Jumat, 10 Februari 2012

FENOMENA SEHAT SAKIT

FENOMENA SEHAT SAKIT Fenomena sehat sakit Faktor Predisposisi (bio-psiko-sosial-kultural) Stressor Presipitasi (sifat-asal-waktu-jumlah) Penilaian primer pada stressor (kognitif-apektif-fisiologis-perilaku sosial) Penilaian sekunder pada sumber koping (kognitif-apektif-fisiologis-perilaku sosial) Mekanisme koping Potensial masalah kesehatan (konstruktif-destruktif : nerotik, psikotik) Rentang respon penyesuaian Respon adaftif-------------------------------respon maladaptif Sehat----------------------------------------------------Sakit Fenomena sehat sakit merupakan gambaran tentang tingkat kemampuan hidup dalam beradaptasi dengan masalah yang dihadapinya. I. Faktor Predisposisi ( Faktor Pendukung ) Faktor-faktor yang menunjang klien mengalami gangguan jiwa. 1. Biologis Genetik, status nutrisi, fisiologis tubuh, racun dalam tubuh. 2. Psikologis Kecerdasan, kemampuan verbal, moral, kepribadian, pengalaman yang lalu, konsep diri, motivasi, kontrol diri. 3. Sosiokultural Umur, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, posisi sosial, budaya, agama / keyakinan, kondisi politis, pengalaman sosial, hubungan sosial. II. Faktor Presipitasi ( Faktor pencetus ) Faktor yang membuat klien akhirnya mengalami gangguan jiwa setelah mengalami faktor-faktor pendukung. Penyebabnya bisa yang ada dalam faktor predisposisi, baik yang ada dalam dirinya maupun yang di luar dirinya. Yang perlu diperhatikan bagaimana kejadiannya, asal stresor, waktu kejadian dan jumlah stresor. 1. Kejadian stresful. Paling tinggi menyebabkan gangguan jiwa. Misal : Kematian, Perceraian. 2. Ketegangan hidup / tekanan hidup Gangguan jiwa bisa timbul karena sesuatu yang kronis, seperti kejenuhan, kerumitan keluarga, ketidakpuasan kerja, kesepian. Bisa juga karena sering mengalami stres, frustasi dan kepekaan atas perubahan yang cepat dalam kehidupan sehari-hari, seperti : selalu terlambat, dompet hilang, jalan macet III. Penanganan pertama terhadap stresor ( Primary Appraisal of a stresor ) Individu akan menilai memproses dan menilai stersor, apakah stres itu cukup kuat atau lemah. Proses ini memakai respon kognitif, afektif, psikologis, perilaku. Penilai Primer terhadap stressor : o Kognitif. o Afektif. o Fisiologis. o Tingkah laku. o Sosial / kultural. 1. Penggunaan kognitif. Fungsi kognitif mempunyai peranan utama pada proses adaptasi. Individu akan menilai kejadian, memilih koping, mengatur reaksi emosi, psikologis, prilaku. Individu akan menghubungan stresor dengan kemampuan dan sumber di lingkungan. Individu akan menilai dampak stresor. Ada 3 penggolongan terhadap stresor : a. Harm/loss : sudah menimbulkan kerusakan b. Ancaman : individu mengantisipasi bahaya yang akan datang c. Tantangan : individu akan berjuang untuk mengatasinya. Faktor yang mempengaruhi proses penilaian kognitif. * Komitmen : Menilai kejadiannya apakah penting untuk individu. * Keyakinan : Individu akan mengevaluasi, kejadian setelah menggunakan koping, respon emosi, apakah masih menyakit atau tidak. 2. Respon afektif terhadap stresor. Individu akan mengalami kecemasan karena adanya stresor sehingga ada respon fisiologis yang bersifat “ Fight or Flight “ (GAS/LAS) 3. Perilaku Perilaku yang terlihat tergantung tingkat kecemasan, perubahan psikologis. 4. Sosial - Mencari arti, informasi tentang masalahnya sebagai bahan untuk kopingnya. - Individu akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan masalah, apakah dari dirinya atau dari luar dirinya. - membandingkan keterampilan atau kemampuan orang lain dengan dirinya pada saat menghadapi masalah yang sama. ( harga diri ) IV. Penanganan sekunder /kedua ( Pengguanan sumber daya ) Individu menilai kemampuan dirinya, koping, sumber daya dan strategi yang bisa dipakai dalam menghadapi masalah. Penilai skunder terhadap sumber : o kognitif. o Afektif. o Respon fisiologis. 1. Mengevaluasi sumber daya untuk koping Mechanik menyebutkan 5 sumber koping yang bisa dipakai : a. Ekonomi b. kemampuan dan ketrampilan individu. c. Tehnik defensif d. Dukungan sosial e. Motivasi Lazarus & Folkam menambahkan ke 5 faktor di atas dengan ; 1. Kesehatan dan energi 2. Kemampuan memecahkan masalah Kemampuan mencari informasi, mengenali masalah, menimbang alternatif, melaksanakan rencana. 3. Keterampilan sosial Melibatkan orang lain dalam memecahkan masalah, mampu bekerja sama, mampu kontrol sosial. 4. Sumber materi Benda, Uang dan pelayanannya yang bisa dibeli dengan uang sering membantu dalam menghadapi stres. Pada fase ini, individu juga menggunakan respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan respon sosial. a. Kognitif : semakin digunakan dalam memilih dan menggunakan koping. b. Afektif : Emosi sudah terlihat dan dinyatakan seperti : cemas, sedih , marah . c. Fisiologis : Hormon – hormon yang berhubungan dengan stres sudah bekerja. d. Perilaku : Terlihat nyata * Fase I : perilaku yang bertujuan mengubah lingkungan yang stresful atau berusaha lepas dari stresor * Fase II : perilaku yang bertujuan mempelajari kemampuan baru untuk mengatasi stres * Fase III : perilaku yang menunjukkan adanya usaha bertahan dari stres * Fase IV : perilaku yang menunjukkan adanya konflik intrapsikis 2. Sistem sosial Bagaimana dukungan dari keluarga , teman , rekan kerja, masyarakat selama individu mengalami stres. Fungsi dukungan sosial. 1. Dukungan emosional. 2. Task – oriented – help (Sumber daya dalam menyelesaikan masalah). 3. Umpan balik & Evaluasi 4. hubungan sosial & Integrasi (merasa bagian dari masyarakat) 5. sumber informasi V. Mekanisme Koping Usaha individu menangani stres 3 jenis mekanisme koping yaitu : 1. Fokus pada masalah Berusaha menyelesaikan masalh : Negosiasi , konfrontasi, minta nasehat. 2.Fokus pada kognitif. Individu mencoba mengontrol masalah. menetralkan, Membandingkan, menyelesaikan, menilai masalah. 3. Fokus pada emosi Individu berusaha meredakan dengan memakai mekanis pertahanan diri atau mekanisme koping yang lain. Koping bisa juga konstruktif atau destruktif Konstruktif : Menyelesaikan masalah dengan positif. Destruktif : Lari dari masalah /menyelesaikan dengan konflik, marah, menyerang. VI. Potensial Masalah Kesehatan Konstruktif / adaptif: Menyelesaikan masalah dengan positif. Destruktif/ maladaptif : Lari dari masalah /menyelesaikan dengan konflik, marah, menyerang. Neoritik/ Gangguan jiwa yang ringan : tidak bisa tidur, nafsu makan. Psikotik/ ggn jiwa berat : (perbuatan – perasaan - pikiran) VII. Respon Adaptif dan Maladaptif Perawat menentukan status klien berdasarkan rentang sehat - sakit Respon Adaftif — Respon Maladaptif ( Sehat ) ( Sakit ) Dinilai dari ; 1. Status Fungsional Kemampuan menjalani tugas sehari – hari dan kemampuan menjalani tugas/ peran sosial., 2. Ststus psikologis. Persepsi individu terhadap kesejahterannya, keadaan mental dan emosional, persepsi terhadap kualitas hidup, kemampuan memakai sumber daya Merasa sejahtera 3. Status klinik. Meliputi faktor resiko terhadap kesehatan, seperti kebiasaan merokok atau Penyakit yang sedang di deritanya. VIII. Konsep Sehat-Sakit Mental (Jiwa) a. Beberapa definisi kesehatan mental: 1. Menurut Jinis ”kemampuan individu untuk mengatasi sterss secara fungsional dengan baik”. 2. Definisi kesehatan jiwa menurut WHO. Suatu keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional seseorang individu secara optimal dan sejauh ini cocok dengan perkembangan optimal individu-individu yang lain. 3. Definisi kesehatan jiwa berdasarkan UU No.23 tahun 1992. tentang kesehatan Jiwa Pasal 24 ayat 1 ” Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal baik intelektual maupun emosional”. o Kondisi sehat jiwa dan kriteria-kriterianya. 1. Kondisi sehat jiwa menurut, Maria Johada: • Sehat jiwa tak dapat dijelaskan dengan konsep sederhana dan item tunggal dari perilaku tidak adekuat • Kriteria untuk menilai sehat jiwa harus dalam bentuk yang operasional dengan sekala dan utama. • Masing-masing kriteria dengan rentang. • Kriteria sehat jiwa menunjukan kecenderungan kearah sehat atau sakit. • Kriteria ini memuat atribut individu. • Kriteria sehat jiwa di katakan optimal bukan absolut. 2. Kriteria sehat jiwa menurut, Maria Johanda: • Sikap positif pada diri sendiri, menerima diri sendiri identitas diri yang memadai, penilaian yang realistik terhadap kemampuan dan kekurangannya. • Serapan terhadap kenyataan. • Integrasi kesatuan kepribadian. • Kemampuan pengembangan kemampuan dasar secara fisik, intelegtual, emosional dan sosial. DAFTAR PUSTAKA Http:// Wikipedia. Org. com http://sely-biru.blogspot.com/2010/08/konsep-sehat-sakit.html Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Kaidah Sehat.Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan RI, 1998. Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan: beberapa konsep beserta aplikasinya. Gajah Mada University Press. Cet. pertama, 1993. hal. 31-36. Potter, Patricia, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktek/Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry; Alih Bahasa, Yasmin Asih et al. Editor edisi Bahasa indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. – Ed.4. – Jakarta ; EGC, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar