Kamis, 23 Februari 2012

ASKEP PADA ANAK DENGAN PNEUMONIA

ASKEP PADA ANAK DENGAN PNEUMONIA Oleh : Yayang Nur Enida
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat (PK) atau di dalam rumah sakit/ pusat perawatan (pneumonia nosokomial/PN atau pnuemonia di pusat perawaatan/PPP). Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%. Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropa. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN di ruangan umum, yaitu dijumpai pada hampir 25% dari semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada saat ventilasi mekanik. PBV didapat pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Risiko PBV tertinggi pada saat awal masuk ke ICU. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Anamnesis epidemiologi haruslah mencakup keadaan lingkungan pasien. tcmpat yang dikunjungi dan kontak dengan orang atau binatang yang menderita penyakit yang serupa. Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu. Bila lebih lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh jamur, mikobakterium atau parasit. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan anak. b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pneumonia pada anak dari materi yang dicari diluar bangku kuliah. BAB II PEMBAHASAN 2.2 Konsep Dasar 2.2.1 Definisi Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. 2.2.2 Etiologi Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti : o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus. o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis. o Aspirasi (paling sering terjadi): Makanan, cairan, lambung. o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas. 2.2.3 Patofisiologi o Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme patogen yaitu virus dan staphylococcus aurens, H. Influenzue, dan streptococcus pneumonae bakteri. o Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus. Terjadinya destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular kedalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas. o Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya ; AIDS, aspirasi benda asing dan congenital yang bisa meningkatkan risiko pneumonia. Streptococcus Pneumonia Respon peradangan Edema alveolar Pembentukan exudate Alveoli & bronkiolus terisi cairan exudat, sel darah, fibrin bakteri 2.2.4 Manifestasi Klinis • Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5 ºC sampai 40,5 ºC). • Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk. • Takipnea (25 – 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur, pernafasan cuping hidung • Nadi cepat dan bersambung • Bibir dan kuku sianosis • Sesak nafas 2.2.5 Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Etiologi/ Penyebab : o Pneumonia bakteri. - Pneumonia Pneumokokus : Anak sangat gelisah, kadang disertai muntah dan diare. - Pneumonia Streptokokus : Merupakan komplikasi dari penyakit virus seperti influenza dan infeksi bakteri lain seperti pneumonia pneumokokus. - Pneumonia Stafilokokus : Pneumonia yang disebabkan oleh staphylococcus aureus, tergolong pneumonia yang berat, karena cepat jadi progresif. o Pneumonia virus : Virus penyebab pnemonia yang paling lazim adalah virus sinsitial pernapasan (repiratory syncitical virus RSV), parainfluenzae, influenzae, dan adenovirus. o Pneumonia Jamur : Candidiasis, histoplasmosis. o Pneumonia aspirasi (Aspirasi Kerosin/ Minyak Tanah) : Aspirasi ini bisa terjadi karena terminum minyak tanah/ bensin. Kesadaran menurun. o Pneumonia hipostatik : Terjadi karena kongesti paru yang lama, misalnya pada penderita penyakit menahun yang berbaring lama. Pneumonia berdasarkan letak anatomic : o Pneumonia lobaris adalah radang paru-paru yang mengenai sebagian besar/seluruh lobus paru-paru. Anak lebih suka tiduran pada sebelah dada yang terkena. o Pneumonia lobularis (bronchopneumonia) adalah radang pada paru-paru yang mengenai satu/beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate. o Pneumonia interstitialis (bronkhiolitis) adalah radang pada dinding alveoli (interstitium) dan peribronkhial dan jaringan interlobular. 2.2.6 Komplikasi Bila tidak ditangani secara tepat diantaranya adalah : o Otitis Media Akut : terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan timbul efusi. o Efusi pleura. o Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps). 2.2.7 Penatalaksanaan dan prognosa Penatalaksanaan Medik o Oksigen. o Cairan, kalori dan elektrolit à glukosa 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml cairan infuse. o Obat-obatan : - Antibiotika ( berdasarkan etiologi). - Kortikosteroid ( bila banyak lendir). Penatalaksanaan Terapeutik o Pengobatan suportive bila virus pneumonia. o Jika kondisi berat harus dirawat. o Berikan fisioterapi dada. Prognosa : dengan pemberian antibiotic yang tepat, mortalitas dapat menurun. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data, pengelompokan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan klien (anak). Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan kesehatan anak yang memungkinkan perawatan melakukan asuhan keperawatan. o Aktivitas/istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas. o Sirkulasi Gejala : riwayat adanya gangguan sirkulasi. Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat. o Makanan/cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi). o Neurosensori Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza). Tanda : perusakan mental (bingung). o Nyeri/kenyamanan Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia. Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan). o Pernafasan Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea. Tanda : o sputum: merah muda, berkarat o perpusi: pekak datar area yang konsolidasi. o premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi. o Bunyi nafas menurun. o Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku. o Keamanan Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam. Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar. o Penyuluhan/pembelajaran Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis. Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari. 3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan infeksi paru ditandai dengan adanya batuk dan meningkatnya sekret. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan: Dispnea,sianosis, takikardia, gelisah, hipoksia. 3.3 Intervensi Keperawatan No dx Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional 1 Anak akan mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan : - Suara nafas paru bersih dan sama pada kedua sisi. - Suhu tubuh dalam batas 36,5 – 37,2OC. - Laju nafas dalam rentang normal. - Tidak ada batuk, sianosis, haluaran hidung, retraksi & diaporesis. Mandiri 1. Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas. 2. Lakukan Phisioterapi dada secara terjadwal. 3. Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks. 4. Lakukan suction secara bertahap. 5. Catat hasil pulse oximeter jika terpasang, tiap 2 – 4 jam. Kolaborasi 1. Berikan Oksigen lembab, kaji keefektifan terapi. 2. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare) 1. Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan. 2. Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi. 3. Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru. 4. Membantu pembersihan jalan nafas 5. Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan. 1. Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru. 2. Pemberantasan kuman sebagai faktor causa gangguan. 2 Anak tidak lagi mengalami gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan tidak timbul lagi dispnea,sianosis, takikardia, gelisah, hipoksia. Mandiri 1. Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas. 2. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku)atau sianosis sentral. 3. Kaji status mental. 4. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif. Kolaborasi 1. Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi. 1. Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum. 2. Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik. 3. Gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen serebral. 4. Tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi tak efektif. 1. Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pe. 3.4 Implementasi Keperawatan Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknik yang telah ditentukan. 3.5 Evaluasi Keperawatan Kriteria keberhasilan: - Berhasil Tuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentikan - Tidak berhasil Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan. BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : o Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. o Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%. o Klasifikasi pneumonia berdasarkan etiologi adalah pneumonia bakteri, pneumonia virus, pneumonia jamur, pneumonia aspirasi, pneumonia hipostatik. dan Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomic adalah pneumonia lobaris, pneumonia lobularis, pneumonia interstitialis. 4.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : o Jika telah terjadi tanda dan gejala pneumonia pada anak sebaiknya segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat, supaya bisa cepat tertangani penyakitnya. o Pneumonia pada anak harus dipelajari, untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu keperawatan, khususnya pada keperawatan anak. o Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan Pneumonia pada anak, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan keperawatan anak. DAFTAR PUSTAKA Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta. Behrman, Kligman, Arvin. Ilmu keperawatan Anak, Edisi 15, 2000. EGC, Jakarta. Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta. http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-anak-pneumonia.html http://id-id.facebook.com/pages/gudang-asuhan-keperawatanaskep/107869790805 http://nursecerdas.wordpress.com/2009/05/02/askep-anak-dengan-pneumonia/ javascript:window.print() Nusalam, Rekawati, Utami Sri. Askep Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan). 2005. Salemba Medika, Jakarta. Prescilla Lemon and Karen. 1996. Medical and Surgical Nursing. California : Addison Wesley. Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta. Staf Pengajar IKA FKUI. Ilmu Keperawatan Anak. Volume 3, 2007. Infomedika, Jakarta. Suriadi, Rita. Askep Pada Anak,Edisi 2, 2005. Penebar Swadaya, Jakarta. Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar