Minggu, 26 Februari 2012

PAP SMEAR

Terimakasih dr. Budi A. Rasas, Sp. OG. untuk ilmu yg sudah diberikan ^_^
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia wanita saat menikah idealnya dilakukan oleh pasangan yang benar-benar matang. bukan hanya berdasarkan sudah menstruasi atau belum, namun juga pada kematangan sel-sel mukosa. Pada perkawinan usia muda mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan pada sel-sel mukosa yang belum matang, sehingga dapat merusak sel-sel pada mulut rahim. (Rieke. P, 2006) Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 27 Tahun 1983, usia calon pengantin bagi wanita adalah diatas 20 tahun, dan bagi pria adalah diatas 25 tahun. Secara umum, seorang perempuan disebut siap fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhannya, yaitu di atas usia 20 tahun. Karena Ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan organ reproduksi. (BKKBN, 2002) Menurut Tim Penanggulangan Kanker Terpadu Pari Purna, RSUD DR Soetomo/ FK UNAIR TAHUN 2000 menyatakan bahwa Pemeriksaan Pap Smear test merupakan suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Terjadinya kanker serviks ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang abnormal, tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker. Pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel abnormal tersebut dapat dideteksi dengan “Pap Smear test” sehingga semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi. Semakin rendah risiko seseorang menderita kanker leher rahim. (Tim Penanggulangan Kanker Terpadu Pari Purna RSUD DR Soetomo/ FK UNAIR Tahun 2000). Oleh karena itu Bidan sangat berperan penting dalam hal ini yaitu dengan memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada wanita usia subur dengan menganjurkan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur, makan-makanan yang bergizi seimbang, istirahat cukup, menjaga kebersihan terutama daerah genetalia, menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker leher rahim. B. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah obstetri dan ginekologi. b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pap smear dari materi yang dicari diluar bangku kuliah. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Kanker Kanker adalah penyakit parah yang bisa menyerang banyak bagian tubuh. Bila diatasi saat maih dini/ belum enyebar, biasanya pengidap kanker masih bisa sembuh, namun bila terlambat diobati, atau kanker sudah mengganas, nyawa seseorang isa terancam. Banyak pasien kanker terlambat memperoleh pengobatan, bahkan sebagian diantaranya tidak mendapatkan pengobatan. Dari banyak pengidap kanker yang meninggal, perempuan sangat menonjol, karena umumnya tidak mencari pertolongan medis (atau tidak dicarikan bantuan) bila belum benar-benar sakit sampai tidak bisa bangun atau bergerak lagi. Jadi kanker bebas berkemban-biak melumpuhkan tubuh perempuan dan baru dketahui setelah memasuki tahap ganas atau lanjut. Bahkan dunia modern pun tidak bisa berbuat apa-apa kalau pasien sangat telat dibawa kerumah sakit. Keterlambatan ini juga ada hubungannya dengan kepercayaan yang keliru, atau tahayul, bahwa perempuan mengidap kanker adalah “perempuan yang dikutuk”. Keluarga dan kenalannya mengasingkan dia. Kasus-kasus pengucilan perempuan pengidap kanker bukan hanya merugikan perempuan itu sendiri, meski ia harus kehilangan nyawanya, tetapi seluruh masyarakat sendiri ikut merasa dirugikan, sebab tidak seorang pun menjadi paham tentang kanker, dann tidak mengerti seluk beluknya, kalau kena kanker mereka takkan segera tahu. Arena tiadk segera tahu, terjadi kelambanan dalam mencarian pertolongan medis. Lagi-lagi nyawa melayang sia-sia. Lingkaran setan ini terus berlanjut bila tidak ada perubahan menyeluruh. Semua mahluk hidup, tumbuhan hewan, dan manusia, memiliki tubuh yang terbuat dari sel-sel. sel-sel ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, melainkan hanya tampak dengan mikroskop. Sel – sel ini memungkinkan tubuh seseorang menjadi seperti sekarang, tumbuh dari anak-anak sampai dewasa. Namun adakalanya sel-selini berubah dan mengalam pertumbuhan abnormal. Munculah daging tumbuh/ benjolan. Inilah tumor. Ada tumor yang jinak dan ganas. Sebagian tumor, benjolan/ daging tumbuh ini bisa hilang sendiri dengan pengobatan, sebagian lainnya nekat bertahan, tumbuh jadi besar, atau merambat makin jauh, dan menyebabkan masaah kesehatan yang serius. Sebagian tumor/ daging tumbuh/ benjolan tidak berkembang sampai menjadi kanker. Tapi ada sedikit itu mengancam jiwa pengidapnya. Kanker mmulai terbentuk saat sebagian sel tubuh seseorang mulai berkembang tidak terkendali, dan menguasai suatu bagian tubuh. Kalau sel-sel yang “ memberontak” ini ditemukan sejak masih dini, ia bisa ditumpas lewat operasi. Bisa juga dilenyapkan melalui obat dan radiasi (penyinaran). Peluang pengidapnya untuk sembuh cukup besar. Tapi sekali kanker menyebar tanpa diapa-apakan, ia makin sulit diatasi, dan akhirnya kesembuhan menjadi nyaris mustahil. B. Penyebab Kanker Setiap orang bisa mengidap kanker, laki-laki atau perempuan. Kanker yang paling umum menyerang perempuan adalah kanker mulut rahim, kanker rahi, dan kanker payudara. Sedangkan jenis-jenis kanker lain yang menyerang perempuan/ laki-laki adalah kanker paru-paru, ca usus besar, ca hati (liver), ca perut, ca mulut dan ca kulit. Penyebab kanker, sebab langsungnya tidak diketahui. Namun ada hal tertentu yang bisa menyebabkan seseorang mungkin mengidap kanker yaitu : - Jika seseorang merokok dan mengunyah tembakau tiap hari, karena nikotin yang terkandung daam tembakau menyebabkan kanker paru (sekaligus memperbesar risiko terkena kanker lain). - Jika seseorang tekena infeksi virus tertentu, misal hepatitis B/ bisul di daerah genital. - Jika seseorang terbiasa makan yang banyak mengandung lemak/ tercemar bahan kimia berbahaya. - Jika seseorang memakai obat tertentu secara tidak tepat/ tidak sesuai dosis dan aturan pakai, antara lain pengobatan hormon. - Jika seseorang tinggal/ bekerja disekitar reaktor/ pembangkit tenaga nuklir. Selain resiko di atas ada juga resiko keturunan. Artinya, sanak saudara seseorang mengidap jenis kanker tertentu, ada kemungkinan anda jjuga memilikinya. C. Pencegahan Kanker Kanker juga bisa ditangkal dengan hidup sehat antara lain : - Makan makanan bergizi. - Jangan merokok/ menguyah tembakau. - Usahakan mengindari bahan kimia di sekitar rumah ataupun tempat kerja. - Usahakan hindari bahan pangan/ makanan olahan yang dibudidayakan/ diolah dengan bantuan bahan kimia. - Lindungi diri dari penularan penyakit lewat hubungan seksual. D. Menemukan dan Mengatasi Kanker Sejak Dini Menemukan gejala kenker sejak dini bisa berarti menyelamatkan satu nyawa. Kanker harus segera diberantas sebelum sempat berkembang ke mana-mana. Ada jenis kanker yang memberikan tanda-tanda peringatan yang bisakita waspadai sendiri. Namun biasanya untuk mengetahui seseorang kena kanker/ tidak, dia harus menjalani tes laboratorium. Caranya, petugas lab periksa sel-sel yang diambil dari bagian tubuh seseorang yang mungkin terkena kanker. Dengan bantuan mikroskop, sel-sel itu bisa diamati. Jenis-jenis kanker yang tidak menunjukan tanda peringatan sebelum menyebar dapat dilacak melalui tes kesehatan secara menyeluruh yakni tes umum yang dilakukan secara rutin (misanya setahun dua kali) untuk mengecek kondisi kesehatan. Bisa juga diketahui lewat tes Pap smear, khususnya untuk kanker mulut rahim E. Kanker mulut rahim Di negara negara kurang berkembang/ negara miskin, kanker mulut rahim sangat sering terjadi. Penyebab utamanya adalah virus papiloma manusia, atau HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini juga menyebabkan tumbuhnya bisul-bisul di genetalia. Kanker mulut rahim berkembang secara perlahan-lahan sekitar 10 tahun. Bila diketahui/ di obati sejak dini, pegidapnya bisa sembuh sepenuhnya. Tetapi banyak perempuan banyak meninggl karena kanker ini, gara-gara ketidak tauan mereka. Perempuan memiliki resiko lebih besar untuk mengidap kanker mulut rahim bila : - usia perempuan sudah lebih dari 35 tahun - perempuan sudah berhubungan seks sejak usia muda (beberapa tahun sesudah mendapat haid/ remaja) - perempuan mempunyai banyak pasangan seksual, atau pasangan perempuan punya banyak mitra seksual lainnya. - perempuan terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks cukup sering, khususnya bisul/ luka di genetalia. - perempuan positif mengidap HIV AIDS. - Perempuan merokok. Tanda-tanda peringatan adanya pertumbuhan kanker mulut rahim diantaranya adalah : Biasanya tidak ada tanda-tanda sedikitpun bila kanker itu belum terlanjur menyebar & mengganas sehingga sulit di berantas. Adapun tanda-tanda yang bisa dilacak lewat tes/ pemeriksaan organ-organ peranakan. Inilah suatu alasan bahwa kenapa perempuan harus menjalani pemeriksaan secara teratur. Perempuan hendaknya melakukan pemeriksaan organ-organ peranakan atau tes pap jika muncul gejala dibawah ini : - Pendarahan abnormal dari vagina - Bau busuk dari vagina - Pendarahan sesudah hubungan seks Semua itu mungkin saja menandakan adanya masalah serius, termasuk kanker mulut rahim tingkat lanjut (sudah menyebar dan sulit ditanggulangi). F. Tes Pap Tes paling umum untuk melacak kanker adalah tes pap, dimana pekerja kesehatan mengerok sedikit jaringan (terdiri atas sel-sel) dari mulut rahim selama pemeriksaan organ-organ peranakan. Proses ini tidak akan menyakitkan. Contoh Jaringan itu lalu dikirim ke laboratorium dan diperiksa dibawah mikroskop. Hasil tes bisa di peroleh setelah beberapa minggu kemudian. Pemeriksaan Pap Smear test dapat dilakukan di Rumah Sakit Pemerintah atau laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau. Bila hasil Pap Test ternyata positif, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsy terarah dan patologi. Pap Smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim, walaupun masih ada tingkat pra kanker (stadium dini), sehingga bisa memberikan harapan kesembuhan 100%. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan hidupnya sulit diramalkan. Menurut Rahmi dalam seminarnya pada tanggal 29 Januari 2008 tentang Cegah Kanker Serviks Dengan Pap Smear, “Dianjurkan semua wanita yang berseksualitas aktif hendaknya melakukan Pap Smear secara teratur. Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut mulai melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena sel-sel abnormal dapat terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu hasil pemeriksaan Pap Smear, pemeriksaan dapat dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun sekurang-kurangnya. G. Konsep Dasar Pap Smear 1. Pengertian Pap Smear Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000). Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim ( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop. 2. Tujuan Pap Smear - Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000). - Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008). - Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. - Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000). 3. Sasaran Pap Smear - Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita melakukan Pap Smear setiap tahun baik wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. - American Cancer Society petulisannya : ” Cancer Related Health Check Up “ menganjurkan sebagai berikut : • Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksual aktif. • Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000) - The British Medical Association Family Health Encyclopedia menganjurkan bahwa seseorang wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya. 4. Syarat Pengambilan Pap Smear Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut : - Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. - Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita - Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan. - Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. - Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan. - Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007). 5. Klasifikasi Pap Smear Klasifikasi menurut Ramli, dkk: 2000, negative: tidak ditemukan sel ganas. Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut : Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000). Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou: 1) Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. 2) Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai: (1) Kuman atau virus tertentu. (2) Sel dengan kariotik ringan. Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan. 3) Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan 4) Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh tiga jalan, yaitu: (1) Dilakukan biopsi. (2) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan (3) Rujuk untuk biopsi konfirmasi. 5) Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000). 6. Teknik Pengambilan Sediaan • Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu : 1) Formulir konsultasi sitologi. 2) Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush. 3) Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label. 4) Spekulum cocor bebek (gravels) kering. 5) Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif Mansjoer, 2000). • Cara pengambilan sediaan : 1) Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita. 2) Gunakan sarung tangan. 3) Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi. 4) Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat digunakan : (1) Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh (2) Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600. (3) Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-1800. (4) Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula. 5) Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat. 6) Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.(Helen Varney, 2007). 7) Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk, 2000). 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain : - Konseling pra pap smear yang tepat: 1) Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. 2) Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita 3) Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan. 4) Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. 5) Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan. 6) Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007). - Cara pengambilan kesediaan Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula - Petugas kesehatan (dokter/ bidan) Bisa disebabkan oleh: 1) Kegagalan memberikan pelayanan tes pap. 2) Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien. 3) Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal. - Labolatorium 1) Kegagalan mendeteksi sel abnormal. 2) Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan 3) Kegagalan mengajukan pengulangan. 4) Hapussan terlalu tipis. 5) Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi. 6) Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %. (Ramli, dkk, 2000) - Petugas laboratorium 1) Cara kerja tidak sesuai prosedur. 2) Reagen yang dipakai sudah expaidet. 3) Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid. 4) Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi. - Faktor karakteristik 1) Umur Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008). 2) Paritas Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999). 3) Sosial ekonomi Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008). 4) Usia wanita saat menikah Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003). - Faktor perilaku 1) Berganti-ganti pasangan Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007) 2) Hygiene alat Genetalia Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 ). 8. Beberapa Hal untuk Menghindari Terjadinya Sel-sel Ganas pada Mulut Rahim -Melakukan Pap Smear secara teratur. - Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, merokok dan lainnya. - Menjaga kebersihan organ intim. - Selalu waspada bila mengalami keputihan dan busuk dari vagina, perdarahan setelah melakukan hubungan intim (Andrijono, 2008). 9. Hubungan Wanita Saat Usia Menikah Dengan Hasil Pemeriksaan Pap Smear Idealnya hubungan seksual dilakukan oleh pasangan yang benar-benar matang. Bukan hanya berdasarkan sudah menstruasi atau belum, namun juga pada kematangan sel-sel mukosa. Jika sel-sel mukosa sudah matang, maka ia tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Pada dasarnya sifat sel selalu berubah setiap saat, mati dan tumbuh lagi. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Umumnya sel-sel mukosa menjadi matang setelah wanita berusia diatas 20 tahun. Dengan demikian umur menikah kurang 21 tahun berpengaruh besar terhadap hasil pemeriksaan Pap Smear dimana terjadi perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim (Andrijono, 2008). BAB III PENUTUP 4.1. Kesimpulan Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : • Kanker mulut rahim berkembang secara perlahan-lahan sekitar 10 tahun. Bila diketahui/ di obati sejak dini, pengidapnya bisa sembuh sepenuhnya. Tetapi banyak perempuan banyak meninggl karena kanker ini, gara-gara ketidak tauan mereka. Perempuan memiliki resiko lebih besar untuk mengidap kanker mulut rahim • Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000). • Umur menikah kurang 21 tahun berpengaruh besar terhadap hasil pemeriksaan Pap Smear dimana terjadi perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim 4.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Pap smear harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu keperawatan. 2. Pihak akademik perlu menyelenggarakan seminar tentang pap smear. 3. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan pap smear, umumnya materi-materi yang berkaitan dengan obstetri dan ginekologi. DAFTAR PUSTAKA • Burns August, Lovich Ronnie, Maxwell Jane, Shapiro Katharine. 1999. Bila Perempuan Tidak Ada Dokter. Yogyakarta. Hal. 496-500. • http://ayurai.wordpress.com/2009/04/15/pap-smear/ • Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000 • Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000 • Seminar tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar