Rabu, 15 Februari 2012

ASKEP LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN

ASKEP LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN Oleh : YAYANG NUR ENIDA BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya populasi usia lanjut menyebabkan kita perlu mengantisipasi meningkatnya jumlah pasien usia lanjut yang memerlukan bantuan dan perawatan medis. Dengan bertambahnya usia tidak dapat dihindari penurunan kondisi fisik, baik berupa berkurangnya kekuatan fisik yang menyebabkan individu menjadi cepat lelah maupun menurunnya kecepatan reaksi yang menyebabkan gerak-geriknya menjadi lamban. Selain itu timbulnya penyakit yang biasanya juga tidak hanya satu macam tetapi multipel, menyebabkan usia lanjut memerlukan bantuan, perawatan dan obat-obatan untuk proses penyembuhan atau sekedar mempertahankan agar penyakitnya tidak bertambah parah. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare dapat di sebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorpsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain d saluran pencernaan. BAB II PEMBAHASAN A. Kasus Pemicu Ibu N 75 tahun tinggal dengan anak pertamann, menantu dan 2 orang cucu, keadaan fisiknya sudah mengalami ompong dan giginya tinggal 3 pada bagian depan. Sehingga sulit untuk mengunyah makanan yang keras kebiasaan makan tidak teratur dan tidak pernah melakukan olahraga. Ibu N memiliki riwayat gastritis 3 tahun yang lalu. Saat ini Ibu N sedang mengalami diare karena pola makannya suka mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam. B. Teori penuaan yang terkait dengan kondisi klien • Teori Biologis yaitu Teori jam genetik Menurut Hayflick (1965), secara genetik sudah terprogram bahwa material di dalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetik terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies-spesies tertentu memiliki harapan hidup (life span) yang tertentu pula. Manusia yang memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel-selnya diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah itu akan mengalami deteriorasi. • Teori mutagenesis somatik Bahwa begitu terjadi pembelahan sel (mitosis), akan terjadi mutasi spontan yang terus-menerus berlangsung dan akhirnya mengarah pada kematian sel. • Teori sistem imun adalah Kopetensi yang menurun dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan infeksi, penyakit autoimun dan kanker. C. Perubahan akibat proses penuaan terkait kondisi klien • Gastrointestinal a. Berkurangnya intake makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. b. Berkurangnya kemampuan mengunyah makanan (makanan keras) akibat kerusakan gigi atau ompong. c. Esophagus (kerongkongan) mengalami pelebaran. d. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori menurun. e. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. f. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah sehingga menyebabkan produksi hormon dan enzim pencernaan dan biasanya menimbulkan konstipasi. g. Penyerapan makanan diusus menurun. D. Data – data yang diperlukan pada klien tersebut diatas 1. Tanda – tanda vital • Terjadi peningkatan suhu tubuh • Terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan (normal : 14 – 20 x/mnt) • Peningkatan frek. denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah • Tekanan darah menurun 2. Pemeriksaan Fisik : • Kulit kering dan agak kemerahan • Turgor kulit menurun (Lansia kurang akurat) • Lidah kering dan kasar • Mata cekung • Penurunan BB yang terjadi scr tiba2/drastis (± 1Kg) • Bising usus menigkat (15x/menit) • BAB ≥4x/ hari. 3. Perilaku : • Gelisah • Lemah • Pusing • Tidak nafsu makan • Mual dan muntah • Kehausan (pada lansia kurang signifikan) • Terjadi penurunan jumlah urin E. Identifikasi masalah yang muncul Dari masalah diatas didapatkan data : • Gigi tinggal 3 (pada bagian depan). • Sulit mengunyah makanan khususnya makanan keras. • Makan tidak teratur. • Tidak pernah melakukan olahraga. • Pola makan klien, klien suka mengkonsumsi makanan pedas dan asam. Jadi masalah yang mungkin terjadi pada Ny. N adalah : Masalah o Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual) ditandai dengan klien BAB >4x/hr, mengeluh mual, terlihat muntah. o Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltic usus ditandai dengan klien mengeluh susah makan, BB turun. o Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik ditandai dengan klien mengeluh nyeri di abdomen, meringis sakit. o Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan klien ditandai dengan keluarga mengeluh cemas, terlihat cemas. o Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan informasi terbatas ditandai dengan keluarga klien bertanya tentang keadaan klien. F. Alternatif pemecahan masalah a. Pencegahan Primer :  Melakukan penyuluhan kepada klien/ keluarga tentang diare.  Mempertahankan diet yang seimbang  Mencari bantuan medis jika diare tetap terjadi b. Pencegahan sekunder  Mempertahankan nutrisi yang adekuat dengan ekseimbangan elektrolit.  Jika terjadi malnutrisi diberikan makanan melalui NGT.  Rehidrasi untuk mengganti cairan yang hilang. G. Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien tersebut FORMAT PENGKAJIAN LANJUT USIA Identitas : Nama : Ny. N Umur : 75 Tahun Alamat : Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 12 Ciamis Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Nama Orang terdekat : anak pertama Jumlah anak : 1 Cucu : 2 RIWAYAT MEDIS / EVALUASI FISIK : A. RIWAYAT MEDIS 1. Keluhan utama pasien ( dalam bahasa penderita/keluarga ) Ny. N mengalami diare pada jam 8 hari Rabu. 2. Riwayat Pembedahan/operasi Ny. N tidak dilakukan operasi sebelumnya pada Ny. N 3. Riwayat Opname rumah sakit Ny. N tidak pernah di opname sebelumnya di RS 4. Riwayat Kesehatan lain  Pemeriksaan gigi Giginya ompong dan tinggal 3 pada bagian depan 5. Riwayat Alergi Keluarga mengatakan klien tidak mempunyai alergi. 6. Kebiasaan  Makan sehari – hari  Klien makan tidak teratur, suka memakan makanan yang pedas dan asam.  Olahraga  Klien tidak pernah melakukan olahraga B. Ringkasan gejala 1. Penilaian penderita atas kesehatannya sendiri Lumayan 2. Ringkasan gejala khas. Beri tanda A bila akut, bila kronik K. Berikan penjelasan ringkas pada gejala yang ada : Anoreksia (krn gigi ompong) A Lelah / Capai ................................ A BB turun ....................................... A Insomnia ...................................... - Nyeri kepala ................................. - Gg. Penglihatan ........................... - Gg. Pendengaran ........................ - Gg. Gigi palsu .............................. - Batuk /mengi ............................... - Sesak nafas ................................. - Tak enak dada pd ........................ - Sesak waktu tdr ........................... - Sembab dikaki ............................. - Jatuh ............................................ - Pingsan ........................................ - Nyeri telan .................................... Nyeri perut ................................... A Gg. BAB ....................................... A Kotoran + darah .......................... - Gg. BAK ....................................... - Kencing malam ........................... - Gg. Kaki ....................................... - Lemah............................. A Gg. Rasa ...................................... - Gg. Penglihatan sementara - Sering lupa .................................. - Depresi ........................................ - Mengembara/kelakuan aneh - 3. Status fungsional a. ADL dasar dan instrumental Mandiri Perlu bantuan /pengawasan Tergantung Mandi + Berpakaian + Berdandan + BAB/BAK + Makan + Sediakan makan + Atur keuangan + Atur minum obat2an + C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda vital Tekanan darah 100/60mmhg Nadi 59x/mnt Respirasi 22x/mnt Suhu 37o C Berat Badan 40 kg Tinggi Badan 160 a. Kulit Kulit kering dan agak kemerahan, Turgor kulit menurun (Lansia kurang akurat), b. Pendengaran  Dengar suara normal +/+  Pakai alat bantu dengar -/-  Cerumen impaksi -/- c. Penglihatan Dapat membaca huruf surat kabar, dengan kaca mata +/+, tidak ada katarak pada mata, mata cekung d. Mulut Hiegene mulut baik, tidak memakai gigi palsu, lidah kering dan kasar, mukosa bibir dan mulut kering e. Leher Derajat gerak Normal, tidak ada pembengakakan Kel. Tiroid, kelenjar limfe tdk membesar. f. Dada Tidak ada massa yang teraba. g. Paru – paru Pergerakan simetris, auskultasi kanan dan kiri baik, tidak ada suara nafas tambahan. h. Kardiovascular Irama jantung reguler, bising -/-, Gallop -/-, nadi lemah. i. Abdomen Hati tdk membesar, tidak ada pembesaran limpa, tidak massa pada abdomen, bising usus 15 x/ menit, mual dan muntah, anoreksia. j. Rektum/anus Tidak mengalami lecet, tidak ada masa di rectum, BAB ≥4x/ hari. k. Genital/pelvis Tidak ada atrofi vagina, tidak ada nyeri tekan, Terjadi penurunan jumlah urin l. Muskuloskeletal Tak ada bahu siku Tangan Pinggul Lutut Kaki Deformitas + + + + + + Grk trbts + Nyeri - m. Neurologik/psikologik a. Status mentalis : Baik Terganggu Orientasi : Orang + Waktu + Tempat + Situasi + Daya Ingat : Baru terjadi + Ingat obyek + Setelah 5 mnt + b. Umum Normal Abnormal (jelaskan) Syaraf otak + Motorik : Kekuatan Tonus + + + Sensorik : Tajam Raba Getaran + + + + Gerak langkah + c. Perasaan hati/afeksi Baik d. Tanda – tanda lain  Tremor saat istirahat -/-  Gerakan tak sadar -/- Rencana Keperawatan 1. Dx.1 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual) ditandai dengan klien BAB >4x/hr, mengeluh mual, terlihat muntah. Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi Intervensi Rasional  Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi  Pantau intake dan output.  Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.  Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.  Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium  Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa  Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif  Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui 2. Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltic usus ditandai dengan klien mengeluh susah makan, BB turun. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan Intervensi Rasional  Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.  Menurunkan kebutuhan metabolik  Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan  Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi.  Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet  Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.  Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi  Memenuhi kebutuhan nutrisi klien 3. Dx.3 : Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik ditandai dengan klien mengeluh nyeri di abdomen, meringis sakit. Tujuan : Nyeri berkurang. Intervensi Rasional  Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi  Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri  Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen  Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping  Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan perawatan kulit  Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi  Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi  Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis  Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal  Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya 4. Dx.4 : Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan klien ditandai dengan keluarga mengeluh cemas, terlihat cemas. Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang. Intervensi Rasional Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada keluarga klien yang orang tuanya mengalami masalah yang sama Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan 5. Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan informasi terbatas ditandai dengan keluarga klien bertanya tentang keadaan klien. Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan klien, serta mampu mendemonstrasikan perawatan kliendi rumah. Intervensi Rasional Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan klien Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya. Jelaskan tentang proses penyakit, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri klien. H. Peran keluarga dan perawat gerontik dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia yaitu : a. Aspek Psikologis 1. Melakukan pembicaraan terarah 2. Mempertahankan kehangatan keluarga 3. Membantu melakukan persiapan makan bagi lansia 4. Membantu dalam hal transportasi 5. Membantu memenuhi sumber – sumber keuangan 6. Memberikan kasih sayang 7. Menghormati dan menghargai 8. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia 9. Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian 10. Jangan menganggapnya sebagai beban 11. Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama 12. Mintalah nasihatnya dalam peristiwa – peristiwa penting 13. Mengajaknya dalam acara keluarga 14. Membantu kecukupan hidupnya 15. Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan – kegiatan b. Aspek Keperawatan a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. b. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih seringdengan porsi yang kecil. Contoh menu : • Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti • Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepayaJam 16.00 : Nagasari • Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang c. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akanmemperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi. d. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yangberlemak seperti santan, mentega dll. e. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikanhal-hal sebagai berikut : • Makanlah makanan yang mudah dicerna • Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan • Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik,makanan harus lunak/lembek atau dicincang • Makan dalam porsi kecil tetapi sering • Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan. f. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan. g. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau. h. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :  Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat).  Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula. B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :  Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan askep diare pada lansia umumnya materi-materi yang berkaitan dengan keperawatan gerontik. DAFTAR PUSTAKA Darmojo, R. Boedhi.,dkk.1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC, Jakarta Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta. Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda company, USA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar