Jumat, 24 Februari 2012

kekurangan vitamin A (KVA)

kekurangan vitamin A Disusun oleh : Yayang nur Enida
A. PENGERTIAN KVA(kekurangan Vitamin A) adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan organ lain, akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada mata. Kurang Vitamin A (KVA) pada anak biasanya terjadi pada anak yang Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang, termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita KVA mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut menurun. Namun masalah KVA dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua /ibu tentang gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan KVA walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Kurangnya konsumsi makanan (<80% AKG) yang berkepanjangan akan menyebabkan anak menderita KVA, yang umumnya terjadi karena kemiskinan, dimana keluarga tidak mampu memberikan makanan yang cukup. B. TANDA-TANDA DAN GEJALA KLINIS Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita penyakit campak, diare, ISPA dan penyakit infeksi lainnya. Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID UNICEF/HKI/IVACG, 1996 sebagai berikut: 1. Buta Senja (Hemeralopia, nyctalopia) - XN 2. Xerosis Konjunctiva - XIA 3. Xerosis Konjunctiva disertai bercak bitot - XIB 4. Xerosis Kornea – X2 5. Keratomalasia atau Ulserasi Kornea kurang dari 1/3 permukaan kornea – X3A 6. Keratomalasia atau Ulserasi sama atau lebih dari 1/3 permukaan kornea – X3B 7. Jaringan Parut Kornea (Sikatriks/scar) - XS 8. Fundus Xeroftalmia dengan gambaran seperti “cendol” - XF XN, XIA, XIB, X2 biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan yang baik. Pada stadium X2 merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera diobati karena dalam beberapa hari bisa berubah menjadi keratomalasia. X3A dan X3B bila diobati dapat sembuh tetapi dengan meninggalkan cacat yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan total bila lesi (kelainan) pada kornea cukup luas sehingga menutupi seluruh kornea (optic zone cornea). 1. Buta Senja = Rabut Senja = Rabun Ayam = XN Tanda-tanda: a. Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina b Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-remang setelah lama berada di cahaya terang c. Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja. Cara mendeteksi buta senja pada anak-anak: a. Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/menabrak benda didepannya, karena tidak dapt melihat b. Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila di dudukkan di tempat kurang cahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di depannya 2. Xerosis Konjungtiva = XIA Tanda-tanda: a. Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam b. Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan 3. Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot = X1A Tanda-tanda: a. Tanda-tanda xerosis konjunctiva (X1A) ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar. b. Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat Dalam Keadaan Berat: a. Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjunctiva b Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut c. Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik 4. Xerosis Kornea = X2 Tanda tanda: a. Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea b. Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar c. Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita, penyakit infeksi dan sistemik lain) 5. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3A, X3B Tanda-tanda: a. Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus b. Tahap X3A: bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea c Tanap X3B: bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan kornea d. Keadaan umum penderita sangat buruk e. Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea pecah) Keratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir dengan peforasi dan prolaps jaringan isi bola mata dan membentuk cacat tetap yang dapat menyebabkan kebutaan. Keadaan umum yang cepat memburuk dapat mengakibatkan keratomalasia dan ulkus kornea tanpa harus melalui tahap-tahap awal xeroftalmia. 6. Xeroftalmia Scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut. Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea. 7. Xeroftalmia Fundus (XF) Dengan Ophalmoscope pada fundus tampak gambar seperti cendol C. PENCEGAHAN a. Mengenal tanda-tanda kelainan secara dini b. Bagi yang memiliki bayi dan anak disarankan untuk mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi secara periodik, yang didapatkan umumnya pada Posyandu terdekat. c. Segera mengobati penyakit penyebab atau penyerta d. Meningkatkan status gizi, mengobati gizi buruk e. Memberikan ASI Eksklusif f. Ibu nifas mengkonsumsi vitamin A (<30 hari) 200.000 SI g. Melakukan Imunisasi dasar pada setiap bayi D. PENATALAKSANAAN Umumnya kebutuhan sehari-hari vitamin A,dapat dipenuhi dengan pembverian diet yang mengandung telur, susu, mentega, hati,sayuran yang berupa daun atau yang berwarna kuning/hijau (wortel dan sebagainya), buah-buahan yang berwarna hijau (tomat,papaya, dan sebagainya) Pemberian vitamin A dengan tujuan mengobati defesiensi vitamin A dan menambah persediaan vitamin A dalam hepar. Preparat yang dianjurkan: 1. Oral : oil based solution retinol palmitat atau asetat sebagai kapsul dengan atau tanpa tambahan vitamin E. 2. Intramuskular : water miscible retinol palmitat. Pengobatan xerofalmia: a. Stelah dibuat diagnosa 110 mg retinol palmitat atau 66 mg retinol asetat (200.000 SI)per oral,atau 55 mg retinol palmitat (100.000 SI) intravena. b. Hari berikutnya 110 mg retinol palmitat atau 66 mg retinol asetat (200.000 SI)per oral c. Sebelum dipulangkan atau klinis memburuk/2-4 minggu kemudian 110 mg retinol palmitat atau 66 mg retinol asetat (200.000 SI)per oral Dalam pokok-pokok kegiatan program perbaikan gizi, distribusi kapsul vitamin A,diprioritaskan pada anak balita yang tinggal di daerah misklin dan atau kantong-kantong rawan KVA serta anak balita yang tinggal di daerah dengan angka mordibilitas tinggi terutama penderita campak dan diare serta ibu niofas. DAFTAR PUSTAKA Shenai JP. Vitamin A. In: Tsang RC, Lucas A, Uauy R, Zlotkin S, Eds. Nutritional dees of the preterm infant; Baltimore, Hongkong, London: Williams & wilkins, 1986; 87-97. Specker BL, DeMarini S, Tsang RC. Vitamin and mineral supplementation. In: Sinclair JC, Bracken MB, Eds. Effective care of the newborn infant; Oxford, New York, Tokyo: Oxford University Press, 1992; 161-2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar