tag:blogger.com,1999:blog-71461987760823389412024-02-19T16:13:10.343-08:00all about nurse ^_^YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.comBlogger115125tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-9840654041368389332012-02-27T07:35:00.002-08:002012-02-27T07:35:23.381-08:00INTERNETBAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet yang berawal dari riset untuk pertahanan dan keamanan serta pendidikan berkembang menjadi perangkat pendukung bisnis yang sangat berpengaruh. Dalam kaitan dengan aplikasi Web 2.0 ini, terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah internet.
Zaman sekarang, internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan menemukan segala informasi di seluruh dunia dengan cepat dan mudah. Kebutuhan internet yang sangat penting sehingga peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun yang selalu meningkat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri jumlah pemakai internet selalu meningkat dengan peningkatan yang cukup besar.
Sekarang banyak sekali layanan-layanan akses internet yang bisa kita pilih sesuai dengan kebutuhan kita, salah satunya layanan akses internet dari PT. Telkom seperti Telkomnet Instan dan Telkom Speedy. Telkomnet Instan merupakan layanan akses Dial-Up dengan kecepatan berkisar antara 40 Kbps - 56 Kbps sedangkan Telkom Speedy merupakan akses ADSL dengan kecepatan Up To 384 Kbps. Selain itu masih banyak sekali layanan-layanan akses internet yang bisa kita pilih.
Ada lagi layanan internet yang menggunakan Wireless Lan yang merupakan akses internet tanpa kabel atau menggunakan gelombang elektromagnetik seperti akses GPRS menggunakan handphone, PDA, laptop, dll. Selain itu sinyal Hotspot yang sering disebarkan ditempat-tempat seperti Mall, Cafe, Kampus, atau berbagai tempat lainnya bisa digunakan untuk mengakses internet, kita hanya perlu membawa peralatan mobile kita ditempat tersebut dan berinternetan disana.
Untuk dapat mengakses internet baik dengan kabel atau tanpa kabel selain diperlukan seperangkat komputer atau laptop diperlukan juga sebuah alat yang disebut Modem, modem berfungsi sebagai protokol yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital atau sebaliknya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah komputer dalam keperawatan.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang internet dari materi yang dicari diluar bangku kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Definisi
Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
2.1.2 Internet pada saat ini
Internet dijaga oleh perjanjian bi- atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol ini dibentuk berdasarkan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang dikenali sebagai RFC (Request for Comments). Sebagian dari RFC dijadikan Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol Internet yang sering digunakan adalah seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.
Beberapa layanan populer di Internet yang menggunakan protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di antara semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui Internet dimungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger dan Windows Live Messenger.
Beberapa servis Internet populer yang berdasarkan sistem tertutup (Proprietary System), adalah seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.
2.1.3 Budaya Internet
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.
Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.
Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melalui e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata berhasil memberikan peningkatan pemasukan daerah dengan memanfaatkan Internet untuk transparansi pengelolaan dana masyarakat dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di daerah terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil dapat pula di tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan daerah meningkat tajam.
2.1.4 Tata Tertib Internet
Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket. Untuk di Indonesia selain tata tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).
2.1.5 Isu Morad dan UU
Terdapat kebimbangan masyarakat tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan pernyataan kebencian (hate speech), adalah biasa dan sulit dijaga. Hingga tahun 2007, Indonesia masih belum memiliki Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang masih ada kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi adalah UU Telekomunikasi tahun 1999.
Internet juga disalahkan oleh sebagian orang karena dianggap menjadi sebab kematian. Brandon Vedas meninggal dunia akibat pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan semangat dari teman-teman chatting IRCnya. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam Internet.
2.1.6 Akses Internet
Negara dengan akses Internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada penduduknya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua bentuk akses Internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara berkembang dimana akses Internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan di dukungnya Internet murah dan netbook murah, hanya saja di Indonesia operator kurang fair dalam menentukan harga dan bahkan ada salah satu operator yang sengaja membuat "perangkap jebakan" agar supaya si pengguna Internet bayar lebih mahal sampai ber juta-juta rupiah!!, lainnya sekitar 42% dari akses Internet melalui fasilitas Public Internet akses seperti warnet , cybercafe, hotspot dll. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses Internet adalah di kampus dan di kantor.
Disamping menggunakan PC (Personal Computer), kita juga dapat mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada ponsel Tergantung dari operator (Telkomsel, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.
2.1.7 Penggunaan Internet di Tempat Umum
Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.
Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan akses Internet.
2.2 Sejarah internet
2.2.1 Perkembangan Internet
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet yang berawal dari riset untuk pertahanan dan keamanan serta pendidikan berkembang menjadi perangkat pendukung bisnis yang sangat berpengaruh. Dalam kaitan dengan aplikasi Web 2.0 ini, terdapat beberapa peristiwa penting dalam sejarah internet.
Berawal pada tahun 1957, melalui Advanced Research Projects Agency (ARPA), Amerika Serikat bertekad mengembangkan jaringan komunikasi terintegrasi yang saling menghubungkan komunitas sains dan keperluan militer. Hal ini dilatarbelakangi oleh terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (tahun 1957 Soviet meluncurkan sputnik).
Perkembangan besar Internet pertama adalah penemuan terpenting ARPA yaitu packet switching pada tahun 1960. Packet switching adalah pengiriman pesan yang dapat dipecah dalam paket-paket kecil yang masing-masing paketnya dapat melalui berbagai alternatif jalur jika salahsatu jalur rusak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Packet switching juga memungkinkan jaringan dapat digunakan secara bersamaan untuk melakukan banyak koneksi, berbeda dengan jalur telepon yang memerlukan jalur khusus untuk melakukan koneksi. Maka ketika ARPANET menjadi jaringan komputer nasional di Amerika Serikat pada 1969, packet switching digunakan secara menyeluruh sebagai metode komunikasinya menggantikan circuit switching yang digunakan pada sambungan telepon publik.
Perkembangan besar Internet kedua yang dicatat pada sejarah internet adalah pengembangan lapisan protokol jaringan yang terkenal karena paling banyak digunakan sekarang yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol). Protokol adalah suatu kumpulan aturan untuk berhubungan antarjaringan. Protokol ini dikembangkan oleh Robert Kahn dan Vinton Cerf pada tahun 1974. Dengan protokol yang standar dan disepakati secara luas, maka jaringan lokal yang tersebar di berbagai tempat dapat saling terhubung membentuk jaringan raksasa bahkan sekarang ini menjangkau seluruh dunia. Jaringan dengan menggunakan protokol internet inilah yang sering disebut sebagai jaringan internet.
Jaringan ARPANET menjadi semakin besar sejak saat itu dan mulai dikelola oleh pihak swasta pada tahun 1984, maka semakin banyak universitas tergabung dan mulailah perusahaan komersial masuk. Protokol TCP/IP menjadi protokol umum yang disepakati sehingga dapat saling berkomunikasi pada jaringan internet ini.
Perkembangan besar Internet ketiga adalah terbangunnya aplikasi World Wide Web pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan pengguna internet meroket.
2.2.2 Perkembangan Internet di Indonesia
Pada abad ke 21, komputer menjadi suatu media yang sangat konvensional di dunia, terlebih dengan teknologi lain yang telah ditanamkan di dalamnya yaitu jaringan Internet. Jaringan Internet adalah jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga informasi, berbagai jenis dan dalam berbagai bentuk dapat dikomunikasikan antar 6 belahan dunia secara instan dan global . Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas.
Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan / industri maupun pemerintah. Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.
Lalu bagaimana dengan bumi Nusantara alias Indonesia kita ini? bahkan krisis ekonomi ini tidak dapat menghalangi pengaruh dari Globalisasi teknologi dunia ini. Sebab dengan penerapan IT maka semakin besar peluang masyarakat untuk mengakses komputer dan jaringan Internet beserta kandungan informasi yang ada di dalamnya. Walaupun belum mampu melayani seluruh rakyat Indonesia, tetapi prosentasi masyarakat yang akan terlayani akan jauh lebih besar dari keadaan sekarang ini sebab di prediksikan oleh para ahli bahwa IT akan memiliki potensi yang besar di Indonesia.
Menurut data IDC (Internet Indo Data Centra Indonesia), ada sekitar 196 juta pengguna Internet di seluruh dunia sampai akhir tahun 1999, dan menjadi 502 juta pengguna pada tahun 2003. Kemudian kegiatan berinternet akan bertambah dua kali lipat setiap 100 hari, dan diperkirakan pada tahun 2005 sebanyak 1 milliar penduduk dunia akan tergabung dan terhubung satu sama lian melalui jaringan Internet.
Perkembangan penggunaan Internet di Indonesia tidak pula kalah mengesankannya dengan ramalan IDC tersebut. Angka statistik yang disajikan diatas cukup mengejutkan mengingat secara keseluruhan internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan pada tahun 1996 dimana masyarakat Indonesia umumnya baru saja mengenal internet, kurang dari sepersepuluh jumlah pengguna massa sekarang, dan frekuensi pemakaiannya pun cenderung rendah. Namun internet sebagai suatu variabel? di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan.
Kronologis tahun-tahun perkembangannya adalah sebagai berikut : Pada tahun 1995, Pusat Industri dan Perdagangan Lembaga Pengembangan Kewirausahaan Bina Mitra Sejahtera mendata bahwa ada sekitar 10.000 pengguna yang tersambung ke Internet, dan pada tahun 1997 angka itu menjadi 100.000. Kemudian menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2001 mencapai 2,4 juta orang. Meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan angka pada akhir tahun 200 sebesar 1,9 juta orang. Pengguna sebanyak 2,4 juta orang tersebut terdiri dari 550 ribu pengguna perumahan, 26 ribu pengguna perusahaan, 2000 sekolah dengan rata-rata 500 pengguna/siswa persekolah, 500 perguruan tinggi dengan rata-rata 1000 mahasiswa per kampus dan 2500 warnet dengan rata-rata 100 orang pelanggan perwarnet. (Ivn)
2.2.3 Tokoh-tokoh Internet
• Timothy Berners Lee pencipta WWW (World Wide Web)
Sir Timothy John "Tim" Berners-Lee, KBE (TimBL atau TBL) (lahir di London, Inggris, 8 Juni 1955; umur 55 tahun) adalah penemu World Wide Web dan ketua World Wide Web Consortium, yang mengatur perkembangannya.
Pada 1980, ketika masih seorang kontraktor bebas di CERN, Berners-Lee mengajukan sebuah proyek yang berbasiskan konsep hiperteks (hypertext) untuk memfasilitasi pembagian dan pembaharuan informasi di antara para peneliti. Dengan bantuan dari Robert Cailliau dia menciptakan sistem prototipe bernama Enquire.
Setelah meninggalkan CERN untuk bekerja di John Poole's Image Computer Systems Ltd, dia kembali pada 1984 sebagai seorang rekan peneliti. Dia menggunakan ide yang mirip yang telah dia gunakan pada Enquire untuk menciptakan World Wide Web, di mana dia mendesain dan membangun browser yang pertama (bernama WorldWideWeb dan dikembangkan dalam NeXTSTEP) dan server web pertama yang bernama httpd.
Situs web pertama yang dibuat Berners-Lee (dan oleh karena itu ia juga merupakan situs web pertama) beralamat di http://info.cern.ch/ (telah diarsip) dan dimasukkan online untuk pertama kalinya pada 6 Agustus 1991.
Pada 1994, Berners-Lee mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) di Massachusetts Institute of Technology.Hingga kini, Berners-Lee masih tetap rendah hati dan tidak berkeinginan untuk mendapatkan status populer. Banyak yang masih tidak mengetahui kekuatan karya pria ini, World Wide Web.
Salah satu kontribusi terbesarnya dalam memajukan World Wide Web adalah dengan tidak mempatenkannya sehingga masih dapat digunakan secara bebas.Pada 16 Juli 2004 dia diberi gelar kehormatan KBE oleh Ratu Elizabeth II sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.
• Roy Tomlinson pencipta @ (at) pada alamat surat e-mail
Raymond Samuel Tomlinson (lahir 1941, Amsterdam, New York) adalah seorang programmer yang menerapkan sistem email pada tahun 1971 pada ARPANET. Email telah dikirim sebelumnya pada jaringan lain seperti AUTODIN dan PLATO. Ini adalah sistem pertama yang mampu mengirim email antara pengguna di host yang berbeda terhubung ke ARPAnet tersebut. (Sebelumnya, mail dapat dikirim hanya kepada orang lain yang menggunakan komputer yang sama.) Untuk mencapai hal ini, ia menggunakan tanda @ untuk memisahkan pengguna dari mesin mereka, yang telah digunakan dalam alamat email sejak itu.
Email pertama Tomlinson dikirim adalah tes e-mail. Itu tidak terpelihara dan Tomlinson menjelaskan sebagai tidak penting, sesuatu seperti "QWERTYUIOP". Hal ini sering dikutip sebagai "E-mail pertama QWERTYUIOP". [2] Tomlinson kemudian berkomentar bahwa "pesan uji sepenuhnya dilupakan dan saya miliki, karena itu, melupakan mereka." Pada awalnya, email messaging sistemnya tidak dianggap sebagai masalah besar. Ketika Tomlinson menunjukkan kepada rekannya Jerry Burchfiel, katanya "Jangan bilang siapa-siapa! Ini bukanlah apa yang kita seharusnya bekerja."
Tomlinson lahir di Amsterdam, New York, tapi keluarganya segera pindah ke desa, kecil hukum dari Vail Mills, New York. Ia menghadiri Broadalbin Tengah Broadalbin School di dekatnya, New York. Kemudian ia menghadiri Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York di mana ia berpartisipasi dalam program co-op dengan IBM. Beliau memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang teknik listrik dari RPI pada tahun 1963.
Setelah lulus dari RPI, ia masuk Massachusetts Institute of Technology untuk melanjutkan pendidikan teknik listrik nya. Di MIT, Tomlinson bekerja di Pidato Komunikasi Group dan mengembangkan pidato synthesizer analog-digital hibrida sebagai subyek Guru tesisnya. Dia menerima S.M. dalam derajat Teknik Elektro pada tahun 1965.
Pada tahun 1967 ia bergabung dengan perusahaan teknologi dari Bolt, Beranek dan Newman, sekarang BBN Technologies, di mana dia membantu mengembangkan sistem TENEX operasi termasuk ARPANET Network Control Protocol dan implementasi TELNET. Dia menulis sebuah program file-transfer yang disebut CPYNET untuk mentransfer file melalui ARPANET. Tomlinson diminta untuk mengubah program yang disebut SNDMSG, yang mengirim pesan ke pengguna lain dari sebuah komputer time-sharing, untuk dijalankan pada TENEX. Dia menambahkan kode ia mengambil dari CPYNET ke SNDMSG sehingga pesan yang dapat dikirim ke pengguna di komputer lain - email yang pertama.
Pada tahun 2000 ia menerima George R. Stibitz Komputer Pioneer Award dari American Komputer Museum (dengan Departemen Ilmu Komputer Montana State University). Pada tahun 2001 ia menerima Webby Award dari International Academy of Digital Seni dan Ilmu Pengetahuan untuk pencapaian seumur hidup. Juga pada tahun 2001 ia dilantik menjadi Rensselaer Alumni Hall of Fame. Pada tahun 2002 Majalah Temukan diberikan kepadanya dengan Penghargaan Inovasi. Pada tahun 2004, ia menerima penghargaan IEEE Internet bersama dengan Dave Crocker. Pada tahun 2009, ia bersama dengan Martin Cooper dianugerahi penghargaan Prince of Asturias untuk penelitian ilmiah dan teknis.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Internet harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu teknologi.
2. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan internet, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan komputer dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
\auliabimaputri.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
http://www.cjdw.net/website/internet/sekilas-perkembangan-internet-di-indonesia.htm
www.anfidz.wordpress.com
www.w3.org/People/Berners-Lee/ -YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-91922623397124480872012-02-27T07:34:00.003-08:002012-02-27T07:34:32.812-08:00Komputer dalam KeperawatanKomputer dalam Keperawatan (ITI)
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan.
Sistem informasi keperawatan
Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat dokumentasi yang cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)
Perusahaan Apple Computer-lah yang pertama kali mengenalkan PDA model Newton MessagePad di tahun1993. Setelah itu kemudian muncul beragam perusahaan yang menawarkan produk serupa seperti yang terpopuler adalah PalmOne (Palm) yang mengeluarkan seri Palm Pilots from Palm, Inc dan Microsoft Pocket PC (Microsoft). Palm menggunakan Palm Operating System (OS) dan melibatkan beberapa perusahaan seperti Handspring, Sony, and TRG dalam produksinya . Microsoft Pocket PC lebih banyak menggunakan MS produk, yang banyak diproduksi oleh Compaq/Hewlett-Packard and Casio. 9) Bahkan saat ini juga telah muncul Linux PDA, dan smart phone. Coba klik : http://www.mobiletechreview.com/. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir. “Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai mengaplikasikan “touch” over “tech” (sentuhan tehnologi dalam bidang keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih “gaptek” tehnologi, termasuk PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer, dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS. Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.
Akan ada saatnya dimana keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor melalui komputer – menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di Indonesia.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan)YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-50739895637522499992012-02-27T07:33:00.002-08:002012-02-27T07:33:38.157-08:00Pemikiran islam klasikBAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Harun Nasution, membagi Sejarah Perkembangan Peradaban Islam ke dalam tiga periode yaitu periode klasik 650-1250 M, dibagi dalam dua masa :
a .masa kemajuan Islam I 650-100
b .masa disintegrasi 1000 - 1250 M
Jejak tajdid pemikiran Islam klasik dapat dilacak dari warisan khasanah kelilmuan klasik (turats) yang kaya dengan varian dan bidang kajian.Turats itu dapat ditemukan dengan mudah di perpustakaan-perpustakaan Islam dan selalu dikaji (marja’) dalam tradisi intelektualisme Islam modern sekarang ini.Tetapi sebenarnya jejak tajdid itu dapat ditelusuri sejak awal Islam, walaupun tentu sulit untuk ditemukan warisan khasanah keilmuannya.
Pada era Sahabat,bisa diambil contoh tajdid pemikiran Islam yang dimotori Umar ibn Khattab saat ia dihadapkan pada kenentuan normatif nash dengan tuntutan realitas.Contoh pemikiran inovatif Umar kala itu adalah saat ia menjabat Khalifah kedua yang mengambil kebijakan untuk tidak membagikan tanah pertanian di Syiria dan Irak yang baru dibebaskan kepada tentara Muslim yang turut berperang,tetapi justru kepada petani kecil setempat, sekalipun mereka ini belum menjadi Muslim.Pemikiran Umar yang menjadi kebijakan Khalifah ini menimbulkan protes keras dari kalangan Sahabat yang lain. Dipelopori Bilal, sang Muadzin Nabi, banyak Sahabat menuduh Umar telah menyimpang dari al-Qur’an, yang menurut mereka, telah jelas menyatakan ke mana saja harta rampasan perang didistribusikan (Q.S. al-Anfal).Lagi pula Nabi sendiri telah pernah membagi-bagi tanah pertanian rampasan serupa itu kepada tentara,yakni tanah-tanah pertanian Khaibar setelah dibebaskan dari kekuasaan Yahudi yang memusuhi Nabi.
Contoh klasik lain yang dapat dikemukakan di sini adalah tindakan Umar yang melarang tokoh Sahabat Nabi menikah dengan perempuan Ahl- al-Kitab (Yahudi dan Nasrani), padahal al-Qur’an jelas membolehkan (Q.S. al-Maidah: 5).Umar tidak berpegang pada makna lahiriyah teks al-Qur’an itu, akan tetapi ia melihat dari perspektif sosio-politik umat Islam yang menurutnya jika perkawinan antar agama diijinkan, maka akan terjadi kasus-kasus penelantaran kaum Muslimah.
B.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Islam IV
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Pemikiran Islam Klasik dan kondisi Sosio Budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
ISLAM PADA MASA KHULAFA ‘URASYIDI
A.Munculnya Khulafa’ al-Rasyidin
Nabi Muhammad SAW tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat,belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah.
Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar terpilih. Rupanya,semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam,sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.Pemerintahan Abu bakar,Pertumbuhan dan Perkembangan Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad.Nama aslinya Abdullah bin Ab Quhafah.Kemudian terkanal dengan sebutan Abu Bakar.Sedang gelar Ash-Shiddiq diberikan oleh para sahabat karena ia sangat membenarkan Rasulullah Saw. Sejak muda Abu Bakar memang sudah akrab dengan Rasulullah. Dialah yang menemani Nabi Muhammad di Gua Hira’ dan dialah yang pertama kali masuk Islam dari kalangan orang tua terhormat.Pemerintahan Umar ibn al-Khatta, Pertumbuhan dan Perkembanagn Ia lebih muda 13 tahun dari Nabi Muhammad Saw. Sejak kecil ia sudah terkenal sangat cerdas dan pemberani. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran di depan siapa pun. Tidaklah mengherankan setelah masuknya Umar ke dalam barisan orang muslim. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang Islam, setelah masuk Islam paling berani menghancurkan musuh Islam. Kemudian terkenallah Umar sebagai “Singa Padang Pasir”, sangat disegani. Ia sangat tegas dalam mengatakan kebenaran. Oleh karenanya digelari oleh masyarakat Al-Faruq, artinya yang dengan tegas membedakan antara yang benar dan yang salah . Sedemikian gigihnya Umar dalam menegakkan Syariat Islam sampai Abdullah bin Mas’ud mengatakan : “Sejak Islamnya Umar kami merasa mulia,” (HR.Bukhari)
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, wilayah Islam semakin meluas sampai ke Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persi lainnya. Beliaulah yang pertama membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al-Qur’an
Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan.Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah.
Umar ra memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah.Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn ‘Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah, melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.
Pemerintahan Usman ibn ‘Affan, Pertumbuhan dan Perkembangan Ia lima tahun lebih muda dari Nabi Muhammad Saw. Sejak muda, ia memiliki akhlak yang sangat mulia. Ia juga seorang saudagar yang kaya raya dan pendiam. Ialah yang membeli sumur Raumah untuk dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amalnya hingga masyarakat menggelarinya “ghaniyyun Syakir”, yaitu orang kaya yang banyak syukurnya kepada Allah Swt. Sekalipun amat kaya, Ustman tidak segan-segan turut serta berperang. Ia juga termasuk penulis wahyu yang terkenal. Karena kebaikan-kebaikannya itulah, ia dikawinkan dengan putri Nabi yang bernama Ruqaiyah. Setelah Ruqaiyah meninggal, ia dikawinkan dengan putri Nabi lagi yang bernama Umi Kultsum. Oleh karenanya digelari “Dzun Nurain”, artinya yang mempunyai dua cahaya.Kemudian beliau memperbanyak naskah Al-Qur’an yang sudah dibukukan menjadi tujuh eksemplar yang antara lain dikirim ke Syam, Yaman, Bahrain, Basrah, dan Kufah. Beliau wafat pada usia 82 tahun setelah memerintah selama 12 tahun. Meninggal oleh tikaman pedang Humran bin Sudan, saat beliau membaca Al-Qur’an. Jasa besar beliau memelihara kemurnian Al-Qur’an sebagaimana yang tersebar sekarang. Pemerintahan Ali ibn Abi Thalib, Pertumbuhan dan Perkembangan Setelah Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka.
ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH TIMUR
1.Munculnya Bani Umayyah
Keberhasilan Muawiyah mencapai ambisi mendirian kekuasaan dinasti Muawiyah disebabkan di dalam diri Umayyah terkumpul sifat-sifat penguasa, politikus dan administrator. Ia pandai bergaul dengan berbagai temperamen manusia, sehingga ia dapat mengakumulasikan berbagai kecakapan tokoh-tokoh pendukungngnya, bahkan bekas lawan politiknya sekalipun. Misalnya ia merangkul dan menawarkan Amr Ibn Ash, seorang diplomat dan politikus ulung, mantan gubernur Mesir yang dicopot oleh Khalifah Usman. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebut ‘Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah. Pada tahun 44H / 664M para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai Balukhistan,Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maitan.
2. Masa Puncak
Di zaman Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724-743M) pemerintahannya dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif. Dia membangun kota Rasyafah dan membereskan tata administrasi. Hasyim dikenal sangat jeli dalam berbagai perkara dan pertumpahan darah. Namun dia dikenal sangat kikir dan pelit. Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh Abdur Rahman Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun 114H / 732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat membahayakan Eropa. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat.Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah.
3. Masa Mundur dan Hancur
Terdapat banyak sebab yang mendukung hancurnya dinasti Umayyah, setelah berlangsung kerang lebih Sembilan puluh tahun. Tidaklah terlalu sulit melacak sebab-sebab tersebut, pertama, ketidakcakapan para penguasa serta kejahatan prilaku mereka merupakann factor utama hancurnya kekuasaan dinasti ini. Menurut Von Kremer bahwa masa pemerintahan dinasti Umayyah oleh orang-orang sezaman, dipandang tidak berkelanjutan dengan pemerintahan nabi dan para sahabatnya, juga tidak berdasarkan ambisi kekuasaan dan kekuatan menaklukkan. Kedua egoism para pejabat pemerintahan dan terjadinya sejumlah pemberontakan militer. Pada umumnya para penguasa mempercayakan urusan pemerintahan kepada para pejabat istana. Selanjutnya para pejabat tersebut menjalanjkan amanat itu untuk memuaskan ambisi dan tujuan-tujuan pribadi, di mana pelaksanaan kebijakan pemerintahan didasarakan pada pertimbnagan dan kecendrungan individual yang subyektif.
ISLAM PADA MASA BANI ABBAS
1. Abasiah Awal dan Perkembangan Peradabannya
Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah melanjutkan kekuasaan Bani umaiyah. Dinamakan khilafah abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H (750 M) sampai 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya.Dinasti Abbasiyah didirikan secara revolusioner dengan menggulingkan kekuasaan dinasti Umayyah. Terdapat beberapa factor yang mendukung keberhasilan pembentukan dinasti ini. Di antaranya adalah meningkatnya kekecewaan kelompok Mawalli terhadap dinasti Bani Umayyah, pecahnya persatuan antar suku bangsa Arab dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan keinginan mereka memiliki pemimpin kharismatik.
2. Abasiah Puncak dan Peradabannya
a. Bidang Sosial Budaya
Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa, terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memliki kepedulian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang lainnya, seperti bidang-bidang sosial dan budaya. Di antara kemjuan dalam bidang sosila budaya adalah terjadinya proses akulturasi dan asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu membawa dampak positif dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa ini. Karna dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat dipergunakan untuk memajukan bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian menjadi lambang bagi kemajuan bidang sosial budaya dan ilmu pengetahuan lainnya.Di antara kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa Khalifah Dinasi Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang dipakai dalam pembanguanan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara banguan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya.
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada mas inilah lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna.Sementara tokoh terkenan dalam bidang musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya. Selain bidang –bidang tersebut diatas, terjadi juga kemajuan dalam bidang pendidikan. Pada masa-maa awal pemerinath Dinasti Abbasiyah, telah banyak diushakan oleh para khalifah untuk mengembangakan dan memajukan pendidikan. Karna itu mereka kemudian mendirikan lembaga-lembaga pendidikan,mulai dari tingkat dasar hingga tingakat tinggi.
b.Bidang Politik dan Militer
Di antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok anatara pemerinatah Dinasti Bani Umayyah dengan Dinasti Bani Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerinath Dinasti Bani Umayyah orientasi kebijakan yang dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan wilayah kekuasaanya. Sementara pemerinath Dinasti Bani Abbasiyah, lebih menfokuskan diri pada upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa pemerintahan ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam. Meskipun begitu, usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang harus dilakukan. Untuk itu, pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui sistem politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran. Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah Dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut diwanul jundi. Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaiatan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.Pembentuka lembaga ini didasari atas kenyataan polotik militer bahwa pada masa pemertintahan Dinasti Abbasiyah, banayak terjadi pemebrontakan dan bahkan beberapa wilayah berusaha memisahkan diri dari pemerintahan Dinasyi Abbasiyah.
c.Bidang Ilmu Pengetahuan
Keberahasilan umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di anataranya adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab (Mawali), yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka. Meraka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya. Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu pengetahaun, seperti Filsafat, filosuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi ( 185-260 H/ 801-873 M ). Abu Nasr al-faraby, (258-339 H/870-950 M) dan lain-lain.
d.Bidang Ilmu Agama
Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah yang berlangsung lebih kurang lima abad (750-1258 M), dicatat sebagai masa-masa kejayaan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan dalam bidang ilmu agama, tidak lepas dariperan serta para ulama dan pemerintah yang memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan finansia, kepada para ulama. Perhatian yang serius dari pemeruntah ini membuat para ulama yang ingin mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam. Dianata ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
3. Abasiah Mundur dan Kondisi Peradabannya
Cara untuk mencermati sebab hancurnya kekuasaan dinasti Abbasiyah haruslah diteliti dari sikap dan kebijakan para khalifahnya. Bahwa mayoritas Khalifah Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara. Mereka menjali kehidupan dengan bermegah-megahan dan bermewah-mewahan. Sekalipun terkadang mereka mengatasi kondisi politik dalam negeri yang kritis, namun mereka lebih memusatkan perhatian dan waktunya dengan minuman keras, wanita dan music.Bahkan mereka kehilangan semangat perjuangan menegakkan kekuasaanya takala datang sebuah pihak asing dengan menumpahkan darah rakyat.
BAB III
PENUTUP
Jadi,jelaslah bahwa Sejarah Perkembangan Peradaban Islam ke dalam tiga periode yaitu periode klasik 650-1250 M, dibagi dalam dua masa :
a .masa kemajuan Islam I 650-100
b .masa disintegrasi 1000 - 1250 M
Islam pada masa Khulafa ‘urhasyidin yaitu :
• Munculnya khulafa’urhosyidin
Islam pada masa bani Umayyah timur antara lain :
1.Munculnya Bani Umayyah
2.Masa puncak
3.Masa mundur dan hancur
Islam pada masa bani Abbas antara lain :
1. Abasiah Awal dan Perkembangan Peradabannya
2.Abasiyah puncak dan peradabannya
3.Abasiah Mundur dan Kondisi Peradabannya
Sepeninggalan Nabi Muhammad SAW tidak ada wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin umat Islam. Beliau nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya.Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat,belum lagi jenazahnya dimakamkan,sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah,Madinah.Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. Islam dan Sekularisme di Turki. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1994.
Arslantürk, Zeki. Naima’ya Gore XVII. Yüzyil Osmanli Toplum Yapisi (Struktur Masyarakat Usmani abad ke-17: Pandangan Naima). Istanbul, 1997.
Kongar, Emre. Imparatorluktan Gunumuze Turkiye’nin Toplumsal Yapisi (Struktur Masyarakat Turki dari Masa Imperium hingga Masa Kontemporer). Istanbul:Remzi Kitabevi, 1997.
Lerner, Daniel. Memudarnya Masyarakat Tradisional (Terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978.
Maryam, Siti (ed.). Sejarah Peradaban Islam: dari Masa Klasik hinggga Modern. Yogyakarta: LESFI, 2004.
Ozbay, Ferhunde (ed.). Women, Family, and Social Change in Turkey. Bangkok: 1990.
Ozbudun, Ergun (ed.). Perspectives on Democrasy in Turkey. Ankara: Sevinç Matbaasi, 1988.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-71235316950825037042012-02-27T07:32:00.000-08:002012-02-27T07:32:39.826-08:00Pengembangan metodologi islam mahaj tarjihBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai sebuah organisasi Islam yang sangat besar, Muhammadiyah banyak menarik minat orang. Latar belakang ketertarikan tersebut bermacam-macam dari yang bersifat ideologis, sampai yang bercorak pragmatis, dari yang sakral sampai yang profan. Bagi mereka yang tertarik dan menjadi bagian organisasi ini yang memandang Muhammadiyah sebagai ideologi keagamaan yang sakral, segala bentuk formalitas organisatoris merupakan suatu yang sekunder bukan primer. Bagi mereka ini yang bersifat primer adalah ideologi keagamaan Muhammadiyah itu sendiri, dalam arti bahwa jalan kebenaran adalah semata-mata mengikuti teladan Nabi Muhammad saw, mengingat muhammadiyyah itu sendiri berarti upaya menisbatkan diri kepada beliau, sebagai antitesa terhadap segala penisbatan diri kepada yang lain, seperti Malikiyyah, Syafi’iyyah dan sebagainya. Tentu saja disamping ini ada pula yang tertarik dan menjadi bagian warga Muhammadiyah bukan karena latar belakang ideologi keagamaan ini.
Oleh karena esensi dari gerakan Muhammadiyah adalah menyampaikan ideologi keagamaan tersebut, maka lebih penting menjadikan ideologi ini sebagai ukuran kemuhammadiyahan seseorang dari pada ukuran formalitas organisatoris. Hal ini juga berarti bahwa upaya untuk menyebarkan, menjelaskan dan menanamkan ideologi ini jauh lebih penting dari pada mengurus formalitas organisatoris. Kegagalan menanamkan ideologi ini, menyebabkan Muhammadiyah kehilangan esensinya, kemudian yang tinggal hanya dimensi lahiriahnya belaka. Upaya untuk memelihara ideologi keagamaan Muhammadiyah ini kemudian dilembagakan dengan membentuk Majlis Tarjih yang dalam perkembangan terakhir sejak mu’tamar ke 43 di Aceh disempurnakan menjadi Majlis tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam.
Dalam kontek demikian, menjadi sangat penting bagi warga Muhammadiyah untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan majlis tersebut, lebih-lebih jika warga tersebut adalah para pendidik yang bertugas di institusi pendidikan Muhammadiyah.
Salah satu pemikiran Persyarikatan Muhammadiyah dalam memahami ajaran Islam menggunakan sebuah metode "Manhaj Tarjih". Dalam salah satu pokok-pokok Manhaj tarjih Muhammadiyah, pada poin keempat dikatakan bahwa "Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan bahwa hanya keputusan Majlis tarjih paling benar." Keputusan diambil atas landasan dalil-dalil yang dipandang paling kuat dan koreksi dari siapapun akan diterima. Sepanjang dapat memberikan dalil-dalil lain yang lebih kuat. Dengan demikian, Majlis Tarjih akan mempertimbangkan untuk mengubah keputusan yang telah ditetapkan, yang telah diputuskan oleh para pakar dalam bidang agama maupun disiplin ilmu yang lain dilihat dari sudut kebenaran maka keputusan Majelis Tarjih lebih mendekati kebenaran dari keputusan seorang ulama, dengan demikian walaupun para ulama sepakat, nemun mereka menyadari bahwa keputusan majelis tarjih bukan merupakan keputusan yang paling benar, sehingga dimungkinkan dapat merubah keputusan yang lama. Sejalan dengan itu pernyataan John Stuart Mill mengatakan bahwa kebenaran yang berasal dari institusi merupakan kebenaran yang dijadikan acuan semua kebenaran lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam
Dalam Konggres Muhammadiyah ke-16 pada tahun 1927 di Pekalongan KH Mas Mansur al-Marhum yang ketika itu menjabat sebagai konsul Muhammadiyah Daerah Surabaya mengusulkan agar didirikan semacam majlis ulama yang secara khusus bertugas membahas masalah-masalah agama. Usul tersebut berdasarkan pertimbangan adanya kekhawatiran timbul perpecahan di kalangan orang-orang Muhammadiyah , terutama ulama’nya karena perbedaan paham dalam masalah-masalah hukum agama. Perbedaan-perbedaan demikian sebagaimana terbukti dalam sejarah telah menyebabkan pertentangan dan perpecahan di kalangan umat Islam, terutama ulama’nya sehingga timbullah madzhab-madzhab dan kefanatikan terhadapnya, sehingga meretakkan ukhuwah Islamiyah dan menghancurkan persatuan umat Islam. Beliau juga khawatir kalau Muhammadiyah sampai menyimpang dari hukum agama, karena mengejar kebesaran lahiriyah mengabaikan tujuan utamanya. Akhirnya usul tersebut diterima secara aklamasi, dan sejak itulah berdiri Majlis Tarjih – yang kemudian dalam Mu’tamar Muhammadiyah ke-43 tahun 1995 di Aceh disempurnakan menjadi Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam - sampai sekarang ini.
Dalam Muktamar Muhamadiyah ke-17 pada tahun 1928 di Yogyakarta dibentuk susunan pengurus Majlis Tarjih Pusat yang diketuai oleh KH. Mas Mansur dan disekretarisi oleh Kh. Aslam Z. dilengkapi dengan beberapa anggota pengurus. Dibuat pula anggaran dasar atau qaidahnya antara lain berbunyi: Bahwa Tugas Majlis Tarjih adalah:
1. Mengamat-amati perjalanan Muhammadiyah yang berhubungan dengan hukum-hukum agama.
2. Menerima, menyelidiki, dan mentarjihkan atau menetapkan hukum masalah khilafiyah yang diragukan hukumnya, yang memang penting dalam perjalanan Muhammadiyah.
1. Penyelidikan dan pembahasan tersebut, hendaklah berdasarkan al-Quran dan al-Hadits dengan berpedoman pada ushul fiqh yang dipandang mu’tabar, dan mementingkan riwayat dan maknanya; tidak mengutamakan aql di atas naql.
Sejak itu dilakukan identifikasi terhadap berbagai masalah agama, seperti masalah ushalli, gambar, alat al-malahi (musik), kenabian sesudah Nabi Muhammad saw. dalam kaitannya dengan klaim Ahmadiyah Qadhiyan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah adalah seorang nabi, dan sebagainya.
Muktamar Tarjih yang pertama diadakan pada tahun 1929 bersama-sama dengan Konggres Muhammadiyah ke-18 di Solo. Masalah-masalah yang telah teridentifikasi tersebut, kemudian dibahas dalam muktamar yang pertama ini, selanjutnya sisanya dikaji dalam muktamar-muktamar berikutnya. Adapun masalah pertama yang diputuskan kemudian disusun manjadi kitab, ialah kitab iman dan sembahyang, kemudian disusul masail syatta (macam-macam masalah) seperti masalah gambar, musik, lotre, api unggun, arak-arakan Aisyiyah dan sebagainya. Demikian muktamar-demi muktamar – belakangan diubah dengan istilah musyawarah nasional – dilakukan sehingga menghasilkan Himpunan Putusan Tarjih, dan Qaidah-qaidahnya dan termasuk Qaidah Pengembangan Pemikiran Islam.
Struktur Majlis tersebut mengalami beberapa kali perubahan. Sedang sekarang ini Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam (MTPPI) secara struktural terdiri dari MTPPI Pusat, Wilayah, dan Daerah. Masing-masing berfungsi sebagai pembantu – dan oleh karena itu berada di bawah – Pimpinan Muhamadiyah sesuai dengan tingkatannya.
Tarjih : Secara teknis tarjih adalah proses analisis untuk menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat maslahatnya. Sedangkan secara institusional majlis tarjih adalah lembaga ijtihad jama’i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang meiliki kompetensi ushuliyah dan ilmiyah dalam bidangnya masing-masing.
B. Manhaj Pengembangan Pemikiran Islam
1. Sumber pemikiran Islam.
Setiap disiplin keilmuan dibangun dan dikembangkan melalui kajian-kajian atas sumber pengetahuannya. Sumber pemikiran Islam adalah wahyu, akal, ilham atau intusi dan realitas.
2. Fungsi Pemikiran Islam.
Pemikiran Islam dibangun dan dikembangkan untuk mendukung universalitas Islam sebagai petunjuk bagi manusia menuju kesalehan individual dan kesalehan sosial. Kesalehan individual lebih berkaitan dengan persoalan-persoalan praktek-praktek keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara kesalehan sosial berhubungan erat dengan persoalan-persoalan moralitas publik (public morality). Dalam wilayah kesalehan individual, pemikiran Islam berupaya memberikan kontribusi berupa petunjuk-petunjuk praktis keagamaan (religious practical guidance), ibadah mahdlan dan masalah-masalah yang menyangkut moralitas pribadi (private morality). Sedangkan dalam wilayah kesalehan sosial, pemikiran Islam merespon wacana kontemporer, seperti masalah sosial-keagamaan, sosial budaya, sosial ekonomi, globalisasi dan lokalisasi, iptek, lingkungan hidup, etika dan rekayasa genetika serta bioteknologi, isu-isu keadilan hukum, ekonomi, demokratisasi, HAM, civil society, kekerasan sosial dan agama, geneder, dan pluralisme agama, sekaligus merumuskan dan melaksanakan terapannya dalam praksis sosial.
3. Metodologi Pemikiran Islam.
Dalam Islam dikenal ada dua macam kebenaran, yaitu kebenaran ikhbary dan kebenaran nazary. Yang pertama adalam kebenaran wahyu yang datang langsung dari Allah swt.. Karena itu bersifat suci dan bukan obyek kajian dalam pemikiran Islam. Yang kedua adalah kebenaran yang diperoleh secara ta’aquly. Namun tak dapat dipungkiri bahwa Islam tidak berada dalam ruang hampa. Nash-nash atau wahyu yang diintepretasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan pengarang, pembaca maupun audiensnya. Ada rentang waktu –dulu, kini, mendatang — di hadapan ketiga pihak di atas. Inilah yang disebut dengan lingkaran hermeneutis (hermeneutical circle); suatu perubahan terus menerus dalam melakukan interpretasi terhadap kitab suci (al-nushushu al-mutanahiyah) yang dipandu oleh perubahan-perubaan berkesinambungan dalam realitas masa kini, baik individu maupun masyarakat. Dalam kontek yang terus berubah ini, kebutuhan akan cara pembacaan baru atas teks-teks dan realitas itu menjadi tak terelakkan. Dengan memahami lingkaran hermeneutis semacam ini, muslim tidak perlu mengulang-ngulang tradisi lama (turath) yang memang sudah usang untuk kepentingan kekinian dan kedisinian, tapi juga bukan berarti menerima apa adanya modernitas (hadathah). Kewajiban muslim adalah melalukan pembacaan atas teks-teks wahyu dan realitas itu secara produktif (al-qira’ah al-muntijah, bukan al-qira’ah al-mutakarrirah).
4. Prinsip Pengembangan Pemikiran Islam
Manhaj peengembangan pemikiran Islam dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip yang menjadi orientasi utamanya, yaitu :
a. Prinsip al-mura’ah (konservasi) yaitu upaya pelestarian nilai-nilai dasar yang termuat dalam wahyu untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Pelestarian ini dapat dilakukan dengan cara pemurnian (purification) ajaran Islam. Ruang lingkup pelestarian adalah bidang aqidah dan ibadah mahdhah.
b. Prinsip al-tahdithi (inovasi) yaitu upaya penyempurnaan ajaran Islam guna memenuhi tuntutan spiritual masyarakat Islam sesuai dengan perkembangan sosialnya. Penyempurnaan ini dilakukan dengan cara reaktualisasi, reinterpretasi, dan revitalisasi ajaran Islam.
c. Prinsip al-ibtikari (kreasi) yaitu penciptaan rumusan pemikiran Islam secara kreatif, konstraktif dalam menyahuti permasalahan aktual. Kreasi ini dilakukan dengan menerima nilai-nilai luar Islam dengan penyesuaian seperlunya (adaptatif). Atau dengan penyerapan nilai dan elemen luaran dengan penyaringan secukupnya (selektif).
5. Kerangka Metodologi Pengembangan Pemikiran Islam
Pada dasarnya metodologi adalah alat untuk memperoleh kebenaran. Dalam rangka mencari kebenaran itulah diprlukan pendekatan (logic of explanation dan logic of discovery), berikut teknis-teknis operasionalnya. Sejalan dengan epistemologi yang dikembangkan Muhammadiyah, pemikiran keislaman membutuhkan pendekatan bayani, irfani dan burhani, sesuai dengan obyek kajiannya –apakah teks, ilham atau realitas– berikut seluruh masalah yang menyangkut aspek tranhistoris, transkultural dan transreligius. Pemikiran Islam Muhammadiyah merespon problem-problem kontemporer yang sangat kompleks, berikut rumusannya untuk aplikasi dalam praksis sosial, mempergunakan ketiga pendekatan di atas secara spiral-triadik.
a. Pendekatan Bayani
Pendekatan bayani sudah lama dipergunakan oleh para fuqaha’, mutakallimun dan ushulliyun.Bayani adalah pendekatan untuk : a) memahami atau menganalisis teks guna menemukan atau mendapatkan makna yang dikandung dalam (atau diendaki) lafadz, dengan kata lain pendekatan ini dipergunakan untuk mengeluarkan makna zahir dari lafz dan ‘ibarah yang zahir pula; dan b)istinbat hukum-hukum dari al-nusus al-diniyah dan al-Qur’an khususnya.
Makna yang dikandung dalam, dikehendaki oleh, dan diekspresikan melalui teks dapat diketahui dengan mencermati hubungan antara makna dan lafadl. Hubungan antara makna dan lafadz dapat dilihat dari segi : a)makna wad’i, untuk apa makna teks itu dirumuskan, meliputi makna khas, ‘am dan mustarak; b) makna isti’mali, makna apa yang digunakan oleh teks, meliputi makna haqiqah (sarihah dan mukniyah) dan makna majaz (sarih dan kinayah); c) darajat al-wudhuh, sifat dan kualitas lafz, meliputi muhkam, mufassar, nas, zahir, khafi, mushkil, mujmal, dan mutasabih; dan d) turuqu al-dalalah, penunjukan lafz terhadap makna, meliputi dalalah al-ibarah, dalalah al-isyarah, dalalah al-nass dan dalalah al-iqtida’ (menurut khanafiyah), atau dalalah al-manzum dan dalalah al-mafhum baik mafhum al-muwafaqah maupun mafhum al-mukhalafah (menurut syafi’iyyah).
Untuk itu pendekatan bayani menggunakan alat bantu (instrumen) berupa ilmu-ilmu kebahasaan dan uslub-uslubnya serta asbabu al-nuzul, dan istinbat atau istidlal sebagai metodenya. Sementara itu, kata-kata kuncu (keywords) yang sering dijumpai dalam pendekatan ini meliputi asl – far’ – lafz ma’na (mantuq al-fughah dan mushkilah al-dalalah; dan nizam al-kitab dan nizal al-aql), khabar qiyas, dan otoritas salaf (sultah al-salaf). Dalam al-qiyas al-bayani, kita dapat membedakannya menjadi tiga macam : 1)al-qiyas berdasarkan ukuran kepantasan antara asl dan far’ bagi hukum tertentu; yang meliputi al-qiyas al-jali; b) al-qiyas fi ma’na al-nass; dan c) al-qiyas al-khafi; 2)al-qiyas berdasarkan ‘illat terbagi menajdi : a)qiyas al-’illat dan b) qiyas al-dalalah; dan 3) al-qiyas al-jama’i terhadap asl dan far’.
Dalam pendekatan bayani dikenal ada 4 macam bayan : 1) Bayan al-i’tibar, yaitu penjelasan mengenai keadaan, keadaan segala sesuatu, yang meliputi : a) al-qiyas al-bayani baik al-fiqgy, al-nahwy dan al-kalamy; dan b) al-khabar yang bersifat yaqin maupun tasdiq; 2) Bayan al-i’tiqad, yaitu penjelasan mengenai segala sesuatu yang meliputi makna haq, makna muasyabbih fih, dan makna bathil; 3) Bayan al-ibarah yang terdiri dari : a) al-bayan al-zahir yang tidak membutuhkan tafsir; dan b) al-bayan al-batin yang membutuhkan tafsir, qiyas, istidlal dan khabar; dan 4) bayan al-kitab, maksudnya media untuk menukil pendapat-pendapat dan pemikiran dari katib khat, katib lafz, katib ‘aqd, katib hukm, dan katib tadbir.
Dalam pendekatan bayani, oleh karena dominasi teks sedemikian kuat, maka peran akal hanya sebatas sebagai alat pembenaran atau justifikasi atas teks yang dipahami atau diinterpretasi.
b. Pendekatan Burhani
Burhan adalah pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan dan hukum – hukum logika. Burhani atau pendekatan rasional argumentatif adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan rasio melalui instrumen logika (induksi, deduksi, abduksi, simbolik, proses, dll.) dan metode diskursif (bathiniyyah). Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian. Realitas yang dimaksud mencakup realitas alam (kawniyyah), realitas sejarah (tarikhiyyah), realitas sosial (ijtimaiyyah) dan realitas budaya (thaqafiyyah). Dalam pendekatan ini teks dan realitas (konteks) berada dalam satu wilayah yang saling mempengaruhi. Teks tidak berdiri sendiri, ia selalu terikat dengan konteks yang mengelilingi dan mengadakannya sekaligus darimana teks itu dibaca dan ditafsirkan. Didalamnya ada maqulat (kategori-kategori) meliputi kully-juz’iy, jauhar-’arad, ma’qulat-alfaz sebagai kata kunci untuk dianalisis.
Karena burhani menjadikan realitas dan teks sebagai sumber kajian, maka dalam pendekatan ini ada dua ilmu penting, yaitu ilmu al-lisan dan ilmu al-mantiq. Yang pertama membicarakan lafz-lafz, kaifiyyah, susunan, dan rangkaiannya dalam ibarat-ibarat yang dapat digunakan untuk menyampaikan makna, serta cara merangkainya dalam diri manusia. Tujuannya adalah untuk menjaga lafz al-dalalah yang dipahami dan menetapkan aturan-aturan mengenai lafz tersebut. Sedangkan yang terakhir membahas masalah mufradat dan susunan yang dengannya kita dapat menyampaikan segala sesuatu yang bersifat inserawi dan hubungan yang tetap diantara segala sesuatu tersebut, atau apa yang mungkin untuk mengeluarkan gambaran-gambaran dan hukum-hukum darinya. Tujuannya adalah untuk menetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan cara kerja akal, atau cara mencapai kebenaran yang mungkin diperoleh darinya. ‘Ilmu al-mantiq juga merupakan alat (manahij al-adillah) yang menyamaikan kita pada pengetahuan tentang maujud baik yang wajib atau mumkin, dan maujud fi al-adhhan (rasionalisme) atau maujud fi al-a’yan (empirisme). Ilmu ini terbagi menjadi tiga; mantiq mafhum (mabhath al-tasawwur), mantiq al-hukm (mabhath al-qadaya), dan mantiq al-istidlal (mabhath al-qiyas). Dalam perkembangan modern, ilmu mantiq biasanya hanya terbagi dua, yaitu nazariyah al-hukm dan azariyah al-istidlal.
c. Pendekatan ‘Irfani
Irfan mengandung beberapa pengertian antara lain : ‘ilmu atau ma’rifah; metode ilham dan kashf yang telah dikenal jauh sebelum Islam; dan al-ghanus atau gnosis. Ketika irfan diadopsi ke dalam Islam, para ahl al-’irfan mempermudahnya menjadi pembicaraannya mengenai 1) al-naql dan al-tawzif; dan upaya menyingkap wacana qur’ani dan memperluas ‘ibarahnya untuk memperbanyak makna. Jadi pendekatan irgani adalah suatu pendekatan yang dipergunakan dalam kajian pemikiran Islam oleh para mutasawwifun dan ‘arifun untuk mengeluarkan makna batin dari batin lafz dan ‘ibarah; ia juga merupakan istinbat al-ma’rifah al-qalbiyyah dari Al-Qur’an.
Pendekatan irfani adalah pendekatan pemahaman yang bertumpu pada instrumen pengalam batin, dhawq, qalb, wijdan, basirah dan intuisi. Sedangkan metode yang dipergunakan meliputi manhaj kashfi dan manhaj iktishafi. Manhaj kashfi disebut juga manhaj ma’rifah ‘irfani yang tidak menggunakan indera atau akal, tetapi kashf dengan riyadah dan mujahadah. Manhaj iktishafi disebut juga al-mumathilah (analogi), yaitu metode untuk menyingkap dan mmenemukan rahasia pengetahuan melalui analogi-analogi. Analogi dalam manhaj ini mencakup : a) analogi berdasarkan angka atau jumlah seperti 1/2 = 2/4 = 4/8, dst; b) tamthil yang meliputi silogisme dan induksi; dan c) surah dan ashkal. Dengan demikian, al-mumathilah adalah manhaj iktishafi dan bukan manhaj kashfi. Pendekatan ‘irfani juga menolak atau menghindari mitologi. Kaum ‘irfaniyyun tidak berurusan dengan mitologi, bahkan justru membersihkannya dari persoalan-persoalan agama dan dengan irfani pula mereka lebih mengupayakan menangkap haqiqah yang terletak di balik shari’ah, dan yang batin (al-dalalah al-isharah wa al-ramziyah) di balik yang zahir (al-dalalah al-lughawiyyah). Dengan memperhatikan dua metode di atas, kita mengetahui bahwa sumber pengetahuan dalam irfani mencakup ilham/intuisi dan teks (yang dicari makna batinnya melalui ta’wil).
Contoh konkrit dari pendekatan ‘irfani lainnya adalah falsafah ishraqi yang memandang pengetahuan diskursif (al-hikmah al-batiniyyah) harus dipadu secara kreatif harmonis dengan pengetahuan intuitif (al-hikmah al-dhawqiyah). Dengan pemaduan tersebut pengetahuan yang diperoleh menjadi pengetahuan yang mencerahkan, bahkan akan mencapai al-hikmah al-haqiqah.
Pengalaman batin Rasulullah saw. dalam menerima wahyu al-Qur’an merupakan contoh konkret dari pengetahuan ‘irfani. Namun dengan keyakinan yang kita pegangi salama ini, mungkin pengetahuan ‘irfani yang akan dikembangkan dalam kerangka ittiba’ al-Rasul
Dapat dikatakan, meski pengetahuan ‘irfani bersifat subyekyif, namun semua orang dapat merasakan kebenarannya. Artinya, setiap orang dapat melakukan dengan tingkatan dan kadarnya sendiri-sendiri, maka validitas kebenarannya bersifat intersubyektif dan peran akal bersifat partisipatif. Sifat intersubyektif tersebut dapat diformulasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut. Pertama-tama, tahapan persiapan diri untuk memperoleh pengetahuan melalui jalan hidup tertentu yang harus ia ikuti untuk sampai kepada kesiapan menerima “pengalaman”. Selanjutnya tahapan pencerahan dan terakhir tahap konstruksi. tahap terakhir ini merupakan upaya pemaparan secara simbolik di mana perlu, dalam bentuk uraian, tulisan dan struktur yang dibangun, sehingga kebenaran yang diperolehnya dapat diakses oleh orang lain.
Implikasi dari pengetahuan ‘irfani dalam konteks pemikiran keislaman, adalah mengahmpiri agama-agama pada tataran substantif dan esensi spiritualitasnya, dan mengembangkannya dengan penuh kesadaran akan adanya pengalaman keagamaan orang lain (the otherness) yang berbeda aksidensi dan ekspresinya, namun memiliki substansi dan esensi yang kurang lebih sama. Kedekatan kepada Tuhan yang transhistoris, transkultural, dan dan transreligius diimbangi rasa empati dan simpati kepada orang lain secara elegan dan setara. Termasuk di dalamnya kepekaan terhadap problem-problem kemanusiaan, pengembanagan budaya dan peradaban yang disinari oleh pancaran fitrah ilahiyah.
C. Catatan terhadap Manhaj
1. Dalam bagian Pengertian Umum, manhaj yang baru ini mengubah istilah al-sunnah al-shahihah, menjadi al-sunnah al-maqbulah sebagai sumber hukum sesudah al-Qur`an. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa secara obyektif, majlis tidak hanya menggunakan hadits kategori shahih, tetapi juga hasan. Dalam bagian ini juga dikemukakan bahwa Muhamadiyah membolehkan talfiq yaitu menggabungkan beberapa pendapat dalam satu perbuatan syar’iy dengan syarat sepanjang telah dikaji lewat proses tarjih.
2. Manhaj menentukan posisi ijtihad sebagai metode bukan sumber hukum, sedang fungsinya adalah sebagai metode untuk merumuskan ketetapan-ketetapan hukum yang belum terumuskan dalam al-Qur`an dan al-Sunnah. Ini berarti bahwa jika syari’at dimaknai sebagai hukum yang secara langsung terdapat dalam kedua sumber di atas, maka ijtihad dipergunakan untuk merumuskan hukum yang tidak terdapat secara langsung dalam al-Quran dan al-Sunnah. Dengan kata lain, ruang lingkup ijtihad meliputi masalah-masalah yang terdapat dalam dalil yang dhanniy dan masalah-masalah yang secara eksplisit tidak terdapat dalam al-Qur`an dan atau al-Sunnah.
3. Ijtihad meliputi metode bayani yaitu metode yang menggunakan kaidah kebahasaan; metode ta’lili, yaitu metode yang menggunakan pendekatan ‘illah hukum; dan metode istishlahi, yaitu metode yang menggunakan pendekatan kemaslahatan. Dalam hal ini manhaj tidak menjelaskan jika terjadi perbedaan hasil penetapan hukum terhadap satu masalah karena adanya penggunaan metode yang berbeda. Mana di antara ketiga metode tersebut yang diprioritaskan. Dalam hal ini sebaiknya, untuk perkara yang akal manusia tidak dapat menjangkau ‘illah dan kemaslahatannya, metode bayani harus diprioritaskan.
4. Manhaj menentukan empat pendekatan untuk kepentingan menetapkan hukum, yaitu: hermeneutika, sejarah, sosiologis, dan antropologis.
5. Sementara itu, ijma’, qiyas, mashlahah mursalah, serta ‘urf, dipandang sebagai teknik penetapan hukum. Manhaj tidak memberikan penjelasan lebih jauh tentang hal ini. Padahal, misalnya untuk ijma’, jika dipandang sebagai teknik, maka berarti Muhammadiyah dapat memutuskan suatu hukum berdasarkan kesepakatan ulama-ulama persyarikatan. Ini tentu berbeda dengan pengertian ijma’ yang dikenal dalam ilmu ushul fiqh yang menuntut kesepakatan seluruh ulama dalam suatu kurun waktu tertentu. Lain halnya jika ijma’ dimaknai sebagai produk kesepakatan semua ulama dalam suatu kurun waktu, bukan sebagai teknik, maka produk tersebut mengikat warga Muhammadiyah. Sekalipun istihsan dan sadd al-dzari`ah tidak disebutkan, tampaknya tidak berarti keduanya tidak dipakai. Hal ini didasarkan adanya kenyataan bahwa keduanya juga didasarkan atas prinsip kemaslahatan yang dipandang sebagai salah satu metode penetapan hukum.
6. Ta’arudl al-adillah menurut manhaj diselesaikan secara hirarkis melalui al-jam’u wa al-taufiq; al-tarjih; al-naskh; al-tawaqquf. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa dengan demikian Majlis Tarjih secara tidak langsung mengakui adanya nasikh mansukh. Mengenai urutan prioritas di atas, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk mendahulukan naskh sebelum menyelesaiakan ta’arudl melalui tarjih, karena jika diketahui batas waktu berlakunya suatu hukum, maka dengan lewatnya waktu tersebut, berlakulah hukum sebaliknya secara otomatis. Dengan demikian tidak perlu lagi kepada tarjih.
7. Tarjih terhadap nashsh harus mempertimbangkan beberapa segi:
a. segi sanad ( kualitas dan kuantitas rawi, bentuk dan sifat periwayatan, sighat tahammul dan wa al-ada`
b. segi matan (mendahulukan sighat nahy daripada amr; shighat khashsh daripada ‘am).
c. segi materi hukum.
d. Segi eksternal.
e. Untuk hal-hal yang tidak diubah oleh manhaj hasil Munas Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam tahun 2000 M di Jakarta, masih tetap berlaku. Hal-hal yang tidak diubah tersebut ialah:
a) Mendasarkan akidah hanya kepada dalil mutawatir.
b) Pemahaman terhadap al-Quran dan al-Sunnah dilakukan secara komprehensif dan integral.
c) Peran akal dalam memahami teks al-Quran dan al-sunnah dapat diterima.
d) Qiyas tidak berlaku dalam masalah ibadah mahdlah dan masalah yang sudah ada nashsh sharihnya dari al-Quran dan atau al-Sunnah.
e) Untuk memahami nashsh yang musytarak, paham shahabat dapat diterima.
f) Mendahulukan makna dhahir daripada ta`wil dalam bidang akidah, dan ta`wil shahabat tidak harus (? Pen.) diterima.
g) Takhshish al-Kitab bi al-Sunnah dapat diterima.
h) Hadits mauquf tidak dapat dijadikan hujjah, kecuali yang dihukumi marfu’.
i) Hadits mursal shahabiy dapat dijadikan hujjah.
j) Hadits mursal tabi’iy semata tidak dijadikan hujjah, kecuali jika terdapat petunjuk adanya kebersambungan sanad.
k) Hadits mudallas tidak dapat dijadikan hujjah , kecuali apabila ada petunjuk bahwa hadits tersebut muttashil.
l) Hadits dlaif yang kuat menguatkan tidak dapat dijadikan hujjah, kecuali jika banyak jalannya dan terdapat qarinah yang menunjukkan bahwa hadits itu berasal dari Nabi saw. dan tidak bertentangan dengan al-Qur`an dan hadits shahih.
m) Jika terjadi pertentangan antara jarh dan ta’dil, didahulukan jarh dengan dasar keterangan yang jelas dan sahih menurut syara’.
Sekalipun sudah agak memadai manhaj yang ditetapkan oleh Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam, tetapi jelas masih diperlukan berbagai penyempurnaan dan kelengkapan yang dapat meliputi: koreksi terhadap adanya kontradiksi satu sama lain; peninjauan kembali terhadap beberapa manhaj; penjabaran lebih jelas dan luas; dan sebagainya
D. Pokok-pokok Manhaj Tarjih Muhammadiyah
1. Di dalam beristidlal, dasar utamanya adalah al-Qur'an dan as-Sunnah ash-Shahihah. Ijtihad dan istinbath atas dasar illah terhadap hal-hal yang tidak terdapat di dalam nash, dapat dilakukan. Sepanjang tidak menyangkut bidang ta'abbudi, dan memang merupakan hal yang diajarkan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan perkataan lain, Majelis tarjih menerima ijtihad, termasuk qiyas, sebagai cara dalam menetapkan hukum yang tidak ada nash-nya secara langsung.
2. Dalam memutuskan suatu keputusan, dilakukan dengan cara musyawarah. Dalam menetapkan masalah ijtihad digunakan sistem ijtihad jama'i. Dengan demikian pendapat perorangan dari majelis tidak dapat dipandang kuat.
3. Tidak mengikatkan diri pada suatu madzhab, tetapi pendapat-pendapat madzhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum. Sepanjang sesuai dengan jiwa al-Qur'an dan as-Sunnah atau dasar-dasar lain yang dipandang kuat.
4. Berprinsip terbuka dan toleran, dan tidak beranggapan bahwa hanya Majelis Tarjih yang paling benar. Keputusan diambil atas dasar landasan dalil-dalil yang dipandang lebih kuat. Dan koreksi dari siapapun akan diterima sepanjang dapat memberikan dalil-dalil yang lain yang lebih kuat. Dengan demikian, Majelis tarjih akan mempertimbangkan untuk mengubah keputusan yang telah ditetapkan.
5. Di dalam masalah aqidah (tauhid), hanya dipergunakan dalil-dalil yang mutawattir.
6. Tidak menolak ijma' sahabat, sebagai dasar suatu keputusan.
7. Terhadap dalil-dalil yang nampak mengandung ta'arud dipergunakan cara: al-jam'u wa'l-tawfiq. Dan kalau tidak dapat, baru dilakukan tarjih.
8. Menggunakan asas sadd-u'l-dzara'i untuk menghindari terjadinya fitnah dan masfsadah.
9. Menta'lil dapat dipergunakan untuk memahami kandungan dalil-dalil al-Qur'an dan as-Sunnah sepanjang sesuai dengan tujuan syari'ah. Adapun qaidah: a-hukmu yadiru ma'a illatihi wujudan wa'adaman dalam hal-hal tertentu dapat berlaku.
10. Penggunaan dalil-dalil untuk menetapkan sesuatu hukum dilakukan dengan cara komprehensif, utuh dan bulat. Tidak terpisah.
11. Dalil-dalil umum al-Qur'an dapat ditakhsis dengan hadits ahad kecuali dalam bidang aqidah.
12. Dalam mengamalkan agama Islam, menggunakan prinsip al-tayir
13. Dalam bidang ibadah yang diperoleh ketentuan-ketentuannya dari al-Qur'an dan as-Sunnah, pemahamannya dapat menggunakan akal, sepanjang diketahui latar belakang dan tujuannya. Meskipun harus diakui bahwa akal bersifat nisbi, sehingga prinsip mendahulukan nash daripada akal memiliki kelenturan dalam menghadapi perubahan situasi dan kondisi.
14. Dalam hal-hal yang termasuk al-umur-u dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi, penggunaan akal sangat diperlukan, demi kemaslahatan umat.
15. Untuk memahami nash yang musytarak, faham sahabat dapat diterima.
16. Dalam memahami nash, makna dhahir didahulukan dari ta'wil dalam bidang aqidah. Dan takwil sahabat dalam hal itu, tidak harus diterima.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarjih : Secara teknis tarjih adalah proses analisis untuk menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat maslahatnya. Setiap disiplin keilmuan dibangun dan dikembangkan melalui kajian-kajian atas sumber pengetahuannya. Sumber pemikiran Islam adalah wahyu, akal, ilham atau intusi dan realitas. Pemikiran Islam dibangun dan dikembangkan untuk mendukung universalitas Islam sebagai petunjuk bagi manusia menuju kesalehan individual dan kesalehan sosial. Dalam Islam dikenal ada dua macam kebenaran, yaitu kebenaran ikhbary dan kebenaran nazary. Yang pertama adalam kebenaran wahyu yang datang langsung dari Allah swt. Karena itu bersifat suci dan bukan obyek kajian dalam pemikiran Islam. Yang kedua adalah kebenaran yang diperoleh secara ta’aquly. Manhaj peengembangan pemikiran Islam dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip yang menjadi orientasi utamanya, yaitu : Prinsip al-mura’ah , Prinsip al-tahdithi , Prinsip al-ibtikari Pada dasarnya metodologi adalah alat untuk memperoleh kebenaran: Pendekatan Bayani, Pendekatan Burhani, Pendekatan ‘Irfani
Dalam bagian Pengertian Umum, manhaj yang baru ini mengubah istilah al-sunnah al-shahihah, menjadi al-sunnah al-maqbulah sebagai sumber hukum sesudah al-Qur`an. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa secara obyektif, majlis tidak hanya menggunakan hadits kategori shahih, tetapi juga hasan. Manhaj menentukan posisi ijtihad sebagai metode bukan sumber hukum, sedang fungsinya adalah sebagai metode untuk merumuskan ketetapan-ketetapan hukum yang belum terumuskan dalam al-Qur`an dan al-Sunnah. Di dalam beristidlal, dasar utamanya adalah al-Qur'an dan as-Sunnah ash-Shahihah. Ijtihad dan istinbath atas dasar illah terhadap hal-hal yang tidak terdapat di dalam nash, dapat dilakukan. Sepanjang tidak menyangkut bidang ta'abbudi, dan memang merupakan hal yang diajarkan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan perkataan lain, Majelis tarjih menerima ijtihad, termasuk qiyas, sebagai cara dalam menetapkan hukum yang tidak ada nash-nya secara langsung. Dalam memutuskan suatu keputusan, dilakukan dengan cara musyawarah. Dalam menetapkan masalah ijtihad digunakan sistem ijtihad jama'i. Dengan demikian pendapat perorangan dari majelis tidak dapat dipandang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. 2002. “Metodelogi Pemikiran Islam”. Jakarta. Bumi aksar
Zuhairini. Dkk. 2000. “Perkembangan Pemikiran Islam”. Jakarta. Bumi aksaraYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-13109196568128484582012-02-27T07:31:00.000-08:002012-02-27T07:31:12.386-08:00Metode Pemikiran Pendidikan IslamMetode pemikiran pendidikan Islam merupakan bagian dari epistimologi pendidikan Islam yang menurut Mujamil Qomar ada empat metode epistimologi pendidikan Islam yang diterapkan yaitu:
1. Metode Rasional (Manhaj ‘Aqli)
Metode rasional adalah metode yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria kebenaran yang bisa diterima rasio. Menurut metode ini sesuatu yang dianggap benar apabila diterima oleh akal, seperti sepuluh lebih banyak dari lima.
Metode ini secara empiris dalam melihat pendidikan Islam di klaim adalah mengadopsi system pendidikan Barat yang diperkuat dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis Nabi. bahkan seluruh komponen pendidikannya memakai acuan ilmuwan Barat yang tidak berangkat dari wahyu. Sedangkan teori-teori yang diformulasikan oleh ilmuwan-ilmuwan Islam justru tidak banyak dipakai sebagai landasan dalam membahas masing-masing disiplin ilmu. Bahkan yang paling berbahaya secara intelektual adalah bahwa teori-teori dari Barat telah dianggap baku dan sakral karena tidak pernah digugat.
Melalui metode rasional teori-teori pendidikan yang dianggap telah baku pun harus dicermati kembali, apakah masih layak dipertahankan atau ditentang dengan argumentasi yang lebih mapan, logis, dan lebih diterima akal sehat. Teori-teori pendidikan Islam yang dirumuskan para intelektual muslim zaman dahulu juga menjadi sasaran pencermatan kembali dengan menggunakan metode rasional. Oleh karena itu mestinya metode rasional ini telah lama menjadi pengangan filosof pendidikan Islam dalam merumuskan teori-teori tentang pendidikan Islam. Namun, dalam kenyataannya belum banyak ahli pendidikan Islam yang memanfaatkan metode rasional tersebut secara optimal dalam mambangun ilmu pendidikan Islam.
2. Metode Komparatif (manhaj muqaran)
Metode komparatif adalah metode memperoleh pengetahuan (dalam hal ini pengetahuan pendidikan Islam) dengan cara membandingkan teori maupun praktek pendidikan, baik sesama pendidikan Islam maupun pendidikan lainnya. Metode ini ditempuh untuk mencari keunggulan-keunggulan maupun memadukan pengertian atau pemahaman, supaya didapatkan ketegasan maksud dari permasalahan pendidikan.
3. Metode dilogis (manhaj jadali)
Metode dialogis adalah metode yang disajikan dalam bentuk dialog atau percakapan antara dua orang ahli atau lebih berdasarkan argumentasi-argumentasi yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
4. Metode kritis (manhaj naqli)
Metode kritik di sini yang dimaksudkan sebagai usaha menggali pengetahuan tentang pendidikan Islam dengan cara mengoreksi kelemahan-kelemahan suatu konsep atau aplikasi pendidikan, kemudian menawarkan solusi sebagai altrenatif pemecahannya. Dengan demikian dasar atau motif timbulmnya kritik bukan karena adanya kebencian, melainkan kelemahan yang harus diluruskan.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-34430176264356744392012-02-27T07:30:00.001-08:002012-02-27T07:30:14.033-08:00MODEL DAKWAH PENGEMBANGAN MASYARAKATterimakasih untuk bp. H. Osih Atang Kosasih, S. Ag., M.Pd.I untuk materi yg sdh diberikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan masyarakat semakin mengalami perubahan ke arah kemajuan seiring dengan kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Alvin Toffler Alvin Toffler, (1981) seorang futurolog pernah mengatakan bahwa perkembangan dunia dibagi menjadi tiga zaman, yaitu: agriculture era, industrialitation era, dan era information. Zaman ini disebut juga era globalisasi karena dunia ini tidak lagi dibatasi jarak dan waktu.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membawa dua dampak yaitu dampak positif dan negatif. Sisi positifnya dapat dilihat dengan masuknya informasi lewat media massa baik elektronik maupun cetak. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut dapat membawa kemudahan bagi manusia, memperkaya informasi, menambah wawasan kecerdasan dan lain-lain. Selain sisi positif tersebut juga membawa dampak negatif seperti halnya apa yang disaksikan melalui realitas yang ada sekarang. Kedua dampak inilah yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Hubungan antara manusia dengan agama merupakan hubungan totalitas, artinya bagaimanapun manusia tidak bisa dipisahkan dengan agama dalam kehidupannya. Karena agama akan menjadi petunjuk setiap langkah dalam menentukan keputusan dan kebijakan tatkala manusia dihadapkan pada berbagai persoalan hidupnya. Oleh karena itu agama merupakan sesuatu hal sosial yang utama yang harus diperhatikan sebagai sesuatu yang utuh agar dalam memahaminya tidak mengalami kesalahan pemahaman.
Pada dasarnya dakwah merupakan ajaran agama yang ditujukan sebagai rahmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif, seperti rasa aman, tentram, sejuk. Islam sebagai agama dakwah melalui ajarannya telah memberikan solusi alternatif bagi pemecahan masalah. Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dengan dakwah diharapkan mampu mengubah kepribadian secara individu maupun kolektif. (Bahri Ghazali, 1997: 45).
Kegiatan dakwah merupakan akumulasi dan upaya proses transformasi dan aktualisasi nila-nilai keimanan yang dilakukan seorang muslim atau suatu kelembagaan Islam dalam merealisasikan atau mewujudkan Islam sebagai ajaran, pandangan dan kebutuhan hidup dalam kehidupan personal dan kolektif.
Dalam pengertian immaterial, berarti dakwah sebagai aktivitas yang mampu melakukan perubahan perilaku dan pola pikir, sehingga orientasi pemikiran manusia menuju ke arah yang lebih positif. Oleh Karena itu dakwah dalam Islam adalah aktivitas yang sangat mulia yang oleh istilah al-Qur’an ahsanu Qaulan yakni perkataan dan perbuatan yang terbaik. (Q.S. Fushilat : 33).
Dalam Islam, sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia (masyarakat). Keberhasilan dakwah ditentukan oleh faktor-faktor yang berpengaruh, salah satu diantaranya adalah adanya lingkungan mad’u yang dikenal sebagai masyarakat.
Disiplin Ilmu Dakwah yang baru saja lahir pada abad ke 20, sekarang berkembang terus sesuai dengan tuntutan zaman. Pengembangan Ilmu Dakwah ini melahirkan cabang ilmu baru, yaitu Metoda Dakwah, Filsafat Dakwah, Sejarah Dakwah, Managemen Dakwah, Etika Dakwah dan Psikologi Dakwah. Disiplin ilmu dakwah tersebut, dibahas dan dikaji oleh para cendekiawan muslim, khususnya di lingkungan fakultas dakwah.
Metoda dakwah sebagai cabang dari ilmu dakwah terus digali dan dikembangkan menuju kesempurnaannya. Pada awalnya metoda dakwah itu hanya dikenal dengan metoda dakwah bil-hikmah, dakwah bil-hal dan dakwah bil-jidal. Dalam pengamatan di tengah masyarakat, ketika dakwah difahami sebagai upaya amar makruf dan nahi munkar, ditemukan beberapa metoda lainnya yang sudah berjalan selama ini.
Sebagian masyarakat memahami makna dakwah, adalah hanya sekedar aktivitas khutbah dan ceramah keislaman yang dilakukan para mubalig di atas mimbar. Hal ini termasuk metoda dakwah bil-lisan. Atas dasar pemahaman tersebut, maka istilah dakwah dalam tulisan ini, menggunakan istilah Islamisasi. Istilah ini mengandung makna lebih luas dari istilah dakwah, yaitu segala upaya yang dilakukan umat secara maksimal, untuk peningkatan kuantitas dan kualitas umat Islam di tengah masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah AIK.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang model dakwah pengembangan masyarakat dari materi yang dicari diluar bangku kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Makna Dakwah
Dakwah ibarat bolam (bola lampu) kehidupan, yang memberikan cahaya dan menerangi jalan kehidupan yang lebih baik, dari kegelapan menuju terang benderang, dari keserakahan menuju kedermawanan. Dakwah merupakan bagian yang cukup terpenting dalam bagi umat saat ini tatkala manusia dilanda kegersangan spiritual, rapuhnya akhlak, maraknya korupsi, kolusi dan manipulasi, ketimpangan sosial, kerusuhan, kecurangan dan sederet tindakan-tindakan lainnya. Jelas bahwa dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna.
2.2 Landasan Pengembangan Ilmu Dakwah
Ada tiga landasan perlunya pengembangan ilmu dakwah. Pertama, al-Qur’an memperkenalkan sejumlah istilah kunci mengenai dakwah dan diekspresikan dalam konteks bagaimana kedudukan, fungsi, peran manusia –sebagai obyek utamanya-- dalam kaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi. Istilah dakwah dalam al-Qur’an yang dipandang paling populer adalah ”yad’una ila al-khayr”, ”ya’muruna bi al-ma’ruf” dan ”yanhawna ’an al-munkar”. Dalam konteks ini, seorang Muslim mempunyai tanggung jawab moral untuk hadir sebagai syuhadaa ’ala al-nas, umat pilihan (khairu ummah) yang mampu merealisasikan nilai-nilai Ilahiyah, yakni menyerukan al-khayr, melaksanakan dan menganjurkan al-ma’ruf serta menjauhi dan mencegah kemungkaran. Di samping itu, al-Qur’an juga memperkenalkan beberapa istilah yang berhubungan dengan tema dakwah, seperti tabligh (penyampaian), tarbiyah (pendidikan), ta’lim (pengajaran), tabsyir (penyampaian berita gembira), tandzir (penyampaian berita ancaman), tawsiyah (nasehat) dan tadzakir (peringatan).
Kedua, aktivitas dakwah sudah ada sejak adanya tugas dan fungsi yang harus diemban oleh manusia, yakni untuk penyelamatan alam semesta dan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Namun aktivitas dakwah seringkali dipahami oleh masyarakat awam sebagai aktivitas praktis, yakni penyampaian ajaran Islam secara lisan (tabligh). Para pelaku dakwah pun banyak yang belum memahami strategi, metode, bahkan mengenai hakikat dakwah itu sendiri. Sehingga aktivitasnya terkadang hanya menekankan pada aspek mobilitas dan belum menyentuh aspek landasan ilmu dakwahnya.
Ketiga, dilihat dakwah sebagai sebuah disiplin ilmu terdapat banyak aspek yang perlu dikembangkan, seperti masalah kejelasan aspek empiris-rasional dan teologis-ideal tentang proses dakwah sebagai fenomena keilmuwan. Hal ini amat penting dikaji, mengingat ilmu dakwah belum terakumulasi epistemologinya secara jelas dalam sebuah kerangka bangunan keilmuwan yang utuh. Untuk itu, diperlukan kajian yang mendalam mengenai landasan pengembangan ilmu dakwah sebagai salah satu disiplin ilmu Islam dalam rumpun ilmu-ilmu sosial. Dengan kajian ini, setidak-tidaknya dapat merupakan cerminan sebagai sebuah rancangan epistemologi ilmu dakwah yang seyogianya dipedomani, ditekuni dan dikembangkan.
2.3 Dakwah Islam
Sungguh banyak sekali rumusan tentang dakwah Islam yang disajikan para ulama dan cendekiawan muslim dalam berbagai macam buku. Rumusan yang paling sederhana, dakwah Islam itu adalah aktivitas amar makruf (mengajak berbuat kebajikan) dan nahi munkar (melarang berbuat kejahatan), lebih singkat lagi yaitu suruh dan tegah. Hal ini sebagaimana diperintahkan Allah dalam al-Quran, “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekahlah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran, 3:104). Kemudian Rasulullah menambahkan, “Ballighwu ‘anny walaw ayat” (Sampaikanlah wasiat nabi meski hanya sepotong kalimat).
Petunjuk tentang pelaksanaan perintah tersebut, harus dilakukan dengan cara yang bijak, memberikan pelajaran yang baik dan dengan bertukar pikiran (dialog). Hal ini ditentukan dalam al-Quran “Serulah umat manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik” (QS. an-Nahl, 16:125). Dalil ini dijadikan landasan dalam merumuskan metoda dakwah.
Para ulama dan cendekiawan muslim membutuhkan waktu yang panjang untuk menyepakati Dakwah Islam menjadi sebuah disiplin ilmu. Dakwah sebagai ilmu baru muncul pada abad ke 20, berbeda jauh dengan sejarah keilmuan Islam yang lain, seperti Ilmu Kalam, Ilmu Hadis, Ilmu Tafsir dan ilmu lainnya. Dengan adanya kesepakatan para ulama, bahwa dakwah itu adalah bagian dari ilmu keislaman, maka disusunlah silabi kuliah ilmu dakwah di perguruan tinggi Islam, seperti di IAIN. Dalam upaya untuk mengkaji ilmu dakwah ini lebih lanjut, lahirlah sebuah kebijakan Menteri Agama RI tentang pendirian Fakultas Dakwah di perguruan tinggi Islam di tanah air.
Atas tuntutan zaman, ilmu pengetahuan itu dari waktu ke waktu terus berkembang, Demikian pula Ilmu Dakwah turut berkembang sesuai dengan naluri keilmuan. Pada saat ini telah lahir beberapa ilmu yang terkait dengan dakwah, seperti Filsafat Dakwah, Metoda Dakwah, Sejarah Dakwah, Etika Dakwah, Managemen Dakwah, Psikologi Dakwah dan lain-lain.
Metoda dakwah sebagai bagian dari disiplin ilmu dakwah yang terus berkembang seperti perkembangan ilmu-ilmu lainnya. Dalam tulisan ini, diistilahkan dengan Metodologi Islamisasi. Makna yang terkandung dalam ungkapan Dakwah Islam adalah upaya maksimal yang dilakukan umat Islam di tengah masyarakat, dengan berbagai ragam pendekatan yang cocok dan sesuai dengan situasi dan kondisi, di tempat pelaksanaan dakwah Islam itu berlangsung. Hal ini berlaku sepanjang sejarah di seluruh jagad raya ini. Dengan itu dirumuskan dengan istilah Islamisasi, yang maknanya lebih luas dari istilah dakwah. Karena masih ada sebagian orang yang memahami kata dakwah, hanya sebatas ceramah dan khutbah di atas mimbar saja.
2.4 Metode Dakwah
Dakwah dapat diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadi dan kelompoknya, serta alam lingkungan melalui proses dakwah, perubahan-perubahan itu dilandasi dengan amalan-amalan yang Islami. Dengan demikian proses dakwah merupakan rangkaian membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam kehidupan pribadi sebagai makhluk individual, sosial dan dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup, proses tersebut harus berada dalam tata Islami .
Efektivitas dakwah mempunyai dua strategi yang saling mempengaruhi keberhasilannya. Pertama, peningkatan kualitaskeberagamaan dengan berbagai cakupannya seperti di atas, dan kedua, sekalipun mendorong perubahan sosial, ini berarti memerlukan pendekatan partisipatif disamping pendekatan kebutuhan. Dakwah bukan lagi menggunakan pendekatan yang hanya direncanakan secarasepihak oleh pelaku dakwah dan bukan pula hanya pendekatan tradisional mengutamakan besarnya masa.
Untuk meletakkan pengembangan masyarakat atau pembangunan dalam dimensi agama, disamping memberi ajaran yang tertuang dalam bentuk Al-qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup, Allah menciptakan manusia terdiri dari lima komponen yaitu jasad, akal,perasaan, nafsu dan Ruh. Dari kemampuan yang diberikan oleh Allah di atas, manusia mempunyai tanggung jawab melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangannya secara stimulan.
Metode dan strategi pengembangan dakwah dalam bermasyarakat sangat diperlukan agar tujuan dakwah yang kita inginkan bisa tercapai atau sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Muhammad Natsir dalam bukunya "Fiqhud Dakwah" mengatakan bahwa ada tiga metode dakwah yang relevan disampaikan ditengah masyarakat yakni dakwah bial- lisan, bial-qalam, dan yang terakhir bial-hal. Dalam prakteknya dewasa ini, baru dakwah bial-lisan yang sering dilakukan. Sementara dakwah bial-qalam dan bial-hal masih jauh dari harapan. Biarpun demikian, dewasa ini banyak organisasi/lembaga dakwah Islam mengambil peran dalam program dakwah bi al-hal seperti Muhammadiyah. Hal ini bisa dilihat pada produk-produk yang dikembangkan oleh Muhammadiyah sebagai konsekuensi dakwahnya seperti sekolah, madrasah, panti asuhan, yatim, koperasi dan sebagainya. Dari dakwah model Muhammadiyah tersebut kita dapat melihat bahwa dakwah tidak hanya dengan cara penyampaian secara lisan, tetapi juga dengan keteladanan dengan perbuatan nyata.
2.4.1 Dakwah Bial- lisan (Bertutur)
Metoda Dakwah Bial-Lisan (Bil-lisan) adalah dakwah Islam yang disampaikan dengan bertutur kata (ucapan langsung) dari mubalig kepada mustamik (pendengar), baik secara individual (perorang) maupun berjamaah (kelompok). Bentuknya beraneka ragam, seperti penyampaian nasehat, fatwa, khutbah, ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Demikian pula waktu dan tempat penyampaiannya, bisa dilakukan di tempat terbuka dan tempat yang tertutup seperti khutbah Jumat di masjid, pengajian syukuran khitan di rumah, tanya jawab di warung kopi dan lain-lain.
Di tengah masyarakat Indonesia ditemukan ratusan ribu masjid, musola, langgar dan surau sebagai tempat pengajian. Demikian pula tentang jamaah pengajian, sungguh banyak sekali kelompok pengajian dengan nama majlis taklim yang mendatangkan beberapa ustadz (mubaligh) dalam berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti ustaz ahli tafsir, ustaz ahli hadis, ustaz ahli fikih dan lain.
Komunikasi dengan bertutur antara khatib (penceramah) dan mustamik (pendengar) bisa dilakukan dimana saja, sekalipun jarak mereka berjauhan, yaitu dengan menggunakan teknologi media massa seperti via telepon, radio, dan televisi. Bahkan bisa pula dilakukan dalam waktu dan tempat yang berbeda yaitu dengan tehnik melalui rekaman di kaset atau VCD.
2.4.2 Dakwah Bial-Qalam (Karya Tulis)
Metoda Dakwah Bial-Qalam (Bil-qolam) adalah usaha penyampaian pesan-pesan yang mengandung nilai kebenaran Islam yang disampaikan melalui karya tulis, yaitu pesan yang digoreskan katib (penulis) kepada para qari (pembaca), baik yang ditulis dengan pembahasan yang panjang lebar maupun ditulis dengan pesan singkat dan padat seperti yang berbentuk surat, makalah, buku, majalah, koran bahkan termasuk stiker, poster, dan SMS di hand phone yang berisi bacaan doa sebelum makan.
Dalam aktivitas dakwah bial-qalam ini antara penulis dan pembaca, sebagian dari mereka itu tidak saling mengenal, karena dipisahkan jarak tempat dan waktu yang berbeda, seperti umat Islam yang hidup saat ini tidak pernah kenal dengan para penulis kitab-kitab hadis seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, dan para penulis lainnya. Demikian juga kasus para raja yang menerima surat-surat dari rasulullah, seperti Raja Rumawi Hiraclius, mereka tidak saling mengenal sebelumnya.
2.4.3 Dakwah Bial-hal (Santunan)
Metoda Dakwah Bial-Hal (Bil-hal) adalah dakwah Islam yang berbentuk santunan, bantuan, dan pemberian dari para agnia kepada duafa. Pemberian itu ada yang berbentuk sodakoh, zakat, infak, hibah, qurban, hadiah, dan lain sebagainya. Aktivitas dakwah bial-hal ini contohnya pemberian zakat mal / fitrah ke panti asuhan anak yatim piatu atau para fakir miskin pada saat akan menjelang hari raya Idulfitri. Selain itu berbentuk pemberian makanan, pakaian dan kebutuhan lain kepada para kurban yang terkena musibah.
Dalam beragam musibah yang menimpa bangsa Indonesia, seperti musibah Tsunami di Aceh, Gempa bumi di Sumatera, Gunung Merapi meletus dan lain sebagainya. Umat Islam dan bangsa Indonesia berlomba-lomba memberikan sumbangan, baik dalam bentuk uang maupun berbentuk barang kepada saudaranya yang terkena musibah tersebut. Sumbangan disalurkan melalui lembaga resmi yang dibentuk pemerintah, dan lembaga yang dibentuk masyarakat sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Masyarakat dalam kehidupan selalu mengalami perubahan dan perubahan itu tidak selalu lebih baik bahkan terjadi sebaliknya. Manusia akan mengalami krisis identitas dirinya sebagai makhluk yang mulia disisi Allah, karena itu dakwah juga mengalami perubahan sesuai dengan transformasi sosial yang berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Dakwah dan pengembangan masyarakat melalui proses dari serangkaian kegiatan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dan dakwah yang efektif harus mengacu pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas keislaman juga kualitas hidupnya dalam menumbuhkan etos kerja.
- Dalam mengarahkan pandangan Islam pada realitas pembangunan yang sedanag berjalan pada masyarakat berkembang dakwah dapat dilakukan dengan contoh teladan. Hal ini berhubungan dengan kejiwaan manusia baik bagi da’i maupun sasaran dakwahnya. Karena keberhasilan dakwah tidak hanya dengan satu metode tetapi dengan pendekatan yang sesuai dengan sasaran dakwah dan tujuan dakwah. -Melihat sasaran dakwah yang begitu luas sementara perkembangan tekhnologi begitu pesat dalam pengembangan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat maka menjalankan dakwah perlu menggunakan media yang sesuai dengan kelompok sasaran yaitu klasifikasinya secara psikologis yang ditinjau dari umur, status sosial, tingkat pendidikan dan kebutuhan kelompok sasaran itu sendiri.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan metode dakwah, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan AIK.
2. Dakwah sebaiknya harus gabungan antara satu metode dengan metode lainnya ntuk lebih menarik dalam penyampaiannya.
3. Membuat kelompok-kelompok untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Triptoherijanto, Prijono. Untaian Pengembangan Sumber Daya Manusia 1989. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Mulyanto dan Hans Dieter Evers, ed. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. 1982. Jakarta: Yayasan Ilmu Sosial. Rajawali
Ndraha, Taliziduhu. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. 1999. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bisri, Hasan WD. Filsafat Dakwah. 2009. Surabaya: Penerbit Dakwah Digital Press
Muhyiddin, Asep dan Agus Ahmad Safe’I. Metode Pengembangan Dakwah. 2002. Bandung : CV. Pustaka Setia
H.S. Prodjokusumo, "Dakwah bi al-Hal Sekilas Pandang", dalam, Tuntunan Tablig 1, Yogyakarta: Pustaka Suara Muhammadiyah, 1997. hal.221
Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik, (Yogyakarta: LESFI, 2001). hal 4.
Asep Muhyidin, Agus Ahmad Safe’I, Metode Pengembangan Dakwah, Pustaka Setia, Bandung, 2003
Cahyadi Takariawan, Bahagiakan dengan satu isteri, Ira Inter Media, Solo, 2007.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Mahkota, Surabaya, 1989.
Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Quran, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2008.
Sheh Sulhawi Rubba, Percikan Islamisasi, Garisi, Sidoparjo, 2008.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-57961787916760823212012-02-27T07:24:00.002-08:002012-02-27T07:24:39.222-08:00PSIKOLOGI OLAHRAGA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNJ9HlPIb_YNKi20KZV-vGlrypmZytKCHpjtWNaYBNDdEvEDIQ24BEOe5RihAizjENtimontr7Ulgfa4BgEpazoJJo0qqKJ7S8x5bQebEOhG3uuc0eKfG-GSeYJn8YO9v9gr-u_7HcVcE/s1600/my+all+%2528361%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="197" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNJ9HlPIb_YNKi20KZV-vGlrypmZytKCHpjtWNaYBNDdEvEDIQ24BEOe5RihAizjENtimontr7Ulgfa4BgEpazoJJo0qqKJ7S8x5bQebEOhG3uuc0eKfG-GSeYJn8YO9v9gr-u_7HcVcE/s320/my+all+%2528361%2529.jpg" /></a></div>
(untuk semua yg di atas sori y aku tempel foto kalian, da kararasep ieuh nyak hehehe)
1. Apakah Psikologi Olahraga?
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang Tangguh?
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.
Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut.
B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam OlahragaPengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
1. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.
Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif seperti, “takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung” dan sebagainya, maka kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada mengatakan: “Kamu ini susah sekali sih diajarnya…, salah terus…! Awas, jangan berhenti sebelum bisa!”, lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama: “Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini… langkahnya, ke sini… kena bolanya, di sini… ayo dicoba”.
Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan penurunan prestasi.
2. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.
Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu: a. Sasaran harus menantang : Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut. b. Sasaran harus dapat dicapai : Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut. c. Sasaran harus meningkat : Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama makin tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.
3. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.
Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.
4. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi.
5. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.
Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :
a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan sesungguhnya.
c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat.
f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernapas dengan menggunakan diafragma.
g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).
h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian).
i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.
j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.
6. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.
Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.
Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan penghargaan Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan bermain baik), hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah dilakukannya secara benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya. Menemui pemain yang baru saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin dibandingkan dengan menemui pemain yang baru saja mencetak kemenangan.
7. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.
Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih dalam hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan secara objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan fungsinya bagi tiap-tiap individu.
Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata tertib latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang minum minuman bersoda.
Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan tertentu, maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat hukuman yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.
Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya adalah bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan dengan hal lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam latihan, maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-hal lain (ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).
8. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.
9. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.
Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika menurut Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.
Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:
- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan.
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi menghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.
Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat bahwa pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi bagian dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.
C. Persiapan Pertandingan Setelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program latihan yang tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam pertandingan. Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh kemampuannya yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya ia tidak dapat menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.
Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang tercapainya prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu pertandingan agar si atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah prestasi puncak.
Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu
(1). Sebelum hari pertandingan
(2). Pada hari pertandingan
(3). Saat pertandingan
(4). Setelah hari pertandingan.
Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:
1. Sebelum Hari Pertandingan
a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.
b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.
c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung: apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut, nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.
d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak “hidup dan berpikir” mengenai pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari pertandingan.
e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.
2. Pada Hari Pertandingan
a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching, sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.
b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat, penyesuaian dan pemanasan.
c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.
d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level `semangat’ dlan tetap berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas. Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan’visualisasi clan relaksasi.
3. Saat Bertanding
Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi. Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.
Anjurkan atlet untuk:
a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.
b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.
c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.
d. Jangan terlalu banyak menganalisa.
e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.
f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang sudah dipersiapkan.
g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum pertandingan selesai.
h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu kasihan jika lawan mendapat angka nol.
4. Setelah Hari Pertandingan
a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi, tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku evaluasi si atlet.
b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?
c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.
d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.
D. Pelatih Sebagai Pembina Mental Atlit Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau sempura.
Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan atlet asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai teman, guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.
Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh adanya empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih untuk dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti atletnya secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan atlet dapat diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.
Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi asuhannya. Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet percaya pada pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk kebaikan dan kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari atlet, pelatih tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan, perbuatan, dan ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program yang dibuat pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.
referensi : google.comYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-1066653792990789262012-02-27T07:19:00.000-08:002012-02-27T07:19:06.588-08:00RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Senam LantaiSMA/Aliyah : S M A N 1 CIAMIS ^_^
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII (Ganjil)
Standar Kompetensi
Mempraktikan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Kompetensi Dasar
1. Mempraktikan teknik dasar senam lantai meroda berdasarkan konsep serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab
2. Mempraktikan teknik dasar senam lantai guling lenting serta nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab
Indikator
Psikomotor
• Melakukan tehnik dasar meroda
• Melakukan tehnik dasar melentingkan badan
Kognisi
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar meroda
• Mengetahui bentuk –bentuk tehnik dasar melentingkan badan
Afeksi
• Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok, kedisiplinan, keberanian dan tanggung jawab
Alokasi Waktu : 2x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat melakukan teknik dasar senam lantai meroda dengan benar
• Siswa dapat melakukan teknik dasar senam lantai guling lenting dengan benar
B. Materi Pembelajaran
Uji diri/Senam lantai
• Teknik dasar senam lantai meroda
• Teknik dasar senam lantai guling lenting
D. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = penugasan
- Pertemuan 2 = resiprokal/timbal-balik
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar senam lantai meroda , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Melakukan latihan tumpuan dua tangan pada kursi dengan mengangkat pinggul (perorangan/berpasangan)
Melakukan latihan tumpuan dua tangan dengan berdiri menggunakan kedua tangan (perorangan/berpasangan)
Melakukan latihan gerak meroda dengan bantuan dan dilanjutkan tanpa bantuan (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
¬ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
¬ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
¬ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
¬ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
¬ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
¬ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
¬ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
¬ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
¬ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
• Melakukan teknik dasar senam lantai guling lenting, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Melakukan latihan melentingkan pinggang dari posisi tidur telentang (perorangan/berpasangan)
Melakukan latihan kayang dari posisi berdiri (perorangan/berpasangan)
Melakukan latihan melecutkan pinggang dengan bantuan teman dilanjutkan tanpa bantuan (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)
Melakukan latihan melecutkan pinggang dari gerak berguling dengan bantuan teman dilanjutkan tanpa bantuan (perorangan/ berpasangan/ berkelompok)
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
¬ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak
¬ siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
¬ siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar
¬ siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi.
• Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model resiprokal/timbal-balik
¬ guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
¬ guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
¬ siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
¬ siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
¬ siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
-
E. Sumber Belajar
- Ruang terbuka yang datar dan aman (Bangsal senam)
- Matras
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII, Jakarta : Erlangga
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
F. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ---------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi):
Melakukan gerak teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting untuk menanamkan nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal
- Kuis/embedded test (kognisi):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak teknik dasar senam lantai meroda dan guling lenting
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir yang diperoleh siswa =
2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR SENAM LANTAI
Aspek Yang Dinilai Kualitas Gerak
1 2 3 4
Meroda
1. Posisi awal berdiri menyamping arah gerakan kedua lengan terentang serong atas
2. Saat melakukan gerakan, tangan diletakan pada matras satu persatu bersamaan kedua kaki terangkat dari matras juga secara satu persatu hingga kedua kaki lurus ke atas
3. Akhir gerakan, kaki mendarat satu persatu pada matras, kedua lengan lurus serong atas dan posisi badan menyamping arah gerakan
Guling lenting
4. Posisi awal berdiri menghadap arah gerakan dilanjutkan kedua telapak tangan diletakan pada matras
5. Gerakan diawali dengan memasukan kepala diantara kedua lengan, pada saat pundak menempel matras kedua kaki dilecutkan ke depan atas hingga kedua ujung telapak kaki secara bersama mendarat di matras
6. Akhir gerkan, berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua lengan lurus ke atas di samping telinga
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 24
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM MELAKUKAN TEKNIK DASAR SENAM LANTAI
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Keberanian (tidak ragu-ragu saat melakukan gerakan)
2. Kedisiplinan (gerakan dilakukan dengan tertib)
3. Tanggung jawab (menjaga keselamatan diri dan orang lain)
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 3
RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP DALAM MELAKUKANTEKNIK DASAR SENAM LANTAI
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
1 2 3 4
1. Bagaimana cara melakukan gerakan meroda ?
…………………………………………………………..
………………………………………………………….
2. Bagaimana cara melakukan gerakan guling lenting ?
...........................................................................................
...........................................................................................
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 8
REferensi : http://andibrilinunm.blogspot.com/2009/11/rpp-senam-lantai-smp.htmlYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-13134310455959279862012-02-27T07:15:00.000-08:002012-02-27T07:15:33.004-08:00RESUME FASE PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)(Interaksi Belajar Mengajar)
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf3ZkEx4yecYGZR7RVYVkalnitQFKoU1IpVyjHq64gdH__ZBEL8eZwlqNkVOIE2BIfSzmsVIsXBJV_vqNKp78Nl5OKwym6VRch7-e3jZ3JexarJqQfzuXljraaUv81qqY40WQbDnsucjM/s1600/0405npcs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="225" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf3ZkEx4yecYGZR7RVYVkalnitQFKoU1IpVyjHq64gdH__ZBEL8eZwlqNkVOIE2BIfSzmsVIsXBJV_vqNKp78Nl5OKwym6VRch7-e3jZ3JexarJqQfzuXljraaUv81qqY40WQbDnsucjM/s320/0405npcs.jpg" /></a></div>
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PERKEMBANGAN FASE REMAJA SMP
Setiap individu merupakan sistem yang hidup dan terbuka. Hal ini berarti bahwa individu mengalami kemajuan, perubahan, bersifat dinamis, dan tidak statis. Dengan demikian, setiap individu mengalami proses yang disebut perkembangan. Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progressif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). (Syamsu Yusuf, 2009: 15).
Setiap individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Fase perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap atau tidak melompat-lompat. Urutan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
Bayi – Balita – Anak – Remaja – Dewasa – Tua.
Pada dasarnya setiap individu mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa. Moral, dan agama. Perkembangan aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan seluruh perkembangan tersebut bersifat dinamis. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik (Nana Syaodih, 2007: 1. 20).
Setiap fase perkembangan, individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam makalah ini, penulis hanya membatasi observasi pada fase remaja SMP dengan segala karakteristiknya khususnya perkembangan non-fisik.
Perkembangan setiap individu dipengaruhi oleh2faktor yaitu Hereditas (keturunan atau pembawaan) dan lingkungan. Beberapa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna kulit, dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan, bakat). Beberapa karakteristik lain diperoleh dari faktor lingkungan meliputi: fisik, psikis, sosial, dan religius. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengobservasi dalam judul resume “Resume Fase Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)”.
Deskripsi Umum Perkembangan Fase Remaja SMP
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. (Syamsu Yusuf, 2009: 184). Menurut Konopka (Pikunar, 1976), masa remaja meliputi: (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; dan (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Setiap remaja akan mengalami perkembangan fisik dan non-fisik sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisik
Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja adalah:
a. Pada Anak Perempuan
- Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang);
- Pertumbuhan payudara
- Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan;
- Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahun
- Bulu kemaluan menjadi keriting;
- Menstruasi atau haid;
- Tumbuh bulu-bulu ketiak
b. Pada Anak Laki-laki
- Pertumbuhan tulang-tulang;
- Testis membesar;
- Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap;
- Awal perubahan suara;- Ejakulasi (keluarnya air mani);
- Bulu kemaluan menjadi keriting;
- Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya;
- Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot);
- Tumbuh bulu ketiak;
- Akhir perubahan suara;
- Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap;
- Tumbuh bulu di dada.
2. Perkembangan Non-Fisik
Perkembangan non-fisik pada fase remaja meliputi:
a. Perkembangan Intelektual
Karakteristik:
- Dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak;
- Mampu membayangkan berbagai masalah yang kompleks dan abstrak;
- Mampu memecahkan masalah dengan pemikirannya sendiri.
b. Perkembangan Sosial
Karakteristik:
- Kemampuan memahami orang lain mulai berkembang (individu unik, sifat-sifat pribadi, minat, dan perasaan);
- Conformity, kecenderungan mengikuti opini, pendapat, kebiasaan teman sebaya.
c. Perkembangan Emosi
Karakteristik:
- Puncak emosionalitas;
- Muncul dorongan baru (perasaan cinta, rindu, berkenalan dengan lawan jenis).
d. Perkembangan Bahasa
Karakteristik:
- Penggunaan bahasa lebih sempurna;
- Perbendaharaan kata lebih banyak;
- Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh;
- Mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
e. Perkembangan Moral
Karakteristik:
- Lebih mengenal nilai moral atau konsep moral (kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan);
- Kemampuan berpikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentranformasikan keyakinan beragama, dapat mengapresiasi kualitas keabstrakan Tuhan sebagai Maha Adil, Maha Besar.
DAFTAR PUSTAKA
o Hartono dan Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
o Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
o Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-57524367912663219602012-02-27T07:12:00.000-08:002012-02-27T07:12:23.015-08:00CONTOH PROGRAM LATIHAN BOLA BASKETMINGGU HARI JENIS LATIHAN SASARAN
1 SELASA - Lari 3x keliling lapangan sepak bola
- Pengenalan awal permainan bola basket
- Pengenalan teknik passing dasar - Daya tahan awal
- Menumbuhkan minat
- Gambaran mengenai latihan
KAMIS
JUMAT
MINGGU - Lari 3x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run.
- Pengenalan teknik passing dasar - Daya tahan awal
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
2 SELASA
JUMAT - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik passing - Daya tahan
- Kecepatan
- Power lompatan
- Kemantapan passing
KAMIS
MINGGU - Lari 3x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run.
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik passing - Daya tahan
- Kelincahan
- Kecepatan
- Kemantapan passing
RENCANA PROGRAM LATIHAN EXSTAKULIKULAR BASKET
PROGRAM MINGGUAN
PERIODE 1
PEMBENTUKAN KONDISI FISIK FASE AWAL
3 SELASA
JUMAT - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- rekreasi treaning, latihan kuda-kuda, lari sprint 400 meter, latihan kekuatan lonacatan
- Teknik passing - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Power lompatan
- Kekuatan tungkai
- Kemantapan kuda-kuda
KAMIS
MINGGU - Lari 7x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run.
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik passing - Daya tahan l
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Kelincahan
- Power lompatan
4 SELASA
JUMAT - Lari 10x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run.
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik passing - Daya tahan l
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Kelincahan
- Power lompatan
KAMIS
MINGGU - Lari 7x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- rekreasi treaning, latihan kuda-kuda, lari sprint 400 meter, latihan kekuatan lonacatan
- Teknik passing
- Pengenalan teknik lay-up - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Power lompatan
- Kekuatan tungkai
- Kemantapan kuda-kuda
- Pengenalan lay-up
PERIODE 2
PEMBENTUKAN KONDISI FISIK FASE PENURUNAN BEBAN
MINGGU HARI JENIS LATIHAN SASARAN
5 SELASA - Sirkuit training
- Lari 3x keliling lapangan sepak bola - Menghadirkan suasana baru
- Daya tahan
KAMIS - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan dasar lay-up
- Latihan passing - Daya tahan
- Kecepatan
- Power lompatan
- Kemantapan passing dan lay-up
JUMAT
MINGGU - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik lay-up - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan lay-up
SELASA - Lari 7x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik lay-up
- Teknik passing - Daya tahan
- Kelincahan
- Kecepaatan
- Kemantapan lay-up dan passing
KAMIS - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- rekreasi treaning, latihan kuda-kuda, lari sprint 400 meter, latihan kekuatan lonacatan - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Power lompatan
- Kekuatan tungkai
JUMAT - Lari 7x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik lay-up
- Teknik passing - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Power lompatan
- Kekuatan tungkai
- Kemantapan kuda-kuda
- Pengenalan lay-up
SABTU - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Sirkuit Trainning - Daya tahan
MINGGU - Lari 5x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- rekreasi treaning, latihan kuda-kuda, lari sprint 400 meter, latihan kekuatan lonacatan.
- Latihan lay-up - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan passing
- Power lompatan
- Kekuatan tungkai
- Kemantapan kuda-kuda
- Pengenalan lay-up
7 SELASA - Lari 10x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- Teknik lay-up - Daya tahan l
- Kecepatan
- Kelincahan
- Kemantapan lay-up
- Kelincahan
- Power lompatan
KAMIS - Lari 7x keliling lapangan sepak bola
- rekreasi treaning, latihan kuda-kuda, lari sprint 400 meter, latihan kekuatan lonacatan
- teknik lay-up
- pengenalan shooting - Daya tahan
- Kecepatan
- Power lompatan
- Kemantapan passing dan lay-up
JUMAT - Lari 10x keliling lapangan sepak bola
- Lari kijang, lari hanoman, shuttle run, zig-zag run
- Latihan kecepatan kaki, lompat kodok, naik turun tangga
- rekreasi treaning, latihan kuda-kuda, lari sprint 400 meter, latihan kekuatan lonacatan - Daya tahan
- Kecepatan
- Kelincahan
- Power lompatan
- Kekuatan tungkai
- Kemantapan kuda-kuda
MINGGU - Lari 10x keliling lapangan sepak bola
- Sirkuit trainning - Daya tahan
8 SELASA - FARTLEK
JUMAT - BURN OFF
PERIODE 3
FASE PERMAINAN DAN WAIGHT TRAINNING
MINGGU HARI JENIS LATIHAN/ALAT SASARAN METODE
LATIHAN
1 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher Curl
- Permainan setengah lapangan
- Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Mengasah teknik basket
- System set
RABU - System set
JUMAT - System set
SABTU - Pertandingan Persahabatan - Mental
2 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher curl
- Bent arm
- Pull down
- Permainan pola umum - Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Memperkenalkan cara bermain tim
- keseimbangan System set
RABU System set
JUMAT System set
SABTU - Latihan pola khusus - mengasah taktik
3 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher curl
- Bent arm
- Pull down
- Permainan pola khusus - Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Mengasah taktik
- keseimbangan System set
RABU
JUMAT
MINGGU - Pertandingan Persahabatan - mental System set
4 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher curl
- Bent arm
- Pull down
- Permainan pola umum - Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Memperkenalkan cara bermain tim
- keseimbangan System set
RABU
JUMAT
SABTU - Permainan Pola khusus - mengasah taktik
5 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher curl
- Leg press
- Permainan pola khusus - Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Mengasah taktik
- Kekuatan kaki System set
RABU
JUMAT
MINGGU Pertandingan Persahabatan - mental
6 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher curl
- Leg press
- Permainan pola khusus - Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Mengasah taktik
- Kekuatan kaki System set
RABU
JUMAT
SABTU Pemainan pola khusus - Mengasah taktik
7 SENIN - Angkat Barbel
- Preacher curl
- Leg press - Kekuatan tangan,
pergelangan tangan.
- Kekuatan jari.
- Kekuatan lengan
- Kekuatan lengan
- Kekuatan kaki System set
RABU
JUMAT
MINGGU
RENCANA PROGRAM LATIHAN EXSTAKULIKULAR BASKET
PROGRAM TAHUNAN
PERIODE DURASI
LATIHAN KEGIATAN SASARAN KET
1 4 Minggu Pembentukan kondisi fisik awal Terbentuknya kondisi fisik yang bagus dari atlit -
2 4 Minggu Masa Penurunan beban Penyesuaian beban dengan kondisi atlet -
3 7 Minggu Wight training dan permainan Membentuk kebugaran dan permainan atlit -
RENCANA PROGRAM LATIHAN EXSTAKULIKULAR BASKET
PROGRAM HARIAN
NO JENIS KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 Doa bersama 10 menit Memohon keselamatan agar selamat dalam melakukan kegiatan
2 Penjelasan mengenai latihan 10 menit Agar atlet mengerti tujuan dan teknikdari latihan
2 Jogging 5 menit 3x keliling lapangan basket
3 Peregangan statis dan dinamis 30 menit Warming up untuk menghindari terjadinya cedera
4 Kegiatan Utama Max 11/2 jam Mengacu kepada latihan yang sedang di fokuskan
6 Cooling down 10 menit Masa pemulihan kembali
7 Hasil evaluasi 15 menit Mengoreksi dan memberikan arahan yang benar mengenai latihan
8 Doa bersama 5 menit Mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
REferensi : http://lingkunganolahraga.blogspot.com/2011/07/contoh-program-latihan-bola-basket.htmlYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-13087046282413770592012-02-27T06:50:00.005-08:002012-02-27T06:50:51.887-08:00Teori dan Ukuran DemografiTerimakasih untuk bapak Dadang Nurdin SKM., M.Kes. atas ilmu dan nasehat yg diberikan
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAwd_3kzJa78LoyQwQmkzJzYeCHbAwf2TAZ5czunYklaWgiBhX2ZJCiWJuO5ApjVN-65qlTUbNWN4kCSWuc5Z54IjAUvvbI2pJIjjg1bSnbgzGyFM9Sg7skNkI4YnidnNW4F3-lmxN5Hs/s1600/DSC00536.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAwd_3kzJa78LoyQwQmkzJzYeCHbAwf2TAZ5czunYklaWgiBhX2ZJCiWJuO5ApjVN-65qlTUbNWN4kCSWuc5Z54IjAUvvbI2pJIjjg1bSnbgzGyFM9Sg7skNkI4YnidnNW4F3-lmxN5Hs/s320/DSC00536.JPG" /></a></div>
Definisi
etimologi, demografi berasal dari kata bahasa perancis dan yunani yaitu dēmos dan graphie
Menurut Merriam-Webster dictionary, demografi atau kependudukan merupakan studi statistik mengenai populasi manusia khususnya dengan acuan kepada ukuran dan kepadatan, distribusi dan statistik vital.
Menurut Encharta World English Dictionary, demografi atau kependudukan adalah studi populasi manusia, termasuk ukuran, pertumbuhan, kepadatan, dan distribusi, serta statistik perihal kelahiran, menikah, penyakit, dan kematian.
Jadi :
demografi merupakan studi mengenai dinamika populasi manusia yang mencakup studi ukuran, struktur dan distribusi populasi, bagaimana populasi berubah sepanjang waktu yang disebabkan oleh kelahiran, kematian, migrasi, dan usia
Variabel utama demografi:
Kelahiran (natalitas)
Kematian (death/mortalitas)
Migrasi (perpindahan)
Ruang Lingkup :
Kuantitatif dan kualitatif
Unsur-unsur demografi
Teknik menghitung data kependudukan
Data demografi, pengukuran, teknik dan analisa serta konsekuensi
Interdisciplinary science (ekonomi, geografi, psychologi, politik dsb)
Tujuan demografi
Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam satu daerah tertentu
Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan penyebarannya
Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam aspek-aspek sosial
Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa datang dan kemungkinan konsekuensinya.
Penggunaan data demografi
Ada dua metode pengumpulan data:
Metode langsung:yaitu data yang berasal dari catatan statistik vital yang menyeret semua kelahiran dan kematian maupun perubahan tertentu dalam status legal seperti pernikahan, perceraian, dan migrasi (registrasi tempat tinggal).
Metode tak langsung dalam pengumpulan data adalah diharuskan pada negara-negara dimana data penuh tidak tersedia, seperti kasus dalam banyak dunia berkemban
Alat-alat demografi
Beberapa ukuran demografi
Bilangan merupakan jumlah mutlak (absolut) penduduk atau kejadian lainnya (kelahiran, kematian, migrasi) suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Contoh:
jumlah penduduk Indonesia menurut SP 2000 = 206 juta
jumlah kelahiran Indonesia menurut SP 2000 = 3 juta
Angka (rate) merupakan banyaknya peristiwa vital suatu penduduk dalam jangka waktu tertentu. Angka ada 2 (dua) macam:
Angka kasar (crude rate), adalah pembagi jml penduduk lengkap
Angka spesifik (specific rate) adalah pembagi kelompok penduduk tertentu. Contoh:
CBR Indo menurut SP 1990 = 28 per 1000 pddk.
ASFR 20-24 th menurut SUPAS 1995 = 151 per 1000 wanita usia 20-24 tahun
Rasio adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif hasil perbandingan dari dua bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi pembilang bukan merupakan bagian dari penyebut.
Contoh :
Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 2000 (perbandingan jml penduduk laki-laki dengan jml penduduk perempuan) 101. Artinya terdapat 101 penduduk laki-laki diantara 100 penduduk perempuan.
4 Proporsi adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif hasil perbandingan dari dua bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi pembilang merupakan bagian dari penyebut, biasanya dinyatakan dlm perseratus atau perseribu.
Contoh :
Proporsi penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan (perbandingan jml penduduk tinggal di perkotaani dengan jml penduduk tinggal di perkotaan dan jml penduduk tinggal di perdesaan) pada tahun 2000 = 42,0 persen dari seluruh jml penduduk Indonesia
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100, 1000 atau 100.000 yang berfungsi sebagai pengali untuk memperjelas hasil pengukuran. Konstanta biasanya dinyatakan dengan K.
Contoh : IMR Indonesia mnrt SP 2000 = 0,047, kemudian dikalikan 1000 = 47; yg berarti dari setiap 1000 kelahiran hidup di Indonesia terjadi 47 kematian bayi.
Ukuran kohor adalah sekelompok orang yg mempunyai pengalaman waktu yg sama (biasanya 1 tahun) dari suatu peristiwa tertentu.
Contoh : kohor kelahiran sekelompok orang yang dilahirkan dalam tahun atau periode yang sama.
Demografi diaplikasiakan dalam keperawatan
Demogarafi bila diaplikasikan dalam bidang keperawatan ataupun kesehatan yaitu misalkan pada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Secara nasional status kesehatan masyarakat telah meningkat. Akan tetapi, disparitas status kesehatan antara penduduk mampu dan penduduk miskin masih cukup besar. Berbagai data menunjukkan bahwa status kesehatan penduduk miskin lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk kaya. Hal ini antara lain dapat dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka kematian balita pada kelompok penduduk miskin.Hal ini diketahui dari survei demogarfi dan kesehatan.
Selain itu aplikasi ilmu demografi dalam bidang kesehatan misalkan kita dapat mengetahui jumlah pertambahan penduduk disuatu negara hingga dapat kita jadikan gambaran mengenai tingkat kesehatan masyarakat,Rumah Sakit tambahan agar dapat melayani seluruh masyarakat secara merata dan dapat pula dijadikan suatu motivasi bagi tenaga keperawatan untuk meningkatkan profesionalisme kerja seorang perawat atau tenaga kesehatan,karena majunya suatu negara tergantung pada tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat itu sendiri.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-6854239031185017682012-02-27T06:45:00.000-08:002012-02-27T06:45:27.138-08:00Riwayat Alamiah Penyakit<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZL4FKrqrCr-JcN1sA6ArVBGlp-R8qjsjrr3XUnTyGEWq9xCzAXvMYPH51cTUhhd5d9_1L85kcnPoIi15tAm_7eom38Oecu6ZHAEu1IFF1KWTjRlouUDdMdRMUU0mBODcwWMbWtrDjr0/s1600/DINKES.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="320" width="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZL4FKrqrCr-JcN1sA6ArVBGlp-R8qjsjrr3XUnTyGEWq9xCzAXvMYPH51cTUhhd5d9_1L85kcnPoIi15tAm_7eom38Oecu6ZHAEu1IFF1KWTjRlouUDdMdRMUU0mBODcwWMbWtrDjr0/s320/DINKES.jpg" /></a></div>
Tahap Prepatogenesis : Interaksi pejamu, agen dan lingkungan
Tahap Patogenesis :
Masa inkubasi
Masa penyakit dini
Masa penyakit lanjut
Masa akhir penyakit
Masa inkubasi:
mulai masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala atau tanda sakit
Masa penyakit dini
Mulai munculnya gejala penyakit, dengan sifat penyakit masih ringan
Masa penyakit lanjut:
Penderita tidak dapat melakukan aktivitas, dan memerlukan perawatan
Masa akhir penyakit:
Sembuh sempurna
Sembuh dengan cacat
Carrier
Kronis
Meninggal dunia
Bagan riwayat alamiah penyakit
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHQVmtRfDd-NSFgbHSyxQAyhA0M8pdKXSdd82YtdW3vTR0x_OZLfTEelexA_nZmuhuRMF2xPCmmXrIIcd_7NhzwNoK47_vO1-D2AdY8xjU6CV-MAkK0dLlE6kwJbH-TFphHI7GM-3RSSQ/s1600/Picture2.png" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="176" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHQVmtRfDd-NSFgbHSyxQAyhA0M8pdKXSdd82YtdW3vTR0x_OZLfTEelexA_nZmuhuRMF2xPCmmXrIIcd_7NhzwNoK47_vO1-D2AdY8xjU6CV-MAkK0dLlE6kwJbH-TFphHI7GM-3RSSQ/s320/Picture2.png" /></a></div>
Tingkat Pencegahan Penyakit
Tingkat primer
Promosi kesehatan
Perlindungan khusus
Tingkat sekunder
Diagnosis dini dan pengobatan segera
Pembatasan ketidakmampuan
Tingkat Tersier
Rehabilitasi
Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan
Gizi adekuat
Pengembangan kepribadian
Perumahan, rekreasi
Perlindungan Khusus
Imunisasi
Kebersihan perorangan
Sanitasi lingkungan
Perlindungan thd kecelakaan
Perhatian thd makanan tertentu
Diagnosis Dini & Pengobatan
Case finding
Screening
Pengobatan yg cepat & tepat
mencegah komplikasi, memperpendek masa sakit, mencegah terjadi cacat
Pembatasan Kecacatan
Pengobatan yg adekuat
Penyediaan sarana untuk memudahkan pengobatan
Poli akut
Perawatan intensif
Rehabilitasi
Pusat latihan bagi penderita cacat
Re edukasi, misal rehabilitasi sosialYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-46134492233939991222012-02-27T06:39:00.001-08:002012-02-27T06:39:11.186-08:00Pengantar Epidemiologi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWXSBdnfIf5hgGLWTZ1g0DbsfJ6X_ONQ1tRrWNwwFOSbWxOVkEMTRjQIqjLsX1Mzazta4hnGNBcjLaklIneL4jF18eP6JEyTgMTrOiMTZ8WaXrbnTjq6e7ZPdHgLNgbrE3i6VlV7zUsZs/s1600/25-07-10_0739.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="320" width="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWXSBdnfIf5hgGLWTZ1g0DbsfJ6X_ONQ1tRrWNwwFOSbWxOVkEMTRjQIqjLsX1Mzazta4hnGNBcjLaklIneL4jF18eP6JEyTgMTrOiMTZ8WaXrbnTjq6e7ZPdHgLNgbrE3i6VlV7zUsZs/s320/25-07-10_0739.jpg" /></a></div>
terimakasih bapak DADANG NURDIN, SKM, M.Kes yg sudah memberikan ilmu dan nasehatnya ^_^
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI BERASAL DARI KATA YUNANI, SECARA HARFIAH BERARTI :
EPI : DIATAS / DIANTARA / YANG ADA DIANTARA
DEMOS : POPULASI / ORANG / MASYARAKAT
LOGOS : ILMU
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
PENGERTIAN
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi dan determinan penyakit pada populasi.
Distribusi: Orang, Tempat, Waktu
Frekuensi, Ukuran Frekuensi : Insiden - Prevalens
Determinan Risk Factors: berarti faktor yang mempengaruhi atau faktor yang memberi risiko atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
Tujuan epid
.Menggambarkan status kesehatan populasi
.Menentukan "sebab" masalah kesehatan
.Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
.Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
.Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
.Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, terkandung tiga komponen penting dalam epidemiologi, yaitu: 1) frekuensi, 2) distribusi, dan 3) determinan.
C. Ruang Lingkup
Epidemiologi penyakit menular
Epidemiologi Penyakit tidak menular
Epidemiologi klinik
Epidemiologi kependudukan
Epidemiologi gizi
Epidemiologi pelayanan kesehatan
Epidemiologi lingkungan
Epidemiologi kesehatan kerja
Epidemiologi kesehatan kerja
Epidemiologi kesehatan matra
PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI
Hipocrates:
Bapak kedokteran moderen, pada abad ke 5 sebelum masehi
Menyatakan bahwa terjadinya penyakit manusia berkaitan dengan faktor eksternal yang sama pentingnya dengan faktor personal manusia
Bukunya " On Airs, Waters and Places ,
John Graunt,
Seorang penjual pakaian laki-laki di London, pada tahun 1662 , menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di London,
Buku "the Nature and Political Observations Made upon the Bills of Mortality" . Inilah untuk pertama kalinya pola penyakit di penduduk dikuantifikasi (diukur).
Ia mencatat besarnya perbedaan kelahiran dan kematian antara laki-laki dan wanita,
Besarnya kematian bayi menurut musim
Menekankan pentingnya pengumpulan data penyakit secara rutin, yang menjadi dasar bentuk epidemiologi moderen.
Pencipta dua prosedur dasar biostatistik, yaitu : estimasi populasi dan konstruksi Life Table.
William Farr,
Seorang dokter, pada tahun 1839
Mengembangkan pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya.
John Snow.
Dokter Inggeris , Bapak Epidemiologi Modern
Mengembangkan suatu metode investigasi kejadian kematian karena wabah kolera di London, tahun 1849 hingga 1954.
Ia menyusun postulat bahwa kolera ditularkan oleh air yang tercemar
Dengan membandingkan angka kematian karena kolera dari daerah-daerah yang mendapat suplai air minum yang berbeda, John Snow menarik kesimpulan bahwa suplai air minum dari perusahan Southwark dan Vauxhall meningkatkan resiko kematian karena kolera dibandingkan dengan sumber dari Lambeth.
Snow on cholera
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCOAyCnzNtUwv1Qx9lh0OjnMyMJiPHSRIatHWeucwDbOc3pygTBFd2SXypLWrBEpVHiqxvhu7LnvI4QfKLs_KbrLAA7xBhV-h5_ucnYtUWkV3FPPgyt6NP1II_4U8qbeNQkFN6TVBmhdA/s1600/Picture1.png" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="249" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCOAyCnzNtUwv1Qx9lh0OjnMyMJiPHSRIatHWeucwDbOc3pygTBFd2SXypLWrBEpVHiqxvhu7LnvI4QfKLs_KbrLAA7xBhV-h5_ucnYtUWkV3FPPgyt6NP1II_4U8qbeNQkFN6TVBmhdA/s320/Picture1.png" /></a></div>
Doll, Hill et all
Tahun 1950 an
Menyelidiki hubungan antara merokok dan kaker paru.
EPIDEMIOLOGI MODERN DAN TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Transisi epid
Dibagi dalam tiga Zaman:
Zaman penyakit menular dan bahaya kelaparan
Zaman surutnya pandemi
Zaman penyakit-penyakit degeneratif dan buatan manusia
CONTOH APA YANG TELAH DICAPAI EPIDEMIOLOGI
Cacar:
Tahun 1970 an dunia berhasil keluar dari wabah cacar
Indonesia tahun 1972
Dimulai sejak 200 tahun yang lalu
Methyl Mercury
Tahun 1950 an
Sindrom Minamata
Diidentifikasi pencemaran air laut oleh air raksa
Iodine Deficiency
Tahun 1915 diidentifikasi sebagai penyakit yang paling mudah dicegah dengan pemberian garam ber yodium
Tahun 1924 Digunakan di banyak negara
AIDS
Tahun 1981 kasus ditemukan pertama kali di AS
Sampai saat ini belum ditemukan obatnya
Epidemiologi membantu mengidentifikasikan: faktor risiko, pola penularan, dan pola epideminya.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-89495424903000719362012-02-27T05:08:00.003-08:002012-02-27T05:08:46.717-08:00Fibrosis KistikBAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan penyakit hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini. Seseorang yang hanya memiliki 1 gen tidak akan menunjukkan gejala.
Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi.
Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran). Pelepasan cairan ini mengalami kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar:
• Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar. Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi.
• Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun.
• Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang normal.
B.Tujuan
Untuk memahami lebih dalam makna fibrosis kistik
Menjelskan penyebab,gejala,diagnosa,pengobatan,prognosis mengenai fibrosis kistik
Menjelaskan mengenai epidemologi,etiologi,fatofisiologi
BAB II
FIBROSIS KISTIK
Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
PENYEBAB
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan penyakit hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini. Seseorang yang hanya memiliki 1 gen tidak akan menunjukkan gejala.
Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi.
Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran). Pelepasan cairan ini mengalami kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar:
# Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar. Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi.
# Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun.
# Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang normal.
GEJALA
Pada saat lahir, fungsi paru-paru penderita masih normal, gangguan pernafasan baru terjadi beberapa waktu kemudian.
Lendir yang kental pada akhirnya menyumbat saluran udara kecil, yang kemudian mengalami peradangan.
Lama-lama dinding bronkial mengalami penebalan, sehingga saluran udara terisi dengan lendir yang terinfeksi dan daerah paru-paru mengkerut (keadaan ini disebut atelektasis) disertai pembesaran kelenjar getah bening.
Semua perubahan tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan paru-paru untuk memindahkan oksigen ke dalam darah.
Ileus mekonium (salah satu bentuk penyumbatan usus pada bayi baru lahir) terjadi pada 17% penderita fibrosis kistik. Mekonium adalah bahan berwarna hijau gelap yang keluar sebagai tinja pertama pada bayi baru lahir.
Pada penderita fibrosis kistik, mekoniumnya kental dan mengalir lebih lambat sehingga bisa menyumbat usus. Penyumbatan usus bisa menyebabkan perforasi pada dinding usus atau menyebabkan usus terpuntir. Mekonium juga bisa tersangkut di usus besar atau anus dan menyebabkan penyumbatan sementara.
Bayi yang menderita ileus mekonium hampir selalu mengalami gejala fibrosis kistik lainnya di kemudian hari.
Gejala awal dari fibrosis kistik pada bayi yang tidak mengalami ileus mekoneum seringkali berupa penambahan berat badan yang buruk pada usia 4-6 minggu.
Berkurangnya jumlah sekresi pankreas yang sangat penting untuk pencernaan lemak
dan protein menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan pada 85-90% bayi yang menderita fibrosis kistik. Bayi sering buang air besar dengan tinja yang banyak, berbau busuk dan berminyak, disertai perut yang buncit.
Meskipun nafsu makannya normal atau tinggi, tetapi pertumbuhan bayi berlangsung lambat. Bayi tampak kurus dan memiliki otot yang lembek.
Gangguan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) bisa menyebabkan rabun senja, rakitis, anemia dan kelainan perdarahan.
Pada 20% bayi dan balita yang tidak diobati, lapisan usus besar menonjol ke anus (keadaan ini disebut prolaps rektum).
Bayi yang mendapatkan susu kedele atau ASI bisa menderita anemia dan pembengkakan karena mereka tidak menyerap protein dalam jumlah yang memadai.
Sekitar separuh anak-anak yang menderita fibrosis kistik memiliki gejala berikut:
- batuk terus menerus
- bunyi nafas mengi (bengek)
- infeksi saluran pernafasan.
Batuk seringkali disertai oleh tersedak, muntah dan sulit tidur.
Lama-lama dada akan berbentuk seperti tong (barrel-shaped) dan kekurangan oksigen menyebabkan jari tangan berbentuk seperti pentungan dan kulit berwarna kebiruan.
Bisa ditemukan polip hidung dan sinus terisi dengan cairan yang kental.
Remaja seringkali mengalami pertumbuhan yang lambat, pubertasnya tertunda dan ketahanan fisiknya berkurang.
Komplikasi yang bisa terjadi pada dewasa dan remaja adalah:
# Pneumotoraks
# Batuk darah
# Gagal jantung
# Pneumonia berulang
# Kegagalan pernafasan kronik
# Penyakit hati
# Diabetes mellitus
# Osteoporosis dan artritis.
Infeksi merupakan masalah yang utama. Bronkitis berulang dan pneumonia secara perlahan akan menghancurkan paru-paru.
Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan paru-paru dan gagal jantung.
Sekitar 2-3% penderita mengalami diabetes yang tergantung kepada insulin karena pada pankreas terdapat jaringan parut yang menyebabkan pankreas tidak dapat lagi menghasilkan insulin dalam jumlah yang memadai.
Penyumbatan saluran empedu oleh sekret yang kental bisa menyebabkan peradangan hati dan akhirnya terjadi sirosis.
Sirosis bisa menyebabkan kenaikan tekanan di dalam vena yang menuju ke hati (hipertensi portal), sehingga terjadi pelebaran vena di kerongkongan bagian bawah (varises esofagealis). Vena yang abnormal ini bisa mengalami perdarahan hebat.
Penderita seringkali mengalami gangguan fungsi reproduksi.
Sekitar 98% pria dewasa mengalami kemandulan. Mereka tidak menghasilkan sperma atau hanya menghasilkan sedikit sperma karena vas deferens terbentuk secara tidak normal
Pada wanita, sekret leher rahimnya sangat kental sehingga kesuburannya menurun. Penderita wanita yang hamil sangat peka terhadap komplikasi kehamilan.
Jika penderta banyak mengeluarkan keringat karena cuaca panas atau karena demam, bisa terjadi dehidrasi karena meningkatnya pembuangan air dan garam. Pada keringat penderita bisa terlihat butir-butir garam dan keringatnya terasa asin.
DIAGNOSA
Bayi baru lahir yang menderita fibrosis kistik memiliki kadar enzim pencernaan tripsin yang tinggi dalam darahnya.
Pemeriksaan keringat iontoforesis pilokarpin dilakukan untuk mengukur jumlah garam di dalam keringat.
Obat pilokarpin diberikan untuk merangsang pembentukan keringat di daerah kulit dan sehelai kertas saring ditempatkan di daerah tersebut untuk menyerap keringat. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap jumlah garam di dalam keringat.
Konsentrasi garam diatas normal akan memperkuat diagnosis pada seseorang yang memiliki gejala dari penyakit ini atau seseorang yang keluarganya ada yang menderita fibrosis kistik.
Fibrosis kistik bisa mengenai organ lainnya, sehingga dilakukan pemeriksaan lainnya untuk membantu menegakkan diagnosis:
1. Pemeriksaan lemak tinja
Jika kadar enzim pankreas berkurang, maka analisa tinja bisa menunjukkan adanya penurunan atau bahkan tidak ditemukan enzim pencernaan tripsin dan kromotripsin atau kadar lemaknya tinggi.
2. Tes fungsi pankreas
Jika pembentukan insulin berkurang, maka kadar gula darahnya tinggi
3. Tes fungsi paru bisa menunjukkan adanya gangguan pernafasan
4. Rontgen dada.
5. Tes DNA.
Keluarga lain (selain dari orang tua penderita) yang ingin mengetahui apakah anak mereka memiliki kemungkinan untuk menderita penyakit ini, bisa menjalani pemeriksaan genetik.
Jika salah satu dari orang tua tidak memiliki gen ini, maka anaknya tidak akan menderita fibrosis kistik. Jika kedua orang tua memiliki gen ini, maka setiap kehamilan memiliki peluang sebesar 25% untuk melahirkan anak dengan fibrosis kistik.
PENGOBATAN
Pengobatan meliputi pencegahan dan pengobatan kelainan paru-paru, makanan yang baik, aktivitas fisik serta dukungan psikis dan sosial.Sejenis enema tertentu bisa mengurangi ileus mekonium yang belum mengalami komplikasi.
Jika enema tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan pembedahan.Mengkonsumsi obat yang menarik cairan ke dalam usus (misalnya laktulosa) bisa mencegah penyumbatan saluran pencernaan oleh tinja.
Penderita yang mengalami kekuranan enzim pankreas harus mengkonsumsi enzim pengganti setiap kali makan. Untuk bayi tersedia dalam bentuk serbuk dan untuk dewasa bisa diberikan dalam bentuk kapsul.
Makanan harus mengandung sejumlah kalori dan protein agar pertumbuhan penderita berlangsung normal. Penderita harus mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang lebih banyak, karena mereka tidak dapat menyerap lemak dengan baik.
PROGNOSIS
Beratnya penyakit pada setiap penderita berlainan dan tergantung kepada luasnya daerah paru-paru yang terkena.Penurunan fungsi paru-paru tidak dapat dihindari, dan bisa menyebabkan kelemahan bahkan kematian.
Penderita biasanya meninggal karena kegagalan pernafasan setelah terjadinya penurunan fungsi paru-paru selama bertahun-tahun.
Sejumlah kecil penderita meninggal karena penyakit hati, perdarahan ke dalam saluran udara atau komplikasi dari pembedahan.
Sekitar 50% dari anak-anak yang menderita fibrosis kistik, mampu bertahan hidup sampai umur 20 tahun, dan 20-25% sampai lebih dari 35 tahun.
Angka harapan hidup yang lebih baik ditemukan pada:
- penderita pria
- penderita yang tidak mengalami gangguan pankreas
- penderita yang gejala awalnya terbatas pada sistem pencernaan.
EPIDEMOLOGI
Dari data statistik di Amerika, frekwensi angka kejadian FK terbanyak pada ras kulit putih sekitar 1 per 3500 kelahiran hidup, sedang ras negro berkisar 1 per 17000 kelahiran hidup. Secara internasional insiden bervariasi antara 1 per 377 perkelahiran hidup di Inggris sampai dengan 1 per 90000 perkelahiran hidup di Asia. Tidak ada predileksi angka kejadian ini antara pria dan wanita.
Mortalitas dan mordibitas angka survival secara median bervariasi antara negara satu dan negara yang lain. Data tertinggi didapatkan di Amerika dan Kanada yaitu antara usia 28 dan 32 tahun, sedang angka median survival umur penderita di Amerika latin adalah 6 tahun. Penyebab kematian umumnya adalah kegagalan sistem pernafasan dan cor pulmonale.
Dengan pengobatan dan tindakan pembedahan yang berkembang, data statistik diatas sudah mulai bergeser. Saat ini penderita dengan FK di Amerika dapat bertahan hidup lebih dari 40 tahun.Diagnosis dapat ditegakkan rata-rata pada usia 6 – 8 bulan. Pasien dengan FK dua per tiganya dapat didiagnosis pada usia satu tahun.
ETIOLOGI
FK merupakan penyakit yang diwariskan secara resesive autosomal. Gen yang bertanggung jawab terhadap terjadinya FK telah diidentifikasi pada tahun 1989 sebagai cystic fibrosis transmembrane-conductance regulator glycoprotein (CFTR gene) yang terletak pada lengan panjang kromosom no 7.3,10
PATOFISIOLOGI
Sebelum membahas patofisiologi fibrosis kistik, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui patofisiologi terbentuknya polip nasi, yang sebenarnya juga belum dimengerti secara mendalam. Polip nasi merupakan manifestasi dari inlamasi kronik dan secara histopatologi tersusun dari sel odematosa dan eosinofilik predominan.
Sampai saat ini ada dua patofisiologi yang diterima luas sebagai dasar terbentuknya polip nasi, yang pertama ditinjau dari biologi molekuler yaitu terdapatnya sitokin-sitokin yang
berhubungan dengan polip nasi dan kedua yang merupakan informasi baru adanya kerusakan pada mekanisme struktur Na+ dan Cl- chanel pada bagian apikal dari bagian epitel saaluran pernafasan atas, seperti yang ditunjukan dalam model fibrosis kistik
BAB III
RIWAYAT DAN GEJALA KLINIS PENYAKIT
Dalam menegakkan diagnosis FK, penelusuran riwayat keluhan sinonasal secara teliti sangat memegang peranan penting karena pengambilan keputusan terapi bergantung dari informasi yang didapat.Hampir sekitar 90-100% pasien menunjukan penyakit sinus secara radiologis. Frekwensi polip nasi pada pasien-pasien FK bervariasi antara 6-67%. Gejala klinis sinusitis yang ditandai dengan nyeri, discharge, demam atau postnasal drip, hanya ditemukan sekitar 10% pada pasien-pasien dengan FK.Hampir semua pasien-pasien FK yang menunjukkan bukti kelainan secara radiologis malahan tidak menunjukan gejala klinis. Fenomena ini mungkin mewakili kondisi sesungguhnya dari stadium asimtomatis, atau ini diduga merupakan kondisi kronik perjalanan penyakitnya dimana pasien telah beradaptasi dengan gejala sinusitisnya.
•Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, keakuratan penelusuran riwayat penyakit merupakan hal terpenting dibanding evaluasi secara radiologis untuk memutuskan pengelolaan pasien FK.
•Gejala klinis pasien yang dicurigai FK menurut Brihaye :
o Obstruksi hidung
o Nasal discharge yang makin memburuk
o Nyeri wajah
o Batuk yang makin memburuk
o Demam
•Selain gejala klinis diatas, juga perlu ditelusuri status kesehatan parunya mengingat :
o Sinusitis kronik sering dikaitkan dengan infeksi bakteri endobronkial dan juga menimbulkan dampak penyakit pulmo berulang (reactivity) dan kekronisan dari penyakit saluran sinobronkial.
o Penurunan kemampuan fisik juga berkorelasi dengan eksaserbasi akut sinusitis atau memburuknya kondisi kronik penyakit paru.
PEMERIKSAAN FISIK
Hampir selurah pasien telah didiagnosis FK saat datang ke ahli THT dan disarankan untuk dilakukannya pembedahan sinus. Pemeriksaan fisik perlu dilakukan pada daerah hidung dan sinus-sinus paranasal untuk mengetahui kondisi yang tak terpantau lainnya yang mungkin menyebabkan kekambuhan dari penyakit sinus paranasal antara lain :
• Evaluasi daerah wajah untuk mengetahui perluasan polip di daerah hidung, terkadang polip dapat keluar dari rongga hidung.
• Dengan pemeriksaan rinoskopi anterior, pembesaran konka, discharge purulen dan polip nasi mengkin dapat terlihat.
• Evaluasi endoskopi mungkin menunjukan terjadinya obstruksi saluran nafas dan ostium sinus karna polip. Discharge purulen dan penonjolan prosesus unsinatus mungkin juga terlihat saat endoskopi yang menyebabkan obstruksi saluran nafas.
• Pemeriksaan nasofaring juga harus dilakukan. Hipertrofi adenoid mungkin terdapat pada pasien anak-anak yang menyebabkan sumbatan hidung.
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis FK adakalanya dibuat oleh ahli THT didasarkan pada adannya polip nasi pada anak sehat. Pasien-pasien FK seperti telah diungkapkan sebelumnya, umumnya dapat mentoleransi kondisi ringan dari gejala Fknya, sehingga sangat sulit membuat diagnosis awal pada pasien-pasien FK.
Sebagai tambahan polip nasi pada anak-anak jarang yang tanpa keterlibatan FK, namun terkadang juga dimungkinkan polip nasi non-FK yang mungkin disebabkan oleh rhinitis alergi berat, inflamasi yang dihubungkan Trias Samter (asma, insensitivitas aspirin, polip nasi), sindrom Kartagener (bronkiektasis, situs inversus/dextrokardia, penyakit sinus (sinusitis dan polip)). Berdasarkan hal diatas membuat diagnosis banding didasarkan atas penelusuran yang lengkap terhadap riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dengan test kandungkan klorida keringat dan biopsi atas indikasi.
BAB IV
PENUTUP
• KESIMPULAN
Jadi jelaslah bahwa Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan penyakit hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini. Seseorang yang hanya memiliki 1 gen tidak akan menunjukkan gejala. Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi. Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran). Pelepasan cairan ini mengalami kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar:
# Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar. Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi.
# Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun.
# Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang normal.
Daftar Pustaka
• Myglind Niels, Lildholdt Torben. Nasal Polyposis. An inflammatory disease and its treatment. 1st edition Munksgraard. Copenhagen.1997
• Settipane GA. Epidemiology, pathology, immunology and treatment in Nasal Polyposis. Am. J Rhinol 1987;1:119-26
• L Nicole Murray. Cystic Fibrosis. On line available on eMedicine.com.
• Elborn Js, Shale DJ, Britton JR. Cystic Fibrosis :Current survival and population estimates to the year 2000. Thorax 1991 Dec; 46 (12):881-5.
• Cepero R, Smith RJ, Catlin FL. Cystic Fibrosis. An otolaryngologic prespective. Otolaryngol Head Neck surg 1987 Oct;97(4):356-60
YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-50133889371599480672012-02-27T05:07:00.000-08:002012-02-27T05:07:43.422-08:00Zakat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0OThk8L6652yT7Fy_RquNRnb68gT6C_QycuAg5iiJCDZCCAc-Zlnnc0TD7k997iyz2nnJUSNaENvu4fLhvnSltnQiEJLL2rZTrcwMIcJNKpWdkETRsvPjNtatJHjZN8kqCdqticTW23M/s1600/Bukber+FRESH+2011+l.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="154" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0OThk8L6652yT7Fy_RquNRnb68gT6C_QycuAg5iiJCDZCCAc-Zlnnc0TD7k997iyz2nnJUSNaENvu4fLhvnSltnQiEJLL2rZTrcwMIcJNKpWdkETRsvPjNtatJHjZN8kqCdqticTW23M/s320/Bukber+FRESH+2011+l.JPG" /></a></div>
Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan umat Islam menjelang akhir bulan Ramadhan, sebagai pelengkap ibadah puasa. Zakat merupakan salah satu rukun ketiga dari Rukun Islam.
Daftar isi
• 1 Etimologi
• 2 Sejarah Zakat
• 3 Hukum Zakat
• 4 Macam-Macam Zakat
• 5 Yang berhak menerima
• 6 Yang tidak berhak menerima zakat[5]
• 7 Beberapa Faedah Zakat[6]
o 7.1 Faedah Diniyah (segi agama)
o 7.2 Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
o 7.3 Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)
• 8 Hikmah Zakat
• 9 Zakat dalam Al Qur'an
o 9.1 Lainnya
• 10 Catatan dan referensi
Etimologi
Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.
Sejarah Zakat
Setiap umat Muslim berkewajiban untuk memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Al-Qur’an. Pada awalnya, Al-Qur’an hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin.[1]. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.[2].
Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar.[3]. Syari’ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan. Kejatuhan para kalifah dan negara-negara Islam menyebabkan zakat tidak dapat diselenggarakan dengan berdasarkan hukum lagi. [4]
Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah, seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.
Macam-Macam Zakat dan Pengertiannya
1. Zakat Fitrah/Fidyah
Dari Ibnu Umar ra berkata :
“Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau gandum pada budak, orang merdeka, lelaki perempuan, anak kecil dan orang dewasa dari ummat Islam dan memerintahkan untuk membayarnya sebelum mereka keluar untuk sholat (’iid ). ( Mutafaq alaih ).
• Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg. Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadits yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam keju). Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di atas, mazhab Maliki dan Syafi’i membolehkan membayar zakat dengan makanan pokok yang lain.
• Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dengan membayar- kan harganya dari makanan pokok yang di makan.
• Pembayaran zakat menurut jumhur ‘ulama :
Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan. Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.
• Keterangan :Bagi yang tidak berpuasa Ramadhan karena udzur tertentu yang dibolehkan oleh syaria’t dan mempunyai kewajiban membayar fidyah, maka pembayaran fidyah sesuai dengan lamanya seseorang tidak berpuasa.
2. Zakat Maal, Pengertian Maal (harta): Menurut terminologi bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya.
• Sedangkan menurut terminologi syari’ah (istilah syara’), harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun, disimpan
Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll.
• Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati :
-Milik Penuh
Artinya harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat Islam, seperti : usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
-Berkembang
Artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
-Cukup Nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara’. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat dan dianjurkan mengeluarkan Infaq serta Shadaqah
-Lebih Dari Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum, misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan, pendidikan, dsb.
-Bebas Dari hutang
Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat.
-Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu (mencapai) satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.
• Harta (maal) yang Wajib di Zakati :
-Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
-Emas Dan Perak
Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh karena syara’ mewajibkan zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau yang lain.
• Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
• Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa, kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan menurut syara’ atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut.
-Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara perorangan atau perserikatan seperti : CV, PT, Koperasi, dsb.
-Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
•
-Ma’din dan Kekayaan Laut
Ma’din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll.
-Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.
-Zakat Profesi/Pendapatan
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, wiraswasta, dll.
• Dasar Hukum Syari’at
Firman Allah SWT:
“dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bahagian”. (QS. Adz-Dzaariyaat (51): 19)
• Firman Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”. (QS Al Baqarah: 267)
• Hadist Nabi SAW:
“Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ia akan merusak harta itu”.(HR. AL Bazar dan Baehaqi)
• Hasilan profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris, wiraswasta, dll) merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu, oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak dibahas, khususnya yang berkaitan dengan “zakat”. Lain halnya dengan bentuk kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, peternakan dan perniagaan, mendapatkan porsi pembahasan yang sangat memadai dan detail. Meskipun demikian bukan berarti harta yang didapatkan dari hasil profesi tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada dasarnya/hakekatnya adalah pungutan harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin diantara mereka (sesuai dengan ketentuan syara’).
• Dengan demikian apabila seseorang dengan penghasilan profesinya ia menjadi kaya, maka wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq (penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan, sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesinya.
• Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.
• Contoh perhitungan:
Iwan Darsawan adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di kota Bekasi, memiliki seorang istri dan 2 orang anak. Penghasilan bersih perbulan Rp. 1.500.000,-.
Bila kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih Rp. 625.000 per bulan maka kelebihan dari penghasilannya = (1.500.000 – 625.000) = Rp. 975.000 perbulan.
Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000 maka jumlah kekayaan yang dapat dikumpulkan dalam kurun waktu satu tahun adalah Rp. 11.700.000 (lebih dari nishab).
Dengan demikian Akbar berkewajiban membayar zakat sebesar 2.5% dari saldo.
Dalam hal ini zakat dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5% dari saldo bulanan atau 2.5 % dari saldo tahunan.
• Perhitungan Zakat Pendapatan/Profesi
Nisab zakat pendapatan / profesi setara dengan nisab zakat tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras, kadar zakatnya sebesar 2,5 %. Waktu untuk mengeluarkan zakat profesi pada setiap kali menerima diqiyaskan dengan waktu pengeluaran zakat tanaman yaitu setiap kali panen. “Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya ( dengan dikeluar kan zakat nya ). ( QS : Al-An’am : 141 ).
• Contoh perhitungan:
Nisab sebesar 520 kg beras, asumsi harga beras 2000 jadi nilai nisab sebesar 520 x 2000 = 1.400.000
Jumlah pendapatan perbulan Rp 2.000.000,-
Zakat atas pendapatan ( karena telah mencapai nisab ) 2,5 % x 2.000.000,- = 50.000,-
Zakat Uang Simpanan
Uang simpanan ( baik tabungan, deposito, dll ) dikenakan zakat dari jumlah terendah bila telah mencapai haul. Besarnya nisab senilai dengan 85 gr emas ( asumsi 1 gr emas Rp 75.000, nisab sebesar Rp 6.375.000 ). Kadarnya zakatnya sebesar 2,5 %.
• Uang TabunganTanggal Masuk Keluar Saldo
01/03/99 20.000.000 20.000.000
25/03/99 2.000.000 18.000.000
20/05/99 5.000.000 13.000.000
01/06/99 200.000* 13.200.000
12/09/99 1.000.000 12.200.000
11/10/99 2.000.000 14.200.000
31/02/00 1.000.000 15.200.000
• * Bagi hasilJumlah saldo terakhir dalam tabel di atas adalah 15.200.000 telah melebihi nisab (asumsi 1 gr emas Rp 75.000, nisab sebesar Rp 6.375.000) dan genap satu tahun. Tahun haul menurut contoh di atas 01/03/99 – 31/02/00.. uang bagi hasil ini dikeluarkan terlebih dahulu sebelum perhitungan zakat.
• Perhitungan :
Tahun haul : 01/03/99 – 31/02/00
Nisab : Rp 6.375.000,-
Saldo terakhir : Rp 15.200.000,- – Rp 200.000,- = Rp 15.000.000,-
Besarnya zakat : 2,5 % x Rp 15.000.000,- = Rp 375.000,-
• Bila seseorang mempunyai beberapa tabungan maka semua buku dihitung setelah dilihat haul dan saldo terendah dari masing-masing buku.
• Perhitungan:
Haul : 01/03/99 – 31/02/00
Saldo terakhir:
- Buku 1: 5.000.000- Buku 2: 3.000.000- Buku 3: 2.000.000
Jumlah total : Rp 10.000.000
Zakat : 2,5 % x Rp 10.000.000 = Rp 250.000,-
Simpanan Deposito
Seseorang mempunyai deposito di awal penyetoran tanggal 01/04/99 sebesar Rp 10.000.000 dengan jumlah bagi hasil 300.000 setahun. Haul wajib zakat adalah tanggal 31/03/00, nisab sebesar 6.375.000. Maka setelah masa haul tiba zakat yang harus dikeluarkan sebesar :2.5 % x Rp 10.000.000 = Rp 250.000
• Bila seseorang mempunyai beberapa simpanan deposito maka seluruh jumlah simpanan deposito dijumlahkan. Bila mencapai nisab dengan masa satu tahun kadar zakatnya sebesar 2,5 % dengan perhitungan seperti di atas.
Zakat Emas/Perak
Seorang muslim yang mempunyai emas dan perak wajib mengeluarkan zakat bila sesuai dengan nisab dan haul. Adapun nisab emas sebesar 85 gr dan nisab perak 595 gr.
• Emas yang tidak dipakai
Emas yang tidak dipakai adalah perhiasan emas yang tidak digunakan atau sekali pun dipakai hanya sekali setahun. Dengan demikian bila seseorang menyimpan me-nyamai atau melebihi 85 gr maka ia wajib mengeluarkan zakat emas tersebut. Ada pun kadar zakatnya besarnya 2,5 % di hitung dari nilai uang emas tersebut. Misalnya : seseorang mempunyai 90 gr emas. Harga 1 gr emas 70.000. Maka besarnya zakat yang dikeluarkan sebesar : 90 x 70.000 x 2,5 % = 157.500
Emas yang dipakai
Emas yang dipakai adalah dalam kondisi wajar dan tidak berlebihan. Jadi bila seorang wanita mempunyai emas 120 gr, dipakai dalam aktivitas sehari-hari sebanyak 15 gr. Maka zakat emas yang wajib dikeluarkan oleh wanita tersebut adalah 120 gr – 15 gr = 105 gr. Bila harga emas 70.000 maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar : 105 x 70.000 x 2,5 % = 183.750
• Keterangan :
Perhitungan zakat perak mengikuti cara per hitungan di atas.
Zakat Investasi
Zakat investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang diperoleh dari hasil investasi. Diantara bentuk usaha yang masuk investasi adalah bangunan atau kantor yang disewakan, saham, rental mobil, rumah kontrakan, investasi pada ternak atau tambak, dll.
• Dilihat dari karakteristik investasi, biasanya modal tidak bergerak dan tidak terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke zakat pertanian. Pendapat ini diikuti oleh ulama modern seperti Yusuf Qordhowi, Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurahman Hasan, dll.
• Dengan demikian zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 untuk penghasilan bersih.
Zakat Hadiah dan Sejenisnya
Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima dengan kadar zakat 2,5 %.
Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk : pertama, jika komisi dari hasil prosentasi keuntungan perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10 % (sama dengan zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil profesi seperti makelar, dll maka digolongkan dengan zakat profesi. Aturan pembayaran zakat mengikuti zakat profesi.
Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria, pertama, jika sumber hibah tidak di duga-duga sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20 %, kedua, jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, hibah tersebut digabung kan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5 %.
Zakat Perniagaan-Zakat Perdagangan
“Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua yang kami persiapkan untuk berdagang.” ( HR. Abu Dawud )
• Ketentuan zakat perdagangan:
Berjalan 1 tahun ( haul ), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya.
Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu senilai 85 gr emas
Kadarnya zakat sebesar 2,5 %
Dapat dibayar dengan uang atau barang
Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
• Perhitungan Modal diputar + Keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) – (hutang + kerugian) x 2,5 %
• Contoh :
Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85 gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja dan untung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas (asumsi jika per-gram Rp 75.000,- = Rp 6.375.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 %
• Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota syirkah beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja (apabila jumlahnya lebih dari nishab)
• Cara menghitung zakat :
Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah ini :
Kekayaan dalam bentuk barang
Uang tunai
Piutang
• Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan sbb :
Sofa atau Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
Uang tunai Rp 15.000.000
Piutang Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Utang & Pajak Rp 7.000.000
Saldo Rp 20.000.000
Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-
• Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang)Usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:
Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti taksi, kapal, hotel, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.
• -Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan hampir sama dengan zakat perdagangan dan investasi. Bedanya dalam zakat perusahaan bersifat kolektif. Dengan kriteria sebagai berikut :
• Jika perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan maka perusahaan tersebut mengeluarkan harta sesuai dengan aturan zakat perdagangan. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5 %
Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang produksi maka zakat yang dikeluarkan sesuai dengan aturan zakat investasi atau pertanian. Dengan demikian zakat perusahaan dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk pengahasilan bersih.
• Catatan :Bila dalam perusahaan tersebut ada penyer taan modal dari pegawai non muslim maka penghitungan zakat setelah dikurangi ke- pemilikan modal atau keuntungan dari pegawai non muslim
(situs Yayasan Nurul hayat)
Yang berhak menerima
• Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
• Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
• Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
• Muallaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya
• Hamba Sahaya yang ingin memerdekakan dirinya
• Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya
• Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb)
• Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.
Yang tidak berhak menerima zakat
• Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
• Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
• Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
• Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
• Orang kafir.
Beberapa Faedah Zakat
Faedah Diniyah (segi agama)
1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Muhammad SAW.
Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)
1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.
Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
Zakat dalam Al Qur'an
• QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'".)
• QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")
• QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-6982921089290251882012-02-27T05:04:00.001-08:002012-02-27T05:04:52.438-08:00RESUME PATOFISIOLOGI : Perubahan Fungsi Usus (Hernia, Megakolon Kongenital, Hemoroid, Ca Colon / Kanker Kolon, Typus Abdominalis, Ulkus Peptikum) & Perubahan Fungsi Hati dan Kandung EmpeduA. Perubahan Fungsi Usus Terdiri Dari :
1. Hernia
Hernia atau yang sering disebut dengan Tedun adalah penonjolan isi rongga perut akibat melemahnya otot dinding rongga perut. Secara medis, hernia terjadi karena dinding perut tidak kuat menahan beban isi perut (usus) sehingga usus tersebut melorot turun dan mendesak kebawah.
Hernia atau turun berok selama ini lebih dikenal sebagai penyakit pria, karena hanya kaum pria yang mempunyai bagian khusus dalam rongga perut untuk mendukung fungsi alat kelaminnya. Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dapat dibedakan menjadi hernia bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibedakan menjadi hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih banyak lagi nama lainnya.
Isi dari hernia adalah usus, ovarium ataupun jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak semestinya, yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa ke lipatan paha dan juga ke bawah pusar.
Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia itu sendiri. Isi hernia yaitu usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa di lipatan paha, atau di pusar. Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri. Namun, akan terasa nyeri bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus segera ditangani oleh dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.
Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik tua maupun muda. Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Biasanya yang sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang dewasa, hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia. Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah buang air besar, adanya pembesaran prostat pada pria, serta orang yang sering mengangkut barang-barang berat.
Penyakit hernia akan meningkat sesuai dengan penambahan umur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.
Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang tahu tentang gejala awal penyakit hernia, namun seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh penderita adalah berupa keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan dan keluhan nyeri itu akan hilang bila penderita berbaring.
Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia. Pembuluh darah di daerah tersebut lama-kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi di dalam tubuh.
Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila jaringan hernia masih dapat dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau bayi, reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah melalui operasi.
Untuk kasus yang umum, hernia ini ditandai dengan membesarnya “kantong buah zakar” ataupun benjolan dibawah pusar kira-kira 5 cm baik disebelah kanan maupun di sebelah kiri.
Hernia atau tedun ini selain banyak diderita oleh orang dewasa juga banyak dijumpai diderita oleh anak-anak. Jadi, hernia dapat terjadi pada semua umur. Namun yang sering dijumpai, kasus hernia ini banyak diidap oleh laki-laki.
Pada orang dewasa, hernia terjadi karena adanya peningkatan tekanan di dalam rongga perut dan akibat melemahnya otot dinding perut karena faktor usia. Tekanan yang meningkat akibat batuk yang kronis ataupun juga karena mengangkat beban yang berat bisa menyebabkan timbulnya hernia. Efek dari hernia ini adalah timbulnya rasa nyeri dibagian bawah perut dan jika kondisi ini sudah parah, maka tidak ada cara lain selain operasi. Operasi dilakukan untuk mengembalikan bagian yang melorot ini ke tempat semula dan kemudian mengikat sekat rongga perut yang berbentuk seperti cincin agar “usus” tersebut tidak melorot kembali. Ini yang disebut dengan hernia irreponible.
Untuk kasus yang ringan, hernia ini bisa sembuh hanya dengan mendorong kembali bagian yang melorot tersebut ke atas, atau istilah jawa nya adalah di “sandet” atau mengenakan celana dalam yang ketat setiap hari. Tipe ini disebut dengan hernia reponible.
Ditinjau dari segi “psikoterapi”, hernia ini timbul sebagai akibat dari perilaku yang tidak sabaran atau grusa-grusu. Jika punya suatu keingingan, maka keinginan itu harus segera terwujud. Jika perilaku ini tidak dirubah maka peluang sakit hernia ini terbuka lebar.
Ada satu terapi yang sepele bahkan menggelikan, tetapi ini untuk hernia yang ringan yaitu, carilah “capung” yang besar yang berwarna hijau atau hitam, orang jawa menyebutnya “kinjeng bethok”. Kemudian gigitkan pada bagian yang sakit itu, misal kantong buah zakar, karena timbul rasa sakit, secara otomatis ada hentakan yang mendadak sehingga bisa membantu naiknya usus yang melorot tersebut.
2. Megakolon Kongenital
Definisi penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.
Penyebab dari penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus (kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik).
Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang terletak dibawah lapisan otot.
Pada penyakit Hirschsprung, ganglion ini tidak ada, biasanya hanya sepanjang beberapa sentimeter. Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan. Penyakit Hirschsprung 5 kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan bawaan lainnya, misalnya sindroma Down.
Gejala-gejala yang mungkin terjadi:
- segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir)
- tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir
- perut menggembung
- muntah
- diare encer (pada bayi baru lahir)
- berat badan tidak bertambah
- malabsorbsi.
Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari. Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah sembelit menahun, perut menggembung dan gangguan pertumbuhan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam anus) menunjukkan adanya pengenduran pada otot rektum. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :
o Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja)
o Barium enema
o Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rektum)
o Biopsi rektum (menunjukkan tidak adanya ganglion sel-sel saraf).
Pengobatan atau untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyumbatan usus, segera dilakukan kolostomi sementara. Kolostomi adalah pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus besar. Pengangkatan bagian usus yang terkena dan penyambungan kembali usus besar biasanya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan atau lebih. Jika terjadi perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis, diberikan antibiotik.
3. Hemoroid
Hemoroid dapat diartikan sebagai suatu benjolan yang ada disekitar anus yang didalamnya terdapat pembuluh darah balik (vena), otot dan jaringan ikat elastis. Anus sendiri merupakan suatu muara usus besar tempat keluarnya kotoran hasil dari pencernaan makanan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan berdarah.
Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 sampai 65 tahun.
Penyebab pasti dari pembesaran hemoroid masih belum diketahui. Meskipun demikian, ada beberapa teori yang dapat digunakan menjelaskan apa yang menyebabkan timbulnya hemoroid, diantaranya : kurangnya konsumsi serat pada makanan, susah buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan adanya konstipasi. Kehamilan juga diduga berperanan dalam timbulnya hemoroid, namun alasan untuk itu masih belum jelas.
Gejala utama dari hemoroid adalah timbulnya rasa nyeri saat buang air besar akibat rangsangan pada saraf yang ada disekitar anus. Bila hemoroid terus membesar maka akan dapat diraba tonjolan pada anus yang terkadang bisa mengecil dengan sendirinya. Tonjolan ini akan membesar saat mengedan, sebaliknya akan mengecil saat rebahan. Bila terjadi gesekan hemoroid dengan kotoran yang keras, maka hal tersebut akan menyebabkan hemoroid teriritasi dan luka sehingga terjadi perdarahan.
Jenis hemoroid dapat dibagi 2 yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid eksterna tentu sangat mudah diketahui karena hemoroid jenis ini akan menonjol keluar. Lalu bagaimana dengan hemoroid interna? Para ahli membagi hemoroid interna menjadi 4 derajat untuk menilai tingkat keparahannya.
• Grade 1, terjadi perdarahan tetapi tidak ada tonjolan rektum.
• Grade 2, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.
• Grade 3, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan bantuan tangan.
• Grade 4, terjadi tonjolan rektum disertai dengan bekuan darah dan tonjolan ini menutupi muara anus.
Sedangkan untuk hemoroid eksternal, gejalanya tidak separah hemoroid internal terutama masalah nyeri dan perdarahan. Mungkin karena letaknya yang dibawah klep anus sehingga gejala yang timbul tidak mempengaruhi fungsi dari anus.
Langkah pertama dalam mengobati hemoroid adalah dengan meminimalisasi kemungkinan penyebab dari hemoroid tersebut. Bila disebabkan oleh faktor makanan maka dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti buah buahan, sayur sayuran, padi padian dan sereal. Konsumsi obat pelunak kotoran dan minum yang banyak juga direkomendasikan.
Bila dengan pengaturan diet gagal, maka dilanjutkan dengan menggunakan obat obatan antihemoroid. Ada beberapa sediaan obat diantaranya, salep, krim dan tablet anus. Untuk mendapatkan obat ini lebih baik anda berkonsultasi dengan dokter kesayangan anda sebab ada beberapa obat yang harus didapatkan dengan resep dokter.
Pilihan terakhir pengobatan hemoroid adalah dengan operasi. Operasi biasanya dilakukan pada hemoroid yang parah dan sulit diatasi dengan obat obatan. Namun biasanya, walau telah dilakukan operasi, pasien tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat.
4. Ca Colon / Kanker Kolon
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :
• Perubahan kebiasaan buang air
o Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
o Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
o Perubahan wujud fisik kotoran/feses
Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
Feses bercampur lendir
Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
• Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
• Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
• Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
Gejala umumnya adalah :
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
• Hilangnya nafsu makan
• Anemia, pasien tampak pucat
• Sering merasa lelah
• Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
Gejala penyebarannya adalah :
• Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
• Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip dengan klasifikasi Dukes) :
• Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
• Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
• Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
• Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
Faktor Resiko
Siapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ? Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko seseorang terkena kanker kolon :
1. Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 –70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.
2. Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
3. Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.
4. Faktor keturunan :
o Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.
o Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) – Polip adenomatosa familial (terjadi dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.
o Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) – penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam keluarga, atau sindroma Lynch
5. Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.
6. Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolorektal dibandingkan bukan perokok.
7. Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.
8. Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.
9. Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam terjadinya kanker kolorektal.
Bagaimana Mendeteksinya ?
Kanker kolorektal dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, sehingga deteksi dini sangat berpengaruh terhadap kemungkinan sembuhnya. Bila Anda termasuk seseorang yang beresiko untuk terkena, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan screening. Pemeriksaan itu adalah :
• Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar hingga rektum.
• Pemeriksaan darah dalam tinja.
• Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
• Pemeriksaan barium enema dengan double contrast.
• Virtual Colonoscopy.
• CAT Scan.
• Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah.
• Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
• Pemeriksaan DNA Tinja.
Bagaimana Perawatannya ?
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.
Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).
Pembedahan
Tindakan ini dibagi menjadi Curative, Palliative, Bypass, Fecal diversion, dan Open-and-close. Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa harus dijahit kembali. Biasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong kolostomi, sehingga kotoran yang melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan ini bukanlah suatu pilihan yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk tetap hidup, mengingat pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin tidak terisi makanan / kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan penyembuhan. Apa dan bagaimana kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional dan individual, tiap pasien memiliki keadaan yang berbeda-beda sehingga penanganannya tidak sama.
Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa. Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan tinja) melalui lubang. Pilihan terakhir pada kondisi terburuk adalah open-and-close, di mana dokter membuka daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat keadaan sudah sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dilakukan apa-apa lagi atau tindakan yang akan dilakukan tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup kembali. Tindakan ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang sudah banyak tersedia laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan kondisi kanker jauh sebelum diperlukan operasi.
Terapi Non Bedah
Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya metastasis (penyebaran), perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau memperlambat pertumbuhannya. Radioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek samping dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. Radioterapi lebih sering pada kanker rektal saja. Imunoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan untuk kanker kolorektal. Terapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat menjanjikan adalah terapi Vaksin. Ditemukan pada November 2006 lalu sebuah vaksin bermerek TroVax yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan penyakitnya. Fase ujicobanya saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan direncanakan untuk kanker kolon. Terapi lainnya adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengatasi metastasisnya (penyebaran tumornya).
Nah selain dari terapi non bedah di atas, yang juga tak kalah pentingnya adalah Terapi Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit, dokter, suami/istri, kerabat, keluarga, social support group sangat penting bagi penderitanya.
5. Typus Abdominalis
Typus Abdominalis ( demam tipoid, enteric fever ) adalah penyakit infeksi akut biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gajala demam yang terjadi satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah Salmonella Typhosa. Merupakan kuman basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora. Mempunyai 3 macam antigen yoitu:
1. Antigen 0 : Somatik , terdiri dan zat komplek lipopoli sakarida.
2. Antigen H : Flagella
3. Antigen Vi : dalam serum penderita terdapat zat anti ( aglutinin ) terhadap ketiga macam antigen tersebut.
Epidemiologi
Di indonesia bersifat endemik , ditemukan biasanya pada anak berumur 1 tahun keatas.
Patogenesis
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan . Basil diserap usus halus melalui pembuluh limfe peredaran darah organ-organ terutama hati dan limpa Basil yang tidak hancur berkembang biak pada organ tsb sehingga membesar dan menimbulklan nyeri poda perabaan Basil. masuk kembali peredaran darah (bakteriemia) menyebar keseluruh tubuh terutama kekelenjer limfoid usus halus menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada permukoan mucosa perdarahan dan perforasi usus gejala demam (akibat endotoksin )dan gejala saluran pencernaan (akibat kelainan pada usus)
Gejala Klinis
Gejala pada anak-anak lebih ringan daripada orang dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 - 20 hari, selama masa inkubasi ada gejala prodromal.
1. Demam
Pada kasus yang khas ,demam 3 minggu remiten. Minggu pertama suhu tubuh terus meningkat setiap hari dan menurun pada pagi hari. dan meningkat lagi disore hari. Minggu kedua terus dalam keadaan demam minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal pada akhir minggu ketiga.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Napas berbau bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor, jarang disertai tremor , perut kembung, hati dan limpa membesar. nyeri saat perabaan, konstipasi, diare.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran menurun antara apatis sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.
4. Gejala lain-lainnya
Punggung dan anggota gerak mengalami keseleo, pada minggu pertama demam baradikardi, epistaksis.
Relaps (Kambuh)
Berlangsung lebih ringan dan sangat singkat terjadi dalam minggu kedua setelah suhu badan kembali normal.
Komplikasi
1. Pada Usus Halus
Jarang terjadi, tapi sering fatal yaitu
a. Perdarahan Usus.
Jika perdarahan banyak maka terjadi melena disertai nyeri perut dan tanda renjatan
b. Perforasi Usus
Timbul biasanya pada minggu ketiga terjadi pada bagian distal ileum.
c. Peritonitis.
Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi . ditemukan gejala abdomen yang akut yaitu nyeri perut yang sangat hebat, dinding abdomen yang tegang ( defens musculair ) dan nyeri tekan.
2. Di luar Usus Halus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis yaitu meningits, kolesistitis, ensefatopati, bronchopneumania ( akibat infeksi sekunder ), dehidrasi dan asidosis.
Diagnosis Banding
Bila terdapat demam lebih 1 minggu dan penyakit belum jelas bahwa karena typus, maka dipertimbangkan penyakit seperti:
• Paratipoid A,B dan C • TBC
• Malaria • dengue
• Influenza • Pneumonia lobaris
Prognosis
Umumnya prognosis pada anak baik asal cepat diobati. Mortalitas yang dirawat 6 %. dapat menjadi kurang baik jika:
a. demam tinggi atau febris kontinue
b. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor, koma, atau delirium
c. Keadoab gizi penderita buruk
d. Adanya komplikasi yang berat yaitu dehidrasi dan asidosis, peritonitis, bronchopnemonia.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi: Terdapat gambaran leukopenia limfositisis relatif dan aneosinofilik pada. Permulaan sakit, anemia dan trombositopenia ringan.
b. Pemeriksaan sumsum tulang: Terdapat gambaran hiperaktif RES dengan adanya makrofag, sedangkan sistem eritropoeisis, granulopoesis dn trombopoesis berkurang.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis dilakukun pada saat penderita masuk dan setiap minggu berikutnya.
a. Biakan Empedu: Basil ditemukan pada darah pada minggu kedua sakit, kemudian dapat ditemukan pula pada urin dan feses.
b. Pemeriksaan Widal: dasar pemeriksaan yaitu reaksi aglutinasi, positif jika terjadi aglutinasi.
Pengobatan
a. Isolasi ,desinfeksi pakaian dan ekskretanya
b. Istirahat mutlak 2 minggu sampai suhu normal kembali
c. Diet.
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh yang banyak mengandung serat, tidak merangsang, dan tidak menimbulkan gas. Bila kesadaran menurun maka diberikan makan cair melalui sonde.
d. Obat-obatan
Obat yang biasa digunakan adalah kloramfenikol dosis tinggi yaitu 100 mg/kgBB/hori diberikan 4 x sehari peroral atau intravena untuk mempersingkat masa perawatan dan mencegah timbul kembali (relaps ). Jika tidak cocok dengan kloramfenikol dapat diberi ampisilin, kotrimoksazol.
Bila terdapat komplikasi maka terapi dilakukan sesuai dengan penyakitnya:
• bila terjadi dehidrasi dan asidosis maka diberikan cairan intravena
• bila terdapat bronkhopneumonia harus ditambahkan penisilin.
6. Ulkus Peptikum
Ulkus Peptikum adalah suatu luka terbuka yang berbentuk bundar atau oval pada lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum). Ulkus pada lambung disebut ulkus gastrikum, sedangkan ulkus pada usus duabelas jari disebut ulkus duodenalis.
Penyebab ulkus peptikum bisa disebabkan oleh bakteri (misalnya Helicobacter pylori) atau obat-obatan yang menyebabkan melemahnya lapisan lendir pelindung lambung dan duodenum sehingga asam lambung bisa menembus lapisan yang sensitif di bawahnya.
Asam lambung dan bakteri dapat mengiritasi lapisan lambung dan duodenum serta menyebabkan terbentuknya ulkus.
H. pylori biasanya ditularkan pada masa kanak-kanak, bisa melalui makanan, air atau kontak dengan penderita infeksi H. pylori. Penyakit menular ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa yang berumur lebih dari 60 tahun dan juga lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang. Sebagian besar orang yang memiliki H. pylori baru menunjukkan gejala-gejala setelah mencapai usia lanjut, mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka memiliki bakteri tersebut.
Meskipun H.pylori biasanya tidak menimbulkan masalah pada masa kanak-kanak, tetapi jika tidak diobati bisa menyebabkan gastritis, ulkus peptikum dan bahkan kanker lambung.
Para ahli sepakat bahwa penyebab utama dari ulkus peptikum pada orang dewasa adalah bakteri Helicobacter pylori, tetapi tidak semua ahli berpendapat bahwa penyebab utama dari ulkus pada masa kanak-kanak adalah bakteri tersebut. Beberapa ahli mengemukakan perbedaan antara ulkus duodenalis dan ulkus gastrikum; ulkus duodenalis biasanya disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori, sedangkan ulkus gastrikum memiliki penyebab yang lain. 50% dari kasus disebabkan oleh Helicobacter pylori dan sisanya memiliki penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Yang pasti, ulkus peptikum jarang ditemukan pada anak-anak yang sehat.
Pada beberapa kasus, penyebabnya adalah pemakaian obat. Pemakaian NSAIDs (non-steroid anti inflammatory drugs, obat anti peradangan non-steroid) dosis menengah bisa menyebabkan kelainan saluran pencernaan dan perdarahan pada beberapa anak.
Acetaminophen tidak menyebabkan ulkus gastrikum dan merupakan pilihan NSAIDs yang baik bagi anak-anak.
Gejala nya adalah :
Pada bayi baru lahir, gejala awal dari ulkus peptikum bisa berupa adanya darah di dalam tinja. Jika ulkus menyebabkan terbentuknya lubang (perforasi) pada lambung atau usus halus, bayi bisa tampak kesakitan dan cenderung timbul demam.
Pada bayi yang lebih tua dan anak kecil, selain di dalam tinjanya ditemukan darah, juga disertai muntah atau nyeri perut berulang. Nyeri seringkali semakin memburuk atau membaik jika anak makan. Nyeri juga menyebabkan anak terbangun dari tidurnya pada malam hari.
Diagnosa untuk ulkus peptikum pada bayi dan anak kecil sulit untuk didiagnosis, karena anak yang masih sangat muda tidak dapat mengemukakan gejala yang dirasakannya secara tepat.
Anak usia sekolah mungkin dapat menunjukkan lokasi nyeri, menjelaskan sifat nyeri dan saat timbulnya nyeri (sesudah makan atau pada waktu-waktu tertentu). Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
• Barium enema
• Endoskopi
• Tes untuk H. pylori
Pengobatan ulkus peptikum pada anak-anak sama halnya dengan pengobatan untuk orang dewasa, yaitu terdiri dari penghambat H2 (misalnya ranitidin, famotidin dan cimetidin).
Kepada anak-anak yang memiliki Helicobacter pylori, diberikan terapi amoxicillin dan metronidazol atau amoxicillin dan bismuth selama 1-2 minggu. Masa penyembuhan biasanya memerlukan waktu selama 8 minggu, tetapi nyeri biasanya akan menghilang setelah beberapa hari.
Meskipun gejalanya telah mereda, obat harus diminum sampai habis agar infeksi benar-benar reda.
Untuk meyakinkan bahwa pengobatan telah berhasil, 6-12 bulan kemudian bisa dilakukan endoskopi untuk melihat H. pylori.
Angka kekambuhan infeksi H. pylori kurang dari 10%. Pada kasus yang sangat berat, dimana anak tidak memberikan respon terhadap pengobatan, biasanya dianjurkan untuk dilakukan pembedahan. Ulkus karena NSAIDs juga tidak perlu diatasi dengan pembedahan dan tidak memerlukan terapi antibiotik.
Pencegahan yang bisa dilakukan jika penyebabnya adalah NSAIDs, sebaiknya hindari pemakaian NSAIDs, termasuk setiap obat yang mengandung ibuprofen maupun aspirin
Jika tidak ada makanan tertentu yang diduga menjadi penyebab maupun pemicu terjadinya ulkus, biasanya tidak dianjurkan untuk membatasi pemberian makanan kepada anak-anak yang menderita ulkus. Makanan yang bergizi dengan berbagai variasi makanan adalah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Alkohol dan merokok dapat memicu terbentuknya ulkus. Selain itu, kopi, teh, soda dan makanan yang mengandung kafein dapat merangsang pelepasan asam lambung dan memicu terbentuknya ulkus, jadi sebaiknya makanan tersebut tidak diberikan kepada anak-anak yang menderita ulkus.
B. Perubahan Fungsi Hati dan Kandung Empedu Terdiri Dari :
1. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
Penyebab hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Jenis Virus Hepatitis diantaranya :
• Virus hepatitis A : Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
• Virus hepatitis B:Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
• Virus hepatitis C : Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
• Virus hepatitis D : Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
• Virus hepatitis E : Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
• Virus hepatitis G : Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
• Virus Mumps
• Virus Rubella
• Virus Cytomegalovirus
• Virus Epstein-Barr
• Virus Herpes
Pengobatannya adalah :
• Calcium I + Cordyceps, cara pemakaian :
o pagi hari (1 jam setelah makan pagi) 2 kapsul Cordyceps
o siang hari (setelah makan siang) 1 sachet Calcium I + 2 kapsul Cordyceps (1 jam setelah minum Calcium I)
o sore/malam hari (setelah makan malam) 2 kapsul Cordyceps
• Calcium I + Cordyceps + Zinc (Jika komposisi Calcium I + Cordyceps saja belum cukup), Cara pemakaian :
o pagi hari (1 jam setelah makan pagi) 2 kapsul Cordyceps + 2 kapsul Zinc
o siang hari (setelah makan siang) 1 sachet Calcium I + 2 kapsul Cordyceps (1 jam setelah minum Calcium I) + 2 kapsul Zinc
o sore/malam hari (setelah makan malam) 2 kapsul Cordyceps + 2 kapsul Zinc
• Cordyceps (paket hemat), Cara pemakaian 2 - 3 kapsul Cordyceps setiap habis makan
Hepatitis A
Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain(B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas sexual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.
Masa inkubasi, Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. anda akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
Gejalanya, Seringkali tidak ada bagi anak kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual, muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat. Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.
Masa pengasingan yang disarankan, Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul.
Pencegahan, Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.
Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus[1] yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.[2] Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.[3] Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.[4]
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
Diagnosis, Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Penularan, Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
• Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
• Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
Perawatan, Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).
Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C.[1] Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati (hepatitis) yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis hati dan kanker hati.
Virus hepatitis C menyebar dengan kontak darah-ke-darah dari darah seseorang yang terinfeksi. Gejala dapat secara medis ditangani, dan proporsi pasien dapat dibersihkan dari virus oleh pengobatan anti virus jangka panjang. Walaupun intervensi medis awal dapat membantu, orang yang mengalami infeksi virus hepatitis C sering mengalami gejala ringan, dan sebagai sebab dari tidak melakukan perawatan.[1] Diperkirakan 150-200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi hepatitis C. Di Amerika Serikat, orang dengan sejarah penggunaan jarum suntik, penggunaan narkoba, tato atau yang telah diekspos menuju darah melalui seks tidak aman yang meningkatkan risiko penyakit ini. Hepatitis C adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika Serikat.
Hepatitis D
Hepatitis E
Informasi yang saya peroleh dari CDC penyebab Hepatitis E disebabkan oleh Virus Hepatitis E. Adapun penyebarannya melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. virus ini menurut sumber diatas lebih mudah menyebar pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk tanda2 orang yang terkena hepatitis E ini mengalami Gejala-gejala lebih sering dimiliki orang dewasa dari pada anak-anak. Jika ada, gejala biasanya muncul secara tibatiba, seperti demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna tua, warna kekuningan pada mata dan kulit. Penyakit Hepatitis E terjadi lebih parah pada wanita hamil, terutama pada 3 bulan terakhir masa kehamilan. Masa inkubasi hepatitis E rata-rata 40 hari (rentang: 15-60 hari) diagnosa jika terjangkit virus ini apabila anda tidak terdiagnosa oleh Hipatitis A,B,dan C
Hepatitis G
2. Kolelitiasis/ Batu Empedu
Sinonimnya adalah batu empedu, gallstones, biliary calculus. Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu
Klasifikasi, Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di golongkankan atas 3 (tiga) golongan :
1. Batu kolesterol: Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70% kolesterol
2. Batu kalsium bilirubinan (pigmen coklat): Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama.
3. Batu pigmen hitam: Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi.
Epidemiologi
Insiden kolelitiasis di negara barat adalah 20% dan banyak menyerang orang dewasa dan usia lanjut. Angka kejadian di Indonesia di duga tidak berbeda jauh dengan angka di negara lain di Asia Tenggara dan sejak tahu 1980-an agaknya berkaitan erat dengan cara diagnosis dengan ultrasonografi.
Faktor Resiko
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun, semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. Faktor resiko tersebut antara lain :
1. Jenis Kelamin. Wanita mempunyai resiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormon esterogen berpengaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung empedu. Kehamilan, yang menigkatkan kadar esterogen juga meningkatkan resiko terkena kolelitiasis. Penggunaan pil kontrasepsi dan terapi hormon (esterogen) dapat meningkatkan kolesterol dalam kandung empedu dan penurunan aktivitas pengosongan kandung empedu (6).
2. Usia. Resiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang dengan usia > 60 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang degan usia yang lebih muda (6, 7).
3. Berat badan (BMI). Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi kolelitiasis. Ini karenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi, dan juga mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi/ pengosongan kandung empedu (6, 7).
4. Makanan. Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah operasi gatrointestinal) mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu (6).
5. Riwayat keluarga. Orang dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibandingn dengan tanpa riwayat keluarga (6, 7).
6. Aktifitas fisik. Kurangnya aktifitas fisik berhungan dengan peningkatan resiko terjadinya kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit berkontraksi (7).
7. Penyakit usus halus. Penyakit yang dilaporkan berhubungan dengan kolelitiasis adalah crohn disease, diabetes, anemia sel sabit, trauma, dan ileus paralitik (7).
8. Nutrisi intravena jangka lama. Nutrisi intravena jangka lama mengakibatkan kandung empedu tidak terstimulasi untuk berkontraksi, karena tidak ada makanan/ nutrisi yang melewati intestinal. Sehingga resiko untuk terbentuknya batu menjadi meningkat dalam kandung empedu (7).
Patofisiologi
Batu empedu yang ditemukan pada kandung empedu di klasifikasikan berdasarkan bahan pembentuknya sebagai batu kolesterol, batu pigment dan batu campuran. Lebih dari 90% batu empedu adalah kolesterol (batu yang mengan dung > 50% kolesterol) atau batu campuran (batu yang mengandung 20-50% kolesterol). Angka 10% sisanya adalah batu jenis pigmen, yang mana mengandung <20 kolesterol. Faktor yang mempengaruhi pembentukan batu antara lain adalah keadaan statis kandung empedu, pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dan konsentrasi kalsium dalam kandung empedu (11).
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk terbak dalam kandung empedu, kemuadian lama-kelamaan kristal tersubut bertambah ukuran,beragregasi, melebur dan membetuk batu. Faktor motilitas kandung empedu, biliary stasis, dan kandungan empedu merupakan predisposisi pembentukan batu empedu empedu (4, 8).
a. Batu kolesterol, Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama :
- Supersaturasi kolesterol
- Hipomotilitas kandung empedu
- Nukleasi/ pembentukan nidus cepat.
Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa empedu pasien dengankolelitiasis mempunyai zat yang mempercepat waktu nukleasi kolesterol (promotor) sedangkan empedu orang normal mengandung zat yang menghalangi terjadinya nukleasi.
b. Batu kalsium bilirunat (pigmen cokelat)
Batu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya faktor stasis dan infeksi saluran empedu. Stasis dapat disebabkan oleh adanya disfungsi sfingter Oddi, striktur, operasi bilier, dan infeksi parasit. Bila terjadi infeksi saluran empedu, khususnya E. Coli, kadar enzim B-glukoronidase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas dan asam glukoronat. Kalsium mengikat bilirubin menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan adanya hubungan erat antara infeksi bakteri dan terbentuknya batu pigmen cokelat.umumnya batu pigmen cokelat ini terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
c. Batu pigmen hitam
Batu pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. Batu pigmen hitam ini terutama terdiri dari derivat polymerized bilirubin. Potogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. Umumnya batu pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steril.
Batu kandung empedu dapat berpindah ke dalam duktus koledokus melalui duktus sistikus. Didalam perjalanannya melalui duktus sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu secara parsial ataupun komplit sehingga menimbulkan gejala kolik bilier. Pasase berulang batu empedu melalui duktus sistikus yang sempit dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan sehingga dapat menimbulkan peradangan dinding duktus dan striktur. Apabila batu berhenti di dalam duktus sistikus dikarenakan diameter batu yang terlalu besar atau pun karena adanya striktur, batu akan tetap berada di sana sebagai batu duktus sistikus.
Kolelitiasis asimtomatis biasanya diketahui secra kebetulan, sewaktu pemeriksaan ultrasonografi, foto polos abdomen, atau perabaan saat operasi. Pada pemeriksaan fisik atau laboratorium biasanya tidak ditemukan kelainan.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis :
1. Asimtomatik
2. Obstruksi duktus sistikus
3. Kolik bilier
4. Kolesistitis akut
- Empiema
- Perikolesistitis
- Perforasi
5. Kolesistitis kronis
- Hidrop kandung empedu
- Empiema kandung empedu
- Fistel kolesistoenterik
- Ileus batu empedu (gallstone ileus)
—- Kolesistokinin yang disekresi oleh duodenum karena adanya makanan mengakibatkan/ menghasilkan kontraksi kandung empedu, sehingga batu yang tadi ada dalam kandung empedu terdorong dan dapat menutupi duktus sistikus, batu dapat menetap ataupun dapat terlepas lagi. Apabila batu menutupi duktus sitikus secara menetap maka mungkin akan dapat terjadi mukokel, bila terjadi infeksi maka mukokel dapat menjadi suatu empiema, biasanya kandung empedu dikelilingi dan ditutupi oleh alat-alat perut (kolon, omentum), dan dapat juga membentuk suatu fistel kolesistoduodenal. Penyumbatan duktus sistikus dapat juga berakibat terjadinya kolesistitis akut yang dapat sembuh atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dinding (dapat ditutupi alat sekiatrnya) dan dapat membentuk suatu fistel kolesistoduodenal ataupun dapat terjadi perforasi kandung empedu yang berakibat terjadinya peritonitis generalisata.
Batu kandung empedu dapat maju masuk ke dalam duktus sistikus pada saat kontraksi dari kandung empedu. Batu ini dapat terus maju sampai duktus koledokus kemudian menetap asimtomatis atau kadang dapat menyebabkan kolik. Batu yang menyumbat di duktus koledokus juga berakibat terjadinya ikterus obstruktif, kolangitis, kolangiolitis, dan pankretitis.
—- Batu kandung empedu dapat lolos ke dalam saluran cerna melalui terbentuknya fistel kolesitoduodenal. Apabila batu empedu cukup besar dapat menyumbat pad bagian tersempit saluran cerna (ileum terminal) dan menimbulkan ileus obstruksi.
Diagnosis
1. Anamnesis
Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asintomatis. Keluhan yang mungkin timbul adalah dispepdia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak. Pada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau perikomdrium. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru menghilang beberapa jam kemudian. Timbulnya nyeri kebanyakan perlahan-lahan tetapi pada 30% kasus timbul tiba-tiba.
Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau ke puncak bahu, disertai mual dan muntah. Lebih kurang seperempat penderita melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau terjadi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas dalam.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Batu kandung empedu
Apabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan komplikasi, seperti kolesistitis akut dengan peritonitis lokal atau umum, hidrop kandung empedu, empiema kandung empedu, atau pangkretitis. Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. Tanda Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas.
2. Batu saluran empedu
Baru saluran empedu tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. Kadang teraba hatidan sklera ikterik. Perlu diktahui bahwa bila kadar bilirubin darah kurang dari 3 mg/dl, gejal ikterik tidak jelas. Apabila sumbatan saluran empedu bertambah berat, akan timbul ikterus klinis.
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Batu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi leukositosis. Apabila terjadi sindroma mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum akibat penekanan duktus koledukus oleh batu. Kadar bilirubin serum yang tinggi mungkin disebabkan oleh batu di dalam duktus koledukus. Kadar fosfatase alkali serum dan mungkin juga kadar amilase serum biasanya meningkat sedang setiap setiap kali terjadi serangan akut.
2. Pemeriksaan radiologis
- Foto polos Abdomen
Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatika.
- Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi mempunyai derajat spesifisitas dan sensitifitas yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu intrahepatik maupun ekstra hepatik. Dengan USG juga dapat dilihat dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem yang diakibatkan oleh peradangan maupun sebab lain. Batu yang terdapat pada duktus koledukus distal kadang sulit dideteksi karena terhalang oleh udara di dalam usus. Dengan USG punktum maksimum rasa nyeri pada batu kandung empedu yang ganggren lebih jelas daripada dengan palpasi biasa (1).
- Kolesistografi
Untuk penderita tertentu, kolesistografi dengan kontras cukup baik karena relatif murah, sederhana, dan cukup akurat untuk melihat batu radiolusen sehingga dapat dihitung jumlah dan ukuran batu. Kolesistografi oral akan gagal pada keadaan ileus paralitik, muntah, kadar bilirubun serum diatas 2 mg/dl, okstruksi pilorus, dan hepatitis karena pada keadaan-keadaan tersebut kontras tidak dapat mencapai hati. Pemeriksaan kolesitografi oral lebih bermakna pada penilaian fungsi kandung empedu.
Penatalaksanaan
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak. Pilihan penatalaksanaak antara lain :
1. Kolesistektomi terbuka
Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien denga kolelitiasis simtomatik. Komplikasi yang paling bermakna yang dapat terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien. Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%. Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.
2. Kolesistektomi laparaskopi
Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simtomatik tanpa adanya kolesistitis akut. Karena semakin bertambahnya pengalaman, banyak ahli bedah mulai melakukan prosedur ini pada pasien dengan kolesistitis akut dan pasien dengan batu duktus koledokus. Secara teoritis keuntungan tindakan ini dibandingkan prosedur konvensional adalah dapat mengurangi perawatan di rumah sakit dan biaya yang dikeluarkan, pasien dapat cepat kembali bekerja, nyeri menurun dan perbaikan kosmetik. Masalah yang belum terpecahkan adalah kemanan dari prosedur ini, berhubungan dengan insiden komplikasi 6r seperti cedera duktus biliaris yang mungkin dapat terjadi lebih sering selama kolesistektomi laparaskopi.
3. Disolusi medis
Masalah umum yang mengganggu semua zat yang pernah digunakan adalah angka kekambuhan yang tinggi dan biaya yang dikeluarkan. Zat disolusi hanya memperlihatkan manfaatnya untuk batu empedu jenis kolesterol. Penelitian prospektif acak dari asam xenodeoksikolat telah mengindikasikan bahwa disolusi dan hilangnnya batu secara lengkap terjadi sekitar 15%. Jika obat ini dihentikan, kekambuhan batu tejadi pada 50% pasien.
4. Disolusi kontak
Meskipun pengalaman masih terbatas, infus pelarut kolesterol yang poten (metil-ter-butil-eter (MTBE)) ke dalam kandung empedu melalui kateter yang diletakkan per kutan telah terlihat efektif dalam melarutkan batu empedu pada pasien-pasien tertentu. Prosedur ini invasif dan kerugian utamanya adalah angka kekambuhan yang tinggi (50% dalam 5 tahun).
5. Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL)
Sangat populer digunakan beberapa tahun yang lalu, analisis biaya-manfaat pad saat ini memperlihatkan bahwa prosedur ini hanya terbatas pada pasien yang telah benar-benar dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini.
6. Kolesistotomi
Kolesistotomi yang dapat dilakukan dengan anestesia lokal bahkan di samping tempat tidur pasien terus berlanjut sebagai prosedur yang bermanfaat, terutama untuk pasien yang sakitnya kritis.
3. Kolesistitis
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik.
Epidemiologi, Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk,insidensi kolesistitis di Negara kita relative lebih rendah di banding negara-negara barat.
Etiologi, Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu.Adapun penyebab lainnya seperti kepekatan cairan empedu,kolesterol,lisolesitin dan progstaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu diikuti oleh reaksi inflamasi dan supurasi.
Patogenesis, Umumnya kolesistitis sangat berhubungan dengan kolelithiasis. Kolesistitis dapat terjadi sebagai akibat dari jejas kimiawi oleh sumbatan batu empedu yang menjadi predisposisi terjadinya infeksi atau dapat pula terjadi karena adanya ketidakseimbangan komposisi empedu seperti tingginya kadar garam empedu atau asam empedu, sehingga menginduksi terjadinya peradangan akibat jejas kimia.
Manifestasi Klinis:
• Kolesistitis akut:
Biasa terjadi pada wanita dengan kegemukan dan diatas 40 tahun, namun tidak menutup kemungkinan semua golongan untuk terkena penyakit ini nyeri, timbul larut malam atau pada dini hari, biasa pada abdomen kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke bawah angulus scapula dokter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina pectoris. Nyeri dapat berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang cuma berlangsung singkat pada kolik bilier. Serangan dapat muncul setelah makan makanan besar atau makanan berlemak larut malam atau tindakan sederhana seperti palpasi abdomen atau menguap.
Penderita berkeringat kadang dapat terbaring tidak bergerak dalam posisi melekuk.
Fatulens dan mual biasa ditemukan, tetapi tak biasa muntah, kecuali bila pada ductus choledocus ada batu.
Selain itu, bentuk nyeri yang dapat muncul adalah nyeri distensi karena kontraksi vesica biliaris untuk atasi sumbatan duktus sistikus. Nyerinya terletak profunda, sentral dan tidak ada rigiditas otot. Nyeri peritoneum superficialis terhadap rasa tekan pada kulit, ada rigiditas otot, hiperestesia. Fundus vesica biliaris dipersarafi oleh enam nervus intercostalis terakhir dan phrenicus, sehingga rangsangan pada bagian anterior menimbulkan nyeri pada kuadran kanan atas dan cabang kulit posterior menyebabkan nyeri infrascapula kanan yang khas. Nyeri yang dialihkan ke punggung dan kuadran kanan atas berasal dari nervus spinalis karena nervus ini meluas jarak singkat ke mesenterium dan ligamentum hepatogastricum sekeliling dutus bilifer.
Sebagai tanda adanya inflamasi biasanya ada demam dan peningkatan hitung sel darah putih.
• Kolesistitis kronik
Manifestasi klinisnya antara lain adanya serangan berulang namun tidak mencolok. Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak. Pemeriksaan fisis dan penunjang:
• Pemeriksaan ultra sonografi(USG) Pemeriksaan ini sebaiknya dikerjakan secara rutin dan sangat bermanfaat untuk memperlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding kandung empedu, batu dan saluran empedu extra hepatic.Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 90% - 95%.
Penatalaksanaan
1.Konservatif pada keadaan akut:
a) bila penyakit berat, pasien perlu dirawat dan diberi cairan infus
b) istirahat baring
c) puasa, pasang pipa nasogastrik
d) analgesuk, antibiotik
2. bila gagal dengan pengobatan konservatif atau terdapat toksemia yang progresif, perlu dilakukan kolesistektomi. Hal ini perlu untuk mencegah komplikasi. Sebaiknya kolesistektomi dikerjakan pula pada serangan yang berulang- ulang.
Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa. Penyebab, Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut, memiliki batu empedu. Kadang suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan.
Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul setelah terjadinya: cedera, pembedahan, luka bakar, sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh), penyakit-penyakit yang parah (terutama penderita yang menerima makanan lewat infus dalam jangka waktu yang lama). Sebelum secsara tiba-tiba merasakan nyeri yang luar biasa di perut bagian atas, penderita biasanya tidak menunjukan tanda-tanda penyakit kandung empedu.
Gejala, tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa nyeri di perut kanan bagian atas. Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan sering menjalar ke bahu kanan. Biasanya terdapat mual dan muntah.
Jika dokter menekan perut kanan sebelah atas, penderita akan merasakan nyeri tajam.
Dalam beberapa jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi kaku. Pada mulanya, timbul demam ringan, yang semakin lama cenderung meninggi. Biasanya serangan nyeri berkurang dalam 2-3 hari dan kemudian menghilang dalam 1 minggu.
Komplikasi
• Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung empedu.
• Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh batu empedu atau oleh peradangan.
• Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim amilase, mungkin telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis) yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran pankreas (duktus pankreatikus).
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil dari pemeriksaan tertentu. Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu dalam kandung empedu dan bisa menunjukkan penebalan pada dinding kandung empedu.
Diagnosis yang paling akurat diperoleh dari pemeriksaan skintigrafi hepatobilier, yang memberikan gambaran dari hati, saluran empedu, kandung empedu dan bagian atas usus halus.
Pengobatan, penderita dengan kolesistitis akut pada umumnya dirawat di rumah sakit, diberikan cairan dan elektrolit intravena dan tidak diperbolehkan makan maupun minum.
Mungkin akan dipasang pipa nasogastrik untuk menjaga agar lambung tetap kosong sehingga mengurangi rangsangan terhadap kandung empedu. Antibiotik diberikan sesegera mungkin jika dicurigai kolesistitis akut. Jika diagnosis sudah pasti dan resikonya kecil, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu pada hari pertama atau kedua.
Jika penderita memiliki penyakit lainnya yang meningkatkan resiko pembedahan, operasi ditunda dan dilakukan pengobatan terhadap penyakitnya. Jika serangannya mereda, kandung empedu bisa diangkat 6 minggu kemudian atau lebih.
Jika terdapat komplikasi (misalnya abses, gangren atau perforasi kandung empedu), diperlukan pembedahan segera.
Sebagian kecil penderita akan merasakan episode nyeri yang baru atau berulang, yang menyerupai serangan kandung empedu, meskipun sudah tidak memiliki kandung empedu.
Penyebab terjadinya episode ini tidak diketahui, tetapi mungkin merupakan akibat dari fungsi sfingter Oddi yang abnormal. Sfingter Oddi adalah lubang yang mengatur pengaliran empedu ke dalam usus halus. Rasa nyeri ini mungkin terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam saluran yang disebabkan oleh penahanan aliran empedu atau sekresi pankreas.
Untuk melebarkan sfingter Oddi bisa digunakan endoskopi. Hal ini biasanya akan mengurangi gejala pada penderita yang memiliki kelainan sfingter, tetapi tidak akan membantu penderita yang hanya memiliki nyeri tanpa disertai kelainan pada sfingter.
DAFTAR PUSTAKA
http://addthis.com/bookmark.php.com
Arief. Mengenal Kanker Kolon. (2008).
NN. Sunday 10 of December, 2006. Megakolon Kongenital.
http://fkuii.org/tikiindex.php?page=Megacolon+kongenital8
wikipedia.com
Aziz Alimul Hidayat. 2005. Pengantar Keperawatan Anak II Edisi I. Salemba Medika. Jakarta
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta
Nelson. 1998. Ilmu Kesehatan Anak: Ilmu Pediatric Perkembangan edisi kedua. EGC. Jakarta.
NN. Diakses 22 November 2007. Hirschsprung Disease. http://medlinux.blogspot.com/2007/09/hirschsprung-disease.html
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zuckerman AJ (1996). Hepatitis Viruses. In: Baron's Medical Microbiology (Baron S et al, eds.), 4th ed., Univ of Texas Medical Branch. ISBN 0-9631172-1-1.
CBN Portal. Swipa. Diakses pada 10 Maret 2007
Ryan KJ; Ray CG (editors) (2004). Sherris Medical Microbiology, 4th ed., McGraw Hill, pp. 544 51. ISBN 0-8385-8529-9.
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P (2002). Molecular Biology of the Cell, 4th, Garland. NCBI Bookshelf) ISBN 0-8153-3218-1.
Republika Online. Swipa. Diakses pada 10 Maret 2007
Tabloid Nova Online. Swipa.
Website Resmi Kalbe Farma. Swipa.
Ikatan Dokter Indonesia. Swipa. Diakses pada 10 Maret 2007
Dinas Kesehatan Jakarta. Swipa. Diakses pada 10 Maret 2007
Lau GKK et al (2005). "Peginterferon Alfa-2a, lamivudine, and the combination for HBeAg-positive chronic hepatitis B". N Engl J Med 352 (26): 2682-95. PMID 15987917.
Amecav onlus Associazione Malattie Epatiche e Cardiovascolari Onlus
CDC's Hepatitis C Frequently Asked Questions
Hepatitis C homepage of the UK National Health Service
Lesmana L. Batu empedu. Dalam : Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000. 380-384.
Schwartz S, Shires G, Spencer F. Prinsip-prinsip Ilmu Bedah (Principles of Surgery). Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2000. 459-464.
Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 570-579.
Maryan Lee F, Chiang W. Cholelithiasis. Avaliable from : http://www.emedicine.com/emerg/Gastrointestinal/topic97.htm. Last update 12 Juni 2006 [diakses pada tanggal 22 Januari 2008].
Mansjoer,Arif M.2001.Kapita Selekta Kedokteran .Jakarta :Media Aesculapius
Moory,Mary Courney.1997.Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta : EGC
Sherwood,L.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta :EGC
Wilkison, Judit M. 2006. Buku Saku Diagnisis Keperawatan. Jakarta : EGC
YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-3509082223345840062012-02-27T05:02:00.001-08:002012-02-27T05:02:20.557-08:00komposisi oralit"terimakasih untuk dr. Aceng atas semua ilmu yg sudah diberikan ^_^"
Komposisi Oralit (Tiap kantong mengandung ) :
• KCl 0,3 gram
• NaCl 0,7 gram
• Natrium sitrat 0,58 gram
• Glukosa anhidrat 4,0 gram
• Zat penyedap dan pewangi secukupnya
Cara pemakaian :
• Larutkan oralit kedalam 200 ml (1 gelas) air masak, kemudian diaduk sampai larut.
• Minumlah sampai habis.
• Tetap berikan oralit selagi penderita masih mau meminumnya.
Takaran Pemakaian :
• Anak dibawah umur 1tahun : 2 jam pertama harus habis 2 gelas, selanjutya setengah gelas setiap kali berak.
• Anak 1-5 tahun : 2 jam pertama harus habis 4 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali berak.
• Anak di atas 5 tahun dan dewasa : 2 jam pertama harus habis 6 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali berak.
Perhatian :
• Jangan memakai air mendidih atau direbus
• Setelah lebih dari 24 jam, jangan diminum lagi, buatlah larutan oralit yang baru.
REferensi : google.comYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-34000919264608308072012-02-27T05:00:00.004-08:002012-02-27T05:00:49.184-08:00“SKEMA TENTANG CONTOH MODEL INTERAKSI SOSIAL”terimakasih untuk bapak ENDRA NAWAWI,S.PSI.,PSYCH. atas semua ilmu yg diberikan ^_^
YAYANG NUR ENIDA
S1-KEPERAWATAN
1. Dyadic Model Berbicara ditempat praktek dengan
2. Triadic Model Ahli gizi dan dokter sedang membicarakan tentang
Pasien yang menderita gizi buruk.
3. Individu dengan Kelompok
4. Relasi dengan Kelompok
Membicarakan tentang
Desa sehat
5. Kepemimpinan
Kepala Puskesmas memberikan instruksi kpd Dokter, Perawat, Bidan, Gizi, Analis, Promkes, Survelen, Jurim agar bersama-sama bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
6. Tekanan Grup/ Group Preasure
Beberapa petugas Promosi kesehatan menekankan kepada ibu hamil supaya bersalin ditenaga kesehatan atau bidan.
YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-16329918796358457922012-02-27T04:59:00.000-08:002012-02-27T04:59:45.923-08:00PERBEDAAN MOTIF & MOTIVASI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge2bI6KXHla_K9w28KMlu3XdF_9KTOlJLhMFWhPHzJhpWYfFLK_oEd_vIlC8wmlMWq1OQY3y3NKlGhCCHIOMvrEkdSDNF_1_v8cOw4ZsWpJB7bgECKNFczz7zLgbgfOXfAgVxti2QtUl8/s1600/klg+pa+iyan+%252814%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge2bI6KXHla_K9w28KMlu3XdF_9KTOlJLhMFWhPHzJhpWYfFLK_oEd_vIlC8wmlMWq1OQY3y3NKlGhCCHIOMvrEkdSDNF_1_v8cOw4ZsWpJB7bgECKNFczz7zLgbgfOXfAgVxti2QtUl8/s320/klg+pa+iyan+%252814%2529.JPG" /></a></div>
Motif
Motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Alasan/ dorongan didalam manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Motif manusia bisa bekerja secara sadar dan tidak sadar. Utuk mengerti tingkah laku manusia dengan lebih sempurna, harus mengerti dahulu apa dan bagaimana mmotif-motifnya daripada tingkah lakunya.
Motif manusia merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, berasal dari dalam dirinya, untuk lakukan sesuatu. Motif memberikan tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Contohnya kita makan tiga kali sehari dan tidur setiap malam, dengan motif memenuhi kebutuhan makanan dan istirahat.
Secara etimologis, motif/ dalam bahasa Inggisnya motive, berasal dari kata motion artinya gerakan/ sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerak. Yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia/ perbuatan/ tingkah laku.Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan/ pembangkit tenaga bagi teradinya suatu tingkah laku.
Adapun definisi motif menerut beberapa ahli yaitu :
• Menurut Sherif (1956) motif adalah suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan yang berasal dari fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial yang bersumber dari fungsi tersebut.
• Menurut Giddens (1991) motif adalah impuls/ dorongan yang memberi energi pada tindakan menusia sepanjang lintasan kognitif ke arah pemuasan kebutuhan. Motif tidak harus dipersepsikan secara sadar, karena lebih kepada “keadaan perasaan”.
• Menurut Nasutin, Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
• Menurut Guralnik (1979) dalam Webster’s New World Dictionary,motif adalah suatu perangsang dari dalam, gerak hati, yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu
• Menurut R.S. Woodworth, motif adalah suatu set yang bisa/ mudah menyebabkan individu untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi, motif itu tujuan. Tujuan ini disebut insetif. Insetif adalah suatu tujuan yang jadi arah suatukegiatan yang bermotif. Contoh motif lapar, maka insetifnya makanan.
Maka kesimpulannya motif adalah suatu alasan/ dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan/ bersikan tertentu.
Klasifikasi dari motif yaitu :
• Motif primer dan Motif sekunder.
• Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik.
• Motif Tunggal dan Motif Bergabung.
• Motif Mendekat dan Motif Menjauh.
• Motif Sadar dan Motif Tidak Sadar.
• Motif Biogenetis, Sosiogenetis, dan Teogenetis.
Motivasi
Selain motif dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya motivasi adalah istilah lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan/ akhir dari gerakan. Karena itu motivasi bisa dikatakan membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan/ tujuan.
Jika mahasiswa belajar dengan tekun sampai larut malam itu disebabkan adanya motif yang timbul padanya. Maka pembahasan tentang motivasi akan mengarah pada pertanyaan “mengapa mahasiswa harus belajar dengan tekun” dst. Sesungguhnya motivasi itu sendiri bukan faktor kekuatan yang netral/ kebak pada pengaruh faktor lain. Misalnya pengalaman masa lalu, taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup, dsb.
Menurut Handoko (1992) dalam motif umumnya punya dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan dan unsur tujuan. Proses interaksi timbal balik antara keduanya terjadi didalam diri manusia, tapi bisa dipengaruhi oleh hal diluar diri manusia (cuaca, lingkungan, dsb). Jadi bisa terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan/ tidak mungkin terpenuhi.
Psikologi ajukan pertanyaan tentang motivasi karena psikologi ingin mengerti gejala psikis yang jadi objek ilmu jiwa. Dan kerena tingkah laku manusia yang hendak dimengerti oleh psikologis, sebab akibat disebut Motif/ motivasi.
Mengingat manusia adalah makhluk yang berbudi, menurut Nino Syukur Dister (1994) OFM motif itu penyebab psikologis yang merupakan sumber dan tujuan dan tindakan dan perbuatan seorang manusia. Karena penyebab ini bersifat kausal dan final. Artinya manusia melakukan perbuatannya, baik karena terdorong/ tertarik. Yang khususnya diselidiki psikologi ialah kebutuhan dan keinginan manusia, baik keinginan yang disadari ataupun tidak disadari.
Dalam pandangan Dister, Tiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan dinamika timbal-balik antara tiga faktor. Ketiganya memainkan peranan dalam melahirkan tindakan manusia, walaupun dalam tindakan, faktor yang satu lebih besar peranannya dibanding faktor lain. Ketiga faktor yang dimaksud Dister (1994)adalah :
• Sebuah gerak/ dorongan spontan dan alamiah pada manusia.
• Ke-aku-an mausia sebagai inti pusat kepribadiannya.
• Situasi manusia/ lingkungan hidupnya.
Dalam suatu perumusan bisa dilihat beberapa unsur pada tingkah laku yang membentk lingkaran motivasi (motivational cycle), seperti gambar berikut :
Poin pertama yaitu kebutuhan, motif itu pada dasarnya bukan hanya dorongan fisik, tapi orientasi kognitif elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Adapun teori kebutuhan menurut para ahli, diantaranya yaitu :
• Abrahan Maslow yaitu dari kebutuhan fisiologis, kemudian diatasnya keamanan, cinta dan kasih sayang, harga diri, dan yang paling utama adalah aktualisasi diri.
• Teori ERG (Clayton dan Aldefer). Ketiga kebutuhan yang telah dikutip adalah E/ Exsistence/ Eksistensi yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa lapar, haus, kebutuhan materi dan seks. Lalu R/ relatedness/ keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang yang penting bagi seseorang, misalnya seperti keluarga, sahabat, dll. Dan G/ growth/ pertumbuhan . meliputi keinginan untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan.
YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-14728137306301689012012-02-27T04:58:00.000-08:002012-02-27T04:58:03.223-08:00PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASABAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH. Klasifikasi pH yaitu pH 7,0 adalah netral, pH diatas 7,0 adalah basa (alkali), pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Perubahan keseimbangan asam-basa adalah masalah klinis yang sering dijumpai dengan keparahan bervariasi dari ringan sampai mengancam jiwa. Bab ini mengulas prinsip-dasar fisiologi asam-basa, mekanisme umum terjadadinya abnormalitas, dan cara penilaian gangguan asam-basa. Bahasan selanjutnya menjelaskan lebih rinci mengenai empat gangguan asam-basa primer—asidosis metabolik, alkalosis metabolik, asidosis respiratorik, dan alkalosis respiratorik—dan gangguan asam-basa campuran.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah patofisiologi.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang perubahan keseimbangan asam basa dari materi yang dicari diluar bangku kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertimbangan Fisiologis
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen ([H+]) pada cairan tubuh. Asam terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang normal. Meskipun terbentuk banyak asam sebagai metabolisme, namun ([H+]) cairan tubuh tetap rendah. Kadar ([H+]) normal darah arteri adalah 0,00000004 (4 x, 10-8) mEq/L. Meskipun rendah, kadar ([H+]) yang stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat berjalan normal, karena sedikit fluktuasi (naik turun) sangat mempengaruhi aktivitas enzim sel. Perubahan ([H+]) yang relatif kecil dapat sangat memengaruhi seseorang karena berefek terhadap enzim sel.
1. Skala pH
Peningkatan ([H+]) menyebabkan larutan menjadi bertambah asam, dan penurunannya menyebabkan larutan menjadi bertambah basa. Nilai pH berbanding terbalik dengan [H+]. Apabila [H+] meningkat, pH menurun, lalu Apabila [H+] menurun, maka pH meningkat. Kadar pH yang rendah berarti larutan itu lebih asam, sedangkan pH yang tinggi berarti larutan itu lebih basa. Air mempunyai pH 7, dan bersifat netral karena jumlah ion hidrogennya (asam) (H+) tepat sama dengan jumlah ion hidroksil (basa) (0H-). Larutan asam mempunyai pH kurang dan 7; sedangkan larutan alkali atau basa mempunyai pH lebih besar dan 7. Skala pH berkisar dan 1 (paling asam) sampai 14 (paling alkali).
Nilai pH rata-rata darah atau cairan ekstrasel (ECF) adalah sedikit basa yaitu 7,4. Batas normal pH darah adalah dan 7,38—7,42 (deviasi standar 1 dan nilai ratarata) atau 7,35—7,45 (deviasi standar 2 dan nilai rata-rata).
2. Asam
Asam adalah suatu substansi yang mengandung 1 atau lebih ion [H+] yang dapat dilepaskan dalam larutan (donor proton). Asam kuat, seperti asam hidrokiorida (HCl), hampir terurai sempurna dalam larutan, sehingga melepaskan lebih banyak ion H+. Asam lemah, seperti asam karbonat (H2C03), hanya terurai sebagian dalam larutan sehingga lebih sedikit ion [H+] yang dilepaskan.
Proses metabolisme dalam tubuh menyebabkan terjadinya pembentukan dua jenis asam, yaitu yang mudah menguap (volatil) dan tidak mudah menguap (non-volatil). Asam volatil dapat berubah menjadi bentuk cair maupun gas. Karbondioksida—produk akhir utama dan oksidasi karbohidrat, lemak, dan asam amino—dapat dianggap sebagai asam karena mampu beneaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat (H2CO3) yang akan terurai menjadi bentuk H+ dan HCO3- (CO2 + H20 H2C03 H+HC03-).
Karbondioksida adalah gas yang dapat dikeluarkan melalui paru-paru, sehingga karbondioksida sening disebut asam volatil.
Semua sumber lain H+ dianggap sebagai asam nonvolatil atau asam terfiksasi (fixed-acids). Asam non-volatil menguap tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk bisa diekskresi oleh paru-paru, tapi harus diekskresikan melalui ginjal. Asam non-volatil dapat berupa anorganik maupun organik. Asam sulfat adalah produk akhir oksidasi asam amino yang mengandung sulfur, sedangkan asam fosfat dibentuk dan metaholisme fosfolipid, asam nukleat, dan fosfoprotein. Asam organik (seperti asam laktat dan asam keton) dibentuk pada metabolisme karbohidrat dan lemak dan kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan air, sehingga dalam keadaan normal asam-asam mi tidak memengaruhi pH tubuh. Namun demikian, asam-asam organik mi dapat menumpuk pada keadaan abnormal tertentu. Asam laktat akan menumpukjika tidak ada oksigen, misalnya pada syok sirkulatorik atau henti jantung. Pada diabetes melitus tak terkontrol, asam-asam keton (asam asetoasetat dan beta-hidroksibutirat) dapat tertimbun karena meningkatnya metabolisme lemak. Sekitar 20.000 mmol H2C03 dan 80 mmol asam non-volatil diproduksi oleh tubuh setiap han dan dikeluarkan melalui paru-paru dan ginjal, secara terpisah.
3. Basa
Berlawanan dengan asam, basa adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen sebuah larutan (akseptor proton). Basa kuat, seperti natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian yang terurai dalam larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
4. Bufer
Bufer adalah substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan yang disebabkan penambahan asam maupun basa. Bufer adalah campuran asam lemah dan garam basanya (atau basa lemah dan garam asamnya). Bufer akan sangat efektif dalam mempertahankan [H+] terhadap asam atau basa, jika bufer tersebut terurai 50% (mempunyai jumlah asam belum terurai yang sama dan garamnya). Kadar pH pada keadaan asam atau basa yang 50%-nya terurai disebut sebagai pK dan bufer itu. Keefektifan suatu bufer ditentukan oleh kadar dan pKnya, relatif terhadap komponen tempat bufer itu bekerja.
Empat pasang atau sistem bufer utama dalam tubuh yang membantu memelihara pH agar tetap konstan adalah:
• Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 danH2CO3)
• Sistem bufer fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4)
• Sistem bufer oksihemoglobmn-hemoglohin eritrosit (Hb0- dan HHb)
• Sistem bufer protein (Pr - dan HPr)
Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat adalah yang paling banyak secara kuantitatif, dan dalam ECF. Bufer ini berperan dalam lebih dari separuh kapasitas bufer dalam darah. Sistem bufer nonbikarbonat sisanya terutama bekerja dalam intrasel (ICF). Sistem bufer fosfat merupakan bufer yang penting dalam eritrosit dan sel ginjal. Ion [H+] yang diekskresi dalam urine, dibufer oleh fosfat, dan disebut sebagai asam yang dapat tertitrasi Hemoglobin adalah suatu bufer ion [H+] yang efektif, diproduksi dalam eritrosit dalam perjalanan transpor CO2 dan jaringan ke paru dalam bentuk bentuk bikarbonat (HCO3). Hemoglobin tereduksi mempunyai afinitas yang kuat dengan ion [H+], sehingga sebagian besar dari ion ini menjadi berikatan dengan hemog1obin. Dalam keadaan ini, hanya sedikit [H+] yang masih tetap bebas sehingga keasaman darah vena hanya sedikit besar dan darah arteri. Sewaktu darah vena melalui paru-paru, hemoglobin tersaturasi dengan oksigen dan punya kemampuan untuk mengikat ion [H+] menurun lalu ion [H+] dilepaskan, bereaksi dengan CO2, dan dikeluarkan melalui ekspirasi paru. Sebenamya sistem hemoglobin/oksihemoglobin menyangga sistem bufer bikarbonat/asam karbonat, Sistem bufer protein paling banyak terdapat pada sel jaringan dan juga bekerja pada plasma. Lebi dari separuh dari 70 mmol ion [H+] yang berasal dan awalnya dibufer secara intrasel.
5. Pengaturan pH ECF
Berbagai asam dan basa terus menerus memasuki tubuh melalui absorpsi makanan dan katabolisme makanan, sehingga perlu beberapa mekanisme menetralkan atau membuang zat-zat ini. Sebenarnya pH yang konstan dipertahankan secara bersamaan oleh sistem bufer tubuh, paru-paru, dan ginjal. Tiga mekanisme pengaturan ini berbeda dalam kecepatan dan keefektifannya untuk mempertahankan ke konstanan pH sesuai dengan bertambah atau kurangnya asam atau basa dalam tubuh.
Respons segera (dalam beberapa detik) terhadap bertambah atau berkurangnya [H] adalah bufer kimiawi ion [H+] oleh sistem bufer ECF maupun ICF. Tetapi, bufer hanya merupakan tindakan sementara dalam pemulihan pH normal.
Usaha kedua untuk menstabilkan konsentrasi [H+] adalah mengendalikan kadar CO2 pernapasan dalam cairan tubuh melalui ventilasi alveolar. Respon ini berlangsung cukup cepat, hanya memerlukan beberapa menit untuk bisa bekerja sepenuhnya.
Terakhir, usaha pemulihan pH agar tetap normal pada gangguan asam-basa bergantung pada pengaturan ginjal terhadap keadaan bikarbonat dalam aliran tubuh. Respons ini relatif lambat, membutuhkan beberapa hari untuk mencapai koreksi penuh.
B. Tinjauan Ketidakseimbangan Asam-Basa Primer
Gambar diatas menunjukkan batas normal pH darah yaitu sekitar 7,4 dan batas terjauh yang masih dapat ditanggulangi adalah antara 6,8 sampai 7,8 atau Interval dan satu unit pH. Batas normal pH adalah dan 7,38 sampai 7,42 jika menggunakan nilai yang Iebih sensitif yaitu satu standar deviasi dari nilai rata-rata 7,4. Tetapi, umumnya para klinisi memakai nilai yang kurang sensitif yaitu 7,35—7,45, dengan dua standar deviasi dart nilai rata-rata. pH darah yang kurang dan 7,35 disebut asidemia dan proses penyebabnya disebut asidosis. pH 7,25 atau kurang dari itu dapat membahayakan jiwa dan pH 6,8 sudah tak dapat ditanggulangi oleh tubuh. Demikian juga, pH darah yang lebih besar dari 7,45 disebut alkalemia dan poses penyebabnya disebut alkalosis. pH yang lebih besar dan 7,55 dapat membahayakan jiwa dan pH yang lebih besar dan 7,8 tidak dapat ditanggulangi lagi oleh tubuh.
Empat gangguan asam-basa primer dan kompensasinya dapat diketahui dengan memakai persamaan Henderson-Hasselbaich yang telah disederhanakan :
Persamaan mi menekankan fakta bahwa perbandingan basa terhadap asam harus 20:1 agar pH bisa dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui proses metabolik dan kemampuan paru untuk mengubah PaCO2 (tekanan parsial CO2 dalam darah arteri) melalui respirasi.
Ketidakseimbangan metabolik teijadi jika gangguan primernya adalah kadar bikarbonat. Bikarbonat adalah pembilang pada persamaan Henderson Hasselbalch, sehingga peningkatan kadar bikarbonat akan meningkatkan pH, yang disebut sebagagai alkalosis metabolik. Penurunan kadar bikarbonat nenyebabkan penurunan pH, disebut sebagai asidosis metabolik. Ketidakseimbangan respiratonik terjadi jika gangguan primernya adalah kadar karbondioksida (asam karbonat). Kadar karbondioksida merupakan penyebut dalam persamaan Henderson Hasselbalch Peningkatan PaCO2 akan menurunkan pH disebut sebagai asidosis respiratorik (juga dikenal sebagai hipoventilasi alveolar atau hiperkapnia). Penurunan PaCO2 akan meningkatkan pH dan disebut sebagai alkalosis respiratorik (juga dikenal sebagai hiperventilasi alveolar/ hipokapnea). Perhatikan bahwa perbandingan bikarbonat- asam bikarbonat 20:1akan berubah pada keempat ketidakseimbangan asam basa primer ini, dan menyebabkan penyimpangan pH normal yang sebesar 7,4. Asidosis metabolik/ respiratorik menurunkan perbandingan 20:1 dari bikarbonat- asam bikarbonat, sedangkan alkalosis metabolik/ respiratorik akan meningkatkannya.Dengan demikian, keempat gangguan asam-basa primer dapat diketahui dengan melihat perbandingan bikarbonat dan asam karbonat dalam persamaan Henderson Hasselbalch. Berbagai kombinasi gangguan asam basa disebut sebagai gangguan asam basa campuran. Salah satu contohnya adalah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.
C. Respon Kompensatorik Terhadap Perubahan pH
Apabila pH berubah akibat gangguan asam-basa primer maka tubuh segera menggunakan respons kompensatoriknya untuk mengembalikan pH ke nilai normal. Tiga respons kompensatorik yang telah dijelaskan diantaranya: (1) bUfer ICF dan ECF; (2) respn pernapasan terhadap PaCO2 melalui hipoventilasi atau hiperventilasi, dan (3) respons ginjal terhadap [HC031 atau [H+].
Asidosis metabolik primer (penurunan [HCO3- ] dikompensasi dengan hiperventilasi respiratorik, sehingga menurunkan PaCO2 dan memulihkan pH ke nilai normal. Alkalosis metabolik primer (peningkatan [HC03]) dikompensasi dengan hipoventilasi respiratorik, sehingga meningkatkan PaCO2 dan memulihkan pH ke nilai normal.. Respons kompensatorik pernapasan terjadi dalam heberapa menit.. Sebaliknya, kompens.asi ginjal untuk asidosis respiratorik primer (peningkatan PaCO2) atau alkalosis (penurunan Pa02) terjadi melalui retensi atau ekskresi ion HC03 aLan It. Namun demikian, kompensai yang dilakukan ginjal berlangsung lambat sehingga efeknya tidak dapat terlihat sampai kira-kira 24 jam. Kompensasi penuh memerlukan waktu sekitar 2 sampal 3 han. Dengan demikian, asidosis respiratorik diklasifikasikan sebagai keadaan aba bila tidak terjadi kompensasi ginjal dan HC03 masih dalam keadaan normal; [Ala terjadi kompensasi ginjal dan HC03 telah meningkat, maka keadaan ml dikiasifikasikan sebagal kronis. Alkalosis respiratorik primer juga dapat digolongkan dalam keadaan akut atau kronis, bergantung pada kompensasi ginjal yang terjadi sebagian atau lengkap. Apabila pembilang dalam persamaan HendersonHasselbalch meningkat, maka penyebut harus meningkat pula agar perbandingan tetap 20:1, dan memperkecil penyimpangan pH dan normal. Kompensasi selalu melibatkan perubahan kompensatorik pada pembilang (atau penyebut), dengan arah yang sama seperti pada gangguan primer. Tabel dibawah memperlihatkan ringkasan keempat gangguan asam basa primer.
Gangguan asam basa sederhana
Gangguan asam basa Sebab Bandinnagn bikarbonat-
asam karbonat Kompensasi
Asidosis respiratorik Hipoventilasi(CO2 tertahan) Perbandingan <20:1 Ginjal: retensi HCO3- ;eksresi garam asam ;meningkatnya pembentukan amonia
Alkalosis respiratorik Hiperventilisasi(pelepasan CO2 berlebihan) Perbandingan >20:1 Ginjal:eksresi HCO3-
Retensi garam asam
Menurunnya pembentukan amonia
Asidosis metabolik Retensi asam terfiksasi kehilangan bikarbonat basa Perbandingan <20:1 Paru-paru: Hiperventilasi
Ginjal: seperti pada Asidosis respiratorik
Alkalosis metabolik Kehilangan asam terfiksasi
Peningkatan bikarbonat basa
Penurunan K+ Perbandingan >20:1 Paru-paru: hipoventilasi
Ginjal: Alkalosis respiratorik
D. Penilaian Ketidakseimbangan Asam-basa
Penegakan diagnosis dan penanganan gangguan asam-basa membutuhkan pengertian yang mendalam mengenai patogenesis dan patofisiologi gangguan-gangguan ini. Banyak penulis telah memperkenalkan berbagai metode yang disederhanakan untuk menafsirkan nilai-nilai komponen metabolik dan pemapasan dan gas darah arteri, untuk mengenali ketidakseimbangan utama primer (baik akut maupun yang sudah dikompensasi) atau gangguan campuran. Metode ini mencakup penggunaan nomogram asambasa, bikarbonat standar, dan mengukur kelebihan dan kekurangan basa untuk mengenali adanya gangguan metabolilk. Namun demikian harus ditekankan bahwa, tidak ada satu pun metode yang sempurna dan tidak dapat menimbulkan salah penafsiran. Nomogram asam-basa menggunakan ruas-ruas kepercayaan untuk mengenali adanya gangguan asam-basa primer akut atau yang telah terkompensasi, sedangkan pada gangguan campuran akan berada di antara ruas-ruas itu. Dapat terjadi suatu keadaan dengan pH yang normal meskipun terjadi gangguan asam-basa, seperti pada campuran asidosis respiratorik dengan alkalosis metabolik. Pada akhimya, gangguan campuran seperti ini akan sulit dibedakan dengan asidosis respiratorik kronis yang terkompensasi baik, jika tidak disertai keterangan klinis yang jelas.
Kelebihan/ kekurangan basa dan HC03 standar juga merupakan metode yang populer dalam membantu menafsirkan gangguan asam-basa. HC03 standar dianggap mencerminkan kadar HC03 plasma yang sebenarnya, dan cara ini menggantikan pengukuran kadar karbondioksida yang klasik. Pengukuran karbondioksida mengandung komponen pernapasan atau H2C03 (meskipun sedikit).
Kelebihan/kekurangan basa dapat dihitung dan HC03 standar dan dianggap merupakan cara yang pasti unftjk menilai komponen metabolik dan gangguan asam-basa. Namun banyak penulis yang mengecam keras penggunaan nilai HC03 standar dan kelebihan/kekurangan basa (Rose Post, 2001; Schwartz, Relman, 1963). Penulis-penulis inimenyatakan bahwa HC03 standar juga merupakan perkiraan dan bikarbonat plasma yang sebenarnya, dan tidak mempunyai kelebihan terhadap pengukuran kadar karbondioksida. Penggunaan metode kelebihan atau kekurangan basa ini tidak direkomendasikan karena nilai-nilai ini dapat menyesatkan.
Yang terakhir, penting sekali untuk menafsirkan nilai-nilai laboratorium untuk menegakkan diagnosis gangguan asam-basa. PaCO2 tidak dapat ditafsirkan secara tersendiri sebagai suatu indikator dan dari gangguan pernapasan, demikian juga [HCO3-] tidak dapat dilihat secara terpisah sebagai petunjuk adanya gangguan metabolik. Kadar PaCO2 rendah dapat menunjukkan adanya alkalosis ratorik primer atau dapat disebabkan oleh kompensasi pernapasan yang bakal terjadi pada asidosis metabolik. Demikian pula, peningkatan [HCO3-] dapat mencerminkan adanya alkalosis metabolik primer respons kompensatorik terhadap asidosis respira kronis. Selain itu, kebanyakan dari gangguan asambasa sudah terkompensasi sebagian ketika pertama kali diketahui dan sering terjadi gangguan campuran. Singkatnya, tak ada jalan pintas untuk menilai adanya gangguan asam-basa. Variabel laboratorium dapat ditafsirkan secara terpisah, tapi harus dikaitkan dengan pengetahuan mengenai keadaan pengalaman, penilaian yang baik, dan pemahaman terhadap fisiologi asam-basa.
Penilaian dimulai dengan menyadari bahwa gangguan asam-basa mungkin sulit dideteksi kecuali bila gangguan ini berat, selain itu gejala dan tanda yang ada cenderung tidak jelas tidak khas. Harus juga diperhatikan riwayat klinis, gejala dan tanda, serta data pemeriksaan laboratorium yang mengesankan bahwa proses penyakit ini kaitan dengan gangguan asam-basa. Penyebab serta gejala yang paling sering dijumpai pada gangguan asam basa akan dibicarakan kemudian.
Berikutnya, kecurigaan klinis perlu cnteg2 melalui pemeriksaan sistematik dan vaniabel-va asam-basa. Langkah pertama adalah memeriksa pH untuk menentukan adanya asidemia atau alkalemia, jika ada, seberapa berat. Langkah kedua adalah memeriksa PaCO2 dan [HC03-] dalam kaitannya dengan pH, untuk mengetahui apakah gangguan ketidakseimbangan asam-basa bersiat respiratorik atau metabolik primer atau campuran. Persamaan Henderson-Hasselbaich atau nomogram asam-basa bisa bermanfaat dalam membuat dugaan. Pengetahuan mengenai keadaan klinis penting dalam pengambilan keputusan. Langkah ketiga adalah memperkirakan respons kompensatorik yang bakal terjadi pada gangguan asam primer. Juga kemungkinan gangguan asam-basa campuran bila respons kompensatoniknya lebih ringan atau lebih berat dari yang diperkirakan. Nomogram asam-basa juga dapat membantu. Selisih anion harus selalu dihitung untuk menentukan apakah asidosis metabolik disebabkan oleh retensi asam terfiksasi yang berkaitan dengan meningkatnya selisih anion (anion gap). [Na+] – ( [HCO3-] + [Cl-] )
Sebenarnya, selisih anion tidak pernah ada dalam kenyataan karena jumlah ion positif harus sama dengan jumlah ion negatif untuk mencapai muatan listrik yang netral (electroneutrality) dalam tubuh. Jadi, selisih anion mencerminkan jumlah anion yang tak terukur karena penjumlahan kadar klorida plasma dan HC03- lebih sedikit aibandingkan dengan kadar Na+ serum: 140 mEq/L - (104 rnEq/L + 24 mEq/L) = 12 mEq/L = selisih anion yg normal
Peningkatan selisih anion juga harus dibandingkan dengan penurunannya [HC03-] untuk mendeteksi adanya gangguan campuran seperti alkalosis metabolik dengan asidosis metabolik. Selisih anion yang menurun menunjukkan adanya beberapa gangguan lain. Contohnya, kadar natrium serum dapat tetap normal sedangkan kadar HC03 dan C1- serum meningkat (sering terjadi pada hipoalbuminemia).
Langkah terakhir dalam penilaian gangguan asambasa adalah mengetahui ketidakseimbangan primer dan mengenalinya sebagai keadaan akut atau kronis (terkompensasi), atau sebagai campuran dan dua macam gangguan/ lebih. Asidosis metabolik perlu dikiasifikasikan menurut selisih anionnya, yaitu normal atau meningkat.
E. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik (kekurangan HC03) adalah gangguan sistemik yang ditandal dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan [H+]. [HCO3] ECF adalah kurang dan 22 mEq/L dan pH-nya kurang dan 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO2 melalui hiperventilasi sehingga asidosis metaboilk jarang terjadi secara akut.
1. Etiologi dan Patogenesis
Penyebab mendasar asidosis metabolik adalah penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskresi beban asam harlan, atau kehilangan bikarbonat basa. Penyebab asidosis metabolik umumnya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan selisih anion yang normal atau meningkat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, selisih anion dihitung dengan mengurangi kadar Na+ dengan jumlah dan kadar Cl- dan HC03- plasma. Nilai normalnya adalah 12. Penyebab asidosis metabolik dengan selisih anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asarn sulfat, asam fosfat,asam laktat, dan asam-asam organik lainnya. Apabila asidosis disebabkan oleh kehilangan bikarbonat (seperti pada diare), atau bertambahnya asam kionida (contohnya, pada pembenian amonium klorida), maka selisih anion akan normal. Sebaliknya, jika asidosis disebabkan oleh peningkatan produksi asam organik (seperti asam laktat pada syok sirkulasi) atau retensi asam sulfat dan asam fosfat (contohnya, pada gagal ginjal), maka kadar anion tak terukur (selisih anion) akan meningkat (Gbr. 22—3).
Pada asidosis metabolik dengan selisih anion normal, kehilangan HC03 dapat terjadi melalui saluran cerna atau ginjal. Diare, fistula usus halus, dan ureterosigmoidostomi dapat menyebabkan kehilangan HCO3 secara bermakna; sedangkan reabsorpsi HC03 oleh ginjal menurun pada asidosis tubulus proksimal ginjal atau pada orang yang mendapat pengobatan dengan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid. Klonida berkompetisi dengan HC03 dalam mengikat Na+, sehingga berkaitan dengan keseimbangan asambasa tubuh. Apabila HC03 keluar tubuh dan [HC03-] serum menurun, maka timbul kompensasi berupa peningkatan [C19 plasma, karena jumlah anion dan kation dalam ECF harus sama untuk mempertahankan muatan listrik yang netral. Hal tersebu tmenyebabkan timbulnya asidosis metabolik hiperkioremik. Pemberian garam kiorida yang berfebihan (mis., NH4CI) juga dapat menyebabkan teijadinya asidosis metabolik hiperkioremik. Asidosis yang disebabkan oleh pemberian larutan garam TV secara cepat biasanya bersifat ringan, sementara, dan disebut sebagai asidosis dilusional.
Keadaan-keadaan yang menyebabkan asidosis metabolik dengan selisih anion tinggi, Keadaan yang paling sering terjadi adalah syok atau perfusi jaringan yang tidak memadai karena berbagai sebab, sehingga menyebabkan penuinpukan sejumlah besar asam laktat. Ketoasidosis diabetik (DKA), kelaparan, dan intoksikasi etanol menyebabkan peningkatan selisih anion karena pembentukan asam-asam keto; gagal ginjal menyebabkan peningkatan selisth anion karena retensi asam sulfat dan asam fosfat. Keiacunan yang disebabkan oleh ovendosis salisilat, metanol, atau etilen glikol meningkatkan selisih anion melalui peningkatan asam organik (salisilat, format, oksilat).
2. Gambaran Klinis dan Diagnosis
Gejala serta tanda asidosis metabolik cenderung tidak jelas, dan pasien dapat asimtomatik, kecuali jika [HC03-] serum turun sampai di bawah 15 mhq/L. Pernapasan Kussmaul (napas dalam dan cepat yang menunjukkan adanya hipenrentilasi kompensatorik) mungkin Iebih menonjol pada asidosis akibat ketoasidosis diabetik dibandingkan pada asidosis okibat gagal ginjal. Gejala dan tanda utama asidosis metabolik adalah kelamnan kardiovaskular, neurologis, dan fungsi tulang. Apabila pH di bawab 7,1, maka terjadi penurunan kontraktilitas jantung dan respons inotropik terhadap katekolamin. Bisa juga terjadi vasodilatasi perifer. Efek-efek ini dapat menyebabkan teijadinya hipotensi dan disritmia jantung.
Gejala neurologis dapat berupa kelelahan hingga koma yang disebabkan oleh penurunan pH cairan serebrospinal. Dapat juga terjadi mual dan muntah. Gejala-gejala neurologik lebih ringan pada asidosis metabolik dibandingkan pada asidosis respiratorik, karena CO2 yang larut dalam lemak lebih cepat menembus sawar darah otak dibandingkan dengan HCO3- yang larut dalam air.
Mekanisme bufer H+ oleh bikarbonat tulang dalam asidosis metabolik penderita gagal ginjal kronis, akan menghambat peitumbuhan anak dan dapat menyebabkan terjadinya berbagai kelainan tulang (osteodistrofi ginjal).
Diagnosis asidosis metabolik ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, dan dipastikan oleh hasil perneriksaan laboratorium yaitu pH, PaCO2, dan HC03 dengan menggunakan pendekatan sistematik seperti yang telah dijejaskan sebelumnya. Hasil pemenksaan menunjukkan: pH <7,35, HC03 <22 niEq/L, dan PaCO2 <40 mmHg tapi jarang sampai di bawah 12 mmHg. Derajat kompensasi yang diperkirakan harus dihitung untuk menentukan adanya gangguan asam-basa campuran yang menyertai.
F. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik (kelebihan HC03-) adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan dengan adanya peningkatan primer kadar HCO plasma, sehingga menyebabkan peningkatan pH (penurunan [H+] [HCO3-] ECF lebih besar dan 26 mEq/L dan pH lebih besar dari 7,45. Alkalosis metabolik sering disertai dengan berkurangnya volume ECF dan hipokalemia. Kompensasi pernapasan berupa peningkatan PaCO2 melalui hivopentilasi, akan tetapi tingkat hivopentilasi, tapi tingkat hivopentilasi terbatas karena pernapasan terus berjalan oleh dorongan hipoksia.
1. Etiologi dan Patogenesis
Penyebab alkalosis metabolik yaitu akibat kekurangan H+ (dan ion klorida) atau berlebihan retensi HCO3-. Alkalosis metabolik yang berlarut-larut akibat pemberian bikarbonat oral/ parenteral jarang dijumpai karena beban bikarbonat dieksresi kedalam urine (kecuali jika disertai kekurangan klorida).
Patogenesis alkalosis metabolik paling baik dipahami dengan memperhatikan ketiga tahapannya yaitu saat timbul, bertahan, dan pemulihan.
2. Gambaran Klinis dan Diagnosis
Tidak terdapat gejala dan tanda alkalosis metabolik yang spesifik. Adanya gangguan ini harus dicurigai pada pasien yang memiliki riwayat muntah, penyedotan nasogastrik, pengobatan diuretik, atau pasien yang baru sembuh dan gagal napas hiperkapnia. Selain itu dapat timbul gejala serta tanda hipokalemia dan kekurangan volume cairan, seperti kelemahan dan kejang otot. Alkalemia berat (pH> 7,6) dapat menyebabkan terjadinya disritmia jantung pada orang normal dan terutama pada pasien penyakit jantung Apabila pasien mengalami hipokalemia, terutama jika menjalani digitalisasi, maka dapat dijumpai adanya kelainan EKG atau disritmia jantung. Kadang-kadang dapat terjadi tetani pada pasien bila kadar Ca++ serum berada di batas rendah, dan terjadi alkalosis dengan cepat. Ca++ terikat lebih erat dengan albumin pada pH basa, dan penurunan ion Ca++ dapat menyebabkan terjadinya tetani atau kejang.
Diagnosis alkalosis metabolik ditegakkan berdasarkan anamnesis dan basil pemeriksaan laboratorium yang mendukung, pH plasma meningkat diatas 7,45 dan HCO3- lebih tinggi dan 26 mEq/L. mungkin normal atau sedikit meningkat pening PaCO2 kompensasi diperkirakan sebesar 0,7 untuk tiap peningkatan HCO sebesar 1 mE rum biasanya <3,5 mEq/L dan CL serum m <98 mEq/L (alkalosis metabolik hipokloremik kalemik). Pengukuran Cl urine dapat membantu mengetahui sebab dan cara penanganan. Pada penderita alkalosis metabolik responsif-kiorida dengan volume ECF yang berkurang, klorida urine <10 L. Pasien dengan CL urine >20 mEq/L umurnnya mengalami penurunan volume cairan dan men alkalosis metabolik resisten-kiorida (lihat Kotak 22-S, alkalosis yang terãkhir ini jauh lebih jarang teijadi dihubungkan dengan kelebihan aldosteron.
G. Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik (kelebihan H2C03) ditandai peningkatan primer PaCO2 (hiperkapnia), sehingga menyebabkan teijadinya penurunan pH: PaCO2 lebih besar dari 45 mmHg dan pH kurang dari 7,35. Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan HCO3- serum. Asidosis respiratorik dapat timbul secara akut ataupun kronis. Hipoksemia (Pa02 rendah) selalu menyertai asidosis respiratonik jika pasien bernapas dalam udara ruangan.
1. Etiologi dan Patogenesis
penyebab mendasar asidosis respiratorik adalah hipoventilasi alveolar, istilah yang sebenarnya sinonim dengan penumpukan CO2. Dalam keadaan normal 15.000—20.000 mol CO2 diproduksi setiap hari oleh jaringan melalui metabolisme dan dikeluarkan oleh paru. Sebagian besar CO2 dibawa ke paru dalam bentuk HCO3- darah (lihat persamaan bufer bikarbonat). Ketika CO2 jaringan memasuki darah, trejadi peningkatan kadar ion H+ yang merangsang pusat pernapasan, sehingga rnenyebabkan peningkatan ventilasi. Dalam keadaan normal, proses ini begitu efisien sehingga PaCO2 dan pH tetap berada dalam batas normal. Penumpukan CO2 hampir selalu oleh hambatan pada kecepatan ventilasi alveolar dan jarang disebabkan oleh overproduksi CO2 akibat hipermetabolisme.
Sampai sejauh ini, penyebab tersering asidosis respiratorik kronis adalah COPD. Pada pasien-pasien ini, gagal napas akut sering menunggangi retensi CO2 kronis jika terjadibronldtis akut terjadi sekunder akibat infeksi bakteri atau virus pada paru. Kifoskoliosis, sindrom Pickwickian, apnea waktu tidur adalah penyebab lain asidosis respiratorik kronis. Semua keadaan thu dibicarakan secara lebih terperinci di Bagian Tujuh.
Kadar pH arteri dan HCO plasma berbeda pada asidosis respiratonik akut dan kronis. Respons terhadap asidosis respiratorik akut hanya melalui bufer sel, karena mekanisme kompensasi ginjal baru akan bermakna setelah 12—24 jam kemudian. Mekanisme bufer ECF dulakukan oleh protein plasma, tapi proses ini hanya sedikit berperan. (H2C03 yang meninggi merupakan bagian dart pasangan bufer utama ECF yaitu HC03 dan H2C03, sehingga pasangan ml Udak berperan langsung sebagai mekanisme pertahanan pada asidosis respiratorik). Hemoglobin merupakan bufer utama ICF. Sewaktu CO2 memasuki eritrosit (menghasilkan Hj, HC03 akan keluar dan bertukar dengan C1. Peningkatan HC03 serum diperkirakan sekitar I mEq/L untuk setiap peninkatan CO2 sebanyak 10 mmHg. Bufer sel saja tidak efektif untuk memulihkan pH normal. Dengan demikian, asidosis respiratorik akut hanya sedikit terkompensasi dan pH akan menurun cukup banyak.
Berbeda dengan asidosis respiratorik akut, maka asidosis respiratorik kronis terkompensasi balk karena tersedia cukup waktu bagi ginjal untuk melakukan mekanisme kompensasi. Ginjal akan meningkatkan sekresi dan ekskresi H, disertai dengan resorpsi dan pembentukan HCO3 bat-ft. Peningkatan kompensatorik HC03 plasma mi membutuhkan waktu 2—3 han agar dapat berlangung sepenubnya. Dengan demiklan ada selang waktu 2—3 hat-i sebelun-i terjadi ekskresi HCO3melalui gifijal, dan mi mengakibatkan’timbulnya alkalosis metabolik hiperkapnia, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya. Oleh karena itu, penderita asidosis respiratorik yang relatif terkompensasi dengan baik—terbukti dat-i pH yang mendekati normal—tidak boleh ditangani dengan terlalu terburuburu. PaCO2 yang terlalu cepat menurun akan mengakibatkan kelebihan HCO yang cukup besar dan menggeser keseimbangan asam-basa menjadi alkalosis akut. Peningkatan kompensatorik yang diperkirakan dat-i HCO plasma pada asidosis respiratorik kronis adalah 3,5 mEq/L untuk setiap peningkatan PaCO2sebanyak 10 mmHg di atas 40 mmHg.
2. Gambaran Klinis dan Diagnosis
Gejala dan tanda retensi CO2 tidak bersifat khas dan pada umumnya tidak mencerminkan kadar PaCO2. Selain itu, asidosis respiratorik akut maupun kronis selalu disertai oleh hipoksemia, sehingga hipoksemia bertanggung jawab atas banyak tanda-tanda klinis akibat retensi CO2. Pada pmumnya, dengan semakin besar dan cepat peningkatan PaCO2, maka semakin berat gejala-gejala yang ditimbulkan. Peningkatan akut kadar PaCO2 hingga mencapai 60 xmnHg atau lebih akan menyebabkan terjadinya somnolen, kekacauan mental, stupor, dan ak}drnya koma. PaCO2 yang tinggi menyebabkan semacam sindrom metabolik otak, sehingga dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan miokionus (kedutan otot). Retensi CO2menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, sehingga kongesti pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan terjadinya peningkatafl tekanan intrakranial (ICP). Peningkatan tekanan intrakranial dapat bermanifestasi sebagai papiledema (pembengkakan diskus optikus yang terlihat pada pemeril<saan oftalmoskop). Pemeniksaan laboratonium pada asidosis respiratorik akan menunjukkan kadar PaO2 yang rendah, pH <7,35, PaCO2 >45 mmHg, dengan sedikit peningkatan kompensatonik HC03 (kurang dan 30 mEq/L). Tentu saja, pada keadaan obstruksi jalan napas akut, gambaran klinis yang mendominasi adalah gejala penekanan pernapasan yang berkaitan dengan hip okemia.
Asidosis respiratonik kronis tampaknya lebil-i dapat ditoleransi dibandingkan dengan keadaan akut. Dapat timbul sedikmt gejala dan tanda yang berkaitan dengan retensi CO2 dan asidosis, kecuali jika PaCO2 >60 mniHg PaCE)2 yang lebth besar dan 45 mmHg dan HCO yang lebih besar dan 30 mEq/L menunjukkan adanya kompensasi ginjal. pH serum dapat normal atau sedikil menurun pada asidosis jespiratorik kronis yang terkompensasi dengan balk. Pada hiperkapnia kronis sering teuladi polisitemia kompensatonik. Kadar hemoglobin dapat mencapai 16—22 g/L. Pada umumn gejala dan tanda COPD mendominasi (dengan ata tanpa disertai kor pulmonale). Asidosis respmratorik akut dan kronis dibedakan berdasarkan pada anamnesis dan pemeniksaan analis gas darah arteri.
H. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat) adalah penurunan primer PaCO2 (hipokapnia), sehingga terjadi penurunan pH. PaCE)2 <35 nunHg dan I-I >7,45. Kompensasi ginjal berupa penurunan ekskresi dengan akibat lebih sedikit absorpsi HC03-. Penurunan HCO3- serum berbeda-beda, bergantung pada keadaannya yang akut atau kronis.
1. Etiologi dan Patogenesis
Penyeebab mendasar alkalosis respiratorik adalah hiperventilasi alveolar atau ekskresi CO2 yang berlebihan pada udara ekspirasi. Hiperventilasi tidak boleh dikacaukan dengan peningkatan frekuensi pernapasan (takipnea), yang dapat atau tidak menyertai hiperventilasi. Pada frekuensi pernapasan normal dapat terjadi hiperventilasi jika volume tidak meningkat. Hiperventilasi hanya dapat diidentifikasi melalui PaCO2 yang menurun. Alkalosis respiratorik mungkin merupakan gangguan keseimbangan asambasa yang paling sering terjadi, meskipun sering tidak dikenali. Hiperventilasi mungkin sulit dikenali secara klinis, dan seringkali diagnosis hanya dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan gas darah.
Alkalosis respiratorik bisa terjadi akibat rangsangan pusat pemapasan di medula oblongata. Sejauh ini, penyebab tersering adalah hiperventilasi fungsional akibat kecemasan dan stres emosional (sindrom hiperventilasi atau hiperventilasi psikogenik). Apabila kita memperhatikan situasi hidup manusia yang penuh stres baik dalam lingkungan rumah sakit (mis., nyeri, menunggu hasil pemeriksaan keganasan) maupun dalam masyarakat, maka tidak mengherankan jika sindrom hiperventilasi ini cukup sering terjadi. Hampir setiap orang pernah mengalami sindrom hiperventilasi dalam hidupnya. Keadaan lain yang merangsang pusat pernapasan adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh demam atau tirotoksikosis serta lesi CNS seperti gangguan pembuluh darah otak, meningitis, cedera kepala, atau tumor otak. Salisilat adalah obat terpenting yang dapat menyebabkan alkalosis respiratorik, agaknya melalui rangsangan langsung pada pusat pemapasan di meclula oblongala. Hipoksia adalab penybab lazim hiperventilasi primer yang menyertai pneumonia, edema paru atau fibrosis paru, dan gagal jantung’kongestif. Umumnya, diperlukan penurunan PaO2 dibawth 60 mmHg untuk merangsang ventilasi. Koreksi hipoksiajaringan menyebabkan cepat pulilinya alkalosis respiratorilc. Hiperventilasi kronis teijadi sebagai respons penyesuaian terhadap ketinggian (tekanan oksigen lingkungan yang rendah). Aikalosis respiratorik sering disebabkan faktor iatrogenik akibal ventilasi mekanis dengan ventilator siklus volume atau tekanan. Alkalosis respiratorik sering teijadi pada sepsis gram negatif dan sirosis hati. Akhirnya, meskipun hiperpnea merupakan respons penyesuaian terhadap kebutuhan oksigen yang meningkat selama latihan fisik, tapi kadang juga dapat menimbulkan alkalosis respiratorik sementara.
Respons segera terhadap penurunan akut PaCO2 adalah suatu mekanisme bufer intrasel. H+ dilepas dari bufer jaringan intrasel, yang memperkecil alkalosis dengan menurunkan HCO plasma. Alkalosis akut juga merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat di dalam sel dan membantu pelepasan It lebih banyak ke dalam ECF. Bufer ekstrasel oleh protein plasma hanya sedikit menurunkan HC03 plasma. Efek mekanisme bufer ECF dan ICF adalah sedikit menurunkan HC03 plasma. Apabila hipolcapnia tetap berlangsung, maka penyesuaian ginjal mengakibatkan lebih banyak HCO plasma yang berkurang. Teijadi hainbatan reabsorpsi tubulus ginjal dan pembentukan HCO3 barn. Seperti halnya pada asidosis respiratonik, kompensasi pada alkalosis respiratorik kronis jauh lebih sempurna dibandingkan pada keadaan akut. Pada keadaan akut, penurunan kadar HC03 plasma diperkirakan sebesar 2 mEq/L untuk setiap penurunan PaCO2 sebesar 10 mmHg; penurunan HCO diperkirakan 5 mEq/L untuk setiap penurunan PaCO2 sebesar10 mmHg pada keadaan kronis.
I. Gangguan Asam Basa Campuran
Gangguan asam-basa campuran adalah keadaan terdapatnya sayu/lebih gangguan asam-basa sederhana yang terjadi bersamaan. Gangguan asam-basa campuran ini mencakup: (1) Asidosis metabolik dan asidosis respiratonik, (2) Alkalosis metabolik dan alkalosis respiratorik, (3) Asidosis metabolik dan alkalosis respiratorik, dan (4) Alkalosis metabolik dan asidosis respiratorik. Setiap gangguan asam-basa sederhana dapat tumpang tindih dengan yang lain. Dengan melihat kombinasi ketidakseimbangan asam-basa campuran, jelas terlihat bahwa komponen masing-masing gangguan ini dapat menambah atau mengurangi keadaan plasma, sehingga perubahan pH dapat menjadi sangat berat atau seakan-akan lebih ringan.
1. Asidosis Metabolik dan Asidosis Respiratorik
Keadaan yang paling sering menyebabkan terjadinya asidosis metabolik dan asidosis respiratorik adalah henti kardiopulmonar yang tidak ditangani. Henti napas tanpa ventilasi alveolar rnenyebabkan terjadinya enumpukan CO2 yang cepat dan hipoksia jaringan. uoksiajaningan yang disebabkan oleh tidak adanya sigenasi akan mengaktivasi metabolisme anaerobik, sehingga terjadi penumpukan asam laktat, Contoh lainnya adalah penderita COPD (asidosis respiratorik kronis) yang jatuh ke dalam keadaan syok (asidosis metabolik). Contoh ketiga adalah pasien gagal ginjal kronis (asidosis metabolik) yang mengalami komplikasi insufisiensi pernapasan akibat beban cairan yang berlebihan dan edema paru. Pasien gagal ginjal kronis seringkali sulit menjalankan diet pembatasan garam, dan jika lalai dapat menyebabkan terjadinya beban cairan yang benlebih dan edema paru. Keadaan lain yang tidak begitu kentara menyebabkan gangguan campuran adalah pasien ketoasidosis diabetik yang mendapat pengobatan narkotik atau sedatif kuat, sehingga menyebabkan depresi pusat pernapasan. Pada masing-masing contoh ini, kelainan sistem pemapasan menghambat penurunan kompensatorik PaCO2 pada asidosis metabolik, dan kelainan metabolik menghambat mekanisme sistem bufer dan ginjal untuk meningkatkan HCO sebagai upaya untuk mengatasi asidosis respiratorik. Akibatnya, data laboratorium menunjukkan peningkatan PaCO2dan penurunan HC03, dan sangat mènurunnya pH plasma. Kunci untuk mengenali gangguan campuran mi adaah perubahan komponen pernapasan dan metabolik dan perubahan persamaan reaksi bufer ke arah yang berlawanan. Riwayat klinis akan jelas mengarahkan diagnosis pada kasus henti kardiopulmonar, tetapi tidak begitu jelas pada penderita COPD (asidosis metabolik kronis) yang mengalami ketoasidosis diabetik.
Pengobatan gangguan campuran asidosis respiratorik dan metabolik ditujukan untuk menangani setiap penyakit yang mendasari. Pada kasus henti kardiopulmonar, tujuannya adalah untuk memulihkan perfusi dan oksigenasi jaringan dengan memulihkan fungsi jantung dan pam. Pemberian sedikit NaHCO3 juga diperlukan unfttk meningkatkan pH ke tingkat optimal (7,2) sehingga fungsi jantunig dapat berespons terhadap usaha resusitasi.
2. Alkalosis Metabolik dan Alkalosis Respiratorik
Menurut Schrier, gabungan alkalosis metabolik dan respiratorik merupakan salah satu gaugguan asambasa campuran yang paling sering terjadi (1997). Contoh Minis yang sering ditemukan adalah penderita COPD (asidosis respiratorik terkompensasi dengan peningkatan HCO3 yang mengalami hiperventilasi akibat respirator. Asidosis respiratorik dengah cepat berubah menjadi alkalosis respiratonik, memperberat alkalosis metabolik akibat peningkatan kompensatonik HCO yang memang sudah terjadi. Contoh lainnya adalah penderita gagal jantung kongestif yang mengalami hiperventilasi (alkalosis respiratorik) dan diobati dengan diuretik kuat (alkalosis metabohk dan hipokalemia) atau mengalami muntah atau penyedotan nasogastrik yang lama. Faktor pencetus yang sama juga bisa timbul pada pasien sirosis hati yang mengalami hiperventilasi. Contoh lain lagi adalah penderita hipen’entilasi neurogenik sentral pada trauma batang otak yang mendapat pengobatan diuretik.
Pada gangguan alkalosis campuran ini, masing-masing gangguan akan menghambat respons kompensatorik satu dengan lainnya. Akibatnya, pH meningkat secara jelas. PaCO2 dan HCO3 bergeser dad batas normal dalam arah yang berlawanan. Selain anamnesis, hasil pemenksaan laboratorium yang dapat membantu mengenali gangguan campuran ini adalah hipokalemia.
Pada pasien yang menggunakan ventilal penentuan ventilasi dan kadar oksigen harus benar-benar diperhatikan agar Pa02 dipertahankan pa kadar aman minimal sekitar 60—70 mmHg, d sementara itu PaCO2 diturunkan dengan san perlahan, sehingga memberikan kesempatan b ginjal untuk menurunkan HCO yang menin Pendenita hiperkapnia kronis bergantung p rangsangan bipoksia untuk pernapasanñya dan re tidak peka terhadap rangsangan CO2. Dengani de klan, peningkatan tekanan oksigen dan penui tekanan karbondioksida ke nilai normal pada derita COPD dapat menekan dorongan pe pasamiya, sehingga dapat mémperburuk kead Gangguan campuran lain yang disebutkan di diatasi dengan NaC1 dan KC1 sebagai upaya tin menurunkan HC03 dan memulihkan pH ke ha aman, karena sulit (atau tidak mungkin) untuk dapat langsung menaikkan PaCO2.
3. Asidosis Metabolik dan Alkalosis Respiratorik
Gangguan campuran asidosis metabolik dan Alkalosis Respiratorik dapat diketahui jika kadar PaCO HC03 plasma sama-sama rendah, dan pH nc atau mendekati normal oleh karena kedua gang, mu cenderung saling menutupi satu dengan yang lain.
Alkalosis respiratonik primer dapat timbul bersamaan dengan berbagai tipe asidosis metabolik sering timbul pada asidosis laktat sebagai penyulit syok septik. Syok septik disertai oleh hiperver Alkalosis respiratorik juga sering menyertai asic ginjal pada sindrom hepatorenal dan asidosis org pada intoksikasi salisulat.
Pada gangguan campuran antara asidosis metabolik dan alkalosis respiratorik, penurunan PaCO3- lebih besar dan perkiraan kompensasi asidosis metabolik primer, dan penurunan HC03- lebih besar perkiraan sebagai kompensasi alkalosis respiratorik primer. Penanganan harus ditujukan terhadap penyebab tertentu yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan asam-basa campuran, karena pH normal atau mendekati normal.
4. Alkalosis Metabolik dan Asidosis Respiratorik
Diagnosis campuran antara asidosis respiratorik alkalosis metabolik dapat ditegakkan bila ka HC03 plasma dan PaCO2 sama-sama meningkat dengan pH yang normal atau mendekati normal. Gangguan campuran mi cukup sering terjadi dan paling sering terjadi pada pasien COPD (asidosis respiratorik kronis) yang mendapat pengobatan diuretik kuat atau yang mengalami gangguan lain yang menyebabkan tetjadinya alkalosis metabolik, seperti numtah, penyedotan nasogastrik, atau terapi steroid. Gangguan asam-basa ganda ini juga terjadi pada sindrom distres pernapasan dewasa (Adult respiratory distress syndrome, ARDS).
Deteksi terjadmnya alkalosis metabolik yang ringan sekalipun pada pasien COPD dan hiperkapnia kronis perlu dilakukan, karena dorongan bernapasnya sebagian bergantung pada asidosis yang menyertai. Dengan demikian, setiap penurunan H+ (peningkatan pH) dengan peningkatan HC03- akan menekan ventilasi dan menyebabkan semakin meningkatnya PaC02 dan menurunnya Pa02. Pada kasus yang demikian, penanganan alkalosis dapat memperbaiki ventilasi secara bermakna. Diet tinggi kiorida atau pengobatan KCl akan membantu menurunkan kadar HCO3- plasma.
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen ([H+]) pada cairan tubuh. Asam terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang normal. Meskipun rendah, kadar ([H+]) yang stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat berjalan normal, karena sedikit fluktuasi (naik turun) sangat mempengaruhi aktivitas enzim sel. Perubahan ([H+]) yang relatif kecil dapat sangat memengaruhi seseorang karena berefek terhadap enzim sel.
Ketidakseimbangan metabolik teijadi jika gangguan primernya adalah kadar bikarbonat. Bikarbonat adalah pembilang pada persamaan Henderson Hasselbalch, sehingga peningkatan kadar bikarbonat akan meningkatkan pH, yang disebut sebagagai alkalosis metabolik. Penurunan kadar bikarbonat nenyebabkan penurunan pH, disebut sebagai asidosis metabolik. Kadar karbondioksida merupakan penyebut dalam persamaan Henderson Hasselbalch Peningkatan PaCO2 akan menurunkan pH disebut sebagai asidosis respiratorik Berbagai kombinasi gangguan asam basa disebut sebagai gangguan asam basacampuran. Salah satu contohnya adalah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.
4.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perubahan keseimbangan asam basa harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu keperawatan.
2. Pihak akademik perlu menyelenggarakan seminar tentang Perubahan keseimbangan asam basa.
3. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan perubahan keseimbangan asam basa, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan patofisiologi.
DAFTAR PUSTAKA
• Sylvia Price, Lorraine Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGC. Hal. 374-395.
• www.keperawatan.net
• www.blog.kes.com
• www.keperawatan online.com
YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-2345769571500478692012-02-27T04:51:00.001-08:002012-02-27T04:52:04.683-08:00MAKALAH ANATOMI : Sistem Perkemihan, Sistem Respirasi, Sistem Pencernaan,Sistem Kardiovaskuler, Sistem Reproduksi Pria, Sistem Reproduksi Wanita,BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh.zat yang tidak dipergunakan tubuh dikeluarkan berupa urin, dan yang terpakai akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pembuluh kapiler darah ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh.
1. Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitonial bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.
Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh. Ginjal terletak dalam rongga abdomen, retroperitonial primer kiri dan kanan kolumna vertebralis yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritonium. Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12 dan batas bawah ginjal kiri setinggi vertebrae lumbalis ke-3. Setiap ginjal memiliki panjang 11-25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang, sisi dalamnya menghadap ke ver¬tebrae thorakalis, sisi luarnya cembung dan di atas setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal.
- Fungsi Ginjal dalam Homeostasis :
Berbagai fungsi ginjal antara lain adalah:
a. Mengekskresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh (sisa metabolisme dan obat-obatan).
b. Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah cairan tubuh.
c. Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.
d. Menghasilkan beberapa hormon antara lain:
Eritropoetin yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah.
Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon prostaglandin.
- AliranDarahGinjal
Kecepatan aliran darah melalui kedua ginjal sekitar 70 kg atau sekitar 1200 ml/runt. Ada dua jaringan kapiler yang men-suplai nef ron tersebut 1) Glomerulus, 2) kapiler peritubulus. Jaring¬an kapiler glomerulus menerima darahnya dari arterial afferen dan jaringan ini dipisahkan dari jaringan kapiler peritubulus yang dialiri oleh arterial efferen, yang memberikan tahanan cukup besar terhadap aliran darah. Sebagai akibatnya, jaringan kapiler glom¬erulus merupakan suatu jaringan bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler peritubulus merupakan suatu jaringan bertekanan rendah.
Vasa recta, adalah suatu bagian khusus dari sistem kapiler peritubulus, yang merupakan suatu jalinan kapiler yang turun ke sekitar bagian bawah ansa henle. Kapiler ini membentuk gelungan di dalam medulla ginjal dan kemudian kembali kekorteks sebelum bermuara kedalam vena. Vasa rekta memegang peranan khusus dalam pembentukan urine pekat.
Di dalam arteriol afferen tekanan turun dari 100 mmhg pada ujung arterinya menjadi tekanan rata-rata kira kira 60 mmHg di dalam glomerulus. Ketika darah mengalir melalui arteriol eferen dari glomerulus kesistem kapiler peritubulus, tekanan tersebut turun 47 mmhg lagi menjadi suatu tekanan kapiler peritubulus rata-rata sebesar 13 mmhg.
Jadi jaringan kapiler bertekanan tinggi di dalam glomerulus bekerja pada tekanan rata-rata sebesar 60 mmHg, sehingga menyebabkan filtrasi cairan yang cepat ke kapsule bowman. Sebaliknya 1 jaringan kapiler bertekanan rendah di dalam sistem kapiler peri-j tubulus bekerja pada tekanan rata-rata 13 mmHg yang memung kinkan absorbsi cairan yang cepat karena tingginya tekanan osmotik plasma.
- Struktur Ginjal
a. Struktur Sekitar Ginjal
- Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true kapsule) ginjal dan di luar terdapat jaringan lemak perirenal.
- Disebelah cranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Ke¬lenjar adrenal bersama-sama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah ekstra vasasi urine pada saat terjadinya trauma ginjal. Selain itu fasia gerota berfungsi sebagai barier dalam menghambat penyebaran infeksi atau menghambat metastase tumor ginjal keorgan disekitarnya.
- Disebelah posterior ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang iga ke XI dan XII
- Sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh organ intra peritoneal.
- Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon dan duodenum sehingga letaknya lebih rendah dari yang kiri. Sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pangkreas, jejenum dan kolon.
b. Struktur Ginjal
- Secara anatomis ginjal dibagi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal.
- Di dalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan di dalam medulla banyak terdapat duktus ginjal.
- Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam glomerulus kemudian ditubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsijdan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari ± 180 liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.
- Sistem pelvikalis ginjal terdiri atas kaliks minor, infundi-bullum, kaliks mayor dan pileum/pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikalis terdiri atas epitel transisional dan dinding-nya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter.
c. Nefron
Merupakan satuan fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dan tiap nefron dapat membentuk urina sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah.
Gambar Sel yang dikelilingi oleh komponen sel (dari Ethel Sloanei anatomi dan fisiologi untuk pemula, 320 : 2004, EGC .
Pada dasarnya nefron terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1). Glomerulus
Bagian ini mengandung anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul bowman dan menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah kesistem vena melalui arteriol aferen. Glomerulus berdiameter 200 mm, dibentuk oleh invagiansi suatu anyaman kapiler yang menempati kapsula bowmen dimana cairan difiltrasikan.
a). Filtrasi Glomerulus
- Cairan yang difiltrasikan melalui glomerulus ke dalam kapsula bowman disebut filtrat glomerulus
- Lapisan pada membran glomerulus
• Lapisan Endotel kapiler
• Membran basalis
• Lapisan sel epitel yang diilustrasikan pada permukaan luar kapiler glomerlurus.
Tetapi permeabilitas kapiler membran glomerulus 100-1000 kali permeabilitas kapiler biasa.
- Sangat besarnya permeabilitas glomerulus mem-brana disebabkan oleh struktur khususnya, sel endotel kapiler yang melapisi glomerulus terdapat pori-pori yang disebut fanestra. Dan pada filtrat harus melewati 3 lapisan di atas sehingga baru bisa filtrat dialirkan ke kapsula bowman.
- Cela pori glomerulus menghalangi partikel yang besarnya lebih dari 7 nanometer misalnya protein plasma.
- Komposisi cairan filtrat golmerulus mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan yang merembes dari ujung arteri kedalam cairan inter-stisial. Tidak mengandung eritrosit dan hanya mengandung 0,03 persen protein atau 1/200 pro¬tein di dalam plasma. Elektrolit dan komposisi solut lain dari filtrat glomenilus juga ditemukan pada cairan interstisial.
b). Laju Filtrasi Glomerulus
- Jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal disebut laju filtrasi glomerulus.
- Pada orang normal sekitar 125 ml/mnt, tetapi; dalam berbagai keadaan dapat berubah sampai 200 ml/mnt. Dengan perkataan lain dalam sehari j sekitar 180 liter. Dan lebih dari 99 persen filtrat tersebut biasanya reasorbsi di dalam tubulus dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk urine.
- Filtrasi glomerulus terjadi dengan cara yang hampir I sama seperti merembesnya cairan pada kapiler yang bertekanan tinggi ke dalam tubuh, yaitu tekanan di dalam kapiler glomerulus menyebabkan filtrasi cairan melalui membran kapiler kedalam kapsule bowman. Sebaliknya tekanan osmotik koloid di I dalam darah dan tekanan di dalam kapsula bow- j man menentang filtrasi tersebut. Tekanan kapsula I bowman sekitar 18 mmHg.
- Tekanan osmotik koloid sekitar 32 mmHg.
- Tekanan filtrasi adalah tekanan netto yang memaksa j cairan keluar melalui membran glomerulus, dan inij sama dengan tekanan glomerulus dikurangi jumM tekanan osmotic koloid glomerulus dan tekanan kapsuh,\ sehingga tekanan filtrasi normal sekitar 10 mmHg
Koefisien filtrasi disebut Kf, yang merupakan konstanta dan merupakan laju filtrasi glomerulus untuk kedua ginjal per mmHg tekanan filtrasi glomerulus sama dengan tekanan filtrasi dikalikan koefisien filtrasi.
c). Faktor yang Mempengaruhi LFG (GFR)
• Tekanan Arteri, bila tekanan arteri mening-kat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam glomerulus, sehingga laju glomerulus mening-kat, tetapi peningkatan filtrasi masih diatur oleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glo¬merulus yang meningkat drastis.
• Efek Kontriksi arteriol aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen me-nurunkan kecepatan aliran darah kedalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan tekanan glomerulus, akibatnya terjadi pe-nurunan filtrasi glomerulus.
• Efek Kontriksi arteri eferen, kontriksi arteriol eferen meningkatkan tahanan terhadap aliran keluar dari glomerulus dan ini akan mening¬katkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga akan menurun.
• Efek aliran darah glomerulus atas laju filtrasi glomerulus, bila arteriol aferen dan eferen berkontraksi, maka jumlah darah yang me-ngalir ke glomerulus tiap menitnya akan me-nurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan osmotik koloid plasma di dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.
d). Auto regulasi Laju Filtrasi Glomerulus
- Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urina, tekanan ini dapat ber-ubah dari sekecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg.
- Hal ini menyebabkan perubahan yang sangat kecil atas laju fitrasi glomerulus. Efek ini disebut Auto¬regulasi Laju Fitrasi Glomerulus. Ini penting karena nefron memerlukan laju fitrasi glomerulus yang optimum jika ia melakukan fungsinya. Bahkan laju fitrasi glomerulus lebih besar/lebih kecil 5% dapat menyebabkan pengaruh yang besar yaitu kehilang-an cairan yang berlebihan kedalam urina. Ekskresi produk-produk sisa yang diperlukan terlalu kecil.
- Mekanisme umpan balik vasodilatator arteriol aferen.
- Mekanisme umpan balik vasokontriktor arteriol aferen.
- Mekanisme Autoregulasi Laju Fitrasi glomerulus - umpan balik tubuloglomerulus mungkin timbul seluruhnya atau hampir seluruhnya pada kom-pleks justaglomerulus yang mempunyai sifat laju fitrasi glomerulus yang rendah memungkinkan reabsorpsi klorida yang berlebihan di dalam tubulus jadi menurunkan konsentrasi ion klorida, pada macula densa.
2). Tubulus
- Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir 1) melalui Tubulus proksimal, 2) Ansa henle, 3) tubulus distalis 4) duktus koligentes, kedalam pelvis ginjal.
- Sepanjang perjalanan ini zat direabsorbsi dan di sekresi secara selektif oleh epitel tubulus, dan cairan yang dihasilkan memasuki pelvis ginjal sebagai urine.
- Reabsorbsi memegang peranan lebih penting daripada sekresi pembentukan urin. Tetapi sekresi sangat pen-ting dalam menentukan ion kalium, hydrogen dan beberapa zat lain di dalam urine.
- Mekanisme dasar absorbsi dan sekresi dalam tubulus adalah :
• transpor aktif melalui dinding tubulus: Tiap sel mempunyai brush boerder pada permuka-an sel yang menghadap ke lumen. Tranposrt aktif natrium terjadi dari bagian dalam sel epitel melalui membran basalis. Transport keluar sel ini me-ngurangi konsentrasi natrium di dalam sel dan me-nurunkan potensial listrik di dalam sel. Kemudian karena konsentrasi rendah ini dan potensial negatif di dalam sel menimbulkan suatu perbedaan konsentrasi ion natrium, sehingga melakukan dif usi dari tubulus melalui brush border ke dalam sel. Bila sudah berada di dalam sel tersebut, natrium diangkut dengan proses tranport aktif ke dalam peritubular.
• transpor pasif : bila berbagai solut ditransport keluar dari tubulus dan melalui epithel tubulus, maka konsentrasi totalnya di dalam lumen tubulus menurun dan yang di luar akan meningkat. Ini jelas menimbul kan perbedaan-perbedaan konsentrasi yang me-nyebabkan osmosis air dalam darah yang sama dengan tranpor solut. Tetapi beberapa bagian dari sistem tubulus lebih permeabel terhadap air dari pada yang lain.
- Salah satu fungsi ginjal yang paling penting adalah untuk mangatur osmolalitas cairan tubuh. la berlaku begitu dengan mengekresikan kelebihan jumlah air kedalam urine bila cairan-cairan tubuh terlalu encer atau dengan mengekresikan kelebihan jumlah solut bila cairan tersebut terlalu pekat. Keseimbangan Glomerulo-tubulus dan hubungan dengan eksresi volume cairan dengan istilah keseimbangan glomerulo tubulus, dapat diartikan bila laju filtrasi glomerulus meningkat, semua filtrat tambahan direabsorbsi dan tidak keluar kedalam urine.
3). Gelung Henle
4). Tubulus Distal Konvulta
5). Duktus Koligen Medula
2. Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang ber-ungsi mengaHrkan urine dari pielum ginjal kedalam buli-buli. Pada •rang dewasa panjangnya kurang lebih 20 cm. Dinding terdiri atas nukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot polos sirkulair lan longitudinal yang dapat melakukan peristaltic (kontraksi) guna nengeluarkan urine ke buli-buli.
Jika karena suatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urine, erjadi kontraksi otot polos yang berlebihan yang bertujuan untuk nendorong atati mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih. Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala sesuai dengan irama kontraksi ureter.
Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada ditempat lain, sehingga batu atau benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut ditempat itu. Tempat penyempitan itu antara lain adalah 1) pada perbatasan antara pel¬vis renalis dan ureter atau pelvi ureter juction, 2) tempat ureter menyilang arteri iliaka rongga pelvis dan 3) pada saat ureter masuk ke buli-buli. Ureter masuk kebuli dalam posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli (intra mural). Keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau refluk vesiko ureter pada saat buli-buli berkontraksi.
Gambar Ureter
Untuk kepentingan radiology dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi 2 bagian yaitu ureter pars abdaminalis yaitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka dan ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk buli-buli.
Di samping itu ureter secara radiologis dibagi 3 bagian yaitu: 1) Ureter 1/3 Proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sacrum, 2) Ureter 1/3 medial mulai dari batas atas sacrum sampai pada batas bawah sacrum dan 3) Ureter 1/3 distal mulai batas bawah sacrum sampai masuk ke buli-buli.
3. Buli-Buli
Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyam. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, ditengah merupakan otot sirkulair, dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.
Secara anatomis bentuk buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu
1) permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum,
2) dua permukaan inferiolateral dan 3) permukaan posterior.
Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi. Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal yang volume untuk orang dewasa ± 300 - 450 ml, sedangkan untuk anak menurut formula dari koff adalah:
Kapasiatas buli = (umur (tahun) + 2) x 30 ml.
Pada saat kosong, buli-buli terletak dibelakang simphisis pu-bis dan pada saat penuh berada di atas simphisis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi. Buli-buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medulla spinalis segmen sacral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot destrusor, terbukanya leher buli dan relaksasi spingter uretra sehingga terjadi proses miksi.
4. Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani /sperma. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada pembatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada pembatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna dipersarafi oleh sistem saraf simpatis sehingga pada saat buli-buli penuh sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang, pada saat kencing spingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing.
Panjang uretra wanita ± 3-5 cm, sedangkan uretra pria idewasa ± 20-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering pada pria.
Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika 'aitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra >ars membranase. Dibagian posterior lumen uretra prostatika, erdapat tonjolan verumontanum dan disebelah proksimal dan dis-al dari verumontanum ini terdapat Krista uretralis.
Bagian akhir dari vasdeferen yaitu kedua duktus ejaku-atorius terdapat dipinggir kiri dan kanan verumontanum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktud prostatikus yang tersebar diuretra prostatika.
Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra anterior terdiri atas 1) pars bulbosa, 2) pars pendularis 3) fossa navikularis dan 4) Meatus uretra eksterna. Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar cowperi berada di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara diuretra pars bulbosa.
Letak uretra wanita berada di bawah simphisis pubis dan bermuara disebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra diantara kelenjar skene. Kurang lebih 1/3 me¬dial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsi mempertahankan urine tetap berada di dalam buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna.
5. Pembentukan Urine
Daya reabsorbsi tubuli renalis ada maksimalnya. Bila glukosa dalam filtrat terlalu banyak, glukosa bisa didapatkan dalam urine (pada penderita kencing manis/DM).
Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan komposisi Air sekitar 96% dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya (Elek-trolit terutama natrium dan sisa metabolisme terutama ureum, asam urat dan creatinin). Dalam urine sering didapatkan leuco¬cyte dan erytrocite 1-2 buah/lapangan pandang (ini normal). Pada penderita icterus adanya bilirubin dan urobilin yang menyebabkan urine menjadi kuning.
Darah dari aorta- Arteri renalis- Afferent arteriole –Glomerulus -Terbentuk filtrat glomerulus (170 liter/24 jam) Komposisi: darah, sel-sel darah dan protein). Sel darah dan protein tidak dapat melewati membran glomerulus. -Tubulus renalis (terjadi proses sekresi dan reabsorbsi air, elektrolit dll.) Tubuh memilih mana yang perlu dibuang dan yang perlu diambil kembali. -Urea dikeluarkan. Protein dan glukosa djreabsorfasi kembali sehingga tidak terdapat protein dan glukosa diurin. -Urine (1,5 liter / 24 jam).
6. Mikturasi
Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul refleks rasa ingin kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesica urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya disebabkan oleh:
1. BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat.
2. Batu urethra.
3. Striktura urethra, urethra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi.
Proses Miksi dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra. Darah memasuki glomerulus aferen dan kemudian meningkat melalui arteriol aferen. Glomerulus merupakan suatu jalinan dari 50 kapiler sejajar yang dilapisi oleh sel-sel epitel. Tekanan darah di dalam glomerulus menyebabkan cairan difiltrasikan ke dalam kapsula Bowman. Dari situ ia mengalir pertama ke dalam tubulus proksimalis. Dari sini cairan tersebut mengalir ke dalam ansa Henle, kemudian turun ke bawah ke medulla ginjal, sekitar seper-tiga sampai seperlima menembus jauh ke dalam medula. Bagian bawah ansa henle tersebut mempunyai dinding sangat tipis dan oleh karena itu disebut segmen tipis ansa Henle. Dari ansa Henle cairan tersebut mengalir melalui tubulus distalis. Akhirnya cairan tersebut mengalir ke dalam tubulus (duktus) koligens yang me-ngumpulkan cairan dari beberapa nefron. Duktus koligens berjalan dari korteks kembali ke bawah melalui medulla, sejajar dengan ansa Henle, kemudian ia bermuara ke dalam pelvis ginjal.
Ketika filtrat glomerulus mengalir mealui tubulus tersebut, kebanyakan air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya direabsorpsi ke kapiler, peritubulus, dan sejumlah kecil. Solut lain disekre-sikan ke dalam nobulus. Air dan solut tubulus yang tersisa menjadi urina.
Proses Miksi :
Fase pengisian
Pves : < 20 cm H2O dan Pup : 60 - 100 cm H2O
Fase Ekspulsi :
Isi blader 200 - 300 ml Mulai terangsang ingin kencing
I Reseptor Strecth
I Syaraf Otonom PS S2 - 4
I Tonus Bladder 60 - 120 cm Hf) (ingin kencing)
Up membuka, sp. Eks masih menutup
7. Pengaturan Keseimbangan Asam – Basa
Adalah pengaturan konsentrasi ion hidrogen di dalam cairan tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dalam berbagai larutan dapat berubah-ubah dari kurang dari pada 10-4 ekuivalen per liter sampai lebih tinggi dari 100, yang berarti suatu variasi total sebesar lebih daripada satu kudrilion kali.
Konsentrasi ion hidrogen dalam cairan ekstrasel biasanya diatur pada suatu nilai konstan kira-kira sebesar 4 x 10-8 Eq/liter Nilai ini dapat bervariasi dari serendah 1, 0 x 10-8 sampai setingg 1, 0 x 10-7 tanpa menyebabkan kematian.
PH dihubungkan dengan konsentrasi ion hidrogen yang sebenarnya dengan rumus berikut ini (bila konsentrasi H+ dinyatakan dalam ekuivalen per liter).
1
pH = log ————————— = -log konsentrasi H+
Konsentrasi H+
Dari rumus ini dapat disimpulkan bahwa suatu pH yang rendah sesuai dengan suatu konsentrasi ion hidrogen yang tinggi, yang disebut Asidosis. Dan sebaliknya pH yang tinggi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah disebut Alkalosis.
B. Sistem Respirasi/ Pernafasan
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara kepermukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sis-tern pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melem-babkan udara yang masuk juga melindungi permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan udara diparu-paru melalui saluran pernafasan atas.
1. Pengertian Pernafasan
- Pernafasan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh serta lingkungan.
- Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh.
- Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi.
2. Fungsi Pernafasan
Beberapa fungsi pernafasan yang penting adalah:
• Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran.
• Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.
Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu:
• O2 - hidung - trachea - alveoli - pembuluh kapiler alveolus -ikatan O2 dengan Hb - jantung - seluruh tubuh sampai ke setiap sel.
• CO2 - membran alveoli - kapiler - alveoli - bronchroli - bron¬chus - trakea - hidung.
3. Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebagai berikut: Rongga hidung, faring, taring, trakea, percabangan bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus).
Gambar: Sistem pernafasan secara unaan (dari Joyce LKee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 421 :1996, EGC)
4. Rongga Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farink dan selaput lendir. Semua sinus yang mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung.
Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut:
- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
- Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
- Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
- Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.
Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut nasophaynk. Rongga hidung dan nasoparing berhubungan dengan:
- Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial. Berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium (lubang). Terdapat beberapa sinus paranasalis, sinus rnaksilaris dan si¬nus ethmoidalis yang dekat dengan permukaan dan sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis yang terletak lebih dalam.
- Duktus nasolacrimalis, yang meyalurkan air mata kedalam hidung.
- Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah.
Pada rongga hidung misalnya terjadi influenza atau hidung buntu, tak boleh dilupakan kemungkinan tertutupnya lubang-lubang tersebut sehingga dapat menimbulkan penumpukan cairan dan terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang telinga tengah akibatnya bisa terjadi sinusitis, otitis media, keluar air mata, karena duktus nasolacrimalis buntu. Karena itu pada hidung buntu perlu diberi obat-obatan tetes hidung untuk mengurangi kemung¬kinan tertutupnya lubang-lubang tersebut di atas.
Gambar : Saluran pernafasan pertama (hidung)
5. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila terjadi radang disebut pharyngitis. Far¬ing terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring.
1. Nasofaring
Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal melalui dua naris internal (koana), yaitu:
- Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi kendang telinga.
- Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid dapat menghambat aliran darah.
2. Orofaring
Dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan palatum keras tulang.
- Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.
- Amandel palatinum terletak pada kedua sisi ororfaring posterior.
3. Laringofaring
Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.
6. Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi (misalnya difteri) dan tumor.
Di bagian laring terdapat beberapa organ yaitu:
- Epiglottis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup lar¬ynx sewaktu orang menelan. Bila waktu makan kita berbicara (epiglottis terbuka), makanan bisa masuk ke larynx (keslek) dan terbatu-batuk. Pada saat bernafas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan epiglotis menutup laring. Jika masuk ke laring maka akan batuk dan dibantu bulu-bulu getar silia untuk menyaring debu, kotoran-kotoran.
- Jika bernafas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat disaring, dilembabkan atau dihangatkan yang me-nimbulkan gangguan tubuh dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
- Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan, sehingga lebar sela-sela antara pita-pita tersebut berubah-ubah sewaktu bernafas dan berbicara. Selama pernafasan pita suara sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk.
7. Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan fang terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir.
Gambar : Anatomi Saluran Nafas besar (Trakea & Bronkus)
8. Percabangan Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut intrapuhnonar.
Gambar: Saluran nafas besar dan bagian paru
9. Paru-paru (bronkiolus, alveolus)
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu Struktur blok padat yang berada dibelakanj tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan bersisi udara dengan pembagian ruang sebagai berikut:
1. Paru kanan, memiliki tiga lobus
2. dan paru kiri dua lobus
Gambar: Saluran nafas besar
10. Proses Terjadinya Pernafasan
Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan ekspirasi udara dari paru-paru kelingkungan luar tubuh. Ins¬pirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus pernikus lalu mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan ken-dor lagi dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
11. Pengaturan Dan Pengendalian Pernafasan
Mekanisrne pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu faktor kimiawi dan pengendalian oleh saraf.
12. Bentuk Dari Pernafasan
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu:
a. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)
- Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan tidak baik atau terganggu.
- Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafas¬an semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12 pernafas¬an/menit atau 4,2 liter/menit.
Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih sedikit dari pada pernafasan lambat dan dalam pada volume pernafasan semenit yang sama. Semua proses ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Jika gerak badan lebih banyak darah dari paru-paru membawa banyak CO2 dan sentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini me-rangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memper-besar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Gambar : Proses pernafasan
b. Pernafasan jaringan (interna)
- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel mengambil O2 untuk proses metabolisme dan darah menerima hasil buangan CO2 dari jantung dan paru keluar.
- Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.
c. Pernafasan Tingkat sel
adalah Penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produksi CO2 oleh sel-sel tubuh.
13. Transportasi (Pertukara gas)
Transportasi Darah paru - Jantung & keseluruh tubuh
14. Volume Dan Kapasitas Paru
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan expirasi dapat diukur melalui spirometer.
a. Volume
a. Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.
b. Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ex¬tra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximum di atas inspirasi tidal. GDI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada perempuan.
c. Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidak normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.
d. Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-; laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Vo¬lume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.
b. Kapasitas
a. Kapasitas, residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam sistem respiratorik
setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
b. Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)
c. Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, vol¬ume cadangan inspirasi dan volume cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4. 500 ml.
d. Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total uadara yang dapat ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR) Nilai rata-ratanya adalah 5. 700 ml.
15. Kecepatan Pernafasan
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bemafas dengan normal maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-ekspirasi-istirahat). Tabel 5.1 Kecepatan pernafasan normal
C. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang me-nerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, pene-lanan dan pencampuran) dengan enzym dan zat cair yang ter-bentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
1. Fungsi Sistem Pencernaan
Fungsi primer saluran pecernaan adalah menyediakan suplai terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, sehingga siap diabsorbsi. Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh.
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya.
Beberapa pengertian secara umum mengenai proses pen¬cernaan adalah sebagai berikut:
1. Ingesti, adalah masuknya makanan ke dalam mulut, disini terjadi proses pemotongan dan penggilingan makanan yang dilakukan secara mekanik oleh gigi.
2. Peristalsis, adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
3. Digesti, adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung.
4. Egesti, (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
5. Absorbsi, adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh.
2. Susunan Saluran Pencernaan Secara Umum
Saluran pencernaan makanan secara umum terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut: Mulut - Pharynx (tekak) - Oesopha¬gus (kerongkongan) - Ventrikulus / gaster (lambung) - Usus halus -Colon (usus besar) - Anus.
Gambar : Sistem pencernaan secara umum (dari Joyce L.Kee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 509 :EGC).
3. Mulut (Oris)
Mulut merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pen¬cernaan.
Secara umum mulut terdiri atas 2 bagian yaitu:
1. Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
2. Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan len¬dir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).
Dimulut ada beberapa bagian yang perlu diketahui yaitu antara lain:
a. Palatum
Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu:
- Palatum Durum (palatum keras), yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum
- Palatum mole (palatum lunak), terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
b. Rongga mulut
1) Gigi
Manusia memiliki 2 susunan gigi 2 yaitu gigi primer dan gigi sekunder.
- Gigi primer, dimulai dari ruang diantara dua gigi de-pan yang terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua geraham (molar), dan untuk total keseluruhan 20 gigi.
- Gigi sekunder, terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar (bicuspid) dan tiga geraham (tricuspid) untuk total keseluruhan 32 buah.
Juga gigi ada 2 (dua) macam, yaitu:
- Gigi suiting, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan
- Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18
tahun jumlahnya 32 buah.
Fungsi gigi adalah dalam proses mastikasi (pengunyaan). Makanan yang masuk dalam mulut dipotong menjadi ba-gian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
2) Lidah
Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saaat di-kunyah atau ditelan. Selain itu juga untuk pengecapan dan produksi wicara. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, dilekatkan pada frenulum lin¬gua. Dibagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan nafas. kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas 3 bagian, yaitu:
- Radiks lingua = pangkal lidah
- Dorsum lingua = punggung lidah
- Apeks lingua = ujung lidah
Pada lidah terdapat indera peraba dan perasa:
- Asin, dibagian lateral lidah.
- Manis, dibagian ujung dan anterior lidah.
- Asam, dibagian lateral lidah.
- Pahit, dibagian belakang lidah.
3) Kelenjar ludah
Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernatna duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ini mensekresi sa liva kedalam rongga oral. Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan didalam rongga mulut, yang disarafi oleh saraf-saraf tak sadar
Disekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu :
a. Kelenjar parotis, letaknya di bawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular duktusnya duktus stensoni
b. Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular), terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan/renulwi lingua. Ukuran kurang lebih sebesar kacang kenari
c. Kelenjar sub lungualis, letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bennuara didasar rongga mulut
• Fungsi Saliva
- Memudahkan makanan untuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjadi bolus, yaitu gumpalan yang siap tintuk ditelan sehingga terjadi pelarutan makanan secara kimia
- Mempertahankan bagian mulut dan lidah tetap lembab atau basah sehingga memudahkan lidah bergerak saat bicara
- Mengandung ptyalin atau amilase, yaitu suatu enzim yang mengubah zat tepung menjadi maltosa dan polisakarida
- Sebagai zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti obat, virus, dan logam dieksresi kedalam saliva
- Sebagai zat antibakteri dan antibody yang berfungsi untuk membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
• Kendali syaraf pada saliva
Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis (pikiran akan makanan), mekanis (keberadaan makanan), atau kimiawi (jenis makanan). Stimulus di bawah melalui serabut aferen dalam syaraf cranial V, Vn, IX dan X menuju nuclei salivatori inferior dan superior dalam medulla. Semua kelenjar saliva dipersyarafi serabut simpatis dan parasimpatis.
• Komposisi Saliva
Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim amilase serta berbagai jenis ion (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium, juga sekresi mucus yang lebih kental dan lebih sedikityang mengandung glikoprotein (musin), ion dan air.
4. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulul dengan kerongkongan (osefagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amande) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makan-an, yang letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilang-an. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan didepan dari ruas tulang belakang.
Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus priformis masuk ke osofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah konstraksi secara bersamaan.
Gambar : Osefagus dan struktur yang berhubungan
5. Oesofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan di¬ameter sekitar 2. 54 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati diafragma dan hiatus esofogus. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
Lapisan terdiri dari 4 lapis yaitu mucosa, submucosa, otot (longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau bolus berjalan dalam oesofagus karena gerakan peristaltik, yang berlangsung hanya beberapa detik saja.
Fungsi esofagus adalah menggerakkan makanan dari faring kelambung melalui gerak peristaltis. Mukosa esofagus mem-produksi sejumlah besar mucus untuk melumasi dan melindungi esofagus tetapi esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.
6. Lambung (gaster)
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan osofagus melalui arifisium pilorik, terletak di bawah diapragma di depan pankreas lan limpa, menempel disebelah kiri fundus utreri.
• Bagian-bagian lambung
Regia-regia lambung terdiri dari:
a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvantura minor,
c. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pilorus
d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus.
e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvantura minor ter-bentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Liga-mentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa.
f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
• Fungsi Lambung
- Menampung makanan, menghancurkan dan menghalus-kan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya inter¬val waktu yang panjang antara saat makan dan kemampu-an menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai ma¬kanan ini dapat terakomodasi dibagian bawah saluran.
- Froduksi kimus, aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (masssa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya kedalam duodenum
- Digesti protein, lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida
- Produksi mucus, mucus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri
- Produksi faktor instrinsik, yaitu glikoprotein yang disekresi sel parietal dan vitamin B12 yang didapat dari makanan yang dicerna dilambung yang terikat pada faktor instrinsik. Komplek faktor instrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, di mana tempat vitamin B12 di absorbsi
- Absorbsi, dilambung hanya terjadi absorbsi nutrien sedikit. Beberapa zat yang diabsorbsi antara lain adalah beberapa obat yang larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung serta zat yang larut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.
7. Usus Halus
• Pengertian
Adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar.
• Susunan usus halus
a. Duodenum : Organ ini disebut juga usus 12 jari panjangnya 25 - 30 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pancreas vane menghasilkan amilase yang berfungsi mencerna hidrat arang menjadi disakarida. Duodenum merupakan bagian yang terpendek dari usus halus.
Gambar : Bagian usus halus dan usus besar
b.Yeyenum : Adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjang-nya 1 - 1,5 m.
c. ileum : Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar de panjang 2-2, 5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum: pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lip peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebag mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan de sekum dengan perantaraan lubang yang bernama Orifisium Ikoseihilis, Orifisium ini diperkuat oleh spinier; ikoseikcdis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula bcaikini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke ileum.
Mukosa usus halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovilli memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan.
• Gerakan Usus Halus
Pergerakan usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh sistem syaraf otak.
Gerakan usus halus antara lain adalah:
- Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama dengan mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan absorbtif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks kesegmen lain. ri' Gerakan segmental memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorbsi.
- Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus kearah bawah disepanjang saluran
- Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur.
• Fungsi usus halus
- menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe dengan proses sebagai berikufc
- menyerap protein dalam bentuk asam amino,
- karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida b. Secara selektif mengabsorbsi produk digesti dan juga air, garam dan vitamin.
• Kelenjar yang dihasilkan Usus Halus
Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempumakan makanan yaitu:
- Enterokinase, mengaktifkan enzim tripsinogen pancreas menjadi tripsin yang kemudian mengurai protein dan peptida yang lebih kecil .
- Aminopeptidase, Tetrapeptidase dan dipeptidase yang mengurai peptida menjadi asam amino bebas .
- Amilase usus yang menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa, sukrosa dan laktosa)
- Maltase, isomaltase, lactase dan sukrase yang memecah disakarida maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi monosakaridu
- Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol.
- Erepsin, menyempumakan pencernaan protein menjadi asam amino.
- Laktase, mengubah laktase menjadi monosakarida.
- Maltosa, mengubah maltosa menjadi monosakarida.
- Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida.
• Absorpsi Makanan
Makanan yang telah dicerna oleh berbagai getah pence yaitu ludah, getah lambung, getah pancreas, dan sukus enterik merijadi bentuk yang sederhana (protein menjadi asam ar lemak menjadi gliserol dan asam lemak, karbohidrat menjadi monosakarida). Akhirnya siap untuk diabsor'bsi didalain usus halus melalui dua saluran yaitu pembulu kapiler darah clan saluran lirnfe di Vili usus halus, dan oleh vena porta di bawah kehati iintuk mengalami beberapa perubahan.
Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya ber~ langsung didalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pem-buluh kapiler dalam darah dan saluran limfe yang verada di sebelah dalam permukaan vili usus. Sebuah vilus berisi lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat bersama oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelium.
Jalur dalam absorbs!, diusus halus melalui jalur absorbtif, yaitu produk-produk seperti monosakarida, asam amino, asam le-mak, dan gliserol, juga air, elektroiit, vitamin dan cairan pencernaan diabsorbsi menembus membran sel epitel duodenum dan yeyenum. Hanya sedikit yang berlangsung diileum kecuali garam-garam empedu dan vitamin B12.
8. Hati (Hepar)
Organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500 kg. Letaknya di bagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma. Hepar terletak di quadran kanan atas abdomen, di bawah diafragma dan terlindungi oleh tulang rusuk (costae), sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba). Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien vena porta hepatica.
• Pembagian Hati
Hati dibagi atas 2 lapisan utama yaitu:
a. Permukaan atas berbentuk cembung, terletak di bawah diafragma.
b. Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transjersus dan fisura longitudinal yang memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan yaitu Lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus.
• Pembuluh Pada Hati
Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu:
- Arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika.
- Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan 20% darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatika. Pembuluh darah halus berjalan diantara lobulus hati disebut Vena interlobuler.
Gambar : Posisi hati dan pembulu darah disekitar hati
• Fungsi Hati
a. Sekresi
- Hati memproduksi empedu dibentuk dalam sistem retikulo endotelium yang dialirkan ke empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbs! lemak
- Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa menjadi glikogen
b. Metabolisme
- Hati berperan serta dalam mempertahankan homeos-tatik gula darah.
- Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlu-kan tubuh.
- Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak dan hasil penguraian protein meng-hasilkan urea dari asam amino berlebih dan sisa nitro¬gen. Hati menerima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
- Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein
c. Penyimpanan
- Hati menyimpan glikogen, lemak, vitamin A, D, E, K, dan zat besi yang disimpan sebagai feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepas- j kan bila zat besi diperlukan.
- Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan I disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan-j nya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan
d. Detoksifikasi
- Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasij toksin dan obat dan memfagositosis eritrosit dan zatj asing yang terdisintegrasi dalam darah.
- Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dieksresi dalam empedu dan urin (mendetoksifikasi).
e. Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang.
Gambar : Posisi hati dan Kandung empedu
9. Kandung Empedu
a. Pengertian
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm berisi 60 cm3.
b. Anatomi sekresi empedu
Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatica menyatu untuk membentuk duktus he¬patic komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sisticus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis. Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pancreas bermuara diduodenum atau dialihkan untuk| penyimpanan dikandung empedu.
c. Fungsi Kandung Empedu
- Sebagai persediaan getah empedu dan membuat getah empedu menjadi kental.
- Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sdj hati jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 ml sehari yang digunakan untuk mencerna lemak 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zatj lainnya.
d. Kendali Sekresi Aliran Empedu
Sekresi empedu diatur oleh faktor impuls parasimpatis hormon sekretin dan CCK. CCK dilepas untuk mengkontr. otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter oddi, cairi empedu kemudian didorong ke dalam duodenum
e. Komposisi Getah Empedu
Getah empedu adalah suatu cairan yang disekresi setiap oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 5000-1000 cc, sekresinnya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna lemak.
Empedu berwarna kuning kehijauhan yang terdiri dari 97% air, pigmen empedu dan garam-garam empedu.
Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini me-rupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses. Warna kekuningan pada jaringan (jaundice) merupa-kan akibat dari peningkatan kadar bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati, peningkatan dekstruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh batu empedu.
Garam-garam empedu, yang terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Setelah diekskresi kedalam usus garam tersebut direabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali kehati dan didaur ulang kembali, peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohe-patika garam empedu.
Fungsi dari garam empedu dalam usus halus adalah:
- Emulsif ikasi lemak, garam empedu mengemulsi glob¬ules lemak besar dalam usus halus yang kemudian dijadikan globules lemak lebih kecil dan area permukaaan yang lebih luas untuk kerja enzim
- Absorbsi lemak, garam empedu juga membantu mengabsorbsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel
- Pengeluaran kolesterol dari tubuh, garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil yang disebut micelle yang akan dibuang melalui feses
10. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar lambung.
a. Kelenjar Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II di belakang lambung.
b. Fungsi Pankreas
- Fungsi eksokrin (asinar), yang membentuk getah penkre yang berisi enzim-enzim pencernaan dan larutan beraii yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tingg Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui dukti pancreas, yang menyatu melalui duktus empedu komt dan masuk keduodenum dititik ampula hepatopankr Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum mela duktus penkreatikus, yang bermuara pada papila vati yang terletak pada dinding duodenum. Pankreas menerin darah dari arteri penkreatika dan mengalirkan darahnjj ke vena kava inferior melalui vena pankreatika.
- Fungsi endokrin (pulau langerhans), sekelompok kecil sel epiteliurn yang berbentuk pulau-pulau kecil atau kepulauan langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin dan glukagon yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah dibawa ke jaringan tanpa melewati duktus untuk membantu metabolisme karbohidrat.
c. Hasil Sekresi dan Komposisi cairan Pankreas
Cairan pancreas mengandung enzim -enzim untuk mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
1). Enzim proteolitik pancreas (protease), yaitu
- Tripsinogen, yang disekresi pancreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi oleh usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.
- Kimotripsin, teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein.
- Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase,adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasikan asam-asam amino bebas.
2). Lipase Pankreas, yang menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.
3). Amilase pancreas, yang menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).
4). Rribonuklease dan deoksiribonuklease, yang menghidro¬lisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.
11. Usus Besar
• Gambaran Umum
Usus besar merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam dilambung, 6 sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya berada disus besar.
Gambar : Anatomi usus besar
• Anatomi
Panjangnya ± 1, 5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukuran-nya lebih besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak menuliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae circulares). Serabut otot longitudinal dalam muskulus externa membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltic, sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Usus besar terdiri dari caecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, colon sigmoid, rectum dan canalis ani serta spinkter ani.
• Fungsi usus besar
Fungsi usus besar antara lain adalah:
- Menyerap air dan elektrolit 80% sampai 90% dari makanan dan mengubah dari cairan menjadi massa
- Tempat tinggal sejumlah bakteri koli, yang mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari.
- Memproduksi vitamin antara lain Vitamin K, ribovlafin, dan tiarnin serta berbagai gas
- Penyiapan selulosa yang berupa hidrat arang dalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan sayuran hijau.
• Defekasi
Defekasi sebagian merupakan refleks, sebagian lagi merupakan aktivitas volunter (yaitu dengan mengejan terjadi kontraksi diafragma dan otot abdominal untuk meningkatkan tekanan intra abdominal).
Komposisi Feses mengandung:
- Air mencapai 75% sampai 80%,
- Sepertiga materi padatnya adalah bakteri
- Dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mu¬cus dan lemak.
- Feses juga mengandung sejumlah bakteri kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna.
- Warna coklat berasal dari pigmen empedu.
- Dan bau berasal dari kerja bakteri.
12. Peritonium
• Pengertian
Peritonium merupakan membran tipis, halus dan lembab pada rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen serta terdiri dari membran serosa rangkap.
• Bagian peritoneum
Peritonium terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Peritonium parietalis, yang melapisi dinding rongga ab¬domen,
b. Peritonium visceralis, yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut ruang peritonial atau kantong peritonium. Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk ke dalam rongga peritoneum.
Di dalam peritonium banyak terdapat lipatan atau kanton Lipatan besar (omentum mayor) banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung. Lipatan kecil (amentum mimor) meliputi hati, kurvatura minor dan membentuk mesenterium usus halus.
• Fungsi Peritoneum diantaranya
- Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis.
- Tempat pelekatan organ kedinding abdomen posterior dan satu sama lainnya.
D. Sistem Kardiovaskuler
Otot jantung bergaris lintang, sama seperti otot rangka Otot jantung mempunyai miofibril khas yang mengandung filamen aktin dan miosin yang hampir identik dengan filamen aktin dan miosin yang terdapat pada otot rangka. Tempat sel-sel otot jantung sangat kuat berikatan sehingga bila satu sel-selnya terangsang, potensial aksi menyebar ke semua sel dan menyebar ke seluruh kisi-kisi yang saling berhubungan Jantung berukuran sebesar kepalan tangan seseorang dan terletak dirongga thorax (dada).
1. Letak Jantung
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada (thorax), diantara kedua paru.
- Bagian depan dilindungi oleh sternum dan tulang - tulang iga setinggi kosta ke-3 sampai ke -4
- Dinding samping berhubungan dengan paru-paru dan faises mediastinaUs
- Dinding atas setinggi thorakal ke-6 dan servikal ke-2 ber- , hubungan dengan aorta, puknonalis, dan bronkus dekstra dan sinistra
- Dinding belakang, mediastinum posterior oesofagus, aorta desenden, vena azigos, dan kolumna vertebra torakalis
- Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Dua pertiga jantung berada di sebelah kiri sternum. Apeks jantung,; berada di sela iga keempat atau keHrna pada garis tengah klavicula. j Pada dewasa rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm dan lebar 9 on] dengan berat 300 sampai 400 gram.
Gambar : Letak jantung dalam dada
2. Struktur Jantung
Pada bagian permukaan inferior (Diafragma) sebagian besar adalah ventrikel kiri dan sebagian ventrikel kanan. Batas kanan jantung dibentuk oleh vena kava superior dan atrium kanan,
sedangkan batas kiri jantung dibatasi oleh dinding lateral ventrikel kiri. Basis jantung dibentuk oleh atrium kiri dan sebagian atrium kanan yang berada di iga ke 2 (dua). Selaput yang membungkus
I jantung disebut Perikardium, yang terdiri dari 2 lapisan:
l. Perikardiumfibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada, diafragma dan pleura.
2. Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium terdiri dari lapisan parietalis; melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga yang disebut rongga perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan perikardium kurang lebih 10 sampai 30 ml yang berguna untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung. Perikardium juga berfungsi sebagai barier terhadap infeksi dari paru dan mediastinum.
Gambar : Struktur jantung
3. Ruang Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
a. Atrium
Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang me-ningkatkan efektifitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Dalam keadaan normal jantung mempunyai kemampuan memompa lebih dari 300 sampai 500% darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung (res¬ervoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan inferior dan dari jantung melalui si¬nus koronarius. Tekanan di atrium kanan 2 sampai 6 mmHg dengan saturasi oksigen 75%. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri me¬nerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Tekanan atrium kiri 4 sampai 12 mmHg dengan saturasi oksigen 95% sampai 98%. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat yang disebut septum interatrium.
b. Ventrikel
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinea.
- Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Tebal dinding kanan biasanya 0,5 cm dan tekanan sistoliknya 15 -30 mmHg dan diastolik 0-5 mm Hg dengan saturasi oksigen 75%.
- Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompa¬kan ke seluruh tubuh melalui aorta. Tebal dari dinding ventrikel kiri kira- kira 1,5 cm. Tekanan sistolik ventrikel kiri normalnya adalah 120 mmHg dan diastolik 0-10 mmHg. Saturasi oksigen sebesar 95-98%.
Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut sep¬tum interventrikel. Ventrikel sebagai pompa sekunder, Volume akhir-diastolik dan akhir-sistolik ventrikel
- Volume akhir diastolik adalah selama diastole, pengisian ventrikel dalam keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120 sampai 130 ml.
- Waktu ventrikel kosong selama sistole, volumenya berkurang sekitar 70 ml (keadaan normal), yang dinamakan isi sekuncup (stroke volume). Dalam keadaan tertentu dapat naik sampai 200 ml, dan dapat turun sampai 140 ml.
- Energi untuk kontraksi jantung adalah energi kimia dari metabolisme asam lemak dan zat gizi (as. Laktat dan glukosa).
Gambar : Bagian dalam jantung
(dari Joyce L.Kee & Evelin, R. Hayes,
Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 450 : 1996, EGC )
4. Katup-Katup Jantung
Terdiri dari 4 (empat) katub yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah. Setiap katub berrespon terhadap perubahan tekan-an. Katub dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu katub atrioventrikular dan katub semilunar.
a. Katub Atrioventrikuler
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikuler. Katub yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun karub, disebut katub trikuspid. Sedangkan katub yang letaknya diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub mitral. Katub atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastolik ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi).
b. Katup Semilunar
Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Gambar : bagian dalam jantung
Kedua katub semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, terdiri dari tiga daun katub yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.
Pembukaan katub terjadi pada waktu masing-masing ventri¬kel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh arteri.
Disebelah atas daun katub aorta terdapat tiga penonjolan dinding aorta, yang disebut sinus valsava. Muara arteri koronaria terletak pada tonjolan-tonjolan ini. Sinus-sinus tersebut berfungsi melindungi muara koroner dari penyumbatan oleh daun katub pada waktu aorta terbuka.
Bila ventrikel kiri berkontraksi, masuknya darah ke dalam aorta dan arteri lain menyebabkan dinding arteri teregang dan tekanannya meningkat ke tekanan sistolik normal 120 mmHg. Pada akhir sistole tekanan darah dalam aorta turun pelan-pelan selama diastole karena darah yang disimpan dalam arteri elastik yang teregang terus mengalir melalui pembuluh darah perifer kembali ke vena. Sebelum ventrikel berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun sampai tekanan diastolik sekitar SOmmHg, yang merupakan 2/3 tekanan maksimum 120 mmHg yang terdapat selama kontraksi.
5. Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium dan endokardium
a. Perikardium
Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam medistinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan tulang rawan iga ke-2 sampai ke-6.
- Perikardium Fibrosum (fiseral) : merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembulu darah besar melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial
- Perikardium serosum (parietal) : dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Perikardium parietalis membatasi perikardium fibrosum sering disebut epikardium. Perikardium fiseral mengandung sedikit cairan yang erfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
b. Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima dara dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden ante¬rior dan tiga arteri sirkumflkes. Arteri koronaria kanan mem-berikan darah untuk sinotrial node, ventrikel kanan dan per-mukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengem-baUkan darah kesinus kemudian bersirkulasi langsung kedalam paru-paru.
c. Endokardium
Dinding dalamm atrium diliputi oleh membrane yang meng-kilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendiri yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kav. Dibagi-an ini terdapat bundelan otot paralel yang berjalan kedepan Krista, kearah bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang erjalan didepan muara V. Inverior menuju kesebelah tepi dan disebut vosa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.
6. Sistem Konduksi
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu:
- Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
- Irama, kemampuan membentuk impuls yang teratur
- Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls
- Daya rangsang, kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA ke nodus AV, sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat daripada sel jantung lain dengan otomatisasi 60 sampai 100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan, memperlambat, potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah dikeluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini, nodus AV melampaui poten¬sial aksi sekaligus, ke Jaringan konduksi ventrikular, memungkin-kan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh meng-ejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel, sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
Dari nodus AV, impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikuler ke cabang berkas kanan dan kiri, dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke Jaringan miokard ven¬trikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi Jaringan penghantar tiga sampai tujuh kali lebih cepat daripada melalui miokard ven¬trikel. Maka berkas, cabang dan serabut purkinye dapat mendekati .. kontraksi simultan dari semua bagian ventrikel, sehingga memung-kinkan terjadinya penyatuan kerja pompa maksimal.
7. Siklus Jantung
Pada waktu aktivitas depolarisasi menjalar keseluruh ven¬trikel, ventrikel berkontraksi dan tekanan didalamnya meningkat Pada waktu tekanan di dalam ventrikel melebihi tekanan atriunv katub mitral dan trikuspid menutup dan terdengar sebagai bunyi jantung pertama. Fase kontraksi ventrikel yang berlangsung sebelum katub-katub semilunar terbuka disebut fase kontraksi isovolumetrik. Disebut demikian karena tekanan didalam ventrikel meningkat tanpa ada darah yang keluar, sampai tekanan didalam ventrikel melebihi tekanan aorta atau arteri pulmonalis, disaat mana katub-katub semilunar terbuka dan darah keluar dari ven¬trikel. Ejeksi darah dari ventrikel (terutama ventrikel kiri) berlang¬sung sangat cepat pada permulaan, sehingga kadang-kadang menimbulkan suara yang merupakan komponen akhir dari bunyi jantung satu. fase ini disebut fase ejeksi cepat.
Sesudah darah keluar dari ventrikel maka tekanan didalam ventrikel akan menurun, pada saat tekanan ventrikel menurun lebih rendah dari tekanan aorta atau arteri pulmonalis, maka katub-katub semilunar akan menutup dan terdengarlah bunyi jantung kedua.
Selama katub mitral dan trikuspid tertutup, darah dari vena pulmonalis dan vena kava tetap mengisi kedua atrium yang menye-babkan peningkatan tekanan diatrium. Sementara itu tekanan dikedua ventrikel terus menurun sehingga menjadi lebih rendah dari tekanan atrium, dan katub mitral serta trikuspid akan terbuka.
Setelah katub mitral dan katub trikuspid terbuka, maka darah akan mengalir dari kedua atrium ke kedua ventrikel, mula-mula secara cepat (fase pengisian cepat). dan makin lama makin lambat sampai berhenti, yakni sewaktu tekanan di atrium dan ventrikel sama.
Sebelum saat akhir diastole ventrikel (diastole ventrikel dimulai sesudah penutupan katub semilunar), aktivitas listrik yang menimbulkan gelombang P pada EKG menyebabkan atrium berkontraksi, dan sisa darah didalam atrium akan masuk kedalam ventrikel. Kemudian mulailah kontraksi ventrikel lagi. Terbukanya katub ini tidak menimbulkan suara kecuali bila ada kelainan katub (opening snap pada stenosis mitral). Fase diantara penutupan katub semilunar dan pembukaan katub mitral atau trikuspid dinamakan fase relaksasi isovolumetrik ventrikel.
8. Tahap Jantung
Jantung bekerja selama kita hidup dan membutuhkan inakanan yang berasal dari darah dengan tahap kerja sebagai berikut:
• Tahap kontriksi : Ventrikel jantung dalam keadaan menguncup dan katup (bikuspidalis dan trikuspidalis) dalam keadaan tertutup. Val-vula semilunaris terbuka sehingga darah dari ventrikel kanan mengalir ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru, sedang-kan darah dari ventrikel kiri mengalir ke aorta lalu diedarkan ke seluruh tubuh.
• Tahap dilatasi : Jantung mengembang, katub bikuspidalis dan trikuspidalis terbuka sehingga darah dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri begitupula pada jantung sebelah kanan.
• Tahap istirahat : Darah masuk dalam kedua bagian jantung, yaitu jantung kanan dan jantung kiri.
9. Pengaturan Jantung Normal
Dua cara dasar pengaturan kerja jantung yaitu:
a. Autoregulasi intrinsic, yaitu pemompaan karena perubahan volume darah.
b. Refleks, yaitu yang mengawasi kecepatan dan kekuatan kon-traksi jantung. Dalam hal ini jantung dipengaruhi oleh saraf simpatik dan parasimpatik.
10. Peredaran Darah
Pembuluh darah adalah parasarana jalan bagi aliran dara Secara garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Peredaran besar (sirkulasi sistemik), yaitu dari jantung – seluruh tubuh - jantung.
b. Peredaran darah kecil (sirkulasi pulmonal), yaitu jantung - paru- jantung.
Darah kotor - atrium kanan - katup trikuspidal - ventrikel kanan - katup pulmonal - paru (CO2 dibuang dan O2 diambil) - atrium kiri - katup mitral - ventrikel kiri - katup aorta - seluruh tubuh. Jadi jantung kanan bersisi darah kotor dan jantung kiri berisi darah bersih.
E. Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas testis, vesika seminalis, Kelenjar prostat, epidermis, vas deferen, semen, uretra, penis, skrotum.
1. Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun atas kulit, fasia, dan I otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh yang pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa. Ada otot dartos yaitu suatu lapisan serat dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scro¬ta! sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. Ada dua kantong scrotal, yang setiap scrota! berisis satu testis tonggal yang dipisahkan oleh septum internal.
2. Testis
Adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4-5 cm dan diameter 2,5 cm. Fungsi untuk menghasilkan hormon testosteron dan sperma. Dibagian kelenjar testis ada beberapa bagian yaitu:
- Tunika albuginea, yaitu kapsul yang membungkus testis yang merentang kearah dalam yang terdiri dari sekitar 250 lobulus.
- Ttibulus seminiferus, yaitu tempat berlangsungnya sper-matogenesis yang terlilit dalam lobulus. Didalamnya terdapat sel Sertoli yang fungsinya adalah memberi nutrisi pada spermatozoa yang sedang berkembang, pembentuk-an hormon testosteron dan estrogen serta produksi hormon inhibin (negative feedback) sehingga FSH turun.
- Duktus, yang membawa sperma matur dari testis kebagian eksterior tubuh.
- Dalam testis sperma bergerak kelumen tubulus seminiferus, kemudian menuju tubulus rekti, kemudian menuju jaring-jaring kanal testis yang bersambungan dengan 10 - 15 duktnhis eferen yang muncul dari bagian atas testis.
- Epididimis, yaitu tuba terlilit yang panjangnya mencapai 4-6 meter yang terletak disepanjang sisi posterior testis. Dibagian ini menerima sperma dari duktus aferen. Fungsi epididimis sebagai tempat pematangan sperma. Epididimis menyimpan sperma dan manipu mempertahankannya sampai enam minggu. Selama enam minggu ini sperma akanmenjadi motil, matur, sempurna dan mampu melaku-kan fettilisasi.
- Duktus deferen, adalah kelanjutan dari epididimis yang berupa tuba lurus yang terletak dalam korda spermatic yang mengandung pembulu darah dan pembulu limfatik, Syaraf SSO, otot kresmater dan jaringan ikat. Duktus ini mengalir dibalik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejaculator.
3. Duktus Ejakulasi
Merupakan tempat pertemuan pembesaran (ampula) dibagian kedua ujung dukktus deferen dan duktus dari vesika seminalis. Panjang mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
4. Uretra
yang merentang dari kandung kemih sampai ujung penis sebagai saluran sperma dan urine.
5. Kelenjar Aksesoris
- Sepasang vesikel seminalis, yang merupakan kantong terkonvulsi (berkelok-kelok) yang bermuara kedalam duktus ejaculator menghasilkan secret berupa cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, yang berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi sperma, meningkatkan
- PH ejakulat dan mengandung prostaglandin yanj menyebabkan gerakan spermatozoa lebih cepat, sehingg. lebih cepat sampai ke tuba fallopii Setengah lebih sekres: vesika seminalis adalah semen.
- Kelenjar prostat, mengeluarkan cairan basa yang menye-rupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama seng-gama dan meningkatkan motilitas sperma yang optimum pada pH 6. 0 sampai 6. 5. Kelenjar ini membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya usia 20 tahun. Pada banyak lelaki ukurannya bertambah besar seiring ber-tambahnya usia, sehingga saat berusia tujuh puluhan tahun dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pem-besaran prostat yang mengganggu perkemihan.
- Kelenjar bulbouretral (cowper), adalah sepasang kelenjar kecil yang ukurannya dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang me-, ngandung mucus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen (sperma¬tozoa + secret).
6. Penis
Adalah organ yang berfungsi untuk tempat keluar urine, I semen serta sebagai organ kopulasi Penis terdiri dari 3 bagian, I yaitu akar, badan dan glans penis yang banyak mengandung] ujung-ujung syaraf sensorik. Badan penis dibentuk dari tiga massa I jaringan erektil silindris, yang terdiri dari 2 korpus kavernosum I dan satu korpus spongiusum ventral disekitar uretra.
a. Mekanisme Ereksi Penis
Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kaver nosum di bawah pengendalian sistem syaraf otak. penis lunak maka stimulus simpatis terhadap arterial nis menyebabkan kontriksi sebagian organ ini, sehinggal aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saatj stimulasi mental atau seksual, stimulasi parasimpatis Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kaver nosum di bawah pengendalian sistem syaraf otak. Penis lunak maka stimulus simpatis terhadap arterial nis menyebabkan kontriksi sebagian organ ini, sehinggal aliran darah melalui penis tetap hanya sedikit. Saatj stimulasi mental atau seksual, stimulasi parasimpati
Gambar : Saluran spermatoid
b. Ejakulasi
Adalah saat pengeluaran sperma yang merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen diejakulasi melalui serangkaian semprotan. Impuls simpatis dari pusat reflek medulla spinalis menjalar disepanjang syaraf spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontriksi peristaltic dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakkan sperma dise-panjang salnran. Impuls parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama. Kontraksi yang stimulan pada vesika seminlais, prostat dan kelenjar bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan semi¬nal yang bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.
c. Kualitas dan Komposisi Semen
Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml dan rata-rata 3 ml. Semen terdiri dari 90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma per ml. Volume sperma mencapai 5% volume semen.
Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan I epididimal, dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikal seminalis.
Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya 24 sampai 72 jam dalam saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan beberapa hari pada suhu rendahl atau dibekukan jika akan disimpan lebih dari satu tahun. I Spermatozoa bergerak dengan ekornya 1-4 mm/mt.
7. Hormon pada Reproduksi Laki-laki
Sebagai pengatur seksual pria dibantu oleh beberapa hormoaj yaitu hormon testosteron, honnon gonadotropin, FSH dan LH.
• Hormon testoteron, diproduksi oleh testis. Hormon ini tanggung jawab terhadap perkembangan dan pemelihar karakteristik seks sekunder laki-laki, yaitu:
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genib Ua laki-laki
- Bertanggung jawab atas pendistribusian rambut ya menjadi ciri khas laki-laki
- Pembesaran laring dan perpanjangan serta penebalan pita suara sehingga menghasilkan suara bernada rendah Meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta meng-akibatkan permukaan kulit mejadi lebih gelap dan lebih kasar.
- Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea serta terlibat dalam pembentukan jerawat serta meningkatkan massa tulang dan otot
- Meningkatkan laju metabolik dasar dan meningkatkan jumlah sel darah merah
- dan meningkatkan kapasitas pengikatan oksigen pada laki-laki
• Hormon FSH, memiliki reseptor pada sel tubulus seminiferus dan diperlukan dalam spennatogenesis
• LH, sebagai perangsang sel interstisial pada laki-laki.
8. Tempat Spermatogenesis
Spematogenesis adalah proses perkembangan spermatogo¬nia menjadi spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari). Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus yang berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spematosis primer. Setelah itu mengalami pembelaan meiosis untuk membentuk 2 spermatosit sekunder. Tahap akhir spennatogenesis adalah maturasi sperma-
id menjadi spermatozoa (sperma). Sperma matur memiliki 1 kepala, 1 badan dan 1 flagelum (ekor).
- Kepala berisi nucleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim diperlukan untuk menembus ovum. Badan mengandung mitochondria yang memproduksi ATP yang diperlukan untuk pergerakan.
- Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).
F. Sistem Reproduksi Wanita
1. Alat Reproduksi Wanita
Terdiri alat / organ eksternal & internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.Eksternal (sampai vagina): fungsi kopulasi . Internal: fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan/ dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
2. Genitalia Eksterna
• Vulva : Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
• Mons pubis / mons veneris: Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
• Labia mayora: Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
• Labia minora: Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
• Clitoris: Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
• Vestibulum: Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
• Introitus / orificium vagina: Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/ hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
• Vagina: Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
• Perineum: Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
3. Genitalia Interna
• Uterus: Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Serviks uteri : Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan/ menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri : Terdiri dari paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
Ligamenta penyangga uterus : Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum touterina.
Vaskularisasi uterus : Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
• Salping / Tuba Falopii : Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
Pars isthmica (proksimal/isthmus) : Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
Pars ampularis (medial/ampula): Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal) : Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping : Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
• Ovarium: Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae "menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
4. Organ Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal
• Payudara: Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.
• Kulit: Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.
5. Poros Hormonal Sistem Reproduksi
• Badan pineal : Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai "tempat roh". Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
• Hipotalamus: Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
• Pituitari/ hipofisis: Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH - luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.
• Ovarium: Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
• Endometrium:Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
(gambar)
Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle.
A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of glands.
B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands.
C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.
D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage.
6. Hormon-Hormon Reproduksi
• GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone): Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).
• FSH (Follicle Stimulating Hormone): Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
• LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone): Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).
• Estrogen: Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. -Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. -Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. -Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
-Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. -Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
• Progesteron: Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
• HCG (Human Chorionic Gonadotrophin): Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
• LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin: Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Ilmu mengenai fungsi dari tubuh yang hidup. Ilmu mengenai fisiologis didasarkan pada fungsi seluler dan molekuler dan untuk mempelajarainya diperlukan pengetahuan mengenai prinsip dasar kimia dan fisika. Bidang khusus mengenai fungsi sistem organ tertentu misalnya neurofisiologi, kardiofisiologi, dan lainnya.
• Organisasi struktural tubuh manusia berkembang dari tingkat terendah (atom dan molehil) sampai tingkat yang lebih tinggi dan lebih kompleks untuk membentuk keseluruhan tubuh.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Perkemihan, Respirasi, Pencernaan, Kardiovaskuler, Sistem reproduksi pria/wanita harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu keperawatan.
2. Pihak akademik perlu menyelenggarakan seminar yang berhubungan seputar Anatomi.
3. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan Perkemihan, Respirasi, Pencernaan, Kardiovaskuler, Sistem reproduksi pria/wanita, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan Anatomi.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel Sloanei anatomi dan fisiologi untuk pemula, 320 : 2004, EGC
Joyce LKee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 421 :1996, EGC
Evelin C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedia, 28 : Gramedia Pustaka Utama
Joyce L.Kee & Evelin R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 509 :EGC
Joyce L.Kee & Evelin, R. Hayes, Farmakologi pendekatan proses keperawatan, 450 : 1996, EGC
Soepardiman, Jacoeb T.Z, Junizaf. (2008) Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita, Kuliah Obstetri Ginekologi.
Setiadi. (2007) Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-27776661803193470162012-02-27T04:49:00.001-08:002012-02-27T04:49:26.615-08:00Pemeriksaan Hemoglobin cara Sahli & Laju endap darah dengan Westergren<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHu8jyhiPP6ceWa1yjFjH2PJtJh9G3Zo6nA2mgbeBbAiCLnM84XBeInO_c5-TNBo2BJ0D0WOFNSqSD8QJiVz7W_NFkZHoPATIGDpI2jO_s6JRcK9C0COZXb-aJgtpgsCOW_uCckH85IAc/s1600/aaaa+p+rudiKROP.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="267" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHu8jyhiPP6ceWa1yjFjH2PJtJh9G3Zo6nA2mgbeBbAiCLnM84XBeInO_c5-TNBo2BJ0D0WOFNSqSD8QJiVz7W_NFkZHoPATIGDpI2jO_s6JRcK9C0COZXb-aJgtpgsCOW_uCckH85IAc/s320/aaaa+p+rudiKROP.jpg" /></a></div>
Nama : Yayang Nur Enida
Pemeriksaan Hemoglobin dengan cara Sahli
- Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini di ukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standard dengan mata biasa.
- Tujuan : Menetapkan kadar Hb dalam darah.
- Alat yang digunakan untuk praktek :
1. Hemoglobinometer (Hemometer) Sahli, terdiri dari :
• Gelas berwarna sebagai warna standard.
• Tabung hemometer dengan pembagian skala putih, 2 sampai dengan 22.
• Pengaduk dari gelas.
• Pipet sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul.
• Pipet pasteur
• Kertas saring/tissue/kain kasa kering.
- Reagen : Larutan HCl 0,1 N dan Aquades
- Cara Pemeriksaan :
a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.
b. Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet sahli sampai tepat pada tanda 20 ul.
c. Hisaplah kelebihan darah yang melekat di ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
d. Masukan darah (20 ul) ke dalam tabung berisi larutan HCl tanpa ada gelembung udara.
e. Bilas pipet sebelum diangkat dengan menghisap&mengeluarkan HCl dari pipet secara berulang(3 kali).
f. Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
g. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan akuades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standard.
h. Miniskus dari larutan di baca.
- Pelaporan : Dinyatakan dalam gr/dl
Hanya dilaporkan dalam angka bulat/ naik setengah. Misal 11, 11,5, dsb.
- Catatan : a. Nilai normal : Laki-laki : 14 -18 gram/dl sedangkan Wanita : 12 -16 gram/dl
- Hasil praktikum : Hb wanita pada percobaan yang pertama didapat 8
Hb wanita pada percobaan yang kedua didapat 6
- Kesimpulannya : Karena darah yang dijadikan sample adalah darah wanita (normalnya wanita itu 12-16) jadi untuk hasil yang didapat adalah tidak normal.
Pemeriksaan Laju Endap Darah (Cara Westergren)
- Prinsip : Darah yang sudah diberi koagulan bila didiamkan dalam waktu tertentu maka sel-sel darah akan mengendap. Dalam hal ini yang dihitung adalah kecepatan waktu mengendapnya.
- Tujuan : Untuk mengetahui banyaknya sel darah yang mengendap dalam waktu tertentu.
- Alat yang diperlukan :
• Tabung Westergren
• Rak Westergren
• Penghisap
• Pencatat waktu
• Pipet berskala
• Semprit 5 ml dan jarumnya
• Botol kecil
- Reagen : Larutan Natrium sitrat 3,8 % (Na sitrat anhydrat)
- Cara Pemeriksaan :
a. Sediakan tabung/botol yang telah diisi dengan 0,4 ml larutan Na sitrat 3,8 %.
b. Hisaplah darah vena sebanyak 1,6 ml, masukan kedalam botol berisi Nasitrat tadi.
c. Campurlah baik-baik larutan ini dengan gerakan melingkar perlahan-lahan.
d. Hisaplah campuran darah kedalam pipet westergren dengan bantuan karet penghisap sampai garis bertanda 0.
e. Birkan pipet dalam sikap tegak lurus di rak westergren selama 60 menit (pasang stopwatch).
f. Bacalah tingginya lapisan plasma pada jam pertama & kedua dari 0 sampai batas plasma dengan endapan plasma.
- Pencatatan pelaporan :Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam milimeter perjam dan 2 jam.
- Catatan : a. Nilai normal : Laki-laki = 0-10 mm/jam sedangkan Wanita = 0-20 mm/jam
- Hasil praktikum : 1. Waktu 08.48 s/d 09.48 jadi LED yang didapat adalah 15
2. Waktu 08.55 s/d 09.55 jadi LED yang didapat adalah 12
- Kesimpulannya : LED yang didapat tidak normal, alasannya bisa diakibatkan karena faktor aktifitas, atau bahkan intake makanan yang tidak adekuat. (darah yang dijadikan sample dari darah wanita).
SITUS TTG PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
http://ww5.yuwie.com/blog/entry.asp?id=931184&eid=606734&r=931184
Nama : Yayang Nur Enida
Prodi : S1 Keperawatan
Laporan : Praktikum Biokimia
( 1. Penetapan Golongan Darah ABO
2. Jumlah Leukosit Darah
3. Jumlah Eritrosit Darah)
1. Penetapan Golongan Darah ABO
Prinsip :
Dikenal 4 golongan darah :
A = Eritrosit mengandung aglutinogen A dan serum aglutinin anti-B
B = Eritrosit mengandung aglutinogen B dan serum aglutinin anti-A
O = Eritrosit tidak mengandung aglutinogen dan serum aglutinin anti-A dan anti-B
AB = Eritrosit mengandung aglutinogen A dan B, sedangkan serum mengandung aglutinin
Penetapan golongan darah menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel.
Alat dan bahan :
1. Kaca objek.
2. Serum anti-A (warna biru).
3. Serum anti-B (warna kuning).
4. Darah segar.
5. Blood lancet.
6. Kapas alkohol.
7. Lidi kecil (Tusuk gigi).
8. Faksino steel.
Cara Kerja :
1. Taruhlah di sebelah kiri kaca objek 1 tetes serum anti-A dan disebelah kanan 1 tetes serum anti-B.
2. Setetes kecil darah diteteskan kepada serum itu dan dicampur dengan ujung lidi.
3. Goyangkan kaya dengan membuat gerakan lingkaran.
4. Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata belaka dan konfirmasi hasil yang didapat dengan memakai mikroskop.
Catatan : Kaca objek bisa diganti dengan kartu golongan darah.
Hasil praktikum :
Percobaan ke Darah dari Anti A
(warna biru) Anti B
(warna kuning) Anti AB Hasil
gol darah
1 Maulana (Lk) Menggumpal Menggumpal AB
2 Endah (Pr) Menggumpal Tdk Menggumpal A
3 Dewi (Pr) Tdk Menggumpal Menggumpal B
2. Jumlah Leukosit Darah
Prinsip : terlampir di lampiran 1
Alat dan bahan :
1. Pipet koma yang berwarna putih ujungnya.
2. Bilik hitung.
3. Larutan Etta (supaya darah tidak membeku).
4. Larutan Turek.
5. Jarum.
6. Kaca objek berbentuk persegi (untuk dimasukan ke bilik hitung).
7. Mikroskop.
Cara Kerja :
1. Ambil darah sampai tanda 1, isap larutan turek sampai tanda 11, buka karetnya, kocok-kocok membentuk angka 8.
2. Bersihkan bilik hitung.
3. Darah yang sudah dikocok membentuk angka 8 dimasukan kedalam bilik hitung.
4. Tempelkan kaca objek (berbentuk persegi) ke bilik hitung, sampai ada pelangi (menandakan supaya tidak lepas waktu mengocok kedua kalinya).
5. Isap darah sampai tanda1, dan kelebihannya bersihkan.
6. Masukan kedalam pipet. Tureknya di isap sampai tanda 11, kocok membentuk angka8, pipet putih untuk membantu mengocok.
7. Lihat di bilik, dan hitung, lihat juga ada pelangi atau tidak.
8. Tetesan ke1 buang, tetesan ke2 masukan ke pinggir bilik hitung.
9. Siapkan mikroskop untuk leukosit, memakai pembesaran 10 kali (dilihat yang warna kuning).
Catatan :
- Sel darah putih akan lebih besar dari sel darah merah.
- Setelah hasil perhitungan jumlah leukosit didapat dikalikan dengan 100.
- Hasilnya ditulis dalam mm3.
Hasil praktikum : 21 x 100 = 2100 mm3.
3 Jumlah Eritrosit Darah
Prinsip : terlampir di lampiran 2
Alat dan bahan :
1. Pipet koma yang berwarna merah ujungnya.
2. Bilik hitung.
3. Larutan Etta (supaya darah tidak membeku).
4. Larutan Hayem.
5. Jarum.
6. Kaca objek berbentuk persegi (untuk dimasukan ke bilik hitung).
7. Mikroskop.
Cara Kerja :
1. Ambil darah 0,5 , isap larutan ayem sampai tanda 11, buka karetnya, kocok-kocok membentuk angka 8.
2. Bersihkan bilik hitung.
3. Darah yang sudah dikocok membentuk angka 8 dimasukan kedalam bilik hitung.
4. Tempelkan kaca objek (berbentuk persegi) ke bilik hitung, sampai ada pelangi (menandakan supaya tidak lepas waktu mengocok kedua kalinya).
5. Isap darah sampai tanda1, dan kelebihannya bersihkan.
6. Masukan kedalam pipet. Tureknya di isap sampai tanda 11, kocok membentuk angka8, pipet putih untuk membantu mengocok.
7. Lihat di bilik, dan hitung, lihat juga ada pelangi atau tidak.
8. Tetesan ke1 buang, tetesan ke2 masukan ke pinggir bilik hitung.
9. Siapkan mikroskop untuk eritrosit, memakai pembesaran 10 kali (dilihat yang warna kuning).
Catatan :
- Sel darah merah akan lebih sedikit jumlahnya dari sel darah putih.
- Setelah hasil perhitungan jumlah eritrosit didapat dikalikan dengan 200.
- Hasilnya ditulis dalam mm3.
Hasil praktikum : 609 x 200 = 121.800 mm3.
Prinsip Pemeriksaan Jumlah Eritrosit Darah (Lampiran 2)
Sel darah merah eritrosit membawa hemoglobin di dalam sirkulasi. Ia merupakan cakram bikonkaf yang dibentuk dalam sumsum tulang. Pada mamalia, ia kehilangan intinya sebelum memasuki sirkulasi. Pada manusia, ia bertahan hidup di dalam sirkulasi rata-rata 120 hari. Tiap eritrosit manusia berdiameter 7,5 µm dan tebal 2 µm, serta masing-masing mengandung 29 pikogram hemoglobin. Sehingga ada sekitar 3.000 eritrosit dan sekitar 900 gram hemoglobin dalam darah bersirkulasi pada pria dewasa.
Eritrosit dapat dihitung jumlahnya dengan cara pengenceran menggunakan larutan Hayem yang mempunyai komposisi terdiri dari 5 gr Na-sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr HgCl2 dan aquadest ad 100 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung dan dihitung banyaknya eritrosit.
Setelah dihitung ternyata jumlah eritrosit dalam darah yaitu 6.580.000 per µl. Jumlah normal eritrosit pada pria yaitu 5,4 juta /µl dan pada wanita 4,8 juta /µl. jadi, eritrosit yang didapat praktikum melebihi jumlah normal, mungkin karena pengenceran yang dilakukan tidak merata.
Eritrosit dapat juga lisis oleh obat dan infeksi. Kerentanan eritrosit terhadap hemolisis oleh zat ini ditingkatkan oleh defisiensi enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenasi, yang mengkatalisis tahap awal dalam oksidasi glukosa melalui lintasan heksosamonofosfat. Lintasan ini membentuk NADPH, yang diperlukan untuk memelihara kerapuhan eritrosit yang normal.
Prinsip Pemeriksaan Jumlah Leukosit Darah (Lampiran 1)
Salah satu fungsi darah di dalam tubuh adalah sebagai alat transportasi. Di dalam tubuh darah berperan dalam transport oksigen, karbon dioksida, zat makanan, metabolit- metabolit yang tidak diperlukan, mengatur suhu tubuh normal, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengatur keseimbangan air, mengatasi infeksi, transport hormone untuk metabolisme dan transport metabolit- metabolit antar jaringan. Jumlah darah dalam tubuh sekitar 5-7 % dari berat badan. Pada wanita angka ini sedikit lebih rendah.
Plasma terdiri dari 91 -92% adalah air dan sisanya merupakabn zat- zat yang larut didalamnya berupa protein, enzim, hormon, vitamin, lipid, asam amino, dsb.
Plasma darah ini merupakan system transport yang melayani semua sel melalui medium cairan ekstraselular. Fungsi utama dari sel-sel darah merah( eritrosit) adalah mengangkut Hb yang seterusnya akan membawa oksigen yang berasak dari paru- paru ke jaringan. Sel darah merah normal berbentuk pelat, cekung ganda dan berdiameter 8 mikron. Konsentrasi pada pria lebih besar daripada wanita.
Sel darah putih( leukosit) merupakan unit yang aktif dari system pertahanan tubuh. Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap agen infeksi yang ada. Terdapat beberapa jenis leukosit, yaitu netrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit dan megakarosit. Pada orang dewasa terdapat kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik. Hemoglobin yang terdapat dalam sel sebenarnya merupakan penyangga asam basa yang umumnya adalah protein.
Jumlah eritrosit yang mampu mengkonsentrasikan Hb dalam cairan sel mendekati 34 gr per desiliter Kadar zat- zat yang terlarut di dalam darah selalu dalam batas-batas tertentu dan selalu dalam keadaan dinamik. Perubahan susunan darah dapat memberikan gambaran tentang metabolisme zat- zat yang terdapat dalam darah dan juga gambaran mengenai fungsi jaringan yang berkaitan dengan fungsi metabolisme maupun eksresinya. Darah akan membeku jika dikeluarkan dari tubuh setelah 10 menit. Bila pembekuan darah tidak didinginkan dapat digunakan anti koagulan. Pemakaian antikoagulan dapat mencegah pembekuan darah sehingga dengan pemusingan kita dapat memisahkan sel darh dari plasma darah.
Beberapa contoh koagulan seperti Heparin, K/ Na oksalat, campuran ammonium oksalat dan kalium oksalat ( 3:2), Na sitrat, Etilen Diamin Tetra Asetat(EDTA) Dalam pemeriksaan dengan garam Na ata K perlu diperhatikan hal-hal seperti:
1.Serum atau plasma harus secepatnya dipisahkan.
2.Pemeriksaan dilakukan secepatnya untuk mencegah pengaruh enzim dan zat-zat lain.
3.Sebaiknya protein dan zat-zat lain yang bersifat mereduksi dihilangkan.
Kadar glukosa darah pada manusia setekah mengkonsumsi karbohidrat dapat naik hingga 6,5- 7,2 sedangkan selam puasa kadar glukosa darah akan turun sampai 3,3- 3,9.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-82990955832298865812012-02-27T04:46:00.000-08:002012-02-27T04:46:36.653-08:00Resume Konsep Dasar Psikososial<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSpp2wzZv1eUxH62xn8MOL3gbrLkxVX6amjKCksmm_Xrl-yMNb6IfjiFvfr2xoSjBZgXeOxiJ1vBngOAzx6N-z6jOjJ3gV3DtVedIS4bxv_lVugOAKnnOansHHcVHVXJruuX74IUj0btU/s1600/Fresh3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSpp2wzZv1eUxH62xn8MOL3gbrLkxVX6amjKCksmm_Xrl-yMNb6IfjiFvfr2xoSjBZgXeOxiJ1vBngOAzx6N-z6jOjJ3gV3DtVedIS4bxv_lVugOAKnnOansHHcVHVXJruuX74IUj0btU/s320/Fresh3.jpg" /></a></div>
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966). Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.
Kebutuhan akan inklusi :
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.
Kebutuhan akan kontrol :
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh: Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain atau diri sendiri. Intervensi keperawatan yang membantu pasien menerima tanggung jawab untum membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan control.
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan intimasi.
Rentang Respon Emosional :
RENTANG RESPONS EMOSIONAL
Respons Adaptif Respons Maladaptif
Kepekaan emosional Reaksi berduka takterkomplikasi Supresi emosi Penundaan reaksi berduka Depresi/mania
Pengertian:
a. Kepekaan emosiaonal
adalah Respons emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal sesorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
b. Reaksi berduka takterkomplikasi
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilngan yang nyata serta terbenam dalam proses berdukanya.
c. Supresi emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatandengan emosi atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
d. Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.
e. Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f. Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah tersinggung.
Konsep Diri
Konsep diri adalah Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Berkembang secara bertahap, saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan orang lain.Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan. Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.
Komponen KD :
1. Body Image ( Citra tubuh)
- Sikap terhadap tubuh secara sadar dan tidak sadar.
- Mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh dulu dan sekarang.
2. Ideal diri
Persepsi individu → bagaimana harus berprilaku sesuai standar prilaku.
Akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3. Harga diri (HD)
Penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis → sejauh mana prilaku memenuhi ideal diri.
Sukses → HD tinggi, gagal → HD rendah
HD diperolah dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran diri (PD).
Pola sikap, prilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
5. Identitas Diri
Kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek dari KD sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Faktor yang mempengaruhi KD :
1. Tingkat perkembangan dan kematangan
Dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak
2. Budaya
Usia anak → nilai diadopsi dari orang tua.
3. Sumber eksternal dan internal
Eksternal → Dukungan masyarakat, ekonomi yang bagus.
Internal → humoris, agamis, berpendidikan
4. Pengalaman sukses dan gagal → meningkatkan/menurunkan KD.
5. Stresor
Stresor (perkawinan, pekerjaan baru, ujian, ketakutan, PHK, dll), jika koping tidak efektif → depresi, menarik diri dan kecemasan.
6. Usia, keadaan sakit dan trauma → mempengaruhi persepsi diri
Kriteria Kepribadian sehat :
1. Citra tubuh yang positif dan kuat
2. ideal dan realitas
3. Konsep diri yang positif
4. Harga diri yang tinggi
5. Kepuasan penampilan peran
6. Identitas jelas.
Ciri konsep diri rendah (carpenito, 1995)
1. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
2. Tidak mau berkaca
3. Menghindari diskusi tentan topic dirinya.
4. Menolak usaha rehabilitasi.
5. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6. Menginglari perubahan pada dirinya.
7. Peningkatan ketergantungan pada orang lain.
8. Adanya tanda keresahan seperti marah, putus asa, menangis.
9. Menolak berpartisipasi dalam perawatan diri.
10. Tingkah laku merusak, seperti penggunaan narkoba.
11. Menghindari kontak social.
12. Kurang percaya diri.
Konsep Manusia
• Manusia adalah mahluk biopsikososial yang Manusia adalah mahluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat sedangkan keadaan ini disebut sehat sedangkan dikatakan sakit apabila gagal dalam dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. lingkungannya.
• Klien masuk ke rumahsakit dan dirawat Klien masuk ke rumahsakit dan dirawat mengalami stress fisik dan mental baik diri mengalami stress fisik dan mental baik diri sendiri, lingkungan maupun keluarga.
Manusia sebagai holistic
• Biologi :
-Manusia merupakan suatu system organ tubuh Manusia merupakan suatu system organ tubuh
-Mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnyaMempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
-Tidak terlepas dari dari hokum alam : dilahirkan, berkembang dan Tidak terlepas dari dari hokum alam : dilahirkan, berkembang dan mati.mati.
• Psikologi :
-Manusia mempunyai struktur kepribadian.Manusia mempunyai struktur kepribadian.
-Tingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaanTingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaan
-Mempunyai daya pikir dan kecerdasanMempunyai daya pikir dan kecerdasan
-Mempunyai kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembangMempunyai kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
• Sosial :
-Manusia perlu hidup bersama dengan orang lain dan saling Manusia perlu hidup bersama dengan orang lain dan saling kerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya kerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
-Dipengaruhi oleh kebudayaan Dipengaruhi oleh kebudayaan
-Dipenaguruhi dan beradaptasi dengan lingkungan socialDipenaguruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
-Dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma Dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada yang ada
• Spiritual :
-Mempunyai keyakinan / mengakui adanya TuhanMempunyai keyakinan / mengakui adanya Tuhan
-Mempunyai pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan
Manusia sebagai system
• Sistem terdiri dari :
Unsur-unsur (komponen, elemen, Unsur-unsur (komponen, elemen, subsistem)subsistem).
BatasanBatasan.
Tujuan Tujuan.
Manusia sebagai system terbuka Manusia sebagai system terbuka yang terdiri daru berbagai yang terdiri daru berbagai subsistem yang saling berhubungan subsistem yang saling berhubungan secara terintegrasi untk menjadi secara terintegrasi untk menjadi suatu suatu total system.
Manusia sebagai system adaptasi
Adaptasi adalah proses perubahan yang Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan lingkungan yang terhadap perubahan lingkungan yang mempengaruhi integritas. Lingkungan mempengaruhi integritas. Lingkungan adalah seluruh kondisi keadaan sekitar adalah seluruh kondisi keadaan sekitar yantg mempengaruhi perkembangan yantg mempengaruhi perkembangan mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme atau kelompok organisme.organisme.
Menurut Roy (1976), Perilaku adaptasi Perilaku adaptasi merupakan perilaku individu secara utuh merupakan perilaku individu secara utuh yang bertadptasi dan menangani yang bertadptasi dan menangani rangsangan lingkungan.
Kebutuhan Psikologis Menurut A.B Maslow :
• Kebutuhan rasa aman nyaman.
• Bebas dari ketakutan, kecemasan.
• Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki :
- Memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan dan persahabatan kehangatan dan persahabatan.
- Mendapat tempat dalam keluarga dan kelompok socialkelompok social
• Kebutuhan harga diri Kebutuhan harga diri
• Perasaan tidak tergantung, kompoten, respek Perasaan tidak tergantung, kompoten, respek terhadap diri sendiri dan orang lainterhadap diri sendiri dan orang lain
• Kebutuhan Perwujudan diri: Dapat mengenal diri dengan baik, tidak Dapat mengenal diri dengan baik, tidak emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif, emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif, percaya diri.
Pengkajian Psikososial
Meliputi: reaksi psikologi atau T L Verbal & Non verbal :
• Mengamati ekspresi muka, apakah menunjukkan Mengamati ekspresi muka, apakah menunjukkan kemarahan, kesedihan, kesakitankemarahan, kesedihan, kesakitan.
• Mengamati TL apa gelisah, melamun, takut, Mengamati TL apa gelisah, melamun, takut, bingung, pendiam, agresif, banyak bicara, bicara bingung, pendiam, agresif, banyak bicara, bicara lambat atau menangis, ada perasaan bersalah dan lambat atau menangis, ada perasaan bersalah dan hanya berespon bila ditanyahanya berespon bila ditanya.
• Respon koping yang digunakan klien apa produktif Respon koping yang digunakan klien apa produktif /adaptif atau tidak produktif / Maladptif /destruktif/adaptif atau tidak produktif / Maladptif /destruktif.
• Respon Adaptif : menurunkan ketegaganganRespon Adaptif : menurunkan ketegagangan.
• Respon Maladaptif : Menarik diri, kecemasan, HDR.Respon Maladaptif : Menarik diri, kecemasan, HDR.
• Persepsi klien terhadap diri sendiriPersepsi klien terhadap diri sendiri.
• Interaksi dengan orang lainInteraksi dengan orang lain.
• Siapa hubungan klien yang palin dekat / paling Siapa hubungan klien yang palin dekat / paling berarti buat klien.
Pengkajian Sosial meliputi :
• Latar belakang sosial : Nama, umur, Latar belakang sosial : Nama, umur, tempat tinggal, status perkawinan, tempat tinggal, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan. pendidikan dan pekerjaan.
• Hubungan yang berarti baik dalam Hubungan yang berarti baik dalam keluarga dan masyarakat, misal: keluarga dan masyarakat, misal: komunikasi terbuka dalam keluarga, komunikasi terbuka dalam keluarga, makan bersama, rekreasi bersama.
Pengkajian Spiritual meliputi :
• Kepercayaan beragama dan nilai-Kepercayaan beragama dan nilai-nilai yang dianut klien.nilai yang dianut klien.
• Kemampuan klien untuk Kemampuan klien untuk mengadakan mekanisme adaptasi, mengadakan mekanisme adaptasi, lemah karena penyakitlemah karena penyakit.
• Keluarga dan pemuka agama dapat Keluarga dan pemuka agama dapat memberikan support / dukungan memberikan support / dukungan psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
• www. Wikipedia.net
• www.google.com
• www.keperawatan online
• www. Kebutuhan dasar.co/http.
• www. Kdm untuk perawat.com.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-53391485079832339252012-02-27T04:40:00.000-08:002012-02-27T04:40:28.728-08:00KONSEP KOMUNIKASIOleh : YAYANG NUR ENIDA
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PveH4TQgFQGe5quE9wBSU2ayBCkJEk7-rL19J3S_qXYJ_v5PF98tQ8mhOh9Vz-5t_VEMyGUk0Cxd7fs3Idj8cOeJw3a1kAc4mfOLDcJd_MyNmmSlSwnxi5bcDMJSrP6q-luwslfGO8M/s1600/idul+fitri+1431H+%25281%2529.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="230" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PveH4TQgFQGe5quE9wBSU2ayBCkJEk7-rL19J3S_qXYJ_v5PF98tQ8mhOh9Vz-5t_VEMyGUk0Cxd7fs3Idj8cOeJw3a1kAc4mfOLDcJd_MyNmmSlSwnxi5bcDMJSrP6q-luwslfGO8M/s320/idul+fitri+1431H+%25281%2529.JPG" /></a></div>
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam kehidupan manusia, tetapi juga dalam kehidupan binatang, tumbuh- tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.
Peristiwa komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi, juga sangat luas dan kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Lebih lanjut, ilmu komunikasi juga merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Artinya pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu komunikasi berasal dari, dan menyangkut, berbagai disiplin (bidang keilmuan) lainnya, seperti linguistik, politik, sosiologi, psikologi, antropologi dan ekonomi.
B. Tujuan
Secara umum tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang konsepsi dan sejarah komunikasi dalam konteks kehidupan manusia serta :
a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah komunikasi keperawatan.
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang konsep komunikasi dari materi yang dicari diluar bangku kuliah.
c. Diharapkan keempat pokok bahasan yang akan dijelaskan dapa t memberikan pengenalan dan pemahaman mengenai konsepsi dan sejarah komunikasi dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi dan Kehidupan Manusia
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak "hampa" atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antarmanusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini (baik secara perorangan, kelompok / organisasi), dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata baik lisan dan/ tulisan) ataupun nonverbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya sikap, tingkah laku, gambar, dan berbagai bentuk tanda lainnya yang mengandung arti). Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon, mengirim surat biasa atau e-mail (electronic mail) ataufax kepada seseorang, sekelompok orang atau organisasi, adalah contoh-contoh dari tindakan komunikasi langsung. Sedangkan yang termasuk komunikasi tidak langsung adalah tindakan komunikasi yang dilakukan melalui perantara. Perantara tersebut bisa berupa media, seperti surat kabar, majalah, radio, TV, dan lain-lain/orang/kelompok/organisasi yang menyampaikan pesan ke pihak yang dituju.
Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia. Tindakan komunikasi ini terus-menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana bentuk dan corak kehidupan manusia di dunia ini seandainya saja jarang atau hampir tidak ada tindakan komunikasi antara satu atau sekelompok orang dengan orang/ sekelompok orang lainnya.
Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi vital dari kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan/ perasaan hati nuraninya kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan /memberitahukan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Melalui komunikasi seseorang dapat mengetahui dan mempelajari mengenai diri orang-orang lain dan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya, baik yang dekat maupun yang jauh. Melalui komunikasi seseorang dapat mengenali dirinya sendiri. Melalui komunikasi seseorang dapat memperoleh hiburan/ menghibur orang lain. Melalui komunikasi seseorang dapat mengurangi /menghilangkan perasaan tegang karena berbagai permasalahan yang dihadapinya. Dengan komunikasi, seseorang dapat mengisi waktu luang. Melalui komunikasi seseorang dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap serta perilaku kebiasaannya. Melalui komunikasi seseorang juga dapat berusaha untuk membujuk dan/ memaksa orang lain agar berpendapat, bersikap/berperilaku sebagaimana yang diharapkan.
Singkat kata, komunikasi bukan saja mempunyai banyak kegunaan, tetapi juga merupakan urat nadi kehidupan manusia. Komunikasi merupakan ciri eksistensi kehidupan manusia.
Contoh kejadian dalam kehidupan manusia sehari-hari yang dapat dinyatakan sebagai peristiwa komunikasi,di antaranya:
• 1. Seorang bayi menangis di tengah malam. Ia baru berhenti menangis setelah disusui oleh ibunya.
• 2. Seorang ibu yang sedang berjalan, berhenti sejenak dan mengamati beberapa buah poster tentang KB dan imunisasi yang terpampang di papan pengumuman di halaman Puskesmas.
Contoh diatas memeberikan gambaran bahwa perostiwa komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individual, diantara dua orang/lebih, kelompok, keluarga, organisasi, melalui media/ dalam konteks publik secara lokal, nesional, regional, dan global. Contoh tersebut juga memberikan gambaranmengenai tindakan-tindakan komunikasi yang dilakukan secara verbal, nonverbal, langsug/ tidak langsung.
B. Definisi dan Karakteristik Komunikasi
Kata atau istilah "komunikasi" (dari bahasa Inggris communication) berasal dari communicatus dalam bahasa Latin yang artinya "berbagi" atau "menjadi milik bersama". Dengan demikian, komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster's New Colleglate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah "suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku."
Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang multidisipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, dan konteksnya yang berbeda satu dengan yang lainnya.Sebagai gambaran, Frank E.X. Dance (1976) dalam bukunya Human Communication Theory, antara lain menginventarisasi 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan berbagai ahli. Dari sekian banyak definisi komunikasi tersebut, berikut adalah tujuh di antaranya:
• Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah/ membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) (Hovland, Janis, dan Kelley, 1995).
• Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lainnya melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964).
• Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan "siapa", "mengatakan apa", "dengan saluran apa", "kepada siapa", dan "dengan akibat atau hasil apa". (Who? says what? In which channel? To whom? With what effect?) (Lasswell, 1960).
• Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang/ lebih (Gode, 1959).
• Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan/memperkuat ego (Barnlund, 1964).
• Komunikasi adalah suatu prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya (Weaver, 1949).
• Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan (Ruesch, 1957).
Ketujuh definisi tersebut masing-masing memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi dari Hovland, Janis dan Kelley menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terjadi antara satu orang dengan orang lainnya. Definisi ini juga memberikan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan tersebut mempunyai tujuan, yakni mengubah/ membentuk perilaku orang-orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi.
Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian. Hal yang disampaikan adalah informasi, gagasan, emosi, keahlian, dll. Sedangkan cara penyampaiannya melalui penggunaan simbol-simbol. Simbol-simbol yang dimaksud dapat berbentuk kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Definisi komunikasi dari Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa(pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Definisi komunikasi dari Gode memberi penekanan pada proses "penularan" pemilikan. Yakni dari semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki satu orang, kemudian (setelah komunikasi) menjadi dimiliki dua orang atau lebih. Kata penularan lebih tepat dipergunakan dalam konteks definisi ini dibandingkan dengan distribusi atau pembagian, karena apa yang dimiliki seseorang (sebelum komunikasi) tidak akan menjadi kurang baik kualitas ataupun kuantitasnya setelah dikomunikasikan kepada orang-orang lainnya.
Bagi Barnlud, komunikasi adalah upaya atau tindakan yang mempunyai tiga tujuan: untuk mengurangi ketidakpastian, sebagai dasar bertindak secara efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego. Menurut Ruesch, komunikasi adalah proses menjalin hubungan, yakni menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Sementara itu, definisi komunikasi dari Weaver memberikan penekanan pada upaya atau kegiatan seseorang dalam mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Tujuh definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa komunikasi mempunyai pengertian yang luas dan beragam. Masing-masing definisi mempunyai penekanan arti dan konteks yang berbeda satu dengan yang lainnya. Untuk keperluan buku ini, menurut penulis, yang dimaksud dengan komunikasi adalah: ”Suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan/atau di antara dua orang/ lebih dengan tujuan tertentu.”
Definisi di atas memberikan beberapa pengertian pokok sebagai berikut. Pertama, komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Empat tindakan tersebut lazim terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini, kemudian disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk pesannya bisa berupa pesan-pesan verbal dan atau nonverbal. Di samping membentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan orang lain. Pesan yang diterimanya ini, kemudian diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru.
Demikianlah keempat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Kedua, pesan merupakan produk utama komunikasi. Pesan ini berupa lambang-lambang yang menjelaskan ide/gagasan, sikap, perasaan,praktek/tindakan. Bentuknya dapat bermacam-macam. Bisa berbentuk kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda,gerak-gerik atau tingkah laku, dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Cara menyampaikan pesan juga dapat dilakukan dengan berbagai macam saluran tergantung dari pilihan para pelaku komunikasi. Dapat secara langsung berhadapan muka, melalui surat biasa, melalui e-mail, melaluifax , berbicara per telepon, melalui surat kabar, melalui TV, radio, dan lain-lainnya. Ketiga, komunikasi juga dapat terjadi dalam diri seseorang,antara dua orang, di antara beberapa orang/banyak orang. Pengertian banyak di sini menunjukkan bahwa jumlahnya besar dan mungkin tidak dapat dihitung. Keempat, komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan kepentingan para pelakunya.
Suatu hal yang perlu ditambahkan di sini adalah bahwa komunikasi tidak selalu harus terjadi dalam arah atau sifat yang bervalensi "positif'(misalnya: pengetahuan menjadi bertambah, merasa senang, timbul saling pengertian, timbul sikap mendukung). Komunikasi juga dapat terjadi dalam arah/sifat yang bervalensi "negatif' dan "netral". Konflik, percekcokan, marah-marah, berkelahi, saling mengancam adalah contoh-contoh peristiwa komunikasi yang bervalensi negatif. Disebut peristiwa komunikasi karena masing-masing pelaku dalam contoh-contoh tersebut terlibat dalam interaksi. Hanya saja aksi dan reaksi yang dilakukan oleh masing-masing pelaku terjadi dalam tujuan yang saling bertentangan. Sementara itu, valensi netral menunjukkan suatu keadaan yang tidak bersifat positif dan juga tidak bersifat negatif. Misalnya, tidak merasa gembira, tetapi juga tidak merasa sedih, tidak mendukung, tetapi juga tidak bersikap menentang.
Dari contoh-contoh definisi yang telah dikemukakan dalam bagian sebelumnya, diperoleh gambaran bahwa komunikasi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
1. Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan /peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan/ sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak "statis", tetapi" dinamis" dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor/unsur. Faktor-faktor/unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku/peserta, pesan (meliputi bentuk, isi dan cara penyajiannya), saluran/ alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil /akibat yang terjadi, serta situasi atau kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.
Misalnya, Si A ingin menjelaskan tentang Keluarga Berencana (KB) kepada si B. Upaya si A dalam merealisasikan keinginannya tersebut akan menjadi suatu proses yang melibatkan banyak faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain: Topik apa yang dibicarakan? (Topik KB secara umum, kaitan KB dengan soal kependudukan,masalah kontrasepsi, kaitan KB dengan pandangan agama). Bagaimana menyampaikannya? (Mengobrol secara tatap muka, melalui telepon, melalui surat, dan lain-lain). Kapan waktunya dan berapa lama? (pagi hari dari jam 7 sampai dengan jam 9, sore hari menjelang magrib, dalam kesempatan bertemu,ketikaistirahat dikantor). Dimana tempatnya? (Di rumah si A, di kantor, di jalan,dll). Bagaimana situasi dan kondisinya? (hanya berduaan, ada orang lain, dalam keadaan santai, serius, saling berbeda pendapat, dan lain-lain). Apa hasil atau akibat yang terjadi? (si A dan si B mempunyai persamaan pendapat tentang soal KB yang dibicarakan, Si A dan/atau si B merasa memperoleh pengetahuan baru tentang soal KB, si A dan/atau si B merasa telah mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan yang bermanfaat, dan lain-lain).
2. Komunikasi Adalah Upaya yang Disengaja Serta Mempunyai Tujuan
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan dan keinginan dari pelaku. Pengertian "sadar" di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkendalikan atau terkontrol, bukan dalam keadaan "mimpi". Disengaja maksudnya bahwa komunikasi dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.
Tujuan komunikasi mencakup banyak hal tergantung dari keinginan/harapan dari masing-masing pelakunya. Misalnya dalam contoh percakapan antara si A dan si B tentang KB, tujuan si A mungkin saja berbeda dengan si B. Si A melalui percakapan tersebut ingin memberitahukan si B tentang KB yang menurutnya penting. Sementara bagi si B, ia mau berbincang-bincang dengan si A mengenai KB bukan karena ia tidak atau kurang mengetahui soal KB tersebut, tetapi mungkin karena ia ingin memelihara hubungan baik dengan si A (misalnya karena sudah lama tidak mengobrol dengan si A).
3. Komunikasi Menuntut Adanya Partisipasi dan Kerjasama Dari Para Pelaku yang Terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang/lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan. Sebagai gambaran, kita kembali ke contoh si A dan si B. Keinginan si A untuk berbincang dengan si B soal KB tentunya akan terlaksana apabila si B berminat dan bersedia untuk mengobrol tentang KB. Proses percakapan, antara si A dan si B akan lebih hidup apa bila kedua-duanya sama-sama aktif berbagi pengetahuan, pengalaman,pendapat dan sikapnya masing-masing. Lebih lanjut, selama proses percakapan berlangsung juga dituntut kerja sama. Misalnya, pada saat si A berbicara, si B mendengarkan, demikian pula sebaliknya. Situasi komunikasi si A dan si B akan berbeda bila mereka sama-sama bicara pada saat yang sama (tidak bergantian), atau kedua-duanya diam saja tidak mau bicara.
4. Komunikasi Bersifat Simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antarmanusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, baik secara lisan ataupun tulisan. Bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta tolong,tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan memerintah/memaksa. Perbedaan tidak hanya menyangkut kata-kata yang digunakan, tetapi juga nada atau intonasinya.
Selain bahasa verbal, juga ada lambang-lambang nonverbal yang digunakan dalam komunikasi seperti "gestura" (gerakan tangan, kaki, raut muka, anggukan kepala/ gerakan bagian tubuh lainnya), warna, sikap duduk atau berdiri, jarak dan berbagai bentuk lambang lainnya. Penggunaan lambang-lambang nonverbal ini lazimnya dimaksudkan untuk memperkuat arti dari pesan yang disampaikan. Sebagai contoh, apabila kita berusaha membujuk seseorang tentang suatu hal, tentunya gaya dan sikap kita berbeda dengan apabila kita sedang memerintah atau memarahi orang tersebut. Contoh lainnya: Apabila kita berbicara dengan pimpinan atau orang yang kita hormati, tentunya sikap duduk atau berdiri dan/atau jarak antara kita dengan orang tersebut akan berbeda dengan apabila kita berbicara dengan sesama teman.
5. Komunikasi Bersifat Transaksional
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang/ proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Apa yang kita terima, nilai besar kecilnya tergantung pada apa yang kita berikan. Misalnya, dalam membeli suatu barang, lazimnya kualitas dan kuantitas suatu barang yang akan kita peroleh tergantung pada jumlah uang yang ada pada kita. Prinsip ini juga berlaku bagi komunikasi. Artinya seberapa besar tujuan yang kita harapkan dari tindakan komunikasi yang dilakukan, tergantung pada seberapa besar pula upaya yang kita lakukan untuk tindakan komunikasi tersebut.
Pengertian "transaksional" juga menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi. Ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan.
6. Komunikasi Menembus Faktor dan Ruang
Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang, maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu dan tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, video text, internet. Kedua faktor tersebut (waktu dan tempat) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.
Banyak contoh yang dapat dikemukakan. Misalnya, melalui telepon si A yang berada di Jakarta, Indonesia dapat berbincang-bincang dengan si B yang berada di New York, Amerika Serikat. Melalui faksimile, si A juga dapat berinteraksi dengan si B pada waktu yang berbeda. Melalui video teleconferencing (konferensi jarak jauh melalui video) si A yang berada di Jakarta, dapat berdiskusi secara serentak dengan si B yang berada di New York, si C yang berada di Tokyo, si D yang berada di Paris, dan si E yang berada di Singapura. Jalannya komunikasi kelima orang tersebut akan nampak dalam situasi berhadapan muka karena masing-masing dapat melihat muka, gerak-gerik dan gaya berbicara dari setiap peserta komunikasi yang terlibat melalui layar kaca (TV). Sementara itu, melalui internet seseorang dapat berinteraksi dengan banyak orang di berbagai penjuru dunia, baik secara serentak ataupun dalam waktu yang berbeda.
7. Perbedaan Antara Komunikasi dan Publisistik
Di Indonesia, perkataan atau istilah "komunikasi" sering kali disamakan/ diberi pengertian yang sama dengan "publisistik". Dua istilah tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda satu dengan yang lainnya. Istilah Publisistik, yang juga berasal dari bahasa latin "publicare ", mempunyai arti "menjelaskan kepada penduduk". Kegiatan-kegiatan publisistik pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu kegiatan individu/ kelompok dalam konteks kepentingan negara. Permulaan dikenalnya ilmu publisistik selalu dikaitkan dengan kegiatan politik atau kegiatan dalam usaha mempengaruhi penduduk atau masyarakat dari suatu negara. Kini, pengertian publisistik mencakup berbagai aspek yang lebih luas, bukan hanya sekadar propaganda. Namun demikian, pengertian publisistik tetap memberikan penekanan pada suatu kegiatan "searah" yang dilakukan seseorang/ sekelompok orang/organisasi dengan tujuan mempengaruhi orang-orang lain/ kelompok-kelompok lain/organisasi-organisasi lain.
Sementara itu, komunikasi, sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lebih mengutamakan interaksi. Apabila publisistik lebih menitikberatkan pada kegiatan dan efek politik maka komunikasi lebih menekankan pada kegiatan dan proses sosial. Lebih lanjut,bidang kajian komunikasi mencakup konteks peristiwa-peristiwa komunikasi yang lebih luas. Mulai dari peristiwa yang hanya menyangkut diri seseorang(intrapribadi), antarpribadi, dalam kelompok/organisasi, antarkelompok/organisasi, sampai ke peristiwa-peristiwa komunikasi dalam konteks publik/ masyarakat secara luas, baik dalam skala lokal, nasional, regional/global. Sedangkan, publisistik lebih dititikberatkan pada konteks peristiwa komunikasi antara seseorang/sekelompok orang/suatu organisasi dengan publik atau masyarakat luas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa publisistik adalah salah satu bidang kajian dari komunikasi.
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, komunikasi adalah salah satu disiplin ilmu yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi menjadi (4) periode. Periode pertama , periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode konsolidasi. Keempat,adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 1960-an sampai sekarang. Tiap periode memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode.
1. Periode TradisiRetorika
Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun Sebelum Masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berlaku sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika".
Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1978; Fross, 1985; Forsdale, 1981). Disebutkan bahwa pada zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan PtahHotep. Namun demikian,tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisasi baru dilakukan di Zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle (Golden, 1987).
Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjukkan kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut, Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur, yakni:
• ethos (kredibilitas sumber),
• pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan), dan
• logos ( hal yang menyangkut fakta).
Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristotle, menuntut tiga (3) faktor, yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang menjadi sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika).
Pokok-pokok pikiran Aristotle ini kemudian dikembangkan lagi oleh Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima (5) unsur:
invento (urutan argumentasi),
dispositio (pengaturan ide),
eloquito (gaya bahasa),
memoria (ingatan),
pronunciatio (cara penyampaian pesan).
Lima unsur ini menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan usaha persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh retorika lainnya yang dikenal pada zaman itu adalah Coraz, Socrates, dan Plato.
Dalam abad pertengahan, studi retorika ini secara institusional semakin mapan, khususnya di negara-negara Inggris,Perancis, dan Jerman. Tokoh-tokoh yang terkemuka pada masa ini, antara lain Thomas Wilson, Francis Bacon, Rene Descartes, Jhon Locke, Giambattista Vico, dan David Hume.
Dalam akhir abad ke-18, prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh Aristotle, Cicero dan Quantilian ini, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian speech communication (komunikasi ujaran) dan rhetoric. Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika sekarang ini menunjukkan pada "kemampuan manusia menggunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lainnya."(Foss et.al.1985: 15). Tokoh-tokoh retorika yang terkenal pada saat ini antara lain: LA Richards, Richard M. Weaver, Stephen Toulmin, Kenneth Burke, Marshall McLuhan, Michel Foucault, Jurgen Habermas, Ernesto Grassi, dan Chaim Perelman.
2. Periode Pertumbuhan
Pertumbuhan komunikasi sebagi salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga perkembangan penting yang terjadi pada masa ini. Pertama, adalah penemuan teknologi komunikasi seperti telepon, telegrap, radio, TV. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya perang dunia I dan II.
Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah pada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi di masa ini. Secara umum, bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politis kenegaraan, Peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan pendidikan, propaganda, dan penelitian komunikasi komersial.
Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan bidang kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi, serta reading and listening. Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran (broadcasting).
Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi juga oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke18) universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Marx Weber, August Comte, Emile Durkheim, dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmuwan Eropa lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Grabriel Tarde dan Georg Simmel.
3. Periode Konsolidasi
Periode setelah Perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periode konsolidasi (Delia, dalam Berger dan Chaffee, 1987). Karena pada masa ini konsolidasi pendekatan ilmu komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh tiga (3) hal, yaitu:
Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks.
Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalah Claude E, Shannon, Norbert Wiener, Harold Lasswell (ahli ilmu politik), Paul F. Lazarsfeld, dan Wilbur Schramm. Harold D. Lasswell(ahli ilmu politik), Paul F. Lazarsfeld (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I.Hovland (keduanya ahli psikologi sosial), disebut oleh Wilbur Schramm ebagai the founding fathers (para pendiri dan perintis) ilmu komunikasi.Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan teori-teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dipandang sebagai institutionalizer, yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi. Institute of Communication Research yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947, merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu, dua tokoh lainnya, yakni Claude E.Shannon dan Norbert Wiener disebut sebagai"insinyur-insinyur komunikasi". Istilah Mass Communication (Komunikasi Massa) dan Communication Research (Penelitian Komunikasi) mulai banyak dipergunakan. Cakupan bidang studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam beberapa bidang tataran, yaitu komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, komunikasi macro-sosial serta komunikasi massa.
Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi diseluruh negara, termasuk negara-negara berkembang studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan.
4. Periode Teknologi Komunikasi (1960-an -sekarang)
Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin telah mulai memasuki periode take off (tinggal landas) sejak tahun 1950. Secara institusional, kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini tercermin dalam beberapa indikator, yaitu: (1) jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika, (2) asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak saja dalam jumlah,tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional, (3) semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi. Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin ilmu komunikasi ini juga tercermin dengan: (1) semakin banyak literatur komunikasi seperti buku-buku/jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah ataupun terapan, monografis, dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya, (2) semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi, (3) semakin banyaknya teori-teori dan model-model komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model komunikasi (Dance,1982; Littlejohn, 1989; MCQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981).
Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor, yaitu: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV Cable, Parabola, video home computers, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision, dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, khususnya dalam konteks center periphery (pusat dan sekelilingnya/pinggirannya), (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokrasi (liberalisasi) ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara-negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi, arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya transborder data flow), aspek-aspek politik dan ekonomi informasi, kompetisi antarmedia, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia, mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antarbudaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN dan SARAN
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Komunikasi bukan saja mempunyai banyak kegunaan, tetapi juga merupakan urat nadi kehidupan manusia. Komunikasi merupakan ciri eksistensi kehidupan manusia.
4.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Konsep komunikasi harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam ilmu keperawatan.
2. Pihak akademik perlu menyelenggarakan seminar tentang konsep komunikasi.
3. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan komunikasi keperawatan umumnya materi-materi yang berkaitan dengan konsep komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Keperawatan.net
• S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D, Komunikasi: Signifikansi, Konsep,dan Sejarah.2009.com
• Kumpulbogerkeperawatan.co.id
• Blogger. Biyank05.comYayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7146198776082338941.post-76867198898037433682012-02-27T04:35:00.000-08:002012-02-27T04:35:03.140-08:00KOMPOSISI DARAH MANUSIA (Dalam Liter)Terimakasih dr. Dadang S. Anwar, S.B. untuk semua ilmu yg sudah diberikan ^_^
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxyUAiTW5xL7Z-kmAKGAyeOyuT0KLyRTSIfhmid3Iz05JsdeNoIIIV0n8EZ11GiIFwuEdYBFpvLA_ENFHbztfFwSVHeqcJcd4UPUQfWSUDT-nayhyphenhyphenxJLtaDmrFKzchY4R-oiwI_zG95cE/s1600/aaaa+Sm+dr+dadangKROP.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="295" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxyUAiTW5xL7Z-kmAKGAyeOyuT0KLyRTSIfhmid3Iz05JsdeNoIIIV0n8EZ11GiIFwuEdYBFpvLA_ENFHbztfFwSVHeqcJcd4UPUQfWSUDT-nayhyphenhyphenxJLtaDmrFKzchY4R-oiwI_zG95cE/s320/aaaa+Sm+dr+dadangKROP.jpg" /></a></div>
Untuk Wanita 4,5 liter darah, Untuk di laki-laki 5,6 liter darah. Tiap hari sebayak 1.324,75 liter darah di daur ulang oleh ginjal. Tiap detik 2 juta sel darah mati. Tiap 1 unit darah (450 ml) bisa menyelamatkan 4 nyawa orang.
Rata-rata waktu hidup sel darah merah 120 hari. Setengah dari sel darah merah manusia berganti tiap minggu.
Tiap mililiter kubik darah mengandung 5 juta sel darah merah (eritrosit), 5000-10.000 sel darah putih (leukosit), 200.000-300.000 trombosit.
Darah berfungsi membawa garam dan zat organik yang terlarut dalam larutan plasma darah. Darah manusia turut berkontribusi sama BB manusia sebayank 8%.
Kadar Hb normal : Bayi baru lahir 17-22 gram/dl darah, anak-anak 11-13 gram/dl darah, wanita dewasa 12-16 gram/dl darah, laki-laki dewasa 14-18 gram/dl darah, wanita lansia 11,7-13,8 gram/dl darah, laki-laki 12,4-14,9 gram/dl darah.YayangNurEnidahttp://www.blogger.com/profile/08370332351018477855noreply@blogger.com0