 mm/mt. 7. Hormon pada Reproduksi Laki-laki Sebagai pengatur seksual pria dibantu oleh beberapa hormoaj yaitu hormon testosteron, honnon gonadotropin, FSH dan LH. • Hormon testoteron, diproduksi oleh testis. Hormon ini tanggung jawab terhadap perkembangan dan pemelihar karakteristik seks sekunder laki-laki, yaitu: - Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genib Ua laki-laki - Bertanggung jawab atas pendistribusian rambut ya menjadi ciri khas laki-laki - Pembesaran laring dan perpanjangan serta penebalan pita suara sehingga menghasilkan suara bernada rendah Meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta meng-akibatkan permukaan kulit mejadi lebih gelap dan lebih kasar. - Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea serta terlibat dalam pembentukan jerawat serta meningkatkan massa tulang dan otot - Meningkatkan laju metabolik dasar dan meningkatkan jumlah sel darah merah - dan meningkatkan kapasitas pengikatan oksigen pada laki-laki • Hormon FSH, memiliki reseptor pada sel tubulus seminiferus dan diperlukan dalam spennatogenesis • LH, sebagai perangsang sel interstisial pada laki-laki. 8. Tempat Spermatogenesis Spematogenesis adalah proses perkembangan spermatogo¬nia menjadi spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari). Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus yang berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spematosis primer. Setelah itu mengalami pembelaan meiosis untuk membentuk 2 spermatosit sekunder. Tahap akhir spennatogenesis adalah maturasi sperma- id menjadi spermatozoa (sperma). Sperma matur memiliki 1 kepala, 1 badan dan 1 flagelum (ekor). - Kepala berisi nucleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim diperlukan untuk menembus ovum. Badan mengandung mitochondria yang memproduksi ATP yang diperlukan untuk pergerakan. - Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang). F. Sistem Reproduksi Wanita 1. Alat Reproduksi Wanita Terdiri alat / organ eksternal & internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.Eksternal (sampai vagina): fungsi kopulasi . Internal: fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan/ dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya. 2. Genitalia Eksterna • Vulva : Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina. • Mons pubis / mons veneris: Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. • Labia mayora: Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior). • Labia minora: Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. • Clitoris: Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif. • Vestibulum: Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis. • Introitus / orificium vagina: Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/ hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna. • Vagina: Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal. • Perineum: Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. 3. Genitalia Interna • Uterus: Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Serviks uteri : Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan/ menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid. Corpus uteri : Terdiri dari paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar). Ligamenta penyangga uterus : Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum touterina. Vaskularisasi uterus : Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis. • Salping / Tuba Falopii : Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar). Pars isthmica (proksimal/isthmus) : Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Pars ampularis (medial/ampula): Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) : Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba. Mesosalping : Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus). • Ovarium: Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis. 4. Organ Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal • Payudara: Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ. • Kulit: Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur. 5. Poros Hormonal Sistem Reproduksi • Badan pineal : Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai "tempat roh". Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas. • Hipotalamus: Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor). • Pituitari/ hipofisis: Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH - luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. • Ovarium: Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin. • Endometrium:Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium. (gambar) Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle. A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of glands. B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands. C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes. D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage. 6. Hormon-Hormon Reproduksi • GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone): Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ). • FSH (Follicle Stimulating Hormone): Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif. • LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone): Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis). • Estrogen: Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. -Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. -Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. -Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. -Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. -Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti. • Progesteron: Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi. • HCG (Human Chorionic Gonadotrophin): Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). • LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin: Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : • Ilmu mengenai fungsi dari tubuh yang hidup. Ilmu mengenai fisiologis didasarkan pada fungsi seluler dan molekuler dan untuk mempelajarainya diperlukan pengetahuan mengenai prinsip dasar kimia dan fisika. Bidang khusus mengenai fungsi sistem organ tertentu misalnya neurofisiologi, kardiofisiologi, dan lainnya. • Organisasi struktural tubuh manusia berkembang dari tingkat terendah (atom dan molehil) sampai tingkat yang lebih tinggi dan lebih kompleks untuk membentuk keseluruhan tubuh. B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Perkemihan, Respirasi, Pencernaan, Kardiovaskuler, Sistem reproduksi pria/wanita harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu keperawatan. 2. Pihak akademik perlu menyelenggarakan seminar yang berhubungan seputar Anatomi. 3. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan Perkemihan, Respirasi, Pencernaan, Kardiovaskuler, Sistem reproduksi pria/wanita, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan Anatomi. DAFTAR PUSTAKA Ethel Sloanei anatomi dan fisiologi untuk pemula, 320 : 2004, EGC Joyce LKee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 421 :1996, EGC Evelin C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedia, 28 : Gramedia Pustaka Utama Joyce L.Kee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 509 :EGC Joyce L.Kee & Evelin, R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 450 : 1996, EGC Soepardiman, Jacoeb T.Z, Junizaf. (2008) Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita, Kuliah Obstetri Ginekologi. Setiadi. (2007) Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

1 komentar:

  1. ka itu kok acak2n materinya gak ada jeda nya pusing bacanya hehehe:)

    BalasHapus