Rabu, 15 Februari 2012

RESUME LAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

RESUME LAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA Oleh : YAYANG NUR ENIDA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan. Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas. Banyak contoh yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau bahkan kurang beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang, sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang. Seiring dengan meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah berusaha merumuskan berbagai kebijakan untuk usia lanjut tersebut, terutamanya pelayanan dibidang kesehatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui pelayanan kesehatan lansia di tingkat masyarakat. b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang layanan kesehatan lansia dari materi yang dicari diluar bangku kuliah. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima. o Azas Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia. o Pendekatan Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalag sebagai berikut : • Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development). • Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons). • Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence). • Lansia turut memilih kebijakan (choice). • Memberikan perawatan di rumah (home care). • Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility). • Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging). • Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility). • Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity). • Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and family care). o Jenis yankes usia lanjut ini meliputi kegiatan, antara lain: a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah : - Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya. - Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar. - Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang. - Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. - Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya. - Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial. - Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi, kelelahan fisik dan mental. - Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar. b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan : - Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut. - Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar. - Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna. - Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut. - Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan: - Pelayanan kesehatan dasar. - Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan. d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun, yang dapat berupa kegiatan : - Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan. - Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita. - Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar rumah. - Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita. - Perawatan fisio terapi. 2.2 Pelayanan Tingkat Masyarakat Pelayanan Tingkat Masyarakat merupakan pelayanan yang ditunjukan kepada lansia, keluarga yang mempunyai lanjut usia, kelompok lanjut usia ataupun kelompok masyarakat seperti : o Karang Wredha Wadah atau tempat bagi Lansia untuk menampung kegiatan para Lansia yang sudah berumur 60 tahunkeatas menurut UU 13/1998 dengan tidak memandang status ,agama, jenis kelamin maupun etnis golongan. Tujuan dari karang wredha sendiri diantaranya bisa untuk memberdayakan Karang Werdha, meningkatkan kesejahteraan Lanjut Usia, mengetahui sejauh mana kegiatan karang werdha dapat dilaksanakan dalam membina dan memberdayakan lanjut Usia. o Posyandu Lansia Posyandu lansia merupakan program pelayanan kesehatan di tingkatmasyarakat. Sistem pelayanan posyandu lansia secara umum terdiri atas:pengukuran berat badan, tinggi badan, IMT, pengobatan sederhana, danpenyuluhan atau konseling. Tujuan Posyandu Lansia Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain : - Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia - Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut : - Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan - Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini. - Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain : a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia. c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah: a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit. c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT). d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit. e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus) g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan/ ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. i. Penyuluhan Kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia. o Day Care Day Care merupakan penyediaan perawatan bagi para usia lanjut yang membutuhkan pengawasan /perhatian keperawatan dalam jangka waktu singkat. Dalam Day Care terdapat beberapa program, pelayanan dan fasilitas untuk membantu para usia lanjut yang mengalami hendaya baik secara fisik maupun mental tetap berada di dalam suatu komunitas. Dan para usia lanjut seperti ini membutuhkan suatu institusi atau perawatan jangka panjang serta pemulihan. Tujuan - Mempersiapkan suatu pilihan penempatan tinggal dalam institusi. - Membuat suatu kelonggaran/istirahat bagi petugas keperawatan agar anak-anak mereka dipersiapkan untuk merawat orang tuanya. Tipe Day Care bagi para usia lanjut. Secara umum ada tiga macam yaitu : 1. Sosial, memusatkan interaksi sosialisasi, rekreasi, pemberian makanan dan pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan. 2. Kesehatan yang memberikan perhatian lebih terhadap pelayanan medis dan pengobatan bagi orang-orang dengan masalah medis yang berat atau seseorang yang berpotensi tinggal dalam perawatan rumah. 3. Kondisi tertentu memenuhi kebutuhan – kebutuhan utama seperti Alzheimer Pelayanan tersebut disediakan pada pusat Day Care terutama kebutuhan akan setiap usia lanjut dan termasuk aktivitas individu maupun kelompok seperti mendengar musik, kesenian dan rangsangan sensori, konseling keluarga,terapi bicara, fisik dan pengobatan dengan memberi pekerjaan tertentu serta aktivitas sehari-hari. Manfaat Day Care Sangat bermanfaat bagi para petugas keperawatan. Pelayanan Day Care terutama memberikan ijin kepada petugas keperawatan untuk melanjutkan bekerja di luar rumah atau menerima istirahat/libur dari tanggung jawab akan pekerjaannya. Pilihan akan Day Care dapat menunda keinginan salah satu tempat yang disenanginya dalam nursing home. Day Care juga memberikan manfaat bagi penerima keperawatan. Kegiatan-kegiatan yang diadakan pada pusat Day Care dapat meningkatkan dan kesenangan bagi para usia lanjut. o LKMD LKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa yang merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berfungsi membantu Kepdes/Lurah dan memiliki 10 seksi dimana yang berhubungan langsung dengan KB-Kes, Posyandu adalah seksi ke 7 (seksi kesehatan, kependudukan dan Keluarga Berencana), selain itu adalah seksi ke 10 (seksi PKK dengan 10 program Pokok PKK, dimana antara lain dari 10 program pokok PKK adalah program 7 yaitu kesehatan yang bertanggung jawab terhadap operasional adalah Ketua I LKMD sedangkan pelaksana (operasional) adalah Ketua II LKMD (Ketua Tim Penggerak PKK). Dengan demikian kegiatan Posyandu berada dalarn lingkup LKMD dan PKK juga merupakan salah satu seksi dalam LKMD yaitu seksi ke 10. Keberhasilan Posyandu merupakan cermin pre stasi LKMD melalui D/S (peran serta masyarakat) sedangkan keberhasilan program tergambar melalui N/D daalm balok SKDN. o Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) adalah suatu konsep atau metode penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna (preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif) berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya. 2.3 Pelayanan Tingkat Dasar Pelayanan tingkat dasar merupakan pelayanan diselenggarakan oleh berbagai instansi dan swasta serta organisasi masyarakat, organisasi profesi dan yayasan seperti :  Praktek dokter/dokter gigi  Balai pengobatan/klinik  Puskesmas  Balai kesehatan masyarakat  Panti Tresna Wredha  Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia 2.4 Pelayanan Rujukan Tingkat I dan II Pelayanan yang diberikan dapat bersifat sederhana, sedang, lengkap dan paripurna.  Rumah sakit yang memiliki poli geriartri, unit rehabilitasi, ruang rawat, laboratorium, day hospital, UGD,dll  RSJ  Rumah sakit khusus  Sasana Tresna Wredha  Hospitium 2.5 Perawatan di Rumah Sendiri oleh keluarga  Pelayanan yang dilakukan di rumah dan di masyarakat meliputi pelayanan di bidang sosial, hukum, kesehatan, spiritual dan agama. Serta ada juga pelayanan rekreasi. Bisa dengan melakukan misalnya perkumpulan olahraga dan kesenian.  Home nursing  Hotline service 2.6 Panti Sosial Tresna Wredha (Nursing Home)  Panti sosial tresna wredha diperlukan ijin Depsos, personil keperawatan yang profesional juga diperlukan tim pekerja sosial, staf medik dan paramedik, anggota keluarga dan karyawan lainnya.  Perawatan yang diberikan adalah selama 24 jam terus menerus.  Lansia yang biasanya berada di panti ini hanya lansia yang lemah dan tak mampu mengurus dirinya sendiri serta mempunyai kondisi ketergantungan dapat diterima atau dirawat  Organisasi sosial atau LSM yang mengelola panti akan memperoleh bantuan dari pemerintah 2.7 Panti Petirahan dan rehabilitasi  Panti petirahan dan rehabilitasi merupakan fasilitas untuk istirahat yang terawasi, dimana diperlukan ijin dari depsos atau depkes. Penghuni panti ini adalah lansia setelah mengalami operasi, kecelakaan atau mereka yang berada pada fase penyembuhan dari penyakit berat.  Biaya ditanggung lansia, panti mendapatkan subsidi dari pemerintah.  Untuk mendapatkan rehabilitasi medik, lansia dirujuk ke RS . 2.8 Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia  Pusat pelayanan ini diperlukan ijin dari Depkes dan depsos, dan dipergunakan oleh lansia di panti atau di luar panti.  Penyelenggaranya adalah lembaga swadaya masyarakat atau pemerintah. 2.9 Hospitium  Hospitium ini diperlukan ijin dari depkes, penghuni hospitium adalah lanjut usia berpenyakit menahun yang berada dalam stadium terminal.  Di hospitium ini petugas perawatan harus terlatih dan profesional. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. 3.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Perlu pengkajian masalah usia yang lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal. 2. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan lansia, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan Keperawatan Gerontik. DAFTAR PUSTAKA Asfriyati, SKM, Mkes. Upaya Pembinaan Dan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.dalamhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3752/ /fkm asfriyati.pdf [diakses 7 Desember 2011] Maryam, R siti. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. 2008. Jakatra: Salemba medika. Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta: Sagung Seto. Situart dan Sundart. Keperawatan Medikal Bedah 1 .2001. Jakarta: EGC Wijono, Joko. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Vol I). Airlangga University Press: Surabaya Zuhdi Makmun, Pendekatan Komprehensif Terhadap Perawatan Kesehatan Pada Usia Lanjut Menjelang Tahun 2000, Majalah Kesehatan Masyarakat, Nomor 59 Tahun 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar