Kamis, 23 Februari 2012

DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA 1

DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA 1
1. Cemas berhubungan dengan menghadapi persalinan ditandai dengan ekspresi ibu yang tidak tenang, keringat dingin. 2. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan uterus, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif ditandai dengan mengeluh sakit, pucat. 3. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan perubahan hormonal ditandai dengan kandung kemih cepat penuh. 4. Koping (penyesuaian diri) keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan ketakutan akan kelahiran. 5. Resiko tinggi pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia jaringan janin ditandai dengan hiperkapnea. 6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kenyamanan ibu ditandai dengan selalu bertanya tentang kapan anaknya lahir. 7. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan ibu bertahan pada posisi untuk meengurangi nyeri. 8. Risiko cedera janin berhubungan dengan hipoksia jaringan ditandai djj dalam batas tidak normal. 9. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan pada jaringan sekitar ditandai dengan ibu mengeluh kesakitan. 10. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran balik vena ditandai dengan pusing, TD turun, DJJ dalam batas normal. 11. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi, posisi ibu hiperventilasi ditandai dengan mukosa bibir kering. Kesimpulan : - Dari 11 yang mungkin muncul pada intranatal kala 1, dapat diprioritaskan diagnosis, yaitu diantaranya : 1. Cemas berhubungan dengan menghadapi persalinan ditandai dengan ekspresi ibu yang tidak tenang, keringat dingin. 2. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan uterus, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif ditandai dengan mengeluh sakit, pucat. 3. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan perubahan hormonal ditandai dengan kandung kemih cepat penuh. 4. Koping (penyesuaian diri) keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan ketakutan akan kelahiran. 5. Resiko tinggi pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia jaringan janin ditandai dengan hiperkapnea. INTERVENSI KEPERAWATAN KALA 1 No. Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1 Tujuan : ibu bisa mengurangi rasa cemas dengan kriteria hasil : ekspresi ibu menjadi lebih tenang. 1. Bina hubungan saling percaya. 2. Berikan dukungan moril kepada ibu. 3. Klasifikasikan kesalahpahaman. 4. Pertahankan sikap terbuka pada ibu/pasangan. 5. Libatkan orang terdekat ibu, sentuhan. 1.rasa percaya memberikan kesempatan pada klien/keluarga – perawat untuk melakukan suatu kerjasama. 2. dukangan moril membantu mengurangi rasa cemas ibu. 3. ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi. 4.penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan. 5.dengan melibatkan org terdekat diharapkan kecemasan ibu berkurang. 2 Tujuan : bisa beradaptasi dengan nyeri dengan kriteria hasil : menggunakan tehnik untuk mengontrol nyeri, Ekspresi wajah klien tidak meringis lagi. 1. Kaji derajat nyeri melalui isyarat verbal dan nonverbal kaji inplikasi pribadi dan budaya serta nyeri. 2. Lakukan pijatan ganda pada pinggul 3. Lakukan Perubahan posisi dan pergerakan 4. Hadirkan pendamping yang terus-menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang mendukung. 5. Berikan kompres hangat dan kompres dingin. 6. Lakukan Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligamen sacroiliaca 7. Jelaskan mengenai proses/ kemajuan/ prosedur yang akan dilakukan. 8. Ajarkan relaksasi dan anjurkan sejak awal persalinan. 9. Observasi kenyamanan persalinan (bukaan, penurunan kepala, bloddy show). 10. Observasi TTV. 11. Siapkan alat-alat untuk bersalin. 1. Sikap pada nyeri dan reaksi pada nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa lalu , latarbelakang budaya , dan konsep diri. 2. Mengurangi rasa sakit di daerah pinggul 3. dengan merubah posisi atau pergerakan diharapkan mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan. 4. dengan perhatian yang diberikan, diharapkan nyeri ibu dapat dialihkan. 5. supaya memberikan sedikir kenyamanan pada ibu dan mengurangi nyeri pada ibu. 6. diharapkan intensitas nyeri pada ibu berkurang. 7. Memeberikan informasi untuk memeperjelas prosedur yang akan dilakukan. 8. Dengan melakukan tehnik relaksasi dapat memberikan kenyamanan pada ibu. 9. Untuk mengetahui tanda permulaan persalinan dan kemajuan persalinan. 10. Dengan observasi TTV perawata bisa mengetahui keadaan ibu dan janin. 11. Dengan menyiapkan alat persalinan dapat mebantu dan memepermudah dalam proses persalinan. 3 Tujuan : meningkatkan dan memudahkan kemajuan dalam persalinan dengan kriteria hasil : bebas dari cedera kandung kemih, mengosongkan kk dengan cepat. 1. Palpasi diatas simpisis pubis. 2. Catat dan bandingkan masukan dan keluaran. 3. Anjurkan upaya berkemih sering min setiap (1-2 jam) 4. Atur posisi klien tegak, alirkan air keran, cucurkan air hangat di atas perineum/ biarkan ibu meniup gelembung melalui sedotan. 5. Ukur suhu, nadi. Perhatikan peningkatan. 6. Lakukan kateterisasi sesuai indikasi 1. Mendeteksi adanya urine dalam KK dan derjat kepenuhan. 2. Haluaran kira-kira sama dengan masukan. 3. Tekanan dari bagian presentasi di KK sering menurunkan sensasi dan menggangu pengosongan komplit.. 4. Memudahkan berkemih 5. Memantau derajat hidrasi. 6. KK terlalu distensi bisa menyebabkan atoni, menghalangi turunnya janin. 4 Tujuan : koping keluarga efektif dengan kriteria hasil : keluarga dapat beradaptasi dengan persalinan yang ibu hadapi. 1. Perkenalkan diri pada keluarga. 2. Pertahankan sikap terbuka pada anggota keluarga ibu/pasangan 3. Berikan informasi pada keluarga tentang pentingnya support dan dukungan. 4. Identifikasi beri dukungan dalam keluarga. 1. Dengan memperkenalkan diri pada keluarga diharapkan bisa membina hubungan saling percaya. 2. Penerimaan penting untuk mempertimbangkan hubungan. 3. support emosional dan fisik mempunyai hubungan signifikan dalam mempercepat persalinan. 4. Membantu menjamin kualitas asuhan karena orang yg mendukung mungkin lebih berhasil daripada petugas dalam memberikan informasi. 5 Tujuan : diharapkan resiko cedera janin tidak terjadi dengan kriteria hasil DJJ dalam batas normal, tidak ada perubahan periodik yang berbahaya. 1. Lakukan pemeriksaan leopold, maneuver untuk tentukan posisi janin. 2. Pantau DJJ manual atau elektronik, perhatikan variasi DJJ. 3. Catat kemajuan persalinan. 4. Atur posisi pasien miring ke kiri. 5. Berikan oksigen sesuai indikasi. 1. Abnormalitas seperti persentasi wajah, dagu, dan posterior. 2. DJJ harus direntang 120-160 DPM dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon pada aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus. 3. Persalinan lama bisa menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, hemoragik, menempatkan janin pada resiko lebih tinggi pada hipoksia dan cidera. 4. Meningkatkan perfusi plasenta, mencegah sindrome hipotensi. 5. Meningkatkan oksigen ibu yang tersedia untuk ambilan fetal. DAFTAR PUSTAKA . Arsinah , shinta siswoyo putri . 2010 . asuhan kebidanan masa persalinan . banjarnegara : graha ilmu. Artikel keperawatan maternitas.2000 .pengalaman kehamilan yang umum. Jakarta. Erniyati, S.Kp., MNS Erniyati, S.Kp., MNS. 2005. Manajemen Askep Maternitas. D-IV PP. http://masalawiners.blogspot.com/2008/08/asuhan-keperawatan-pada-ibu-dan-bayi.html Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Nikmatur , saiful.2008. proses keperawatan teori dan aplikasi . jakarta : AR RUZZMEDIA http://www.scribd.com/doc/38663105/Asuhan-Kehamilan-i-Tuti http://bidanlia.blogspot.com/2010_06_30_archive.html. Lailia Fatkul Janah,S.SiT sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar