Kamis, 23 Februari 2012
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Oleh : Yayang Nur Enida S1-KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS
Jl.K.H.Ahmad Dahlan No.20 Ciamis 46216
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Pokok Bahasan : Persfektif Keperawatan Anak
Sub Pokok Bahasan : A. Filosofi Keperawatan Anak
1. Perawatan berfokus pada anak
2. Atraumatic Care
3. Manajemen Kasus
B. Prinsip-prinsip Keperawatan Anak
C. Pradigma Keperawatan Anak
1. Manusia
2. Sehat
3. Lingkungan
4. Keperawatan
Tingkat/ semester : II/ III
Waktu : 1 x 45 Menit (1 jam pelajaran)
• Pembukaan 5 Menit
• Appersepsi 5 Menit
• Kegiatan Inti 25 Menit
• Tanya Jawab 5 Menit
• Tutup 5 Menit
Pertemuan Ke : 1 (satu)
Pengampu/ Penanggung Jawab : 1. Yayang Nur Enida (Koord)
2. Rika Srinurwenda
3. Atin Yuliatin
4. Listiani Agustina
Tujuan Instruksional Umum :
• Mahasiswa dapat memahami materi persfektif keperawatan anak.
• Mahasiswa bisa menerapkan aplikasinya di lapangan.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat mahasiswa dapat menjelaskan tentang :
• Definisi anak.
• Filosofi keperawatan anak.
• Prinsip-prinsip keperawatan anak.
• Paradigma keperawatan anak.
Materi Pelajaran
Anak merupakan seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Walaupun begitu istilah anak juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
Dalam mendefinisikan “anak”, sangat jelas jika mengacu pada ajaran Islam. Dalam agama Islam definisi anak sangat jelas batasannya. Yakni manusia yang belum mencapai akil baligh (dewasa). Laki-laki disebut dewasa ditandai dengan mimpi basah, sedangkan perempuan dengan menstruasi. Jika tanda-tanda puber tersebut sudah tampak, berapapun usianya maka ia tidak bisa lagi dikategorikan “anak-anak” yang bebas dari pembebanan kewajiban.
Kesehatan merupakan fenomena kompleks yang didefenisikan sebagai suatu keadaan kesejahteraaan fisik, mental dan social yang komplet dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit.( WHO ).
Beberapa faktor yang terkait dengan kesehatan anak adalah masalah-masalah kesehatan dan perkembangan IPTEK Kesehatan.
Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya. Ini akan mempengaruhi kesehatan anak bahkan dimulai sejak ia masih di dalam kandungan ibunya. Setiap keluarga memiliki pandangan yang berbeda dalam membesarkan anaknya, seperti yang memiliki perbedaan budaya antara keluarga dengan budaya minang dan keluarga berbudaya batak. Hal-hal yang ditanamkan terhadap anak-anak mereka berbeda sehingga pola hidup dan kesehatan anaknya juga berbeda misalnya dalam kesehatan emosional.
Di tetapkan berdasarkan inisiatif untuk melanjutkan Masyarakat Sehat 2000. Tujuan dan sasarannya saat ini dikembangkan melalui konsultasi yang luas dan bersifat memiliki kolaborasi dan melibatkan masyarakat.
Adapun tujuan Indonesia sehat 2010 adalah:
• Meningkatkan usia hidup sehat.
• Menghilangkan kesenjangan kesehatan.
• Meningkatkan prilaku sehat, perlindungan kesehatan.
• Menjamin akses ke pelayanan, kesehatan berkualitas.
• Menekankan pencegahan di komunitas.
Indikator yang perlu diperhatikan adalah mortalitas dan morbiditas. Dimana, informasi tentang keduanya memberikan informasi tentang:
• Penyebab kematian dan kesakitan.
• Kelompok usia berisiko tinggi terhadap gangguan/penyakit tertentu .
• Kemajuan pengobatan dan pencegahan.
• Bidang/area tertentu dalam konseling kesehatan.
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas Bayi, angka mortalitas bayi merupakan jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup selama tahun pertama kehidupan, yang kemudian dibagi menjadi mortalitan neonatal (usia 28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari-11 bulan). Proporsi Penyakit penyebab kematian bayi (Depkes, 2004):
– Penyakit system pernafasan 29,5 %
– Gangguan perinatal 29,3 %
– Diare 13,9 %
– Penyakit sistem syaraf 5,5 %
– Tetanus 3,68%
– Infeksi dan parasit lain 3,5 %
Mortalitas anak-anak yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985).
Morbiditas dapat merujuk kepada:
• pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat),
• derajat kerasnya penyakit,
• meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi,
• insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi.
• Cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh kecelakaan).
Morbiditas anak-anak banyak disebabkan oleh penyakit akut (penyakit pernapasan 50%, infeksi dan penyakit parasit 11%), cedera 15 %, dan ketidakmampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam derajat tertentu (Pless dan Pless,1997). Morbiditas meningkat pada mereka yang mengalami kesulitan ekonomi. Penyebab utama hal ini adalah terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan. 11 juta balita dunia meninggal/tahun karena infeksi, 54% berkaitan dengan kurang gizi ( WHO, 2002).Angka kurang gizi (Depkes, 2004):
• 1989 ; 37,% 2000 : 24,7%
• 2001 : 26,1% 2002 : 27,3%
• 2003 : 27,5%
• BBLR : 350.000 bayi / tahun.
A. Filosofi keperawatan anak.
Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989).
1. Keperawatan anak
– Konsisten dengan pengertian keperawatan
– Merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus.
2. Tujuan dan Manfaat
– Pencapaian derajat kesehatan yang tinggi bagi anak sebagai satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di keluarga.
– Meningkatkan kepuasaan anak dan keluarga.
– Mengurangi fragmentasi pemberian asuhan.
Perawatan berfokus pada keluarga (family centered care). Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989). System pelayanan dan personel harus juga mendukung, menghargai, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pemberdayaan pendekatan dan pemberian bantuan efektif (Duns dan Trivette, 1996)
Sebagai seorang perawat, kita harus mampu memfasilitasi keluarga dalam pemberian tindakan keperawatan langsung, pemberian pendidikan kesehatan pada anak, memperhatikan bagaimana kehidupan social, budaya dan ekonomi keluarga sehingga dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari keluarga tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan. Perawat juga melibatkan keluarga dalam hal ini yaitu dengan cara mengajak kerjasama/ melibatkan dan mengajarkan pada keluarga tentang perawatan anak ketika sehat maupun sakit.
Konsep dasar Family Center Care:
– Enabling: melibatkan keluarga (memampukan, memberdayakan, dan kemitraan) .
– Empowering : pengambil keputusan.
3. Atraumatic care
Atraumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Atraumatic care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dapak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Contohnya bisa dengan menyiapkan anak sebelum dilakukan prosedur tindakan
Tujuan utama : “DO NO HARM” yaitu :
• Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
• Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
• Mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri.
• Tidak melakukan kekerasan pada anak
• Modifikasi lingkungan fisik
Primary nursing :
• Mendukung pelaksanaan askep anak
• Menjadikan asuhan yang konsisten dan berfokus pada keluarga sebagai komponen integral pada perencanaan dan pelaksanaan.
Lalu menurut javascript:void atraumatic care adalah suatu tindakan perawatan terapeutik untuk meminimalkan distress fisik dan psikologik yang dialami anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan.
Contoh :
Distress fisik : kurang tidur, immobilisasi, gangguan rangsang sensori (nyeri).
Distress psikologis : ansietas, takut, marah, kecewa, malu sedih.
Peran keluarga dalam keperawatan anak keluarga:
– Suatu sistem terbuka.
– terdapat sub / komponen, memiliki tujuan/fungsi, interrelasi dan interdependensi, dipengaruhi oleh system luar.
Fungsi keluarga sendiri yaitu:
– Merawat fisik anak.
– Mendidik anak untuk menyesuaikan dengan kultur.
– Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak secara psikologis/emosional.
Elemen kunci family-centered care diantaranya adalah:
• Mengenal bahwa keluarga bersifat menetap pada kehidupan anak, sedangkan personil dan sistem pelayanan berfluktuasi.
• Memfasilitasi kolaborasi orang tua dan perawat pada semua tingkat asuhan.
• Menghormati keanekaragaman ras, budaya, dan sosio ekonomi dalam keluarga.
• Mengenali kekuatan keluarga dan perorangan serta menghormati perbedaan.
• Mendorong dan memfasilitasi dukungan keluarga dan jaringan kerja.
• Mengerti dan memasukkan kebutuhan perkembangan bayi, anak, remaja dan keluarga dalam sistem asuhan.
• Menerapkan sistem asuhan yang dpt dilaksanakan secara fleksibel.
4. Manajemen kasus (case management).
Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas. Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian askep secara utuh, melalui upaya pengajian, penetuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus baik akut m/p kronis.
Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu berdampak dalam proses penyembuhan pada anak,mengingat anak memilki kebutuhan yang spesifik dan berbeda dengan satu yang lain.
Keterlibatan orang tua dalam pengelolaan kasus sangat dibutuhkan, karena proses perawatan di rumah adalah bagian tanggung jawabnya dengan meneruskan program di rs.
B. Prinsip-prinsip Keperawatan Anak
• Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
• Anak adalah sebagi individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan.
• Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kes, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
• Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawatan bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askeperawatan anak.
• Praktik keperawatan anak mencangkup kontrak dengan anak dan kelurga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek nmoral dan hukum.
• Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.
• Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tukem, sebab ilmu tukem ini akan mempelajari aspek kehidupan anak.
Jika menurut aryuliasunarti prinsip-prinsip keperawatan anak diantaranya :
• Perawat tidak boleh mengabaikan ketrampilan & pengetahuan orang tua anak.
• Perawat tidak boleh mengabaikan kepercayaan anak.
• Perawat harus selalu memperhatikan keadaan kesehatan mental, spiritual dan fisiknya sendiri.
• Perawat juga tidak boleh mengabaikan kemampuannya sendiri untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
C. Paradigma Keperawatan Anak
1. Manusia
Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia antara 0 – 18 tahun,yang sedang dalam proses tukem, yang mepunyai kebutuhan yang spesifik ( Fisik, psikologis, sosial, dan spiritual ) yang berbeda dengan orang dewasa.
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini, juga bukan merupakan harta atau kekayaan ortu yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual.
Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungan, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri.
2. Sehat
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit. Bila anak sakit maka akan mempengaruhi tumbang anak. Sepanjang rentang sakit perlu bantuan perawat
Sehat adalah kedaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya.
Sehat-sakit berada dim suatu rentang mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai rneningggal.
3. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adl lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dim perubahan status kesehatan anak.
Lingkungan internal seperti genetik, kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi.
Lingkungan eksternal seperti status nutrisi, orang tua, sibling, masyarakat, budaya, iklim, status sosial -ekonomi.
Butuh penghargaan (terutama 1-3 th) u/ bentuk harga diri indvidu.
4. Keperawatan
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah utama yaitu askeperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan terapeutik. Difokuskan pada promotif & preventif.
Keluarga dianggap mitra bagi perawat dalam rangka mengoptimalkan tukem anak.
Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak dan keluarganya adalah pemberian dukungan , pemberian penkes.
Kegiatan Belajar Mengajar :
1. Pembukaan
• Dosen membuka pelajaran.
• Memperkenalkan diri.
• Menjelaskan tujuan pengajaran.
• Pentingnya mata kuliah keperawatan anak.
• Referensi yang dipakai.
• Metode pembelajaran yang dipakai.
2. Appersepsi
• Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan pendapat.
3. Kegiatan Inti
Dosen menjelaskan tentang :
• Pengertian persfektif keperawatan anak.
• Pengertian anak.
• Filosofi keperawatan anak.
• Perawatan berfokus pada anak.
• Atraumatic care.
• Menjelaskan tentang manajemen kasus.
• Menjelaskan tentang prinsip-prinsip keperawatan anak.
• Paradigma keperawatan anak.
4. Tanya Jawab
• Dosen memberi kesempatan mahasiswa bertanya.
• Dosen menjawab/menjelaskan tentang pertanyaan dari mahasiswa.
5. Tutup
• Dosen memberikan kesimpulan dari materi persfektif keperawatan anak.
Alat dan sumber pelajaran :
Alat yang digunakan untuk membantu memberikan materi adalah :
• Laptop.
• Proyektor(Infokus).
• Power Point
• Handout
Sumber yang digunakan untuk materi adalah :
Hidayat, A Aziz Almull .2005. “Pengatar Ilmu keperawatan Anak jilid 1”. Jakarta: Salemba
Nelson, Waldo E. 2000. “Ilmu Kesehatan Anak volume 1”. Jakarta: EGC
Sujono & Sukarmin, (2009), Asuhan Keperawatan pada Anak, Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://aryuliasunarti.blogspot.com/2010/04/perspektif-keperawatan-anak.html
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/05/definisi-anak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak
http://www.scribd.com/doc/14365045/PERSPEKTIF-KEPERAWATAN-ANAK
Rochemi, Hemi.NS 2009. “perspektif keperawatan anak”.
Supartini,Yeni. 2004. “Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak 1”. Jakarta: EGC
Evaluasi :
Dosen bertanya kembali tentang pelajaran:
• Bertanya apa yang dimaksud dengan definisi anak
• Bertanya tentang filosofi keperawatan anak
• Bertanya bagaimana prinsip-prinsip keperawatan anak
• Bertanya tentang paradigma keperawatan anak.
Dosen menanyakan kembali kepada mahasiswa tentang materi yang tidak difahami.
Lampiran : -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar