Selasa, 21 Februari 2012
Peran kepemimpinan
Peran kepemimpinan oleh : Yayang Nur Enida
Tn X seorang kepala di puskesmas Z, Tn. X dalam melaksanakan kepemimpinannya dia cenderung menggunakan gaya kepemimpinan demokrasi. Memperhatikan kepemimpinan dari Tn. X dalam mengambil keputusan selalu melibatkan bawahannya dengan cara musyawarah (melaksanakan lokakarya mini puskesmas).
Tn. X selalu datang pagi dan mengikuti apel pagi, jadi dia memberikan contoh yang baik/ positif pada bawahannya, Tn. X juga bisa mengayomi bawahannya contohnya saja ketika ada konflik antara dokter puskesmas dan perawat, Tn. X bisa menjembatani mereka yang mempunyai konflik sehingga konflik/ masalah bisa diselesaikan.
Kadang-kadang Tn. X ada rapat keluar kota/ daerah sehingga menjadikan nya tidak bisa menegur bawahannya yang bermasalah contohnya pada bawahan yang tidak mengikuti apel pagi tidak bisa diberi teguran oleh Tn. X. Disamping itu Tn. X sering mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Z. Biasanya setelah Tn. X mengikuti seminar/ pelatihan, dia memberitahukan/ menginformasikan kembali apa saja yang didapatnya dari seminar/ pelatihan tersebut kepada bawahannya, Tn. X lebih sering memberi informasi hasil rapat/ seminar kepada bawahannya secara lisan dan menggunakan alat bantu elektronik/ CD, proyektor dan laptop yang ditayangkan pada waktu lokakarya mini.
Tn. X terlihat tidak mempunyai jiwa wirausaha, terlihat dengan cara Tn. X jarang sekali melakukan homecare. Hal ini dikarenakan tenaga masih kurang, geografis sangat sulit dijangkau (jalan untuk motor tidak ada), kendaraan tidak ada.
Dalam menyelesaikan masalah - masalah yang ada di puskesmas Z dia mampu mengatasinya misalnya saja dalam pengaturan sumber daya manusia, dana, fasilitas. Tetapi Tn. X dalam melakukan negosiasi dengan kepala dinas kesehatan dan dinas/ instansi lainnya kurang (misalnya camat), contohnya saja Tn. X tidak pernah berbicara tetang kekurangan tenaga di puskesmasnya.
Jadi Tn. X dalam melaksanakan perannya dalam melakukan peran interpersonal yaitu dalam figurehead (contoh positif) Tn. X merupakan contoh yang baik untuk bawahannya karena dilihat dari Tn X yang mengikuti apel pagi. Tn. X juga bisa menjembatani bawahannya dengan menyelesaikan konflik (kemampuan memimpin/ mengarahkan), tetapi Tn. X dalam peran leader nya kurang dikarenakan Tn. X yang sering tugas keluar daerah/ kota, rapat-rapat dan seminar.
Kemudian yang ke dua dalam peran informational yaitu peran monitor (mencari informasi) Tn. X bisa mencari informasi dengan baik melalui seminar/ pelatihan karena ditugaskan oleh atasan/ mencari sendiri dan juga Tn. X bisa menyampaikan informasi yang dia dapatkan kepada bawahannya (karena Tn. X merasa perlu meningkatkan pengetahuan bawahannya) dengan lisan menggunakan alat bantu elektronik jadi dalam peran sebagai spokeperson (juru bicara) relatif sudah baik.
Dalam peran decisional karena Tn. X tidak mempunyai jiwa wirausaha sehingga dia jarang melakukan kegiatan wirausaha, contohnya Tn. X jarang sekali melakukan homecare dikarenakan beberapa alasan misalnya dari tenaga, geografis, transportasi. Tetapi dalam menyelesaikan masalah Tn. X mampu mengatasi masalah-masalah (karena Tn. X tidak mau ada masalah yang akan menghambat dalam proses pencapaian tujuan puskesmasnya), kemudian dalam mengatur sumber daya Tn. X bisa mengaturnya walaupun dengan keterbatasan tenaga (karena Tn. X bisa mengatur tenaga secara selectif berdasarkan hasil musyawarah). Dalam negosiasi Tn. X jarang berkoordinasi dengan dinkes, dia hanya menunggu petugas dinkes yang datang saja ke puskesmasnya dan tidak pernah berkoordinasi dengan instansi lain, karena Tn X berfikir bahwa penambahan untuk sumber daya dirasakannya sangat sulit/ Terbatas.
Jadi masukan dari kelompok kami bahwa Tn. X dalam hal figurehead, liaison, monitor, diseminator, spokeperson, disturbance handler, resource allocator realtif sudah bauk peru dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan dalam hal leader, entrepreneur, negosiasi, relatif kurang baik untuk itu kelompok kami menyarankan sebaiknya harus balance dalam menjalankan peran kepemimpinannya karena semua peran tersebut saling berkesinambungan, misalnya saja dalam peran Tn. X sebagai leader sebaiknya meskipun sering bepergian keluar kota karena urusan pekerjaan Tn. X harus bisa memperhatikan bawahannya dengan cara menelepon kepada bawahannya yang dianggap kurang mentaati peraturan yang ada.
Dalam mengatasi kekurangan Tn. X di peran wirausaha menurut kelompok kami sebaiknya Tn. X sering melakukan komuniksi/ koordinasi dengan dinkes untuk melengkapi kebutuhan sumber daya dan juga dengan camat supaya mendapatkan dukungan dalam melaksanakan kegiata di puskesmas. Dalam hal negosiasi menurut kelompok kami sebaiknya jangan menunggu petugas yang datang dari Dinas kesehatan tetapi diharapkan Tn. X aktif datang ke Dinas kesehatan dengan membawa proposal kebutuhan puskesmas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar